Tepat di saat Owen selesai berkultivasi, tubuh Yunita bergetar sejenak dan wajahnya berangsur-angsur memerah. Sangat jelas bahwa dia sedang berada dalam masa-masa terpenting dalam menerobos hambatan kultivasi.Setelah memurnikan semua energi sejati yang terkandung dalam pil pemurni esensi, Yunita mengandalkan energi sejati kuat yang dipancarkan Mutiara Spiritual Sejati untuk mulai menerobos hambatan kultivasi.Namun, bakat bela diri Yunita masih belum seunggul Renata dan Maggie yang dapat menerobos hambatan kultivasi dengan mengonsumsi pil pemurni esensi. Setelah mencoba beberapa kali, dia masih belum bisa menerobos. Hal ini membuatnya merasa agak gelisah, tetapi juga tidak berdaya.“Yunita, aku akan membantumu. Tenangkan dulu pikiranmu. Kamu nggak perlu begitu tergesa-gesa,” ujar Owen setelah merasakan kegelisahan Yunita.Setelah itu, Owen mengeluarkan beberapa jarum akupunktur, lalu menancapkannya ke beberapa titik akupunktur di sekitar pusat energi Yunita, dan mengerahkan Teknik Aku
“Yunita, ayo kita lanjut memurnikan pil!” ucap Owen untuk mengalihkan topik pembicaraan. Dia yang memang kurang peka dalam masalah perasaan sama sekali tidak menyadari rasa kagum dan pemujaan yang dirasakan Yunita terhadapnya.“Oke,” jawab Yunita sambil tersenyum tipis. Kemudian, dia berjalan ke sisi Owen dan lanjut membantu Owen memurnikan pil.Kali ini, Owen memurnikan pil peningkat energi spiritual. Pil peningkat energi spiritual berbeda dengan pil peningkat energi sejati. Pil peningkat energi sejati dapat membantu praktisi seni bela diri untuk meningkatkan kecepatan kultivasi mereka, sedangkan pil peningkat energi spiritual dapat mempercepat pemulihan energi spiritual dan menambah energi spiritual orang yang berlatih ilmu kultivasi.Saat masih berada di Jenggala, Owen pernah memurnikan pil peningkat energi spiritual. Namun, semua pil peningkat energi spiritual yang dimurnikannya saat itu telah habis. Jadi, dia perlu memurnikannya lagi.Dulu, Owen memurnikan pil peningkat energi sp
“Siapa? Yunita?”Setelah bangun, Owen mengusap matanya dengan malas, lalu pergi ke ke arah pintu dengan mengenakan jubah tidur. Sebelum memutuskan untuk bekerja sama dengan Keluarga Meriya, Yunita datang mencarinya hampir setiap pagi. Jadi, dia sudah terbiasa.Sekarang, setelah mendengar suara ketukan pintu, Owen mengira yang datang adalah Yunita. Dia pun pergi membuka pintu tanpa berpikir panjang. Tak disangka, orang yang datang mencarinya bukanlah Yunita, melainkan Sean dan Jessica.“Pak Sean, Nona Jessica?” seru Owen dengan terkejut. Seluruh rasa kantuknya sudah sepenuhnya hilang. Kemudian, dia pun mengundang Sean dan Jessica masuk ke kamar dengan sopan.“Pak Owen, maaf mengganggu tidurmu ....”Setelah melihat tampang Owen yang baru bangun tidur, Sean pun tersenyum minta maaf. Dia segera menyadari bahwa kedatangan dirinya dan Jessica mungkin sudah membangunkan Owen dari tidurnya.“Nggak masalah! Pak Sean, ada apa kamu dan Nona Jessica datang mencariku?” tanya Owen dengan bingung.“O
“Nona Jessica, kalau diagnosisku nggak salah, kamu seharusnya mengalami masalah dalam hal menstruasi. Darah haidmu sedikit dan warnanya juga gelap. Selain itu, haidmu juga nggak teratur. Kamu bahkan sering sakit perut, terutama di perut bagian bawah. Benar nggak?” tanya Owen.Sebenarnya, Jessica hanya mengalami gejala nyeri haid yang sederhana. Dulu, pada saat Owen baru mendapat warisan dari leluhur Keluarga Guswadi dan bekerja untuk Theresa, Angelina juga pernah mengalami gejala nyeri haid. Pada saat itu, dia yang menyembuhkan Angelina.Namun, keadaan Jessica memang agak berbeda dengan Angelina. Nyeri haid yang diderita Angelina disebabkan oleh rahim yang dingin. Selain itu, berhubung diobati tepat waktu, keadaannya tidaklah serius. Sementara itu, nyeri haid Jessica disebabkan oleh tubuhnya yang dingin. Ditambah dengan sudah terulur lumayan lama, keadaan Jessica jauh lebih serius daripada keadan Angelina.“Benar. Setiap akan menstruasi, perutku sering sakit, sedangkan kaki dan tangank
