“Thomas, kamu hebat ya!”Theresa langsung murka. Dia memelototi Thomas dengan sengit.Thomas tidak menyangka masalahnya akan menjadi seperti ini. Dia pun menjadi panik. Namun, dia sudah terbiasa menghadapi masalah besar. Jadi, dia bisa dengan cepat kembali tenang.“Bu Theresa, jelas-jelas Emily sudah bersaksi untukku tadi. Sekarang, dia malah mencabut pengakuannya. Kamu nggak boleh percaya sama ucapannya yang nggak menentu ini! Sebagai seorang presiden direktur, kamu harus selalu bertindak dengan tepat. Mana boleh kamu langsung menyalahkanku cuman berdasarkan ucapan sepihak Emily?” elak Thomas.“Kenapa? Nggak terima?”Theresa tersenyum dingin.“Tentu saja nggak! Aku ini karyawan senior perusahaan. Selama ini, aku sudah kerja keras untuk perusahaan. Sedangkan Owen cuman seorang sekretaris baru yang nggak penting! Lagian, tadi dia juga sudah nggak membantah. Aku nggak ngerti kenapa kamu bisa lebih memercayainya daripada aku!”Thomas berargumen dengan penuh alasan.“Kenapa? Aku bakal kasi
“Baik!”Beberapa satpam yang dihajar Owen tadi sebenarnya masih sangat marah. Sekarang, setelah mengetahui bahwa Thomas adalah dalang sebenarnya, mereka langsung melampiaskan amarah mereka pada Thomas. Oleh karena itu, mereka menangkap Thomas dan Donny dengan garang, lalu menyeret mereka keluar.Emily yang melihat situasi ini merasa tidak tenang. Dia tidak menyangka Owen adalah penyelamat Theresa. Selain itu, Theresa juga bisa langsung memecat Thomas yang merupakan eksekutif perusahaan demi menegakkan keadilan untuk Owen.Jika tahu Owen mempunyai kemampuan dan dukungan sebesar ini, tadi dia tidak seharusnya takut dan membantu Thomas untuk memfitnah Owen.Sayangnya, dia baru menyadari bahwa penyesalannya sudah terlambat.“Owen, maaf. Kamu sudah menyelamatkanku, tapi aku malah membalas air susu dengan air tuba .... Aku memang salah. Maaf ....”Emily merasa sangat bersalah dan menyesal. Dia membungkuk pada Owen, lalu meminta maaf dengan tulus.Namun, Owen hanya mendengus dingin dan membua
"Baiklah!"Theresa memutarkan matanya yang menawan ke arah Owen. Saat melihat luka di telapak tangan Owen, dia pun bertanya dengan perhatian, "Itu, kenapa tanganmu terluka? Perusahaan punya klinik khusus, ayo aku bawa kamu ke sana untuk diobati."Owen merasa ragu sejenak. Luka di tangannya hanya luka kecil dan bukan masalah besar.Akan tetapi, membersihkan dan mendisinfeksi di klinik bisa menghindari lukanya infeksi."Theresa, semalam kamu nggak datang ke perusahaan, jadi ada setumpuk pekerjaan yang perlu diurus. Lebih baik, aku saja yang bawa Owen untuk mengobati lukanya di klinik," ujar Angelina yang berinisiatif menawarkan diri. "Kamu?"Theresa menatap Angelina dengan ekspresi wajah yang aneh. Jika dia tidak salah ingat, sepertinya Angelina tidak terlalu menyukai Owen karena masalah pagi tadi, 'kan?Selain itu, sifat Angelina sangat sombong dan tidak pernah menggubris pria selama ini.Sekarang, tidak disangka Angelina malah berinisiatif meminta untuk membawa Owen ke klinik. Ini ben
Emily menangis dan wajahnya tampak merasa bersalah.Melihat hal itu, Owen pun terkejut. Dia tidak menyangka ternyata ada sebuah cerita yang menyedihkan seperti ini di belakang Emily.Sejak kecil, Owen adalah anak yatim piatu, pengalamannya juga tidak lebih baik dari Emily. Dia sangat memahami perasaan Emily dan juga mengerti rasa putus asa serta ketidakberdayaan Emily ketika menghadapi kesulitan.Mereka adalah dua orang yang tidak beruntung!Pada saat ini, Owen sudah jauh lebih lega dalam hatinya. Dia juga menjadi sedikit memahami dan bersimpati kepada Emily.Sekarang adalah waktu pulang kerja. Jadi, situasi yang terjadi antara Owen dan Emily di sana segera menarik perhatian banyak kolega perusahaan di sekeliling."Cepat lihat! Bukankah wanita cantik yang berlutut itu adalah sekretaris presiden direktur, Emily? Siapa pria yang ada di hadapannya?""Nggak tahu, aku nggak pernah lihat sebelumnya.""Aneh sekali. Apa yang sedang mereka lakukan?"….Orang-orang di sekeliling mulai berdiskusi
