Namun, ada satu masalah yang Owen perhatikan. "Bu ... Bu Theresa, bukankah Grup Wijaya adalah saluran penjualan yang menduduki peringkat pertama? Kenapa perusahaan nggak memilih untuk bekerja sama dengan mereka?" tanya Owen dengan bingung. Tanpa alasan yang pasti, dia merasa pernah mendengar tentang Grup Wijaya ini. Hanya saja, dia lupa mendengarnya dari mana.Begitu Owen mengatakan ini, seluruh ruang rapat tiba-tiba menjadi sunyi. Semua orang menatapnya dengan ekspresi aneh seakan-akan sedang melihat orang bodoh."Owen, sepertinya kamu nggak melakukan persiapan kerja sama sekali. Kamu bahkan nggak tahu pengetahuan paling mendasar!" sindir Reynold sambil tersenyum mengejek."Pengetahuan umum apa?" tanya Owen."Owen, jangan membuat malu! Sudahlah, aku akan memberitahumu!" sela Angelina.Dia pun memelototi Owen dengan galak dan berkata, "Saluran penjualan Grup Wijaya adalah produk kosmetik kelas atas dan mewah. Banyak merek kosmetik dan barang mewah terkenal secara internasional setelah
Begitu keluar dari ruang rapat, Owen menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri, lalu menerima telepon."Halo, apakah ini Tuan Owen? Aku Denny Wijaya. Entah kamu masih mengingatku atau tidak.Begitu telepon terhubung, terdengar suara tawa hangat dari lelaki tua itu."Oh, ternyata Pak Denny. Ada masalah apa?" tanya Owen yang langsung ingat bahwa orang itu adalah orang tua yang dia selamatkan di taman kemarin pagi."Begini, aku nggak punya apa-apa untuk membalas kebaikanmu yang sudah menyelamatkan nyawaku. Jadi, aku mau mengundangmu makan untuk mengungkapkan rasa terima kasihku. Kapan kamu ada waktu luang?" tanya Denny sambil tertawa.Owen buru-buru berkata, "Pak Denny, nggak perlu. Aku hanya membantu, kamu nggak perlu terlalu sungkan.""Mana boleh begitu? Kamu menolak uang pemberianku kemarin. Kalau aku nggak mengundangmu makan, aku nggak akan bisa tenang." Denny bersikeras dan dari nada suaranya terdengar sangat tulus.Denny telah mengungkit ini, Owen pun tidak bisa menolak lagi.
"Benar-benar nggak tahu malu!" cemooh Reynold.Namun, Owen mengabaikannya. Dia segera melangkah ke sisi Theresa dan berkata dengan penuh semangat, "Bu Theresa, aku punya kabar baik untukmu. Perusahaan kita bisa bekerja sama dengan Grup Wijaya. Aku tadi telepon dengan Grup Wijaya ...."Sebelum Owen sempat menyelesaikan perkataannya, Reynold langsung menyela, "Owen, otakmu bermasalah, ya? Bu Angelina baru saja memberitahumu dengan jelas kalau perusahaan kita nggak memenuhi syarat untuk bekerja sama dengan Grup Wijaya dan mereka juga memandang rendah perusahaan kita!"Setelah itu, Dia menatap Owen seakan-akan sedang melihat orang bodoh dan berkata dengan senyum mengejek, "Kenapa? Kamu menderita penyakit alzheimer, ya? Cepat banget lupanya!"Orang lain juga serupa. Semua bertanya-tanya apakah Owen sengaja membuat masalah?"Tutup mulutmu!" hardik Owen sambil memelototi Reynold. Dia berkata, "Siapa yang memberitahumu Grup Wijaya nggak akan bekerja sama dengan perusahaan kita? Direktur Utama
Bagaimanapun, setelah mendapatkan kontrak nanti malam, terserah Theresa mau percaya atau tidak. Owen juga tidak perlu terburu-buru. Owen yang berpikir seperti ini seakan-akan melihat jalan keluar.Setelah itu, dia berkata dengan bijaksana, "Intinya, aku sendiri merasa kalau perusahaan harus mengambil kesempatan ini untuk bekerja sama dengan Grup Wijaya. Ini adalah pilihan terbaik saat ini!"Di ruang rapat …."Benar-benar konyol! Nggak realistis sama sekali!" seru Reynold sambil menggebrak meja.Owen sudah cukup memalukan barusan dan dia juga malas mencemooh Owen. Reynold pun menyatakan sudut pandangnya dengan berkata, "Bu Theresa, aku adalah direktur departemen penjualan. Aku pasti akan bertanggung jawab atas masalah penjualan!"Selanjutnya, dia mengungkapkan sudut pandangnya dengan berkata, "Aku rasa perusahaan kita harus tetap bekerja sama dengan Grup Aulion. Kita harus melakukan negosiasi dan menurunkan profit menjadi sekitar 5%. Di sisi lain, kita bisa mulai dari jalur penjualan ke
