"Sembarangan kalian!" Theresa memelototi Owen dengan kesal. Dia tidak merasa bahwa Owen punya kemampuan untuk mendapatkan hak kerja sama Grup Wijaya. Jika Owen kalah, apa mungkin dia benar-benar harus mengusir Owen untuk keluar dari perusahaan?"Intinya, kali ini kita nggak punya banyak waktu. Bu Angelina dan Pak Owen akan bertanggung jawab untuk membicarakan kerja sama Grup Wijaya. Kalau dalam waktu dua hari kalian nggak bisa mendapatkan kerja sama itu, nantinya kita akan menjalankan rencana Pak Reynold," ujar Theresa yang mengambil keputusan terakhir.Dia tahu bahwa mendapatkan kerja sama dengan Grup Wijaya sangatlah sulit. Theresa tidak berharap Owen bisa memberikan kontribusi apa pun, jadi dia menaruh seluruh harapan kepada Angelina."Pak Owen, kamu bisa bersiap-siap untuk keluar dari perusahaan dua hari lagi." Reynold tersenyum dengan bangga, seolah-olah dia sudah melihat adegan dia menginjak Owen di bawah kakinya.Sekelompok eksekutif perusahaan juga menggelengkan kepala, lalu me
“Kamu mau ikut pergi apa nggak!”Angelina menatap Owen dengan marah sambil mengepalkan tangannya. Amarahnya sudah hampir meledak.“Aku ....”Setelah merasakan tatapan membunuh Angelina dan melihat tangannya yang dikepalkan, Owen tanpa sadar menelan ludah. Firasatnya mengatakan apabila dia berani menolak, Angelina pasti akan langsung menghajarnya. Dia tidak ingin dihajar!“Ikut, ikut ...,” ucap Owen sambil menyeringai.Owen tidak bodoh, dia tentu saja memilih untuk menghindari situasi merugikan. Lagi pula, dia sudah menyelesaikan semua masalah tentang kerja sama. Jadi, dia akan membiarkan Angelina melakukan apa pun yang diinginkannya. Dia akan menganggap dirinya hanya sedang menemani Angelina jalan-jalan.“Pintar juga kamu!”Angelina mendengus dingin, lalu menyeret Owen yang terlihat enggan ke departemen dewan direktur. Setelah sampai di sana, dia menyuruh Emily untuk mencetak semua data dan kontrak yang berhubungan dengan kerja sama.Kebetulan Owen juga membutuhkan kontraknya untuk ber
Biasanya, seorang sekretaris hanya melakukan pekerjaan perusahaan yang tidak penting. Mereka tidak begitu berbakat, juga tidak akan begitu berkembang.Selain itu, Grup Ratu Kosmetik hanyalah sebuah perusahaan kecil di bawah kelola Grup Lestari. Mereka berada di level yang berbeda dengan kantor pusat Grup Wijaya.Sebagai seorang manajer humas, Harry sudah hampir memasuki jajaran eksekutif perusahaan. Jadi, dia tentu saja tidak akan menanggapi Owen yang hanya merupakan seorang sekretaris.“Pak Owen, aku dan Angelina mau mendiskusikan masalah kerja sama. Nggak ada gunanya juga kamu di sini. Sebaiknya kamu tunggu saja di luar,” ujar Harry dengan acuh tak acuh.“Oke,” jawab Owen sambil mengangkat bahunya.Dia pada dasarnya memang tidak perlu mendiskusikan masalah kerja sama ini. Saat dia hendak berdiri untuk pergi, Angelina tiba-tiba menarik lengannya.“Kak Harry, terus terang, Bu Theresa suruh aku dan Owen untuk bertanggung jawab atas kerja sama kali ini bersama. Jadi, dia juga merupakan s
Harry tersenyum penuh arti.“Makan malam di hotel?”Raut wajah Angelina langsung berubah. Dia bukanlah pemula yang baru terjun di masyarakat. Dalam sekejap, dia sudah mengerti maksud yang tersirat dari ajakan Harry. Tujuan Harry mungkin bukan hanya untuk makan malam.“Kak Harry, kita sama-sama belum punya pasangan. Kayaknya kurang bagus kalau makan malam berduaan di hotel. Begini saja, kamu dapatkan dulu persetujuan kerja sama perusahaan kita. Kalau sudah berhasil, aku dan Bu Theresa pasti bakal traktir kamu makan sebagai ucapan terima kasih,” ucap Angelina sambil memaksakan seulas senyum.Dia diam-diam menghibur diri dengan berpikir bahwa Harry adalah seniornya dan hanya ingin makan bersama tanpa maksud lain.“Angelina, mungkin kamu masih nggak ngerti maksudku. Kamu tahu kalau selama ini aku sangat menyukaimu. Kalau gitu, aku terus terang saja deh. Asalkan kamu bersedia jadi pacarku, aku pasti berusaha untuk dapatkan kotrak kerja sama ini!” ujar Harry.“Apa? Nggak mungkin! Kak Harry,
