Share

Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat
Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat
Author: Badriah Raihan

Bab 1

Author: Badriah Raihan
last update Last Updated: 2024-10-22 11:01:34
Tubuh putriku dipenuhi dengan alat dan selang, wajahnya yang pucat menampilkan warna kemerahan yang tidak sehat.

Aku menggosok mataku, tanpa disangka aku kembali ke pemandangan yang tidak asing ini. Lagi-lagi, aku melihat pemandangan dari kehidupanku sebelumnya, pemandangan yang menyayat hatiku.

Aku gemetar dan meraih tangan hangat putriku, hatiku terasa sakit, air mata pun mengalir di pipiku.

"Ibu merindukanmu, sangat merindukanmu. Tolong maafkan Ibu ...."

Suamiku, Axel Permana, menepuk-nepuk bahuku dari samping.

"Jangan ganggu anak ini lagi. Ayo pergi, sekarang sudah waktunya."

Di bawah desakan suster, aku menggerakkan kaki lemahku keluar dari ruang ICU bersama dengan Axel.

Kami duduk di dalam ruang kantor kecil, lalu dia meletakkan sebuah pulpen di tanganku.

"Kamu sudah melihatnya. Setelah putri kita mati otak, tiap detik hidupnya sama saja dengan penderitaan baginya."

"Tanda tangani saja perjanjian donor organ ini, biarkan anak itu terbebas dari penderitaannya."

Mendengar nada bicaranya yang tak acuh, kebencianku seketika bergejolak dan mengeringkan air mataku.

Aku membanting pulpen itu ke meja dan menyingkirkan tangannya dari bahuku.

"Aku nggak akan tanda tangan! Putriku pasti nggak mati otak!"

Untuk sesaat Axel pun tercengang.

"Bukankah barusan kamu bilang oke? Kamu sudah lihat diagnosis dokter dan tempat ini merupakan rumah sakit terbaik di kota, apa lagi yang kamu nggak percaya?

Percaya?

Melihat Axel yang pura-pura terkejut dan tidak bersalah, aku sepertinya bisa melihat kekejaman di balik semua itu.

Di kehidupan sebelumnya, aku menyesal karena terlalu memercayainya.

Putriku, Miyu, dirawat di rumah sakit terbaik di kota karena menderita radang paru-paru.

Namun aku tidak menyangka bahwa dokter penanggung jawab yang dibawa Axel adalah Sarah Sarindra, wanita yang dicintainya sejak bertahun-tahun yang lalu.

Radang paru-paru tidak seberbahaya itu. Namun setelah aku pergi untuk satu malam, tiba-tiba kondisi putriku memburuk dan dia pun dibawa ke IGD.

Saat aku buru-buru kembali ke rumah sakit, aku mendengar Sarah yang menyatakan bahwa putriku sudah mengalami kematian otak.

Sebelum aku bisa pulih dari syok, Axel menarikku untuk menandatangani perjanjian donor organ.

"Sejak kecil, Miyu merupakan anak yang baik. Sekarang nyawanya bisa menyelamatkan lebih banyak orang. Aku percaya, bahwa jiwa Miyu di surga pasti menyetujuinya."

Aku sudah menangis tersedu-sedu, sementara Axel setengah memaksa dan setengah membujukku untuk menandatangani perjanjian itu.

Apa yang aku tidak tahu adalah, bahwa setelah mereka mencabut ventilator putriku, jantung putriku segera ditransplantasikan pada putri Sarah yang menderita penyakit jantung bawaan.

Aku tidak bisa pulih dari rasa sakit akibat kehilangan putriku, tetapi Axel dengan sangat cepat kembali ke kehidupan normalnya.

Suatu ketika pada kesempatan tertentu, aku melihat Axel di taman hiburan kota sebelah. Seorang anak perempuan yang tidak kukenal sedang duduk di pundaknya, sementara lengannya merangkul Sarah.

Aku mengikuti mereka dan menghadap mereka untuk mengetahui kebenarannya, tetapi mereka malah bekerja sama untuk mendorongku jatuh dari tangga yang tinggi.

Di tengah genangan darah, aku mencengkeram liontin yang berisi helai rambut putriku.

Berapa kali aku ingin kabur melalui kematian? Namun pada saat itu, melihat wajah berseri mereka bertiga mengobarkan api kebencian pada diriku yang sudah rapuh.

