“Siapa? Yunita?”Setelah bangun, Owen mengusap matanya dengan malas, lalu pergi ke ke arah pintu dengan mengenakan jubah tidur. Sebelum memutuskan untuk bekerja sama dengan Keluarga Meriya, Yunita datang mencarinya hampir setiap pagi. Jadi, dia sudah terbiasa.Sekarang, setelah mendengar suara ketukan pintu, Owen mengira yang datang adalah Yunita. Dia pun pergi membuka pintu tanpa berpikir panjang. Tak disangka, orang yang datang mencarinya bukanlah Yunita, melainkan Sean dan Jessica.“Pak Sean, Nona Jessica?” seru Owen dengan terkejut. Seluruh rasa kantuknya sudah sepenuhnya hilang. Kemudian, dia pun mengundang Sean dan Jessica masuk ke kamar dengan sopan.“Pak Owen, maaf mengganggu tidurmu ....”Setelah melihat tampang Owen yang baru bangun tidur, Sean pun tersenyum minta maaf. Dia segera menyadari bahwa kedatangan dirinya dan Jessica mungkin sudah membangunkan Owen dari tidurnya.“Nggak masalah! Pak Sean, ada apa kamu dan Nona Jessica datang mencariku?” tanya Owen dengan bingung.“O
“Nona Jessica, kalau diagnosisku nggak salah, kamu seharusnya mengalami masalah dalam hal menstruasi. Darah haidmu sedikit dan warnanya juga gelap. Selain itu, haidmu juga nggak teratur. Kamu bahkan sering sakit perut, terutama di perut bagian bawah. Benar nggak?” tanya Owen.Sebenarnya, Jessica hanya mengalami gejala nyeri haid yang sederhana. Dulu, pada saat Owen baru mendapat warisan dari leluhur Keluarga Guswadi dan bekerja untuk Theresa, Angelina juga pernah mengalami gejala nyeri haid. Pada saat itu, dia yang menyembuhkan Angelina.Namun, keadaan Jessica memang agak berbeda dengan Angelina. Nyeri haid yang diderita Angelina disebabkan oleh rahim yang dingin. Selain itu, berhubung diobati tepat waktu, keadaannya tidaklah serius. Sementara itu, nyeri haid Jessica disebabkan oleh tubuhnya yang dingin. Ditambah dengan sudah terulur lumayan lama, keadaan Jessica jauh lebih serius daripada keadan Angelina.“Benar. Setiap akan menstruasi, perutku sering sakit, sedangkan kaki dan tangank
“Oke.”Setelah mendengar Owen dapat menyembuhkannya, Jessica pun merasa jauh lebih tenang. Kemudian, dengan isyarat Owen, dia pun duduk di sofa dan meletakkan tangannya di atas meja kopi.Owen duduk di seberang Jessica, lalu meletakkan jarinya di pergelangan tangan Jessica yang dingin nan mulus untuk memeriksa nadi Jessica. Setelah beberapa saat, ekspresi Owen berangsur-angsur menjadi serius.“Pak Owen, bagaimana keadaanku?” tanya Jessica dengan khawatir setelah menyadari ekspresi Owen yang tidak beres.“Keadaanmu cukup serius. Berhubung penyakitmu ini nggak diobati tepat waktu, bagian perutmu sudah menunjukkan tanda-tanda perubahan fisik permanen. Begitu perubahan fisik ini terjadi, dampak ringannya adalah kerusakan permanen pada beberapa bagian organ tubuh, sedangkan dampak beratnya mungkin bisa membahayakan nyawa ...,” ujar Owen dengan serius.Setelah memeriksa denyut nadi Jessica, Owen bisa memastikan bahwa gejala yang dialami Jessica memang ditimbulkan oleh tubuh yang dingin. Namu