"Angel, kamu … kamu pacar Owen? Benaran?" Theresa tampak melongo. Dia mengingat dengan sangat jelas bahwa beberapa hari yang lalu, Angelina tidak begitu menyukai Owen. Bahkan, dia terus-menerus memaki Owen dengan sebutan banci.Akan tetapi, Theresa tidak pernah menyangka bahwa dalam waktu dua hari yang begitu singkat, Angelina dan Owen sudah berpacaran. Hubungan ini berkembang terlalu cepat!"Aku bukan pacarnya!" Angelina yang merasa malu karena emosi memelototi Theresa sekilas. Dia berpikir dalam hati, 'Semua ini karena kamu yang mengusir Thomas, aku jadi harus menanggung semuanya!'"Bu … bukan, The … Bu Theresa, dia bukan pacarku. Aku dan dia nggak ada hubungan apa pun. Kamu harus percaya denganku!" ujar Owen sambil melambaikan tangannya. Dia terlihat sangat jujur karena tidak ingin membuat Theresa salah paham tentang hubungannya dengan Angelina."Kamu …." Angelina sangat emosi. Apa maksud sikap Owen ini? Owen buru-buru membantah memiliki hubungan dengannya di depan publik seperti in
Reynold bersikeras dengan pendapatnya sendiri. Sebenarnya, dia bukan ingin melawan Angelina, melainkan melawan Owen!"Ini ide yang bagus. Terlalu terburu-buru justru nggak akan mencapai tujuan yang diinginkan. Kita seharusnya mempertahankan stabilitas lebih dulu, lalu mencari terobosan di dalamnya …."…Sekelompok eksekutif faksi konservatif menunjukkan dukungan mereka satu per satu."Nggak bisa, menunda waktu selama setahun sama sekali nggak ada artinya. Ditambah lagi, begitu perusahaan kita melakukan konsesi kali ini, hak inisiatif akan jatuh ke tangan Grup Aulion. Kita akan makin kesulitan untuk mencari terobosan lagi di periode berikutnya!" bantah Angelina.Lantaran perbedaan pendapatnya dengan Reynold, faksi agresif dan faksi konservatif juga saling berdebat satu sama lain serta tidak ada yang mau mengalah."Sudah, semuanya tenang!" Theresa langsung memukul meja sehingga membuat semua orang tersentak."Karena pandangan kedua pihak berbeda, kalau begitu kalian bertindak secara terp
"Sembarangan kalian!" Theresa memelototi Owen dengan kesal. Dia tidak merasa bahwa Owen punya kemampuan untuk mendapatkan hak kerja sama Grup Wijaya. Jika Owen kalah, apa mungkin dia benar-benar harus mengusir Owen untuk keluar dari perusahaan?"Intinya, kali ini kita nggak punya banyak waktu. Bu Angelina dan Pak Owen akan bertanggung jawab untuk membicarakan kerja sama Grup Wijaya. Kalau dalam waktu dua hari kalian nggak bisa mendapatkan kerja sama itu, nantinya kita akan menjalankan rencana Pak Reynold," ujar Theresa yang mengambil keputusan terakhir.Dia tahu bahwa mendapatkan kerja sama dengan Grup Wijaya sangatlah sulit. Theresa tidak berharap Owen bisa memberikan kontribusi apa pun, jadi dia menaruh seluruh harapan kepada Angelina."Pak Owen, kamu bisa bersiap-siap untuk keluar dari perusahaan dua hari lagi." Reynold tersenyum dengan bangga, seolah-olah dia sudah melihat adegan dia menginjak Owen di bawah kakinya.Sekelompok eksekutif perusahaan juga menggelengkan kepala, lalu me
“Kamu mau ikut pergi apa nggak!”Angelina menatap Owen dengan marah sambil mengepalkan tangannya. Amarahnya sudah hampir meledak.“Aku ....”Setelah merasakan tatapan membunuh Angelina dan melihat tangannya yang dikepalkan, Owen tanpa sadar menelan ludah. Firasatnya mengatakan apabila dia berani menolak, Angelina pasti akan langsung menghajarnya. Dia tidak ingin dihajar!“Ikut, ikut ...,” ucap Owen sambil menyeringai.Owen tidak bodoh, dia tentu saja memilih untuk menghindari situasi merugikan. Lagi pula, dia sudah menyelesaikan semua masalah tentang kerja sama. Jadi, dia akan membiarkan Angelina melakukan apa pun yang diinginkannya. Dia akan menganggap dirinya hanya sedang menemani Angelina jalan-jalan.“Pintar juga kamu!”Angelina mendengus dingin, lalu menyeret Owen yang terlihat enggan ke departemen dewan direktur. Setelah sampai di sana, dia menyuruh Emily untuk mencetak semua data dan kontrak yang berhubungan dengan kerja sama.Kebetulan Owen juga membutuhkan kontraknya untuk ber