Untuk dapat terlahir kembali seperti ini, aku sangat bersyukur.

Tuhan ingin aku balas dendam untuk putriku!

Comments (1)
goodnovel comment avatar
Drs. Natasya
bagus! ngt
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 2

    Memikirkan hal ini, aku ingin sekali menampar kemunafikan itu dari wajah Axel."Sekarang aku akan membawa Miyu ke rumah sakit lain untuk didiagnosis ulang! Aku nggak akan pernah menandatangani perjanjian ini!"Melihat wajahku yang penuh amarah, Axel mengerutkan alisnya."Laras Kencana, jangan bersikap nggak masuk akal. Semalam kamu pulang dan akulah yang berada di sini sepanjang malam tanpa tidur, aku menyaksikan seluruh proses penyelamatannya."Dia melanjutkan, "Aku tahu bahwa kamu sangat menderita, tapi faktanya sudah seperti ini. Bisakah kamu mengendalikan emosimu sedikit?"Aku tertawa dingin."Kamu menyuruh seorang ibu, yang hidup dan mati anaknya nggak pasti, untuk mengendalikan emosinya?""Memangnya kenapa aku pulang semalam? Bukankah itu karena ibumu yang bersikeras berkata jantungnya terasa nggak enak dan ingin aku pergi merawatnya?"Kekesalan melintas di wajah Axel."Jangan menyalahkan ibuku lalu menyalahkanku juga , ini memang nasib Miyu saja yang buruk.""Tadi kamu jelas-jel

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 3

    Di momen yang menegangkan itu, seseorang tiba-tiba datang dan memegang Axel."Nak, Nak, kamu nggak apa-apa?"Itu adalah ibu mertuaku. Dia melihat wajah bengkak Axel dengan sedih, lalu berbalik untuk memarahiku."Laras! Bagaimana bisa kamu memukul Axel seperti ini? Kamu bertingkah seperti setan!""Situasi Miyu sudah nggak bisa diselamatkan, ini bukan salah Axel, jadi jangan melampiaskannya pada dia!""Selain itu, apa salahnya menandatangani sebuah perjanjian donor? Seseorang yang sudah mati nggak mungkin bisa hidup lagi! Pokoknya, dia akan dikremasi. Apa kamu akan terus mengurusnya di rumah?"Makin berbicara, ibu mertuaku menjadi makin gelisah. Lama-kelamaan perkataannya menjadi absurd. Aku pun marah, dengan mata memerah, aku mengangkat tanganku dan menampar pipi kiri Axel dengan keras.Setelah dua tamparan, Axel tampak tercengang. Ibu mertuaku tidak menduganya, dia berteriak sambil menyentuh wajah putranya dengan sedih.Aku menatap dingin telapak tanganku yang merah."Apa sakit? Harusn

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 4

    Axel pun ikut menambahkan, "Sebagai anggota keluarga, aku setuju!"Melihat suster yang membawa suntikan mendekat, aku dengan putus asa memberontak dan berteriak. Namun tidak ada seorang pun yang menolongku."Hentikan! Segera lepaskan dia!"Tiba-tiba, sebuah suara yang penuh amarah membuat semua orang membeku.Kakakku, Nathan Kencana, akhirnya datang bersama tim medis.Saat suster dan satpam tercengang, aku pun mengambil kesempatan dan mendorong mereka. Kemudian aku segera berlari ke samping kakakku."Kak, cepat selamatkan Miyu!"Kakak menepuk-nepuk dan menenangkanku, lalu dia dengan marah menghadapi Axel."Apa kamu membantu orang asing untuk menyakiti istri dan anakmu sendiri?""Di mana sertifikat untuk kematian otak Miyu? Cepat bawa ke sini!"Seluruh tubuhku gemetar, punggungku sudah basah oleh keringat dingin.Seandainya Kakak terlambat sedikit saja, aku mungkin sudah disuntik obat penenang, lalu dipaksa menandatangani perjanjiannya dan benar-benar kehilangan Miyu!Sarah menenangkan

