“Umm ....”Saat merasakan tangan Owen mulai bergerak, wajah Jessica langsung memerah karena malu. Saat Owen mengatakan ingin memijatnya dengan energi sejati, dia tidak berpikir kejauhan. Seiring dengan telapak tangan Owen yang menyentuh kakinya, dia baru menyadari bahwa cara pengobatan Owen terlalu intim.Namun, nasi sudah menjadi bubur. Berhubung Owen telah memulai pengobatannya, Jessica juga tidak bisa berubah pikiran lagi. Oleh karena itu, dia hanya bisa menahan rasa malunya dan menerima pengobatan dari Owen. Untungnya, Owen hanya menekan beberapa titik akupunktur di tubuhnya, bukan melakukan tindakan yang terlalu sembrono. Hal ini pun mengurangi sedikit rasa malunya.Di sisi lain, Owen memusatkan seluruh perhatiannya dalam menggunakan energi sejati untuk memijat Jessica. Setelah selesai memijat bagian kaki Jessica, dia menghindari daerah perut dan dada, lalu lanjut memijat daerah lengan dan punggung Jessica. Secara perlahan, energi dingin dalam tubuh Jessica pun berhasil dikeluarka
Syut! Syut! Syut!Seiring dengan Owen yang menggunakan Teknik Akupunktur Tanpa Batas untuk mengobati Jessica, wajah Jessica mulai memerah lagi karena malu. Setelah merasakan efek dari pengobatan Owen sebelumnya, rasa malu dan gugupnya sudah mulai berkurang.Namun, situasinya sekarang berbeda lagi. Saat ini, Owen menancapkan jarum akupunktur ke titik akupunktur di sekitar dada dan perutnya. Itu adalah bagian paling privat seorang wanita. Meskipun Owen menggunakan jarum akupunktur untuk mengobatinya dan mereka tidak melakukan kontak fisik secara langsung, dia tetap merasa sangat malu dan gugup.Saat ini, Jessica merasa jauh lebih malu dan gugup dari sebelumnya hingga tubuhnya sedikit gemetar. Dia pun buru-buru memejamkan mata karena tidak berani menatap Owen secara langsung. Dengan begitu, rasa gugup dan malunya baru berkurang sedikit.Sebagai seorang dokter, Owen hanya berpikir untuk mengobati pasien. Jadi, pemikiran Jessica sama sekali tidak terlintas dalam benaknya. Dia hanya berkonse
Tok! Tok! Tok! Tepat pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu yang mengganggu Owen mengobati Jessica.“Owen, apa kamu ada di dalam?” Terdengar suara merdu Yunita dari luar kamar.“Ada. Yunita, tunggu sebentar ya. Aku akan segera membukakan pintunya,” jawab Owen secara refleks. Selanjutnya, dia pun mempercepat pengobatannya. Dia mengeluarkan semua energi dingin yang tersisa dari bagian perut dan dada Jessica, lalu mencabut semua jarum akupunktur yang ada di tubuh Jessica.“Owen, kenapa kamu masih belum buka pintunya?”Setelah mendengar jawaban Owen, tetapi Owen masih belum membuka pintu, Yunita merasa agak bingung dan berseru lagi.“Iya, iya!”Setelah didesak oleh Yunita, Owen pun langsung berjalan ke arah pintu dan membuka pintu untuk membiarkan Yunita masuk tanpa berpikir panjang.“Owen, kamu lagi ngapain? Kenapa baru buka pintu sekarang?” tanya Yunita dengan bertambah bingung setelah melihat wajah Owen yang merah dan tubuhnya yang berkeringat.Owen pun menjawab, “Oh, aku lagi ...