“Umm ....”Saat merasakan tangan Owen mulai bergerak, wajah Jessica langsung memerah karena malu. Saat Owen mengatakan ingin memijatnya dengan energi sejati, dia tidak berpikir kejauhan. Seiring dengan telapak tangan Owen yang menyentuh kakinya, dia baru menyadari bahwa cara pengobatan Owen terlalu intim.Namun, nasi sudah menjadi bubur. Berhubung Owen telah memulai pengobatannya, Jessica juga tidak bisa berubah pikiran lagi. Oleh karena itu, dia hanya bisa menahan rasa malunya dan menerima pengobatan dari Owen. Untungnya, Owen hanya menekan beberapa titik akupunktur di tubuhnya, bukan melakukan tindakan yang terlalu sembrono. Hal ini pun mengurangi sedikit rasa malunya.Di sisi lain, Owen memusatkan seluruh perhatiannya dalam menggunakan energi sejati untuk memijat Jessica. Setelah selesai memijat bagian kaki Jessica, dia menghindari daerah perut dan dada, lalu lanjut memijat daerah lengan dan punggung Jessica. Secara perlahan, energi dingin dalam tubuh Jessica pun berhasil dikeluarka
Syut! Syut! Syut!Seiring dengan Owen yang menggunakan Teknik Akupunktur Tanpa Batas untuk mengobati Jessica, wajah Jessica mulai memerah lagi karena malu. Setelah merasakan efek dari pengobatan Owen sebelumnya, rasa malu dan gugupnya sudah mulai berkurang.Namun, situasinya sekarang berbeda lagi. Saat ini, Owen menancapkan jarum akupunktur ke titik akupunktur di sekitar dada dan perutnya. Itu adalah bagian paling privat seorang wanita. Meskipun Owen menggunakan jarum akupunktur untuk mengobatinya dan mereka tidak melakukan kontak fisik secara langsung, dia tetap merasa sangat malu dan gugup.Saat ini, Jessica merasa jauh lebih malu dan gugup dari sebelumnya hingga tubuhnya sedikit gemetar. Dia pun buru-buru memejamkan mata karena tidak berani menatap Owen secara langsung. Dengan begitu, rasa gugup dan malunya baru berkurang sedikit.Sebagai seorang dokter, Owen hanya berpikir untuk mengobati pasien. Jadi, pemikiran Jessica sama sekali tidak terlintas dalam benaknya. Dia hanya berkonse
Tok! Tok! Tok! Tepat pada saat ini, terdengar suara ketukan pintu yang mengganggu Owen mengobati Jessica.“Owen, apa kamu ada di dalam?” Terdengar suara merdu Yunita dari luar kamar.“Ada. Yunita, tunggu sebentar ya. Aku akan segera membukakan pintunya,” jawab Owen secara refleks. Selanjutnya, dia pun mempercepat pengobatannya. Dia mengeluarkan semua energi dingin yang tersisa dari bagian perut dan dada Jessica, lalu mencabut semua jarum akupunktur yang ada di tubuh Jessica.“Owen, kenapa kamu masih belum buka pintunya?”Setelah mendengar jawaban Owen, tetapi Owen masih belum membuka pintu, Yunita merasa agak bingung dan berseru lagi.“Iya, iya!”Setelah didesak oleh Yunita, Owen pun langsung berjalan ke arah pintu dan membuka pintu untuk membiarkan Yunita masuk tanpa berpikir panjang.“Owen, kamu lagi ngapain? Kenapa baru buka pintu sekarang?” tanya Yunita dengan bertambah bingung setelah melihat wajah Owen yang merah dan tubuhnya yang berkeringat.Owen pun menjawab, “Oh, aku lagi ...
