“Nona Jessica, bisa nggak kamu ceritakan apa sebenarnya yang sudah terjadi?” Berhubung Owen tidak bisa menjawab, Theresa pun menatap Jessica dan bertanya padanya dengan ekspresi muram.“Aku ....” Wajah Jessica tiba-tiba memerah, lalu di pun menunduk karena tidak berani menatap Theresa, seolah-olah sudah melakukan kesalahan.Sesuai dengan tebakan Owen, Jessica memang lebih gampang malu. Bahkan Owen yang merupakan seorang pria juga sulit untuk mengungkapkannya, apalagi Jessica. Oleh karena itu, dia juga tidak bisa memberikan jawaban kepada Theresa.“Bagus! Bagus! Ternyata memang ada hal yang kalian sembunyikan!” seru Theresa dengan marah karena Owen dan Jessica tidak bisa memberinya jawaban.Theresa bukanlah orang bodoh. Dinilai dari reaksi Owen dan Jessica, dia tentu saja bisa melihat bahwa ada sesuatu yang disembunyikan oleh mereka. Mungkin saja mereka memang bekerja sama untuk membohonginya. Dalam sekejap, dia pun merasa sangat marah.“Owen, apa lagi yang bisa kamu katakan?” tanya The
“Aku ....”Setelah melihat kegetiran yang terpampang jelas di wajah Owen, Theresa mau tak mau teringat tentang masa lalunya dengan Owen. Dia pun segera menyadari bahwa dirinya sekarang mungkin juga sudah salah menyalahkan Owen seperti dulu.Namun, Owen yang tidak bersedia menjelaskan apa pun benar-benar sangat mencurigakan. Dalam sekejap, Theresa pun tidak tahu harus percaya pada Owen atau tidak.‘Kayaknya ini kesempatan yang baik ....’ Yunita melirik Theresa yang marah, lalu melirik Owen yang terlihat sedih dan kecewa. Selanjutnya, secercah harapan pun timbul kembali dalam hatinya. Awalnya, Yunita sudah sepenuhnya putus asa karena Owen telah memiliki pacar. Sekarang, berhubung Owen bersalah karena sudah “tidur” dengan Jessica, Theresa pun marah. Jika tebakannya tidak meleset, Theresa pasti akan berpisah dengan Owen karena Owen mengkhianati Theresa. Dengan begitu, bukankah dia sudah bisa bersama dengan Owen?Begitu memikirkan hal ini, seluruh rasa putus asa Yunita seketika sirna.“Owe
“Aku ....”Pertanyaan Yunita membuat Theresa terdiam. Dengan perasaannya yang mendalam terhadap Owen, dia tentu saja tidak akan berpisah dengan Owen. Namun, apa yang dikatakan Yunita benar. Sekarang, dia merasa yakin bahwa Owen telah mengkhianatinya. Menurut logika, dia seharusnya berpisah dengan Owen, bukan memaafkannya dengan semudah itu.Begitu memikirkan hal ini, Theresa pun merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.“Owen, kamu yang putuskan saja. Kali ini, kamu sudah berbuat kesalahan besar. Nona Theresa nggak mungkin memaafkanmu. Biarpun dia memaafkanmu, hubungan kalian juga pasti akan retak. Menurutku, sebaiknya kamu berpisah saja dengannya dan menerimaku,” ujar Yunita. Berhubung Theresa tidak bisa menjawab, dia pun ingin membujuk Owen untuk meninggalkan Theresa dan memilihnya.“Aku ....” Owen yang berekspresi muram ingin mengatakan sesuatu. Namun, sebelum dia sempat melakukannya, Yura yang berada di belakang sudah tidak tahan mendengar semua ini dan berseru mar
“Dasar berengsek! Owen, Theresa sudah menyetujui hubungan kita dari dulu. Aku nggak peduli apa yang kamu pikirkan. Intinya, aku nggak akan meninggalkanmu untuk selamanya!” ujar Yura sambil memelototi Owen.Dengan pemahamannya mengenai Owen, Yura tentu saja tahu Owen akan menolaknya atau menyuruhnya untuk menemukan pria yang lebih baik. Oleh karena itu, dia langsung mencubit pinggang Owen dengan kuat untuk melampiaskan kekesalannya pada Owen.Hk! Saat merasakan cubitan itu, Owen pun merasa kesakitan dan ucapannya juga terhenti. Demi tidak menyinggung Yura dan menimbulkan masalah untuk dirinya sendiri, dia hanya bisa menutup mulutnya.“Owen, kamu punya 2 pacar? A ... aku nggak salah dengar?” tanya Yunita dengan terkejut.Dinilai dari ucapan Yura, Owen bukan hanya memiliki 2 pacar, tetapi Theresa dan Yura juga telah menyetujui hal ini. Hal ini sudah sepenuhnya menjungkirbalikkan pandangan hidup Yunita. Jadi, dapat dibayangkan betapa terkejutnya dia.Di sisi lain, Jessica juga merasa sanga
