“Owen, gimana keadaan ibuku?” tanya Emily dengan cemas.“Kondisi penyakitnya lebih rumit dan sulit dijelaskan. Untungnya semua ini cuman penyakit-penyakit sepele kayak peradangan. Untuk sementara, nggak ada yang serius kok. Habis kukasih akupunktur sekali dan mengonsumsi obat tradisional selama beberapa hari, dia seharusnya bakal sembuh total,” hibur Owen sambil tersenyum.Setelah mendapat pengobatan selama ini, saraf tulang belakang Elisa yang terluka pada dasarnya sudah pulih. Hanya ada beberapa komplikasi tersisa yang lebih sulit diatasi. Jika langsung diobati sekarang, komplikasi-komplikasi ini mungkin tidak akan menjadi masalah. Namun, jika dibiarkan menyebar, konsekuensinya sangat serius, yaitu kelumpuhan total dan bahkan bisa mengancam nyawa.“Kamu bisa menyembuhkannya? Serius? Baguslah!”Emily langsung kegirangan. Awalnya, dia hanya ingin mencoba tanpa menaruh harapan apa pun pada keterampilan medis Owen. Tidak disangka, Owen ternyata bisa menyembuhkan ibunya. Oleh karena itu,
Kamar pasien Elisa adalah kamar pasien umum untuk tiga orang. Selain Elisa, masih ada dua pasien lainnya.“Nak, kamu nggak boleh sembarangan bicara, lho. Elisa sudah dirawat di rumah sakit begitu lama. Bahkan ada banyak dokter yang sudah kehabisan akal. Kamu masih begitu muda dan juga bukan dokter profesional, mana mungkin kamu bisa menyembuhkannya!”“Makanya! Jangan kira cuman belajar sedikit keterampilan medis saja sudah bisa jadi dokter. Kalau kamu bertindak sembarangan dan terjadi sesuatu, siapa yang bakal tanggung risikonya ....”Kedua pasien itu mulai ikut bicara. Mereka sama sekali tidak memercayai keterampilan medis Owen.Edo pada dasarnya sudah sangat mencurigai motif Owen. Setelah mendengar ucapan kedua pasien itu, dia lebih tidak percaya lagi dengan keterampilan medis Owen.“Kak, apa yang dibilang kedua paman ini benar. Kita nggak boleh main-main soal nyawa Ibu!” ujar Edo.“Ini ....”Tadi, Emily sudah percaya pada Owen. Sekarang, setelah memikirkan keselamatan ibunya, dia ma
Enam Jarum Takdir memerlukan energi untuk mengendalikan jarum. Saat mengobati Jerremy waktu itu, dia hampir pingsan karena tidak memiliki energi spiritual.Kali ini, basis kultivasinya sudah mencapai tahap pertama Tingkat Pembentukan Energi. Jadi, kondisinya sudah jauh lebih baik. Dia juga sudah lebih lancar dalam mempraktikkan Enam Jarum Takdir.Meskipun begitu, karena basis kultivasinya masih terlalu rendah, dia masih tetap berkeringat deras dan merasa sangat lelah sehabis mempraktikkan teknik akupunktur ini.Tepat pada saat ini, terdengar suara langkah kaki dari luar kamar pasien.Seorang dokter pria berjas putih yang terlihat berusia 27-28 tahun berjalan masuk dengan seorang perawat muda. Mereka datang untuk pemeriksaan rutin.Begitu melihat ada jarum akupunktur yang menancap di tubuh Elisa, dokter muda itu langsung terkejut dan buru-buru mendekat.“Emily, ada apa ini? Kalian lagi apa?”“Kak Billy, begini. Owen itu rekan kerjaku. Dia bisa sedikit keterampilan medis .... Jadi, dia l
“Reaksi ini sangat buruk, aku rasa nyawanya sudah nggak bisa diselamatkan bahkan sama dewa sekalipun!”Billy menggeleng, lalu memandang Owen dengan tatapan mengejek.“Apa?”Emily dan Edo langsung mematung bagaikan disambar petir.Selanjutnya, Edo langsung berdiri dan menatap Owen dengan marah. “Kamu! Semua ini gara-gara kamu! Kamu sudah mencelakai ibuku! Aku nggak bakal ampuni kamu!”Selesai berteriak, Edo terlihat bagaikan sudah menggila dan langsung melayangkan tinju ke wajah Owen. Owen sama sekali tidak mempunyai persiapan untuk menerima serangan itu. Alhasil, dia pun tidak sempat menangkisnya.“Sus Fani, cepat cari Pak Hardi. Suruh dia persiapkan pertolongan terakhir untuk pasien! Selain itu, suruh beberapa satpam kemari untuk menangkap orang yang sembarangan memberi pengobatan ini. Dia harus diserahkan ke polisi” perintah Billy kepada perawat di belakangnya.Perawat bernama Fani itu mengangguk, lalu langsung pergi dengan cepat.“Kenapa ... kenapa bisa begini ....”Emily membungku
