“Aku ....”Pertanyaan Yunita membuat Theresa terdiam. Dengan perasaannya yang mendalam terhadap Owen, dia tentu saja tidak akan berpisah dengan Owen. Namun, apa yang dikatakan Yunita benar. Sekarang, dia merasa yakin bahwa Owen telah mengkhianatinya. Menurut logika, dia seharusnya berpisah dengan Owen, bukan memaafkannya dengan semudah itu.Begitu memikirkan hal ini, Theresa pun merasa bingung dan tidak tahu apa yang harus dilakukannya.“Owen, kamu yang putuskan saja. Kali ini, kamu sudah berbuat kesalahan besar. Nona Theresa nggak mungkin memaafkanmu. Biarpun dia memaafkanmu, hubungan kalian juga pasti akan retak. Menurutku, sebaiknya kamu berpisah saja dengannya dan menerimaku,” ujar Yunita. Berhubung Theresa tidak bisa menjawab, dia pun ingin membujuk Owen untuk meninggalkan Theresa dan memilihnya.“Aku ....” Owen yang berekspresi muram ingin mengatakan sesuatu. Namun, sebelum dia sempat melakukannya, Yura yang berada di belakang sudah tidak tahan mendengar semua ini dan berseru mar
“Dasar berengsek! Owen, Theresa sudah menyetujui hubungan kita dari dulu. Aku nggak peduli apa yang kamu pikirkan. Intinya, aku nggak akan meninggalkanmu untuk selamanya!” ujar Yura sambil memelototi Owen.Dengan pemahamannya mengenai Owen, Yura tentu saja tahu Owen akan menolaknya atau menyuruhnya untuk menemukan pria yang lebih baik. Oleh karena itu, dia langsung mencubit pinggang Owen dengan kuat untuk melampiaskan kekesalannya pada Owen.Hk! Saat merasakan cubitan itu, Owen pun merasa kesakitan dan ucapannya juga terhenti. Demi tidak menyinggung Yura dan menimbulkan masalah untuk dirinya sendiri, dia hanya bisa menutup mulutnya.“Owen, kamu punya 2 pacar? A ... aku nggak salah dengar?” tanya Yunita dengan terkejut.Dinilai dari ucapan Yura, Owen bukan hanya memiliki 2 pacar, tetapi Theresa dan Yura juga telah menyetujui hal ini. Hal ini sudah sepenuhnya menjungkirbalikkan pandangan hidup Yunita. Jadi, dapat dibayangkan betapa terkejutnya dia.Di sisi lain, Jessica juga merasa sanga
“Emm ... yang kamu bilang benar!”Begitu mendengar ucapan Yura, Theresa seketika tersadar. Dulu, gara-gara informasi sesat yang diberikan kakek dan ayahnya, dia sudah pernah berpisah dengan Owen. Pada akhirnya, dia sendiri yang menderita dan bahkan memutuskan untuk bunuh diri.Dengan adanya pengalaman sebelumnya, Theresa tidak mungkin mengulangi kesalahan yang sama dan menanggung penderitaan karena kehilangan Owen untuk yang kedua kalinya. Begitu memikirkan hal ini, dia buru-buru menghampiri Owen, lalu merangkul sebelah tangan Owen dengan erat. Dia sangat takut Owen akan direbut Yunita.“Owen, aku nggak peduli kamu melakukan hal-hal yang mengkhianatiku atau nggak. Pokoknya, aku nggak akan membiarkanmu meninggalkan aku dan Yura,” ujar Theresa dengan panik. Sikapnya sepenuhnya berbeda dari sebelumnya.Meskipun masih merasa agak curiga telah terjadi sesuatu di antara Owen dan Jessica, Theresa tahu jelas bahwa dirinya tidak bisa kehilangan Owen. Selama Owen tidak mencampakkannya, hal lainn
“Syukurlah!”Berhubung Owen sudah membuat keputusan, Theresa dan Yura pun menghela napas lega. Meskipun memahami karakter Owen dan Owen tidak mungkin melakukan hal yang begitu tidak berperasaan, Yunita merupakan wanita cantik yang setingkat dengan mereka. Jadi, mereka sedikit banyaknya merasa agak khawatir.Sesuai dugaan, Owen memang tidak mengecewakan mereka. Theresa dan Yura pun akhirnya merasa lega.“Theresa, aku katakan sekali lagi. Benar-benar nggak ada yang terjadi di antara aku dan Nona Jessica. Nanti, aku akan jelaskan masalah ini padamu secara pribadi,” ujar Owen dengan serius.Meskipun merasa agak kecewa karena Theresa tidak memercayainya tadi, Owen tahu alasan Theresa bersikap begitu. Berhubung ibunya Theresa meninggal muda, Theresa pun menjadi sangat rendah diri dalam hubungan asmara dan juga takut terluka. Dia bisa memahami perasaan Theresa.Demi menghilangkan rasa curiga Theresa, Owen memutuskan untuk menjelaskan semuanya pada Theresa saat mereka hanya berdua. Dengan begi