“Sembarangan! Owen, kamu itu bukan dokter. Lagian, aku nggak pernah dengar kamu menguasai keterampilan medis. Mana mungkin kamu bisa mengobati Jessica? Kalian kira aku ini anak umur 3 tahun yang gampang dibohongi?” bentak Yunita dengan marah.Setelah menghabiskan waktu dengan Owen selama ini, Yunita merasa dirinya sangat memahami situasi dan latar belakang Owen. Dulu, dia tidak pernah menyaksikan maupun mendengar Owen menguasai keterampilan medis. Terlebih lagi, Owen juga bukanlah seorang dokter. Meskipun benar-benar menguasai keterampilan medis, keterampilan medisnya seharusnya tidak tinggi.Jika benar-benar sakit, Jessica seharusnya pergi ke rumah sakit atau mencari dokter yang terkenal. Kenapa Jessica malah datang mencari Owen? Hal ini sangatlah tidak masuk akal! Begitu memikirkan hal ini, Yunita pun merasa Owen dan Jessica pasti sedang membohonginya.“Yunita, aku nggak membohongimu. Yang kukatakan itu kenyataan ...,” jelas Owen dengan sabar. Namun, sebelum sempat menyelesaikan kata
“Yunita, jangan keterlaluan kamu! Aku katakan sekali lagi, Pak Owen hanya mengobatiku! Kalau kamu asal menuduhku lagi, jangan salahkan aku bersikap kasar padamu!” seru Jessica. Dia sudah sepenuhnya marah hingga seluruh tubuhnya gemetar hebat. Sedikit rasa malu dan gugup yang tersisa di hatinya sudah sepenuhnya hilang.“Bersikap kasar padaku? Hanya dengan mengandalkan kekuatanmu? Aku mau tahu apa yang bisa dilakukan wanita nggak tahu malu sepertimu terhadapku!” ejek Yunita sambil menatap Jessica dengan penuh peremehan.Sejak mengenal Owen, basis kultivasi Yunita sudah meningkat dari tahap akhir Alam Rigana mencapai tahap menengah Alam Augana berkat bantuan Owen. Di seluruh Tonham Barat, selain Hugo dan Max yang memiliki bakat bela diri unggul, tidak ada orang dari generasi muda yang basis kultivasinya lebih tinggi darinya. Jadi, dia tentu saja tidak takut pada Jessica.Di sisi lain, Yunita sudah tanpa sadar jatuh cinta pada Owen. Jessica yang “menggoda” Owen dan berani mengancamnya pun
“Nona Yunita, terima kasih sudah menolongku ....”Theresa berjalan ke sisi tempat tidur, lalu mengucapkan terima kasih dengan tulus kepada Yunita yang sudah menolongnya dari tangan Rusli. Ini juga merupakan alasan utama kenapa dia tidak meninggalkan kamar Yunita.“Nona Theresa, kalau kamu benar-benar ingin berterima kasih padaku, apa kamu boleh setujui sebuah permintaanku ...,” ujar Yunita sambil menggigit bibirnya. Dia terlihat seperti sudah membuat sebuah keputusan.“Permintaan apa?” tanya Theresa. Setelah berpikir sejenak, da samar-samar bisa menebak apa permintaan Yunita.“Aku ingin bergabung dengan kalian. Kelak, aku mau hidup bersama kalian ...,” jawab Yunita dengan tatapan penuh harap.Sebelumnya, Yunita tidak berhenti berpikir untuk merebut Owen dari Theresa dan Yura karena menyukai Owen. Sekarang, setelah mengalami musibah sebesar ini, pikirannya sudah terbuka. Berhubung tidak mungkin bisa merebut Owen dari mereka, dia pun berencana untuk bergabung dengan mereka. Ini juga meru
“Nggak ada yang mustahil! Pak tua, semuanya sudah berakhir. Mati sana! Terima seranganku, Tinju Phoenix!” dengus Owen.Kemudian, Owen langsung mengerahkan jurus andalan terkuatnya tanpa ragu. Gelombang energi yang luar biasa kuat segera terpancar dari tinjunya, lalu memelesat ke arah Danu. Owen berencana untuk langsung membunuh Danu supaya bisa mengakhiri pertarungan ini secepat mungkin.“Jangan ....”Saat merasakan kekuatan mengerikan dari Tinju Phoenix, Danu pun ketakutan. Dia langsung melompat tanpa ragu dan berniat untuk melarikan diri. Sayangnya, kekuatan Owen jauh lebih tinggi dari kekuatannya. Selain itu, Tinju Phoenix merupakan jurus spiritual tingkat puncak yang kekuatannya sangat mengerikan.Selanjutnya, baru saja Danu melompat ke udara, tubuhnya sudah terhantam serangan Tinju Phoenix dan meledak menjadi kabut darah. Hidupnya yang dipenuhi dengan kejahatan akhirnya berakhir juga.“Ini ....”Begitu melihat Owen berhasil membunuh Danu hanya dengan satu serangan, semua orang pun