“Sembarangan! Owen, kamu itu bukan dokter. Lagian, aku nggak pernah dengar kamu menguasai keterampilan medis. Mana mungkin kamu bisa mengobati Jessica? Kalian kira aku ini anak umur 3 tahun yang gampang dibohongi?” bentak Yunita dengan marah.Setelah menghabiskan waktu dengan Owen selama ini, Yunita merasa dirinya sangat memahami situasi dan latar belakang Owen. Dulu, dia tidak pernah menyaksikan maupun mendengar Owen menguasai keterampilan medis. Terlebih lagi, Owen juga bukanlah seorang dokter. Meskipun benar-benar menguasai keterampilan medis, keterampilan medisnya seharusnya tidak tinggi.Jika benar-benar sakit, Jessica seharusnya pergi ke rumah sakit atau mencari dokter yang terkenal. Kenapa Jessica malah datang mencari Owen? Hal ini sangatlah tidak masuk akal! Begitu memikirkan hal ini, Yunita pun merasa Owen dan Jessica pasti sedang membohonginya.“Yunita, aku nggak membohongimu. Yang kukatakan itu kenyataan ...,” jelas Owen dengan sabar. Namun, sebelum sempat menyelesaikan kata
“Yunita, jangan keterlaluan kamu! Aku katakan sekali lagi, Pak Owen hanya mengobatiku! Kalau kamu asal menuduhku lagi, jangan salahkan aku bersikap kasar padamu!” seru Jessica. Dia sudah sepenuhnya marah hingga seluruh tubuhnya gemetar hebat. Sedikit rasa malu dan gugup yang tersisa di hatinya sudah sepenuhnya hilang.“Bersikap kasar padaku? Hanya dengan mengandalkan kekuatanmu? Aku mau tahu apa yang bisa dilakukan wanita nggak tahu malu sepertimu terhadapku!” ejek Yunita sambil menatap Jessica dengan penuh peremehan.Sejak mengenal Owen, basis kultivasi Yunita sudah meningkat dari tahap akhir Alam Rigana mencapai tahap menengah Alam Augana berkat bantuan Owen. Di seluruh Tonham Barat, selain Hugo dan Max yang memiliki bakat bela diri unggul, tidak ada orang dari generasi muda yang basis kultivasinya lebih tinggi darinya. Jadi, dia tentu saja tidak takut pada Jessica.Di sisi lain, Yunita sudah tanpa sadar jatuh cinta pada Owen. Jessica yang “menggoda” Owen dan berani mengancamnya pun
“Kamu ....”Melihat Yunita yang begitu keras kepala, Owen benar-benar marah, tetapi juga tidak berdaya. Bagaimanapun juga, dia tahu ucapan Yunita bukannya sama sekali tidak beralasan.Saat Owen mengobati Jessica tadi, suasananya memang terasa agak ambigu. Ditambah dengan terjadinya begitu banyak kebetulan, wajar saja Yunita salah paham. Jadi, meskipun Yunita tidak bersedia memercayai penjelasannya, dia juga tidak berdaya.Setelah dihentikan oleh Owen, Jessica menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Saat ini, dia sudah berangsur-angsur bisa bersikap rasional dan tenang. Dia tahu jelas bahwa semua ini hanyalah salah paham belaka. Jika dia lanjut bertengkar atau bertarung dengan Yunita, kesalahpahaman dan masalah ini hanya akan bertambah besar. Hal ini tidak akan menguntungkan dirinya maupun Owen.Hanya saja, Yunita sudah berulang kali menuduh dan menghinanya. Tindakan Yunita itu benar-benar keterlaluan. Jika disuruh mengampuni Yunita dengan begitu saja, dia tentu saja tidak rel
“Aku .... Benar! Aku memang menyukai Owen! Aku nggak akan izinkan wanita nggak tahu malu sepertimu menggodanya!” jawab Yunita.Yunita pada dasarnya sangat angkuh. Dia tentu saja tidak terima diejek oleh Jessica. Berhubung merasa terlalu cemburu, dia pun mengakui perasaannya terhadap Owen tanpa berpikir panjang.“Apa? Yunita, kamu lagi bercanda, ‘kan? Candaanmu itu sama sekali nggak lucu,” ujar Owen dengan terkejut.Owen tahu jelas bahwa Yunita adalah putri Keluarga Meriya yang statusnya sangat tinggi. Yunita juga diakui sebagai wanita tercantik di Tonham Barat yang memiliki banyak pemuja. Dengan semua yang Yunita miliki, dia bisa menemukan kekasih dengan mudah. Jadi, Owen benar-benar tidak menyangka Yunita tiba-tiba mengatakan hal seperti itu.Namun, setelah dipikir-pikir, Yunita sedang emosi. Mungkin saja dia salah bicara karena sedang bertengkar dengan Jessica. Owen pun tidak menganggap serius ucapan itu.“Aku ....”Setelah tersadar kembali, Yunita langsung merasa malu. Berhubung tid
“Yunita, maaf, aku nggak bisa jadi pacarmu.” Setelah tersadar dari keterkejutannya, Owen pun menolak Yunita dengan perasaan bersalah.“Apa? Kenapa? Apa karena Jessica ....”Yunita tidak menyangka Owen akan menolaknya. Pukulan yang diterimanya saat ini benar-benar besar. Selanjutnya, dia segera menoleh ke arah Jessica dengan penuh kecemburuan dan kebencian. Dia salah paham bahwa Owen menolaknya karena Jessica.Owen menggeleng, lalu menjawab, “Bukan, hal ini nggak ada hubungannya dengan Nona Jessica. Sebenarnya, aku sudah punya pa ....”Baru saja Owen hendak mengungkapkan bahwa dirinya telah memiliki pacar, tiba-tiba terjadi perubahan situasi.“Wah, kamar ini ramai banget!”Tepat pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara merdu seseorang. Selanjutnya, Renata yang berwajah cantik dan bertubuh mungil, tetapi seksi berjalan masuk ke kamar Owen. Di belakang Renata, masih ada 4 wanita yang tampangnya luar biasa cantik.Keempat wanita cantik itu tidak lain adalah Theresa, Yura, Rosa, dan Maggie.