Bagaimanapun, setelah mendapatkan kontrak nanti malam, terserah Theresa mau percaya atau tidak. Owen juga tidak perlu terburu-buru. Owen yang berpikir seperti ini seakan-akan melihat jalan keluar.Setelah itu, dia berkata dengan bijaksana, "Intinya, aku sendiri merasa kalau perusahaan harus mengambil kesempatan ini untuk bekerja sama dengan Grup Wijaya. Ini adalah pilihan terbaik saat ini!"Di ruang rapat …."Benar-benar konyol! Nggak realistis sama sekali!" seru Reynold sambil menggebrak meja.Owen sudah cukup memalukan barusan dan dia juga malas mencemooh Owen. Reynold pun menyatakan sudut pandangnya dengan berkata, "Bu Theresa, aku adalah direktur departemen penjualan. Aku pasti akan bertanggung jawab atas masalah penjualan!"Selanjutnya, dia mengungkapkan sudut pandangnya dengan berkata, "Aku rasa perusahaan kita harus tetap bekerja sama dengan Grup Aulion. Kita harus melakukan negosiasi dan menurunkan profit menjadi sekitar 5%. Di sisi lain, kita bisa mulai dari jalur penjualan ke
"Angel, kamu … kamu pacar Owen? Benaran?" Theresa tampak melongo. Dia mengingat dengan sangat jelas bahwa beberapa hari yang lalu, Angelina tidak begitu menyukai Owen. Bahkan, dia terus-menerus memaki Owen dengan sebutan banci.Akan tetapi, Theresa tidak pernah menyangka bahwa dalam waktu dua hari yang begitu singkat, Angelina dan Owen sudah berpacaran. Hubungan ini berkembang terlalu cepat!"Aku bukan pacarnya!" Angelina yang merasa malu karena emosi memelototi Theresa sekilas. Dia berpikir dalam hati, 'Semua ini karena kamu yang mengusir Thomas, aku jadi harus menanggung semuanya!'"Bu … bukan, The … Bu Theresa, dia bukan pacarku. Aku dan dia nggak ada hubungan apa pun. Kamu harus percaya denganku!" ujar Owen sambil melambaikan tangannya. Dia terlihat sangat jujur karena tidak ingin membuat Theresa salah paham tentang hubungannya dengan Angelina."Kamu …." Angelina sangat emosi. Apa maksud sikap Owen ini? Owen buru-buru membantah memiliki hubungan dengannya di depan publik seperti in
Reynold bersikeras dengan pendapatnya sendiri. Sebenarnya, dia bukan ingin melawan Angelina, melainkan melawan Owen!"Ini ide yang bagus. Terlalu terburu-buru justru nggak akan mencapai tujuan yang diinginkan. Kita seharusnya mempertahankan stabilitas lebih dulu, lalu mencari terobosan di dalamnya …."…Sekelompok eksekutif faksi konservatif menunjukkan dukungan mereka satu per satu."Nggak bisa, menunda waktu selama setahun sama sekali nggak ada artinya. Ditambah lagi, begitu perusahaan kita melakukan konsesi kali ini, hak inisiatif akan jatuh ke tangan Grup Aulion. Kita akan makin kesulitan untuk mencari terobosan lagi di periode berikutnya!" bantah Angelina.Lantaran perbedaan pendapatnya dengan Reynold, faksi agresif dan faksi konservatif juga saling berdebat satu sama lain serta tidak ada yang mau mengalah."Sudah, semuanya tenang!" Theresa langsung memukul meja sehingga membuat semua orang tersentak."Karena pandangan kedua pihak berbeda, kalau begitu kalian bertindak secara terp
"Sembarangan kalian!" Theresa memelototi Owen dengan kesal. Dia tidak merasa bahwa Owen punya kemampuan untuk mendapatkan hak kerja sama Grup Wijaya. Jika Owen kalah, apa mungkin dia benar-benar harus mengusir Owen untuk keluar dari perusahaan?"Intinya, kali ini kita nggak punya banyak waktu. Bu Angelina dan Pak Owen akan bertanggung jawab untuk membicarakan kerja sama Grup Wijaya. Kalau dalam waktu dua hari kalian nggak bisa mendapatkan kerja sama itu, nantinya kita akan menjalankan rencana Pak Reynold," ujar Theresa yang mengambil keputusan terakhir.Dia tahu bahwa mendapatkan kerja sama dengan Grup Wijaya sangatlah sulit. Theresa tidak berharap Owen bisa memberikan kontribusi apa pun, jadi dia menaruh seluruh harapan kepada Angelina."Pak Owen, kamu bisa bersiap-siap untuk keluar dari perusahaan dua hari lagi." Reynold tersenyum dengan bangga, seolah-olah dia sudah melihat adegan dia menginjak Owen di bawah kakinya.Sekelompok eksekutif perusahaan juga menggelengkan kepala, lalu me