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 5

    Mendengar ini, Sarah menggigit bibirnya dan menundukkan kepala, seolah-olah dia akan menangis."Aku nggak mengerti, jelas-jelas anggota keluarga sudah menyetujuinya. Tim kami sudah bekerja sepanjang hari, wartawan yang kami undang juga sudah nggak sabar menunggu ....""Sekarang, hanya karena seorang anggota keluarga menolak untuk menerima kenyataan, apakah kami harus dipaksa sampai seperti ini?"Para dokter junior dan suster di sekeliling pun menyuarakan ketidakpuasan mereka."Benar, Dokter Sarah sudah bekerja keras. Kami semua melihatnya sendiri!""Apa gunanya semua kerja keras itu kalau seorang pembuat onar hanya akan menghancurkannya?""Ibu itu jelas-jelas sudah setuju untuk menandatangani perjanjian, keluarga-keluarga yang menunggu donor organ begitu gembira ketika mendengar beritanya! Tapi sekarang, dia malah memberikan mereka harapan palsu. Jahat sekali."Axel juga berdiri di belakang Sarah dan ikut mendukungnya."Sebagai anggota keluarga, aku nggak meragukan diagnosis Dokter Sar

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 6

    Aku berteriak dengan penuh percaya diri, "Axel, karena kamu terus-terusan mendorongku, aku akan membuatmu puas!"Begitu aku selesai berbicara, layar besar di depan kamar rawat tiba-tiba memainkan suara genit Sarah."Benarkah? Kamu kejam sekali, aku jadi agak takut."Mata semua orang pun tertuju pada layar tersebut, layar besar itu ternyata memainkan rekaman CCTV dari kantor pribadi Sarah.Terlihat Sarah yang sedang memeluk leher Axel dengan menggoda. Dia duduk di pangkuan pria itu dengan wajah saling berhadapan, menggoyang-goyangkan pinggangnya sambil berbicara."Oke oke, jangan gerak-gerak. Kalau aku sampai terangsang, apa kamu mau bertanggung jawab?"Axel menatap Sarah, wajahnya penuh dengan nafsu."Kalau aku nggak kejam pada Miyu, bagaimana kita bisa menyelamatkan Rara, putri kita?""Biaya di ruang ICU bisa mencapai jutaan per harinya, selain itu, siapa yang tahu apakah dia bisa diselamatkan atau nggak? Daripada aku bangkrut karena anak dan wanita tua itu, lebih baik aku menyimpan s

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 7

    Anak bernama Rara itu sepertinya seumuran dengan Miyu, dia duduk di kursi belakang mobil Axel sambil memegang es krim yang meleleh.Sarah duduk di kursi depan, sedang pura-pura marah sambil memukul-mukul dada Axel. Rara tertawa riang, dengan lelehan es krim yang menetes mengenai kursi.Axel tidak marah, mereka bertiga tertawa dengan makin riang.Axel selalu suka kebersihan, dia tidak mengizinkanku dan putriku untuk makan apa pun di dalam mobil.Suatu hari karena jalanan macet, putriku sudah terlalu lama kelaparan. Aku tidak tega, jadi aku memberinya sebatang cokelat. Lelehan cokelat itu pun menetes sedikit dan Axel meledak marah, dia langsung mengusirku dan Miyu dari mobil.Sambil menggendong Miyu, aku terperangkap di dalam lalu lintas yang ramai. Aku tidak bisa mundur ataupun maju. Aku hanya bisa menyaksikan Axel yang mengemudi pergi sementara Miyu menangis meminta maaf."Ayah! Jangan tinggalkan aku dan Ibu! Semuanya salahku! Aku akan menurut, aku nggak akan mengotori mobil Ayah lagi!

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 8

    "Menggodamu? Cara itu memang ada, tapi itu bukan aku."Saat berbicara, kami sudah tiba di pintu kamar 701.Aku mengangguk pada staf hotel, staf itu segera mengeluarkan kartu kunci dan menggeseknya, lalu pintu pun terbuka."Ah, siapa itu!"Ruangan itu tampak hening sebelum terdengar suara Sarah.Axel tercengang."Sarah? Kenapa kamu ada di sini?"Dia berjalan hendak masuk ke kamar, tetapi Sarah yang terlihat panik dan hanya memakai handuk segera menghalanginya."Kamu ngapain? Aku sedang mandi."Axel melirik ke dalam kamar."Sedang apa kamu di kamar hotel?"Aku bersandar di kusen pintu dengan santai."Axel, apa pemandangan ini masih perlu dijelaskan?"Sarah memelototiku, dia menghalangi pintu dan pura-pura mau menutupnya."Hari ini ada rapat di hotel, aku ke sini setelah rapat selesai .... Tolong tunggu aku pakai baju dulu."Aku cepat-cepat menghentikannya dan mengeluarkan ponselku."Sudahlah, kata-kata saja nggak akan cukup. Sebaiknya kamu lihat saja sendiri."Rekaman CCTV mulai bermain