“Akhirnya basis kultivasiku menerobos juga! Pak tua, sekarang, kamu sudah boleh mati dengan tenang!”Owen membuka kedua matanya, lalu menatap ke arah Danu dengan tatapan yang sangat tajam dan menakutkan.“Nak, arogan sekali kamu! Memangnya kenapa kalau kamu beruntung bisa menerobos mencapai Alam Legana? Basis kultivasimu baru menerobos dan kamu bahkan belum sempat mengokohkannya. Kamu bukan tandinganku! Mati sana!” dengus Danu. Dia sama sekali tidak takut pada Owen.Seusai berbicara, Danu tidak ingin lanjut bicara omong kosong dengan Owen lagi. Dia langsung menyerang ke arah Owen dengan kekuatan yang sangat besar. Dia berencana untuk lanjut membunuh Owen sebelum Owen sempat mengokohkan basis kultivasinya.“Benar! Memangnya kenapa kalau basis kultivasinya sudah menerobos ....”Setelah mendengar ucapan Danu, semua anggota Keluarga Chandika juga langsung merasa jauh lebih lega.Di sisi lain, Graham, Juskitar, Surya, dan orang lainnya baru saja merasa agak senang dan mulai menaruh sedikit
“Haha .... Akhirnya berakhir juga!”Melihat Graham yang terluka parah dan tidak mampu melawan lagi, Danu langsung tertawa terbahak-bahak. Saat ini, kelompok Graham yang memiliki kemampuan terkuat sudah dijatuhkannya. Selanjutnya, yang tersisa hanyalah Owen, Juskitar, Surya, dan orang lain yang bisa dihadapinya dengan mudah.Dengan begitu, pihak Keluarga Chandika sudah termasuk meraih kemenangan. Jadi, dapat dibayangkan betapa gembiranya Danu.“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”“Sesepuh paling hebat!”Selain Danu, Setiawan dan para ahli Keluarga Chandika lainnya juga bersorak gembira.“Gawat .... Kali ini, tamatlah riwayat kita ....”Di sisi lain, Juskitar, Surya, dan orang lainnya merasa bagaikan sudah disambar petir. Mereka langsung merasa putus asa. Meskipun memiliki keuntungan dalam jumlah, Danu merupakan seorang petarung Alam Legana yang tidak mungkin bisa mereka lawan. Jika tebakan mereka tidak meleset, yang menanti mereka selanjutnya adalah kematian. Selain itu, tida
Gluk! Owen memanfaatkan kesempatan ini untuk mengeluarkan pil spiritual suci dan mengonsumsinya.Awalnya, Owen berencana untuk menyerahkan pil penawar ratusan racun kepada kelompok Graham supaya bisa menawarkan racun mereka. Namun, Graham sudah terluka akibat serangan Danu, sedangkan kelompok Tristan juga terluka parah dan telah kehilangan semangat tempur. Jadi, sudah tidak ada gunanya Owen menawarkan racun mereka.Satu-satunya hal yang bisa dilakukan Owen saat ini hanyalah bertaruh apakah dirinya bisa memanfaatkan kesempatan saat hambatan kultivasinya menunjukkan kelonggaran untuk menerobos hambatan kultivasi mencapai Tingkat Pemahaman Agung dengan mengandalkan pil spiritual suci. Dengan begitu, pihak mereka mungkin masih memiliki harapan untuk menang.“Owen, aku akan menahan Danu sebisa mungkin. Kamu harus manfaatkan kesempatan ini untuk kabur! Setelah berhasil kabur, carilah cara untuk balaskan dendam Organisasi Dragmar Tonham Sentral ....”Saat ini, Graham berusaha untuk berdiri sa