“Emm ... yang kamu bilang benar!”Begitu mendengar ucapan Yura, Theresa seketika tersadar. Dulu, gara-gara informasi sesat yang diberikan kakek dan ayahnya, dia sudah pernah berpisah dengan Owen. Pada akhirnya, dia sendiri yang menderita dan bahkan memutuskan untuk bunuh diri.Dengan adanya pengalaman sebelumnya, Theresa tidak mungkin mengulangi kesalahan yang sama dan menanggung penderitaan karena kehilangan Owen untuk yang kedua kalinya. Begitu memikirkan hal ini, dia buru-buru menghampiri Owen, lalu merangkul sebelah tangan Owen dengan erat. Dia sangat takut Owen akan direbut Yunita.“Owen, aku nggak peduli kamu melakukan hal-hal yang mengkhianatiku atau nggak. Pokoknya, aku nggak akan membiarkanmu meninggalkan aku dan Yura,” ujar Theresa dengan panik. Sikapnya sepenuhnya berbeda dari sebelumnya.Meskipun masih merasa agak curiga telah terjadi sesuatu di antara Owen dan Jessica, Theresa tahu jelas bahwa dirinya tidak bisa kehilangan Owen. Selama Owen tidak mencampakkannya, hal lainn
“Syukurlah!”Berhubung Owen sudah membuat keputusan, Theresa dan Yura pun menghela napas lega. Meskipun memahami karakter Owen dan Owen tidak mungkin melakukan hal yang begitu tidak berperasaan, Yunita merupakan wanita cantik yang setingkat dengan mereka. Jadi, mereka sedikit banyaknya merasa agak khawatir.Sesuai dugaan, Owen memang tidak mengecewakan mereka. Theresa dan Yura pun akhirnya merasa lega.“Theresa, aku katakan sekali lagi. Benar-benar nggak ada yang terjadi di antara aku dan Nona Jessica. Nanti, aku akan jelaskan masalah ini padamu secara pribadi,” ujar Owen dengan serius.Meskipun merasa agak kecewa karena Theresa tidak memercayainya tadi, Owen tahu alasan Theresa bersikap begitu. Berhubung ibunya Theresa meninggal muda, Theresa pun menjadi sangat rendah diri dalam hubungan asmara dan juga takut terluka. Dia bisa memahami perasaan Theresa.Demi menghilangkan rasa curiga Theresa, Owen memutuskan untuk menjelaskan semuanya pada Theresa saat mereka hanya berdua. Dengan begi
“Aku ....”Setelah mendengar ucapan Theresa, Yunita merasa sangat sedih dan putus asa. Selanjutnya, dia hanya menatap Owen dengan penuh perasaan, lalu menahan seluruh perasaannya terhadap Owen dan berjalan ke arah pintu kamar dengan tampang sedih.“Yunita, tunggu dulu!” Tepat pada saat ini, Owen tiba-tiba teringat sesuatu dan menghentikan Yunita.“Owen, ada apa?” tanya Yunita sambil menoleh ke arah Owen. Entah sejak kapan, air mata sudah berkumpul di matanya. Kemudian, air mata itu pun menetes membasahi pipinya tanpa terkendali.“Yunita, jangan nangis. Dengan kecantikan dan latar belakang keluargamu, aku yakin kamu pasti bisa menemukan pria yang lebih cocok denganmu,” hibur Owen setelah melihat tampang Yunita yang sedih.“Ngomongnya sih gampang,” gumam Yanisa dengan sedih.Yunita tahu mengenai situasi Owen. Owen bukan hanya memiliki basis kultivasi yang mendalam, juga memiliki kemampuan lain yang luar biasa. Dia tidak mungkin bisa menemukan pria yang lebih unggul dari Owen.Sekarang, Y
“Yunita, apa yang lagi kamu pikirkan?” tanya Owen dengan heran setelah melihat Yunita yang melamun.“Ng ... nggak apa-apa ....” Setelah tersadar dari lamunannya, Yunita buru-buru menggeleng. Namun, hatinya benar-benar bergejolak.Akal sehat Yunita tidak membiarkannya untuk melakukan hal yang begitu menurunkan pamornya. Namun, dia juga tidak ingin kehilangan satu-satunya pria yang disukainya. Dalam sekejap, konflik batin ini membuat pikirannya sangat kacau. Dia tidak tahu apakah dirinya harus berbagi Owen atau menahan penderitaan sesaat dan menghentikan perasaannya terhadap Owen tepat waktu.“Oh iya, Yunita, untuk apa kamu datang mencariku?” tanya Owen untuk mengalihkan topik pembicaraan. Dia tentu saja tidak mengetahui konflik batin Yunita.“Oh, kakakku sudah berhasil membantumu mengakuisisi sebuah perusahaan kosmetik. Dia menyuruhku untuk membawamu ke sana untuk menangani semua prosedurnya. Selain itu, kamu sudah selesai memurnikan semua pil yang akan dijual. Dia juga mau diskusikan t
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero