Share

Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat
Pembalasan Dendamku terhadap Suami Pengkhianat
Author: Badriah Raihan

Bab 1

Tubuh putriku dipenuhi dengan alat dan selang, wajahnya yang pucat menampilkan warna kemerahan yang tidak sehat.

Aku menggosok mataku, tanpa disangka aku kembali ke pemandangan yang tidak asing ini. Lagi-lagi, aku melihat pemandangan dari kehidupanku sebelumnya, pemandangan yang menyayat hatiku.

Aku gemetar dan meraih tangan hangat putriku, hatiku terasa sakit, air mata pun mengalir di pipiku.

"Ibu merindukanmu, sangat merindukanmu. Tolong maafkan Ibu ...."

Suamiku, Axel Permana, menepuk-nepuk bahuku dari samping.

"Jangan ganggu anak ini lagi. Ayo pergi, sekarang sudah waktunya."

Di bawah desakan suster, aku menggerakkan kaki lemahku keluar dari ruang ICU bersama dengan Axel.

Kami duduk di dalam ruang kantor kecil, lalu dia meletakkan sebuah pulpen di tanganku.

"Kamu sudah melihatnya. Setelah putri kita mati otak, tiap detik hidupnya sama saja dengan penderitaan baginya."

"Tanda tangani saja perjanjian donor organ ini, biarkan anak itu terbebas dari penderitaannya."

Mendengar nada bicaranya yang tak acuh, kebencianku seketika bergejolak dan mengeringkan air mataku.

Aku membanting pulpen itu ke meja dan menyingkirkan tangannya dari bahuku.

"Aku nggak akan tanda tangan! Putriku pasti nggak mati otak!"

Untuk sesaat Axel pun tercengang.

"Bukankah barusan kamu bilang oke? Kamu sudah lihat diagnosis dokter dan tempat ini merupakan rumah sakit terbaik di kota, apa lagi yang kamu nggak percaya?

Percaya?

Melihat Axel yang pura-pura terkejut dan tidak bersalah, aku sepertinya bisa melihat kekejaman di balik semua itu.

Di kehidupan sebelumnya, aku menyesal karena terlalu memercayainya.

Putriku, Miyu, dirawat di rumah sakit terbaik di kota karena menderita radang paru-paru.

Namun aku tidak menyangka bahwa dokter penanggung jawab yang dibawa Axel adalah Sarah Sarindra, wanita yang dicintainya sejak bertahun-tahun yang lalu.

Radang paru-paru tidak seberbahaya itu. Namun setelah aku pergi untuk satu malam, tiba-tiba kondisi putriku memburuk dan dia pun dibawa ke IGD.

Saat aku buru-buru kembali ke rumah sakit, aku mendengar Sarah yang menyatakan bahwa putriku sudah mengalami kematian otak.

Sebelum aku bisa pulih dari syok, Axel menarikku untuk menandatangani perjanjian donor organ.

"Sejak kecil, Miyu merupakan anak yang baik. Sekarang nyawanya bisa menyelamatkan lebih banyak orang. Aku percaya, bahwa jiwa Miyu di surga pasti menyetujuinya."

Aku sudah menangis tersedu-sedu, sementara Axel setengah memaksa dan setengah membujukku untuk menandatangani perjanjian itu.

Apa yang aku tidak tahu adalah, bahwa setelah mereka mencabut ventilator putriku, jantung putriku segera ditransplantasikan pada putri Sarah yang menderita penyakit jantung bawaan.

Aku tidak bisa pulih dari rasa sakit akibat kehilangan putriku, tetapi Axel dengan sangat cepat kembali ke kehidupan normalnya.

Suatu ketika pada kesempatan tertentu, aku melihat Axel di taman hiburan kota sebelah. Seorang anak perempuan yang tidak kukenal sedang duduk di pundaknya, sementara lengannya merangkul Sarah.

Aku mengikuti mereka dan menghadap mereka untuk mengetahui kebenarannya, tetapi mereka malah bekerja sama untuk mendorongku jatuh dari tangga yang tinggi.

Di tengah genangan darah, aku mencengkeram liontin yang berisi helai rambut putriku.

Berapa kali aku ingin kabur melalui kematian? Namun pada saat itu, melihat wajah berseri mereka bertiga mengobarkan api kebencian pada diriku yang sudah rapuh.

Untuk dapat terlahir kembali seperti ini, aku sangat bersyukur.

Tuhan ingin aku balas dendam untuk putriku!

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status