“Cari mati kamu!”Saat merasakan serangan kuat Owen dari punggungnya dan melihat Owen telah membunuh Jordan, Danu merasa sangat marah. Dia mau tak mau menghentikan serangan lanjutannya terhadap kelompok Graham, lalu mengerahkan kekuatan yang luar biasa untuk menangkis serangan Owen.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Tinju Phoenix dan serangan Danu saling berhantaman dengan kuat. Selanjutnya, serangan Danu segera merobek pertahanan Tinju Phoenix dan sisa kekuatannya menghantam tubuh Owen dengan kuat.“Gawat!”Ekspresi Owen langsung berubah drastis. Dia buru-buru melangkah mundur dengan cepat supaya bisa menghindari sisa kekuatan dari serangan Danu. Apa daya, basis kultivasi Danu telah mencapai Alam Legana yang jauh lebih tinggi dari kekuatan Owen. Tidak peduli secepat apa pun dia melangkah mundur, dia tetap tidak dapat melepaskan diri dari ruang lingkup serangan Danu. Tubuhnya pun tersapu sisa energi sejati itu dan terpental ke lantai.Pfft! Pfft! Setelah mendarat di lan
Dibandingkan dengan Juskitar dan Surya yang dipenuhi dengan rasa putus asa, Owen terlihat jauh lebih tenang. Dulu, dia yang menjatuhkan Tangan Beracun. Demi menghadapi Tangan Beracun sebelumnya, dia pernah meracik pil penawar ratusan racun untuk menawarkan Lima Racun Pelemas Otot.Saat ini, Owen kebetulan masih memiliki puluhan butir pil penawar ratusan racun. Meskipun kelompok Graham sudah keracunan, begitu dia memberikan pil penawar ratusan racun kepada mereka, pihak mereka masih memiliki kesempatan untuk meraih kemenangan.Begitu memikirkan hal ini, Owen segera menghentikan pertarungannya dengan Jordan, lalu melompat dan hendak menghampiri kelompok Graham untuk menawarkan racun mereka.“Owen, kamu mau kabur? Mana segampang itu!”Jordan salah paham bahwa Owen ingin melarikan diri setelah melihat situasinya sudah terbalik. Dengan dendam mendalam di antara dirinya dengan Owen, dia tentu saja tidak akan membiarkan Owen melarikan diri. Oleh karena itu, dia langsung bergerak dan menghalan
“Pak Graham, kalian yang memaksaku! Berhubung begitu, jangan salahkan aku lagi! Mati sana!”Melihat para ahli Keluarga Chandika yang jatuh dalam bahaya, ekspresi Danu terlihat sangat suram. Dia tahu dirinya harus segera mengakhiri pertarungan ini secepatnya untuk mencegah timbulnya korban jiwa dari pihak Keluarga Chandika. Oleh karena itu, Danu segera melambaikan kedua lengan bajunya yang menyebarkan kabut putih ke arah kelompok Graham. Kabut putih itu segera berubah menjadi serbuk yang memenuhi udara dan menyelimuti kelompok Graham. “A ... apa ini? Gawat! Ini racun!”Saat merasakan keanehan serbuk berwarna putih itu, kelompok Graham pun tercengang. Mereka berempat buru-buru menahan napas dan melangkah mundur dengan cepat untuk keluar dari jangkauan serbuk putih tersebut.Sayangnya, semuanya sudah terlambat. Serbuk putih itu dapat memasuki tubuh mereka melalui pori-pori. Ditambah dengan jarak mereka berempat yang terlalu dekat dengan Danu, tubuh mereka sudah menyerap serbuk putih itu
“Cuma seseorang yang pernah kukalahkan saja berani bersikap searogan ini? Dasar nggak tahu diri!” cibir Owen.Owen sudah pernah bertarung 2 kali dengan Jordan. Setiap kali, Jordan selalu terluka dan melarikan diri. Jadi, Owen tentu saja tidak takut pada Jordan. Tanpa berpikir panjang, dia segera mengerahkan Jari Bencana Bumi yang berkekuatan luar biasa kuat untuk menangkis serangan Jordan.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Jari Bencana Bumi dan Cakar Pemakan Jiwa saling berhantaman dengan kuat.Namun, berbeda dengan sebelumnya, Jari Bencana Bumi yang dikerahkan Owen kali ini tidak dapat menembus pertahanan serangan Jordan, malah berhasil dikalahkan oleh serangan Jordan.Selain itu, berhubung Owen baru mengonsumsi pil pemicu potensi dan efek obatnya masih belum sepenuhnya bekerja, serangan Jordan bukan hanya mengalahkan serangan Owen, tetapi sisa kekuatannya juga membuat Owen terdesak mundur beberapa langkah.“Jordan, nggak disangka ternyata basis kultivasimu sudah menero