    Last Updated : 2024-10-22
  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 9

    Kota ini tidak besar, keesokan harinya, skandal yang menggemparkan itu sudah tersebar.Pak Bondan tidak berani melapor ke polisi, apalagi meminta pertanggungjawaban. Dia hanya menyelinap ke rumah sakitnya sendiri untuk pengobatan, berbohong dengan mengatakan bahwa dia terluka karena jatuh.Para suster muda menutupi mulut mereka dan tertawa."Mana mungkin jatuh saja bisa mengakibatkan bekas pukulan di seluruh wajahnya?'Sarah terlalu malu untuk pergi kerja, dia hanya bisa menempel pada Axel seperti hidupnya tergantung padanya."Apa yang ada di antara aku dan Pak Bondan, semuanya karena dia memaksaku! Dia adalah atasanku, aku nggak punya pilihan ...."Aku mendengarkan percakapan mereka dari luar ruangan sambil merenung.Masih belum cukup, Axel si bajingan ini masih harus diberikan satu pukulan terakhir.Untungnya aku sudah melakukan persiapan.Satu jam kemudian, aku menunggu di samping mobil Axel. Amarah di wajah Axel sudah memudar sedikit, sementara Sarah masih menempel di sisinya.Begi

    Last Updated : 2024-10-22

Latest chapter

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 9

    Kota ini tidak besar, keesokan harinya, skandal yang menggemparkan itu sudah tersebar.Pak Bondan tidak berani melapor ke polisi, apalagi meminta pertanggungjawaban. Dia hanya menyelinap ke rumah sakitnya sendiri untuk pengobatan, berbohong dengan mengatakan bahwa dia terluka karena jatuh.Para suster muda menutupi mulut mereka dan tertawa."Mana mungkin jatuh saja bisa mengakibatkan bekas pukulan di seluruh wajahnya?'Sarah terlalu malu untuk pergi kerja, dia hanya bisa menempel pada Axel seperti hidupnya tergantung padanya."Apa yang ada di antara aku dan Pak Bondan, semuanya karena dia memaksaku! Dia adalah atasanku, aku nggak punya pilihan ...."Aku mendengarkan percakapan mereka dari luar ruangan sambil merenung.Masih belum cukup, Axel si bajingan ini masih harus diberikan satu pukulan terakhir.Untungnya aku sudah melakukan persiapan.Satu jam kemudian, aku menunggu di samping mobil Axel. Amarah di wajah Axel sudah memudar sedikit, sementara Sarah masih menempel di sisinya.Begi

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 8

    "Menggodamu? Cara itu memang ada, tapi itu bukan aku."Saat berbicara, kami sudah tiba di pintu kamar 701.Aku mengangguk pada staf hotel, staf itu segera mengeluarkan kartu kunci dan menggeseknya, lalu pintu pun terbuka."Ah, siapa itu!"Ruangan itu tampak hening sebelum terdengar suara Sarah.Axel tercengang."Sarah? Kenapa kamu ada di sini?"Dia berjalan hendak masuk ke kamar, tetapi Sarah yang terlihat panik dan hanya memakai handuk segera menghalanginya."Kamu ngapain? Aku sedang mandi."Axel melirik ke dalam kamar."Sedang apa kamu di kamar hotel?"Aku bersandar di kusen pintu dengan santai."Axel, apa pemandangan ini masih perlu dijelaskan?"Sarah memelototiku, dia menghalangi pintu dan pura-pura mau menutupnya."Hari ini ada rapat di hotel, aku ke sini setelah rapat selesai .... Tolong tunggu aku pakai baju dulu."Aku cepat-cepat menghentikannya dan mengeluarkan ponselku."Sudahlah, kata-kata saja nggak akan cukup. Sebaiknya kamu lihat saja sendiri."Rekaman CCTV mulai bermain