“Oke.”Setelah mendengar Owen dapat menyembuhkannya, Jessica pun merasa jauh lebih tenang. Kemudian, dengan isyarat Owen, dia pun duduk di sofa dan meletakkan tangannya di atas meja kopi.Owen duduk di seberang Jessica, lalu meletakkan jarinya di pergelangan tangan Jessica yang dingin nan mulus untuk memeriksa nadi Jessica. Setelah beberapa saat, ekspresi Owen berangsur-angsur menjadi serius.“Pak Owen, bagaimana keadaanku?” tanya Jessica dengan khawatir setelah menyadari ekspresi Owen yang tidak beres.“Keadaanmu cukup serius. Berhubung penyakitmu ini nggak diobati tepat waktu, bagian perutmu sudah menunjukkan tanda-tanda perubahan fisik permanen. Begitu perubahan fisik ini terjadi, dampak ringannya adalah kerusakan permanen pada beberapa bagian organ tubuh, sedangkan dampak beratnya mungkin bisa membahayakan nyawa ...,” ujar Owen dengan serius.Setelah memeriksa denyut nadi Jessica, Owen bisa memastikan bahwa gejala yang dialami Jessica memang ditimbulkan oleh tubuh yang dingin. Namu
“Umm ....”Saat merasakan tangan Owen mulai bergerak, wajah Jessica langsung memerah karena malu. Saat Owen mengatakan ingin memijatnya dengan energi sejati, dia tidak berpikir kejauhan. Seiring dengan telapak tangan Owen yang menyentuh kakinya, dia baru menyadari bahwa cara pengobatan Owen terlalu intim.Namun, nasi sudah menjadi bubur. Berhubung Owen telah memulai pengobatannya, Jessica juga tidak bisa berubah pikiran lagi. Oleh karena itu, dia hanya bisa menahan rasa malunya dan menerima pengobatan dari Owen. Untungnya, Owen hanya menekan beberapa titik akupunktur di tubuhnya, bukan melakukan tindakan yang terlalu sembrono. Hal ini pun mengurangi sedikit rasa malunya.Di sisi lain, Owen memusatkan seluruh perhatiannya dalam menggunakan energi sejati untuk memijat Jessica. Setelah selesai memijat bagian kaki Jessica, dia menghindari daerah perut dan dada, lalu lanjut memijat daerah lengan dan punggung Jessica. Secara perlahan, energi dingin dalam tubuh Jessica pun berhasil dikeluarka
Syut! Syut! Syut!Seiring dengan Owen yang menggunakan Teknik Akupunktur Tanpa Batas untuk mengobati Jessica, wajah Jessica mulai memerah lagi karena malu. Setelah merasakan efek dari pengobatan Owen sebelumnya, rasa malu dan gugupnya sudah mulai berkurang.Namun, situasinya sekarang berbeda lagi. Saat ini, Owen menancapkan jarum akupunktur ke titik akupunktur di sekitar dada dan perutnya. Itu adalah bagian paling privat seorang wanita. Meskipun Owen menggunakan jarum akupunktur untuk mengobatinya dan mereka tidak melakukan kontak fisik secara langsung, dia tetap merasa sangat malu dan gugup.Saat ini, Jessica merasa jauh lebih malu dan gugup dari sebelumnya hingga tubuhnya sedikit gemetar. Dia pun buru-buru memejamkan mata karena tidak berani menatap Owen secara langsung. Dengan begitu, rasa gugup dan malunya baru berkurang sedikit.Sebagai seorang dokter, Owen hanya berpikir untuk mengobati pasien. Jadi, pemikiran Jessica sama sekali tidak terlintas dalam benaknya. Dia hanya berkonse
Tok! Tok! Tok! Tepat pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu yang mengganggu Owen mengobati Jessica.“Owen, apa kamu ada di dalam?” Terdengar suara merdu Yunita dari luar kamar.“Ada. Yunita, tunggu sebentar ya. Aku akan segera membukakan pintunya,” jawab Owen secara refleks. Selanjutnya, dia pun mempercepat pengobatannya. Dia mengeluarkan semua energi dingin yang tersisa dari bagian perut dan dada Jessica, lalu mencabut semua jarum akupunktur yang ada di tubuh Jessica.“Owen, kenapa kamu masih belum buka pintunya?”Setelah mendengar jawaban Owen, tetapi Owen masih belum membuka pintu, Yunita merasa agak bingung dan berseru lagi.“Iya, iya!”Setelah didesak oleh Yunita, Owen pun langsung berjalan ke arah pintu dan membuka pintu untuk membiarkan Yunita masuk tanpa berpikir panjang.“Owen, kamu lagi ngapain? Kenapa baru buka pintu sekarang?” tanya Yunita dengan bertambah bingung setelah melihat wajah Owen yang merah dan tubuhnya yang berkeringat.Owen pun menjawab, “Oh, aku lagi ...