Bruk! Edo berlutut di depan Owen tanpa keraguan sama sekali. Dia yang merasa sangat bersalah itu menyalahkan dirinya dengan menampar wajahnya sendiri dan berkata, "Owen, masalah barusan adalah kesalahanku. Kamu berbaik hati menyelamatkan ibuku, tapi perlakuanku padamu tadi terlalu buruk.""Sudahlah. Itu hanya salah paham. Aku harap kamu nggak terlalu gegabah di masa depan ...." Owen tahu bahwa Edo tidak memukulnya dengan sengaja. Lagi pula, Owen bukan orang yang berpikiran sempit. Jadi, dia mengulurkan tangannya untuk membantu Edo berdiri.Di sisi lain, Billy tidak menyangka masalahnya akan berubah drastis. Raut wajahnya pun menjadi sangat kesal. Dia mendengkus dingin, lalu berkata, "Emily, kamu nggak perlu berterima kasih pada bocah ini! Bibi Elisa sudah dirawat di rumah sakit kami selama beberapa waktu dan kondisinya sudah hampir membaik. Bocah itu hanya kebetulan berhasil mengobatinya.""Kak Billy, apa yang kamu katakan itu salah! Kami semua bisa melihat dengan jelas kalau kondisi i
"Benar-benar nggak tahu malu!""Mengibuli pasien dengan mengatakan bahan-bahan obat nggak berguna sebagai obat berharga. Benar-benar nggak punya etika kedokteran!""Benar! Eh, jangan-jangan obat itu sama dengan yang biasa kita minum!"Dua pasien lain menyindir dan cara mereka memandang Billy bahkan menjadi lebih menghina. Pada saat yang bersamaan, mereka diam-diam khawatir telah ditipu oleh beberapa dokter yang tak beretika!"Emily, sudahlah. Billy sudah banyak membantu kita belakangan ini. Dia juga berniat baik. Masalah ini sudahi saja, ya! Ada lagi, aku sudah sehat sekarang, nggak perlu terus dirawat di rumah sakit. Bantu Edo berkemas supaya bisa pulang lebih awal," ucap Elisa.Elisa bersikap netral. Mengingat hubungan antar tetangga yang terjalin selama bertahun-tahun, dia tidak ingin memperumit masalah ini."Keluar dari rumah sakit? Mana boleh? Bibi Elisa, kamu masih berutang lebih dari 100 juta untuk rawat inap dan biaya pengobatan. Kalian nggak boleh pergi sebelum bayar lunas!" B
"Benar!""Dulu, aku pernah ketemu orang yang nggak tahu malu, tapi nggak pernah ketemu orang yang lebih nggak tahu malu seperti ini!""Nona Emily sangat cantik, sedangkan dia? Apa dia nggak melihat penampilannya sendiri seperti apa? Mana pantas bersanding dengan Nona Emily?""Kepercayaan dirinya entah datang dari mana!"Dua pasien lain yang berada di bangsal juga menyaksikan kehebohan ini. Billy yang tak tahu malu itu telah membuat mereka terhibur sehingga satu per satu dari mereka membela Emily.Billy langsung marah. Dia berkata, "Bibi Elisa, aku sudah menyebutkan persyaratannya. Kalau kalian nggak setuju, cepat bayar biaya pengobatan yang lebih dari seratus juta itu. Kalau nggak, aku akan melapor polisi! Jangan salahkan aku kalau polisi sampai menangkap kalian karena penipuan!"Elisa dan kedua anaknya tidak dapat berkata-kata. Jangankan 100 juta, uang 10 juta saja tidak punya. Dalam sekejap, ketiga orang itu langsung putus asa dan tidak tahu harus berbuat apa. Di mana mereka bisa men
Elisa dan kedua anaknya tampak berlinangan air mata. Ketiganya saling memandang karena tidak mengerti Owen sedang memainkan trik apa."Dasar sombong! Hanya berapa ratus juta saja. Kamu pikir aku nggak bisa mengeluarkan uangnya?" kata Owen sambil menatap Billy dengan dingin. Pak Jerremy yang telah memberikan kartu bank ini kepadanya dan di dalamnya ada 20 miliar. Selain itu, Owen juga tidak pernah berpikir Pak Jerremy akan menipu dirinya."Masih berlagak! Bukannya ini sudah sangat jelas? Cepat pergi dari sini dan bawa juga kartu keanggotaan tempat cukur rambutmu!" ejek Billy sambil menunjukkan ekspresi penuh penghinaan. Dia mengambil kartu itu dan hendak melemparkannya ke wajah Owen.Melihat ini, Hardi buru-buru menghentikan Billy dengan berseru, "Tunggu sebentar!"Setelah itu, dia segera mengambil kartu itu dan melihatnya dengan cermat. Pada akhirnya, Hari menjadi sangat terkejut. Dia yang berpengetahuan luas itu segera tahu bahwa ini adalah kartu tertinggi yang diterbitkan oleh Bank J