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 7

    Anak bernama Rara itu sepertinya seumuran dengan Miyu, dia duduk di kursi belakang mobil Axel sambil memegang es krim yang meleleh.Sarah duduk di kursi depan, sedang pura-pura marah sambil memukul-mukul dada Axel. Rara tertawa riang, dengan lelehan es krim yang menetes mengenai kursi.Axel tidak marah, mereka bertiga tertawa dengan makin riang.Axel selalu suka kebersihan, dia tidak mengizinkanku dan putriku untuk makan apa pun di dalam mobil.Suatu hari karena jalanan macet, putriku sudah terlalu lama kelaparan. Aku tidak tega, jadi aku memberinya sebatang cokelat. Lelehan cokelat itu pun menetes sedikit dan Axel meledak marah, dia langsung mengusirku dan Miyu dari mobil.Sambil menggendong Miyu, aku terperangkap di dalam lalu lintas yang ramai. Aku tidak bisa mundur ataupun maju. Aku hanya bisa menyaksikan Axel yang mengemudi pergi sementara Miyu menangis meminta maaf."Ayah! Jangan tinggalkan aku dan Ibu! Semuanya salahku! Aku akan menurut, aku nggak akan mengotori mobil Ayah lagi!

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 6

    Aku berteriak dengan penuh percaya diri, "Axel, karena kamu terus-terusan mendorongku, aku akan membuatmu puas!"Begitu aku selesai berbicara, layar besar di depan kamar rawat tiba-tiba memainkan suara genit Sarah."Benarkah? Kamu kejam sekali, aku jadi agak takut."Mata semua orang pun tertuju pada layar tersebut, layar besar itu ternyata memainkan rekaman CCTV dari kantor pribadi Sarah.Terlihat Sarah yang sedang memeluk leher Axel dengan menggoda. Dia duduk di pangkuan pria itu dengan wajah saling berhadapan, menggoyang-goyangkan pinggangnya sambil berbicara."Oke oke, jangan gerak-gerak. Kalau aku sampai terangsang, apa kamu mau bertanggung jawab?"Axel menatap Sarah, wajahnya penuh dengan nafsu."Kalau aku nggak kejam pada Miyu, bagaimana kita bisa menyelamatkan Rara, putri kita?""Biaya di ruang ICU bisa mencapai jutaan per harinya, selain itu, siapa yang tahu apakah dia bisa diselamatkan atau nggak? Daripada aku bangkrut karena anak dan wanita tua itu, lebih baik aku menyimpan s

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 5

    Mendengar ini, Sarah menggigit bibirnya dan menundukkan kepala, seolah-olah dia akan menangis."Aku nggak mengerti, jelas-jelas anggota keluarga sudah menyetujuinya. Tim kami sudah bekerja sepanjang hari, wartawan yang kami undang juga sudah nggak sabar menunggu ....""Sekarang, hanya karena seorang anggota keluarga menolak untuk menerima kenyataan, apakah kami harus dipaksa sampai seperti ini?"Para dokter junior dan suster di sekeliling pun menyuarakan ketidakpuasan mereka."Benar, Dokter Sarah sudah bekerja keras. Kami semua melihatnya sendiri!""Apa gunanya semua kerja keras itu kalau seorang pembuat onar hanya akan menghancurkannya?""Ibu itu jelas-jelas sudah setuju untuk menandatangani perjanjian, keluarga-keluarga yang menunggu donor organ begitu gembira ketika mendengar beritanya! Tapi sekarang, dia malah memberikan mereka harapan palsu. Jahat sekali."Axel juga berdiri di belakang Sarah dan ikut mendukungnya."Sebagai anggota keluarga, aku nggak meragukan diagnosis Dokter Sar

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 4

    Axel pun ikut menambahkan, "Sebagai anggota keluarga, aku setuju!"Melihat suster yang membawa suntikan mendekat, aku dengan putus asa memberontak dan berteriak. Namun tidak ada seorang pun yang menolongku."Hentikan! Segera lepaskan dia!"Tiba-tiba, sebuah suara yang penuh amarah membuat semua orang membeku.Kakakku, Nathan Kencana, akhirnya datang bersama tim medis.Saat suster dan satpam tercengang, aku pun mengambil kesempatan dan mendorong mereka. Kemudian aku segera berlari ke samping kakakku."Kak, cepat selamatkan Miyu!"Kakak menepuk-nepuk dan menenangkanku, lalu dia dengan marah menghadapi Axel."Apa kamu membantu orang asing untuk menyakiti istri dan anakmu sendiri?""Di mana sertifikat untuk kematian otak Miyu? Cepat bawa ke sini!"Seluruh tubuhku gemetar, punggungku sudah basah oleh keringat dingin.Seandainya Kakak terlambat sedikit saja, aku mungkin sudah disuntik obat penenang, lalu dipaksa menandatangani perjanjiannya dan benar-benar kehilangan Miyu!Sarah menenangkan

