Kemudian, berhubung Lukas tidak berhenti memohon, Melvin akhirnya setuju untuk membantu mengeluarkan Jerremy agar mereka sekeluarga bisa berkumpul lagi.Namun, orang yang memegang kendali tertinggi keluarga saat ini adalah Sherly. Sebagai keluarga inti dari Keluarga Lestari, Melvin tidak mungkin membantu Lukas secara terang-terangan agar tidak membawa musibah untuk dirinya sendiri.Setelah berdiskusi, Melvin dan Lukas pun mencapai keputusan. Malam ini, Melvin akan mencari cara untuk mengalihkan perhatian pengawal yang menjaga Jerremy. Kemudian, Lukas bisa menyelinap masuk untuk diam-diam membawa pergi Jerremy.“Baguslah kalau begitu!” Theresa merasa sangat gembira. Sejak kecil, orang yang paling dekat dengannya dari Keluarga Lestari adalah Jerremy dan Lena. Setelah dipaksa untuk keluar dari Keluarga Lestari karena masalah keuntungan keluarga, dia sudah sepenuhnya kecewa pada anggota Keluarga Lestari. Satu-satunya orang yang masih dikhawatirkan Theresa hanyalah Jerremy.Sekarang, Lukas
“Bukankah itu sangat normal?” tanya Lukas dengan tidak senang.Sejak Owen mengambil kendali atas Grup Ratu Kosmetik, Lukas sudah tidak memiliki kesan baik terhadap Owen sehingga dia juga tidak bersikap baik kepada Owen. Jika bukan karena Theresa menyukai Owen, dia mungkin sudah mengusir Owen dari awal.“Tapi ....” Owen masih merasa sedikit ragu. Dia merasa anggota Keluarga Lestari tidak akan menjunjung tinggi hubungan darah atau kerabat. Jika tidak, dulu Wendy dan Melvin tidak mungkin membiarkan Sherly memaksa Lukas dan Theresa keluar dari Keluarga Lestari.“Nggak ada tapi-tapian lagi! Kenapa? Apa kamu merasa Melvin mau mencelakaiku dan Theresa?” ejek Lukas. Sejak dulu, yang namanya hubungan darah sangatlah erat. Dengan hubungannya dengan Melvin, Melvin tidak mungkin mencelakainya. Dia merasa kecurigaan Owen sangat tidak berdasar.“Belum tentu! Om Lukas, nggak ada salahnya kita waspada. Pokoknya, aku merasa kalian sebaiknya lebih berhati-hati soal ini,” bujuk Owen.“Sembarangan! Owen,
“Ini urusan Keluarga Lestari, sedangkan kamu itu cuma orang luar. Buat apa kamu ikut campur?” tegur Lukas dengan dingin.Theresa berkata dengan kesal, “Ayah, bisa nggak kamu jangan menyimpan prasangka terhadap Owen? Dia bermaksud baik. Lagian, seni bela dirinya juga sangat hebat. Kalau dia mau ikut, ya biarkan saja. Kalau memang terjadi sesuatu, mungkin saja dia bisa bantu.”“Terserah kalian saja!” dengus Lukas. Kemudian, dia memalingkan wajah dengan kesal dan tidak berbicara lagi.“Theresa, aku juga ikut deh. Aku nggak mau tinggal sendiri di rumah,” kata Renata setelah berpikir sebentar.“Umm ... oke deh.” Theresa ragu sejenak sebelum menyetujuinya. Lagi pula, semua orang akan pergi bersama. Dia tidak peduli meskipun harus tambah Renata seorang.Pada malam harinya.Owen, Theresa, dan yang lain mengendarakan mobil dan berhenti di dekat kediaman Keluarga Lestari. Pada saat ini, Melvin sudah menunggu di sekitar sesuai dengan perjanjiannya dengan Lukas. Saat melihat Lukas dan yang lainnya
Mendengar ucapan Melvin, hati Owen pun menjadi dingin. Tadi, dia hanya sengaja menguji Melvin. Tak disangka, Melvin malah “mengundangnya” masuk dengan begitu menggebu-gebu. Dengan kecerdasannya, dia bisa menebak bahwa ini bukanlah hal baik.“Theresa, Rachel, kalian tunggu saja di mobil. Aku dan Om Lukas akan segera kembali.” Owen menghadap Theresa, Rachel, dan Renata. Dia berbicara sambil memberi isyarat pada Renata.Renata langsung mengerti apa yang dimaksud Owen. Namun, Theresa dan Rachel masih belum memahami maksud Owen.“Jangan dong. Aku juga mau ikut masuk!” kata Rachel dengan bersemangat. Dia tidak mungkin melewatkan hal semenarik ini.Untungnya, Theresa tidak ikut membuat onar seperti Rachel. Meskipun sudah ingin bertemu dengan Jerremy, dia adalah orang yang bersifat tenang dan bijaksana. Dia sadar bahwa basis kultivasinya dan Rachel sangat rendah. Jika terjadi sesuatu, mereka bukan hanya tidak bisa membantu, tetapi malah akan menjadi beban untuk Owen dan Lukas.“Boleh saja! Aku
“Owen, apa maksudmu? Apa kamu mencurigaiku mau mencelakai kalian?” tanya Melvin dengan tidak senang. Ekspresinya sudah bertambah muram.“Hanya kamu sendiri yang tahu jawabannya!” jawab Owen dengan dingin. Sekarang, dia sudah tidak perlu menutupinya lagi.“Bagus! Bagus sekali!” Setelah mendengar tuduhan Owen, Melvin pun murka. Kemudian, dia berkata pada Lukas dengan marah, “Kak Lukas, aku sudah baik hati mau membantumu menolong Om Jerremy. Tak disangka, balasannya malah seperti ini. Berhubung kalian begitu nggak percaya padaku, pulang saja sana! Aku nggak mau ikut campur soal masalah ini lagi!”Selesai berbicara, Melvin pun berbalik untuk pergi.“Melvin, jangan pergi!” Lukas langsung terkejut dan buru-buru menarik lengan Melvin.“Om Lukas, biarkan saja dia pergi. Kita pulang saja dan rencanakan lagi hal ini baik-baik,” bujuk Owen.“Diam! Owen, lihat apa yang sudah kamu perbuat! Kalau kamu masih berani sembarangan bicara, jangan salahkan aku bersikap kasar terhadapmu!” Lukas sudah marah.