Di jalan saat Owen membonceng Emily untuk pulang.Saat ini adalah puncak orang-orang pulang kerja sehingga ada banyak mobil dan pejalan kaki di jalanan.Owen dan Emily pun berhenti di sebuah lampu lalu lintas.Demi menghindari pejalan kaki, Owen menginjak rem motornya secara tiba-tiba. Kemudian, dua buah gundukan lembut langsung mengenai punggungnya sehingga membuat Owen merasakan sentuhan yang lembut serta luar biasa.Owen sontak terkesiap, lalu segera menyadari bahwa Emily mengalami "kontak intim" dengan punggungnya secara tidak sengaja. Selain itu, Owen bisa merasakan dengan sangat jelas bahwa gundukan lembut itu berukuran tidak kecil melalui pakaiannya yang tipis.Rona merah seketika muncul di wajah Emily yang cantik. Dia berusaha bergerak mundur untuk menjaga jarak dengan Owen.Akan tetapi, makin dia bergerak mundur, inersia rem makin membesar. Kedua gundukannya yang lembut itu menekan punggung Owen dengan kuat beberapa kali.Awalnya, Owen tidak berpikir terlalu banyak, tetapi dia
“Owen bisa sedikit keterampilan medis. Kali ini, dia sengaja datang untuk periksa keadaan Ibu dan mau lihat apa dia bisa bantu atau nggak,” jelas Emily dengan tersipu.“Apa? Memangnya dia itu juga seorang dokter?”Edo sangat terkejut dan juga bingung. Bukankah Owen itu sekretaris? Kenapa bisa tiba-tiba menjadi seorang dokter?“Aku bukan dokter. Tapi, aku pernah belajar keterampilan medis warisan leluhurku.”Owen tersenyum, lalu menaruh keranjang buah yang dibawanya ke meja di samping ranjang pasien.“Ternyata cuman seorang amatir!” Edo mengerutkan keningnya, lalu berkata terus terang, “Kak, di rumah sakit ada begitu banyak dokter profesional, tapi nggak ada yang bisa sembuhin Ibu. Buat apa kamu suruh seorang amatir kemari?”“Edo, jaga mulutmu! Owen toh berniat baik. Kenapa kamu malah begitu nggak sopan!” Emily menegur adiknya dengan tidak senang, lalu tersenyum meminta maaf pada Owen. “Owen, adikku masih muda dan blak-blakan. Jangan tersinggung, ya.”“Nggak masalah, aku ngerti perasaan
“Owen, gimana keadaan ibuku?” tanya Emily dengan cemas.“Kondisi penyakitnya lebih rumit dan sulit dijelaskan. Untungnya semua ini cuman penyakit-penyakit sepele kayak peradangan. Untuk sementara, nggak ada yang serius kok. Habis kukasih akupunktur sekali dan mengonsumsi obat tradisional selama beberapa hari, dia seharusnya bakal sembuh total,” hibur Owen sambil tersenyum.Setelah mendapat pengobatan selama ini, saraf tulang belakang Elisa yang terluka pada dasarnya sudah pulih. Hanya ada beberapa komplikasi tersisa yang lebih sulit diatasi. Jika langsung diobati sekarang, komplikasi-komplikasi ini mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun, jika dibiarkan menyebar, konsekuensinya sangat serius, yaitu kelumpuhan total dan bahkan bisa mengancam nyawa.“Kamu bisa menyembuhkannya? Serius? Baguslah!”Emily langsung kegirangan. Awalnya, dia hanya ingin mencoba tanpa menaruh harapan apa pun pada keterampilan medis Owen. Tidak disangka, Owen ternyata bisa menyembuhkan ibunya. Oleh karena itu,
Kamar pasien Elisa adalah kamar pasien umum untuk tiga orang. Selain Elisa, masih ada dua pasien lainnya.“Nak, kamu nggak boleh sembarangan bicara, lho. Elisa sudah dirawat di rumah sakit begitu lama. Bahkan ada banyak dokter yang sudah kehabisan akal. Kamu masih begitu muda dan juga bukan dokter profesional, mana mungkin kamu bisa menyembuhkannya!”“Makanya! Jangan kira cuman belajar sedikit keterampilan medis saja sudah bisa jadi dokter. Kalau kamu bertindak sembarangan dan terjadi sesuatu, siapa yang bakal tanggung risikonya ....”Kedua pasien itu mulai ikut bicara. Mereka sama sekali tidak memercayai keterampilan medis Owen.Edo pada dasarnya sudah sangat mencurigai motif Owen. Setelah mendengar ucapan kedua pasien itu, dia lebih tidak percaya lagi dengan keterampilan medis Owen.“Kak, apa yang dibilang kedua paman ini benar. Kita nggak boleh main-main soal nyawa Ibu!” ujar Edo.“Ini ....”Tadi, Emily sudah percaya pada Owen. Sekarang, setelah memikirkan keselamatan ibunya, dia ma