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 3

    Di momen yang menegangkan itu, seseorang tiba-tiba datang dan memegang Axel."Nak, Nak, kamu nggak apa-apa?"Itu adalah ibu mertuaku. Dia melihat wajah bengkak Axel dengan sedih, lalu berbalik untuk memarahiku."Laras! Bagaimana bisa kamu memukul Axel seperti ini? Kamu bertingkah seperti setan!""Situasi Miyu sudah nggak bisa diselamatkan, ini bukan salah Axel, jadi jangan melampiaskannya pada dia!""Selain itu, apa salahnya menandatangani sebuah perjanjian donor? Seseorang yang sudah mati nggak mungkin bisa hidup lagi! Pokoknya, dia akan dikremasi. Apa kamu akan terus mengurusnya di rumah?"Makin berbicara, ibu mertuaku menjadi makin gelisah. Lama-kelamaan perkataannya menjadi absurd. Aku pun marah, dengan mata memerah, aku mengangkat tanganku dan menampar pipi kiri Axel dengan keras.Setelah dua tamparan, Axel tampak tercengang. Ibu mertuaku tidak menduganya, dia berteriak sambil menyentuh wajah putranya dengan sedih.Aku menatap dingin telapak tanganku yang merah."Apa sakit? Harusn

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 2

    Memikirkan hal ini, aku ingin sekali menampar kemunafikan itu dari wajah Axel."Sekarang aku akan membawa Miyu ke rumah sakit lain untuk didiagnosis ulang! Aku nggak akan pernah menandatangani perjanjian ini!"Melihat wajahku yang penuh amarah, Axel mengerutkan alisnya."Laras Kencana, jangan bersikap nggak masuk akal. Semalam kamu pulang dan akulah yang berada di sini sepanjang malam tanpa tidur, aku menyaksikan seluruh proses penyelamatannya."Dia melanjutkan, "Aku tahu bahwa kamu sangat menderita, tapi faktanya sudah seperti ini. Bisakah kamu mengendalikan emosimu sedikit?"Aku tertawa dingin."Kamu menyuruh seorang ibu, yang hidup dan mati anaknya nggak pasti, untuk mengendalikan emosinya?""Memangnya kenapa aku pulang semalam? Bukankah itu karena ibumu yang bersikeras berkata jantungnya terasa nggak enak dan ingin aku pergi merawatnya?"Kekesalan melintas di wajah Axel."Jangan menyalahkan ibuku lalu menyalahkanku juga , ini memang nasib Miyu saja yang buruk.""Tadi kamu jelas-jel

  • Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat   Bab 1

    Tubuh putriku dipenuhi dengan alat dan selang, wajahnya yang pucat menampilkan warna kemerahan yang tidak sehat.Aku menggosok mataku, tanpa disangka aku kembali ke pemandangan yang tidak asing ini. Lagi-lagi, aku melihat pemandangan dari kehidupanku sebelumnya, pemandangan yang menyayat hatiku.Aku gemetar dan meraih tangan hangat putriku, hatiku terasa sakit, air mata pun mengalir di pipiku."Ibu merindukanmu, sangat merindukanmu. Tolong maafkan Ibu ...."Suamiku, Axel Permana, menepuk-nepuk bahuku dari samping."Jangan ganggu anak ini lagi. Ayo pergi, sekarang sudah waktunya."Di bawah desakan suster, aku menggerakkan kaki lemahku keluar dari ruang ICU bersama dengan Axel.Kami duduk di dalam ruang kantor kecil, lalu dia meletakkan sebuah pulpen di tanganku."Kamu sudah melihatnya. Setelah putri kita mati otak, tiap detik hidupnya sama saja dengan penderitaan baginya.""Tanda tangani saja perjanjian donor organ ini, biarkan anak itu terbebas dari penderitaannya."Mendengar nada bica

DMCA.com Protection Status