“Aku ....”Setelah mendengar ucapan Theresa, Yunita merasa sangat sedih dan putus asa. Selanjutnya, dia hanya menatap Owen dengan penuh perasaan, lalu menahan seluruh perasaannya terhadap Owen dan berjalan ke arah pintu kamar dengan tampang sedih.“Yunita, tunggu dulu!” Tepat pada saat ini, Owen tiba-tiba teringat sesuatu dan menghentikan Yunita.“Owen, ada apa?” tanya Yunita sambil menoleh ke arah Owen. Entah sejak kapan, air mata sudah berkumpul di matanya. Kemudian, air mata itu pun menetes membasahi pipinya tanpa terkendali.“Yunita, jangan nangis. Dengan kecantikan dan latar belakang keluargamu, aku yakin kamu pasti bisa menemukan pria yang lebih cocok denganmu,” hibur Owen setelah melihat tampang Yunita yang sedih.“Ngomongnya sih gampang,” gumam Yanisa dengan sedih.Yunita tahu mengenai situasi Owen. Owen bukan hanya memiliki basis kultivasi yang mendalam, juga memiliki kemampuan lain yang luar biasa. Dia tidak mungkin bisa menemukan pria yang lebih unggul dari Owen.Sekarang, Y
“Yunita, apa yang lagi kamu pikirkan?” tanya Owen dengan heran setelah melihat Yunita yang melamun.“Ng ... nggak apa-apa ....” Setelah tersadar dari lamunannya, Yunita buru-buru menggeleng. Namun, hatinya benar-benar bergejolak.Akal sehat Yunita tidak membiarkannya untuk melakukan hal yang begitu menurunkan pamornya. Namun, dia juga tidak ingin kehilangan satu-satunya pria yang disukainya. Dalam sekejap, konflik batin ini membuat pikirannya sangat kacau. Dia tidak tahu apakah dirinya harus berbagi Owen atau menahan penderitaan sesaat dan menghentikan perasaannya terhadap Owen tepat waktu.“Oh iya, Yunita, untuk apa kamu datang mencariku?” tanya Owen untuk mengalihkan topik pembicaraan. Dia tentu saja tidak mengetahui konflik batin Yunita.“Oh, kakakku sudah berhasil membantumu mengakuisisi sebuah perusahaan kosmetik. Dia menyuruhku untuk membawamu ke sana untuk menangani semua prosedurnya. Selain itu, kamu sudah selesai memurnikan semua pil yang akan dijual. Dia juga mau diskusikan t
Baume Kosmetik terletak di kawasan industri pinggir kota. Ini adalah sebuah perusahaan berskala besar yang terkenal di Tonham Barat. Begitu tiba di luar perusahaan, Owen, Theresa, dan orang lainnya pun turun dari mobil.Saat ini, Hugo sudah menunggu di luar perusahaan bersama 2 pengawal dan 2 pria paruh baya yang mengenakan jas rapi. “Pak Owen, akhirnya kamu tiba juga! Bu Theresa, Bu Yura, nggak disangka kalian juga datang ke Tonham Barat,” sapa Hugo sambil tersenyum begitu melihat kemunculan kelompok Owen.“Benar! Pak Hugo, lama nggak jumpa,” jawab Theresa dan Yura sambil tersenyum.Saat di acara penjualan Grup Ora di Tonham Selatan sebelumnya, Theresa dan Yura pernah bertemu dengan Hugo sekali. Jadi, mereka saling mengenal.“Pak Owen, perusahaan ini perusahaan kosmetik yang aku bantu kamu akuisisi. Untuk sementara, aku sudah bayar uang mukanya. Ayo aku bawa kamu lihat-lihat situasi perusahaannya. Kalau kamu puas, aku akan bantu kamu urus prosedur selanjutnya,” ujar Hugo.Grup Ratu K
Di hotel bintang lima.Saat kelompok Owen tiba di hotel, langit sudah gelap. Owen pun terlebih dahulu memesan beberapa kamar mewah bagi sekelompok orang yang baru tiba dari Tonham Selatan ini. Kemudian, mereka makan malam di restoran hotel.Berhubung sudah lama tidak bertemu dengan Owen, Theresa dan yang lain menanyakan bagaimana kehidupan Owen di Tonham Barat selama ini. Suasana mereka yang makan sambil mengobrol sangatlah harmonis.Seusai makan malam, mereka pun berkumpul di kamar Owen. Tepat pada saat ini, Owen tiba-tiba teringat sesuatu, lalu menyuruh Vince dan Boris untuk menemuinya.“Pak Vince, Pak Boris, basis kultivasi kalian sekarang sudah mencapai tingkatan apa?” tanya Owen.Sebelum meninggalkan Tonham Selatan, Owen pernah mengajarkan Teknik Biduk yang dapat mempercepat peningkatan kekuatan secara signifikan kepada beberapa bawahannya. Selain itu, dia juga memberikan beberapa pil obat dan mendirikan Formasi Pengumpul Surya yang dapat membantu kultivasi mereka.Tujuan Owen tid