Theresa menarik napas dalam-dalam dan segera menenangkan dirinya. Meskipun dia tetap tidak merasa Melvin akan mencelakai mereka, tidak ada salahnya dia mendengar peringatan Owen dan bertindak dengan lebih hati-hati.“Benarkah? Baguslah!” Owen sangat gembira. Kabut yang menyelimuti matanya juga langsung sirna.“Theresa, sudah cukup dia sendiri yang gila, kenapa kamu juga ikut dia menggila?” Mendengar ucapan Theresa, Lukas sangat marah.“Ayah, aku rasa apa yang dibilang Owen masuk akal. Nggak ada salahnya kita berhati-hati. Menurutku, sebaiknya kita pulang saja. Kita bisa menyusun rencana yang matang mengenai hal ini,” bujuk Theresa.“Apa? Nggak mungkin! Kalau mau pulang, kalian pulang saja sana! Aku bisa menolong kakekmu sendirian!” bentak Lukas dengan marah.“Tapi ....” Theresa masih ingin membujuknya.“Theresa, sudahlah. Ayo kita pergi dulu. Berhubung Om Lukas nggak mau ikut, biarkan saja dia. Aku rasa dia nggak bakal kenapa-napa.” Firasat buruk Owen sudah semakin kuat. Selesai berbic
Setelah melihat sifat asli Melvin, Lukas merasa sangat menyesal. Alangkah baiknya dia mendengar peringatan Owen sebelumnya. Dengan begitu, dia tidak akan masuk ke jebakan Melvin.“Kenapa bisa begitu ....” Theresa langsung memucat. Sebelumnya, dia juga percaya pada Melvin dan tidak menaruh peringatan Owen dalam hati. Sekarang, kenyataan yang kejam ini sudah memberinya pukulan yang kuat. Pada saat ini, dia merasa sangat menyesal kenapa dirinya tidak lebih cepat percaya pada Owen. Sayangnya, penyesalan selalu datang terlambat.“Kak Lukas, jangan marah. Kita itu saudara sepupu. Mana mungkin aku benar-benar mencelakaimu dan Theresa? Jangan khawatir, target utama Keluarga Lestari dan Raja Utaram itu Owen. Asalkan kamu dan Theresa nggak ikut campur, Keluarga Lestari nggak akan melukai kalian!!” ujar Melvin dengan acuh tak acuh.“Ternyata orang yang kalian incar itu aku?” Ekspresi Owen langsung tenggelam. Sebelumnya, dia sangat bingung kenapa Keluarga Lestari tega mencelakai Lukas dan Theresa.
Renata tahu seberapa besar kekuatan yang dimiliki Utaram. Owen pasti tidak mampu melawan Utaram. Jika kali ini Keluarga Warren tidak ikut campur, Owen pasti akan mati. Intinya, dia harus segera menemukan alasan yang cocok untuk membantu Owen. Asalkan Keluarga Warren memiliki dasar yang kuat, Owen pasti bisa diselamatkan.“Kamu ....” Kali ini, giliran Utaram yang tidak bisa berkata-kata. Tadi, dia tidak langsung membawa bawahannya keluar karena berharap Melvin bisa terlebih dahulu memancing Owen masuk ke kediaman Keluarga Lestari. Setelah buktinya cukup kuat, Keluarga Warren sudah tidak bisa ikut campur dalam masalah ini.Namun, Utaram tidak menyangka Owen begitu waspada dan sudah terlebih dahulu merasakan ada yang aneh. Selain itu, dia juga hendak langsung kabur membawa Theresa dan yang lain. Dia pun menjadi panik dan langsung menunjukkan diri untuk menghalangi mereka. Intinya, apa yang dikatakan Renata memang benar. Owen sama sekali tidak menyusup ke kediaman Keluarga Lestari. Akan te