“Kamu mau ikut pergi apa nggak!”Angelina menatap Owen dengan marah sambil mengepalkan tangannya. Amarahnya sudah hampir meledak.“Aku ....”Setelah merasakan tatapan membunuh Angelina dan melihat tangannya yang dikepalkan, Owen tanpa sadar menelan ludah. Firasatnya mengatakan apabila dia berani menolak, Angelina pasti akan langsung menghajarnya. Dia tidak ingin dihajar!“Ikut, ikut ...,” ucap Owen sambil menyeringai.Owen tidak bodoh, dia tentu saja memilih untuk menghindari situasi merugikan. Lagi pula, dia sudah menyelesaikan semua masalah tentang kerja sama. Jadi, dia akan membiarkan Angelina melakukan apa pun yang diinginkannya. Dia akan menganggap dirinya hanya sedang menemani Angelina jalan-jalan.“Pintar juga kamu!”Angelina mendengus dingin, lalu menyeret Owen yang terlihat enggan ke departemen dewan direktur. Setelah sampai di sana, dia menyuruh Emily untuk mencetak semua data dan kontrak yang berhubungan dengan kerja sama.Kebetulan Owen juga membutuhkan kontraknya untuk ber
Biasanya, seorang sekretaris hanya melakukan pekerjaan perusahaan yang tidak penting. Mereka tidak begitu berbakat, juga tidak akan begitu berkembang.Selain itu, Grup Ratu Kosmetik hanyalah sebuah perusahaan kecil di bawah kelola Grup Lestari. Mereka berada di level yang berbeda dengan kantor pusat Grup Wijaya.Sebagai seorang manajer humas, Harry sudah hampir memasuki jajaran eksekutif perusahaan. Jadi, dia tentu saja tidak akan menanggapi Owen yang hanya merupakan seorang sekretaris.“Pak Owen, aku dan Angelina mau mendiskusikan masalah kerja sama. Nggak ada gunanya juga kamu di sini. Sebaiknya kamu tunggu saja di luar,” ujar Harry dengan acuh tak acuh.“Oke,” jawab Owen sambil mengangkat bahunya.Dia pada dasarnya memang tidak perlu mendiskusikan masalah kerja sama ini. Saat dia hendak berdiri untuk pergi, Angelina tiba-tiba menarik lengannya.“Kak Harry, terus terang, Bu Theresa suruh aku dan Owen untuk bertanggung jawab atas kerja sama kali ini bersama. Jadi, dia juga merupakan s
Harry tersenyum penuh arti.“Makan malam di hotel?”Raut wajah Angelina langsung berubah. Dia bukanlah pemula yang baru terjun di masyarakat. Dalam sekejap, dia sudah mengerti maksud yang tersirat dari ajakan Harry. Tujuan Harry mungkin bukan hanya untuk makan malam.“Kak Harry, kita sama-sama belum punya pasangan. Kayaknya kurang bagus kalau makan malam berduaan di hotel. Begini saja, kamu dapatkan dulu persetujuan kerja sama perusahaan kita. Kalau sudah berhasil, aku dan Bu Theresa pasti bakal traktir kamu makan sebagai ucapan terima kasih,” ucap Angelina sambil memaksakan seulas senyum.Dia diam-diam menghibur diri dengan berpikir bahwa Harry adalah seniornya dan hanya ingin makan bersama tanpa maksud lain.“Angelina, mungkin kamu masih nggak ngerti maksudku. Kamu tahu kalau selama ini aku sangat menyukaimu. Kalau gitu, aku terus terang saja deh. Asalkan kamu bersedia jadi pacarku, aku pasti berusaha untuk dapatkan kotrak kerja sama ini!” ujar Harry.“Apa? Nggak mungkin! Kak Harry,
Plak!Suara yang nyaring menggema di dalam ruangan. Tamparan Owen membuat telinga Harry berdengung dan terjatuh. Saat jatuh, dahinya terbentur sudut meja kerja dan terkoyak. Harry pun merintih kesakitan. Begitu memegang dahinya, tangannya langsung dilumuri darah.“Aku pasti bakal membunuhmu!”Harry sangat murka dan menyerbu ke arah Owen bagaikan orang kesetanan.Owen langsung menendang perut Harry hingga Harry terpental beberapa meter ke belakang. Dia berguling-guling di lantai sampai menabrak dinding sebelum berhenti. Keadaannya saat ini sangat menyedihkan.“Owen, sudahlah. Ayo kita pergi.”Setelah tersadar, Angelina buru-buru menarik lengan Owen. Dia tahu masalah kerja sama sudah tidak mungkin terlaksana karena kejadian ini. Harapannya sudah pupus. Sekarang, dia hanya ingin cepat-cepat meninggalkan tempat ini agar masalahnya tidak menjadi makin besar. Owen mengangguk, lalu berjalan keluar bersama Angelina.“Cegat mereka! Jangan biarkan mereka kabur ...,” teriak Harry sambil berdiri