Plak!Suara yang nyaring menggema di dalam ruangan. Tamparan Owen membuat telinga Harry berdengung dan terjatuh. Saat jatuh, dahinya terbentur sudut meja kerja dan terkoyak. Harry pun merintih kesakitan. Begitu memegang dahinya, tangannya langsung dilumuri darah.“Aku pasti bakal membunuhmu!”Harry sangat murka dan menyerbu ke arah Owen bagaikan orang kesetanan.Owen langsung menendang perut Harry hingga Harry terpental beberapa meter ke belakang. Dia berguling-guling di lantai sampai menabrak dinding sebelum berhenti. Keadaannya saat ini sangat menyedihkan.“Owen, sudahlah. Ayo kita pergi.”Setelah tersadar, Angelina buru-buru menarik lengan Owen. Dia tahu masalah kerja sama sudah tidak mungkin terlaksana karena kejadian ini. Harapannya sudah pupus. Sekarang, dia hanya ingin cepat-cepat meninggalkan tempat ini agar masalahnya tidak menjadi makin besar. Owen mengangguk, lalu berjalan keluar bersama Angelina.“Cegat mereka! Jangan biarkan mereka kabur ...,” teriak Harry sambil berdiri
Sekarang, Angelina akhirnya mengerti kenapa waktu itu Theresa mengatakan Owen sangat keren. Sebab, dia juga merasakan hal yang serupa saat ini. Sosok Owen yang tinggi dan gagah memang sangat keren!“Ce ... cepat lapor polisi ....”Harry langsung terkesiap. Ekspresinya yang semula terlihat garang sudah berubah menjadi takut. Dia tidak mengerti kenapa Owen yang hanya merupakan seorang sekretaris bisa begitu kuat. Jika bukan karena melihatnya dengan mata kepala sendiri, dia tidak akan percaya ini adalah kenyataan.“Berhenti! Ada apa ini!”Terdengar teriakan seseorang yang marah dari belakang. Kemudian, seorang pemuda dan beberapa eksekutif perusahaan berjalan mendekat.Orang yang memimpin di depan tidak lain adalah Johan. Dia datang karena mendengar keributan di tempat ini.“Pak Johan ....”Karyawan yang berada di sekitar langsung terkejut.Johan adalah putra sulung Keluarga Wijaya dan juga manajer umum Grup Wijaya. Oleh karena itu, para karyawan langsung membuka jalan untuk Johan dan ya
Johan mengabaikan keterkejutan semua orang. Dia menghampiri Owen dengan cepat sambil menunjukkan senyum hormat, lalu berkata, "Tuan Owen, kenapa Anda datang ke perusahaan kami?""Oh. Aku datang untuk membahas kerja sama dengan Grup Wijaya kalian," jawab Owen sambil tersenyum."Membahas kerja sama? Apa ini mengenai kerja sama Grup Ratu Kecantikan kalian dengan Grup Wijaya kami? Kakek baru saja menelepon, dia bilang kalau kalian berdua sudah membuat kesepakatan dan akan menandatangani kontrak waktu makan malam nanti. Tapi, kenapa kamu datang lebih awal?" tanya Johan yang sangat terkejut.Dia yang bertanggung jawab penuh atas masalah saluran penjualan Grup Wijaya. Baru saja, Kakek Denny meneleponnya dan secara khusus menyuruhnya menangani hal ini."Begini. Perkenalkan dulu, ini Bu Angelina, asisten di perusahaan kami. Aku tadi sudah mengatakan kepadanya kalau aku sudah menegosiasikan kerja sama, tetapi dia nggak percaya dan memaksaku datang ke sini," jelas Owen sambil tersenyum tak berday
Johan tersenyum, lalu melihat waktu di arlojinya dan berkata, "Tuan Owen, sekarang sudah hampir jam empat. Karena kamu sudah di sini, nggak perlu kembali lagi. Aku rasa aku harus menelepon kakekku sekarang dan kita bisa langsung pergi ke hotel untuk makan malam. Bagaimana menurutmu?""Hmmm, boleh," kata Owen sambil mengangguk. Setelah itu, dia melirik Angelina yang berada di sampingnya tanpa mengatakan apa pun.Johan yang melihat ini segera mengerti maksud Owen. Dia pun tersenyum kepada Angelina dan berkata, "Nona Angelina, kamu adalah temannya Tuan Owen, kalau kamu nggak keberatan, bagaimana kalau kamu ikut pergi bersama kami?""Ini ...." Angelina kebingungan. Dia tahu bahwa dirinya telah menerima manfaat dari Owen. Lantaran sangat penasaran tentang hubungan Owen dan Kakek Denny, Angelina pun mempertimbangkannya sesaat. Akhirnya, dia menyetujui undangan Johan dengan berkata, "Kalau begitu, aku akan ikut. Terima kasih atas undangannya."….Denny, Johan, Owen, dan Angelina duduk di ruan
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero