Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, serangan pria tua itu segera merobek serangan Badai Penghancur dan sisa kekuatannya memelesat ke arah Owen.“Tahap menengah Alam Tigana!” seru Owen dengan terkejut. Melalui fluktuasi energi sejati dari tubuh pria tua itu, Owen bisa menebak bahwa dia adalah seorang petarung tahap menengah Alam Tigana. Pantas saja dia bisa membobol serangan Badai Penghancur dengan semudah itu.Berhubung serangan pria tua itu terlalu kuat, Owen buru-buru menggunakan sedikit energi spiritualnya yang tersisa untuk menghindari serangan itu.“Baguslah! Ahli dari Organisasi Dragmar Tonham Barat benar-benar hebat!” seru Wahab dan yang lain dengan gembira setelah menyaksikan situasi ini.“Ternyata kamu itu anggota Organisasi Dragmar Tonham Barat!” seru Owen sambil berdiri dari lantai dengan tampang menyedihkan. Setelah berpikir sejenak, Owen pun menebak bahwa ketiga pria tua ini seharusnya adalah bala bantuan yang dicari Wahab.“Pak Wahab, siapa anak ini? Kenapa k
“Dasar penjahat! Mati sana!”Saat melihat Owen yang jatuh dalam bahaya, Wahab, Yakob, Suhendra, dan Suryanto pun merasa sangat gembira.Sebelumnya, mereka sudah menyaksikan kehebatan Haryanto yang tidak dapat dilawan Owen. Jika tebakan mereka tidak meleset, serangan Haryanto itu pasti akan langsung membunuh Owen. Dengan begitu, dendam Keluarga Wulianto akhirnya terbalaskan juga.Namun, sebelum sempat bergembira lebih lanjut, tiba-tiba terjadi perubahan situasi.“Berhenti!” Tepat pada saat ini, salah satu pria tua yang mengikuti Haryanto datang kemari tiba-tiba teringat sesuatu dan buru-buru berseru untuk menghentikan serangan Haryanto. Kemudian, dia juga mengadang di hadapan Owen tepat waktu.“Gunawan, kenapa kamu menghalangiku?” tanya Haryanto dengan terkejut. Selanjutnya, berhubung khawatir serangannya akan melukai rekannya, dia pun buru-buru menyimpan kembali energi sejatinya.“Kak Haryanto, pemuda ini sepertinya adalah kenalanku. Ada yang mau kutanyakan padanya dulu,” jelas Gunawan
“Aku ....”Baru saja Owen hendak menjawab pertanyaan Gunawan, Haryanto tiba-tiba menyela, “Gunawan, kamu kenal sama anak ini?”Setelah melihat Gunawan yang sepertinya sangat akrab dengan Owen, Haryawan merasa agak terkejut dan tidak mengerti kenapa Gunawan bisa berteman dengan seorang penjahat.“Benar! Tuan Gustari itu ....” Baru saja Gunawan hendak mengungkapkan identitas Owen, dia tiba-tiba merasa ada yang salah. Saat datang untuk menjatuhkan Tangan Beracun sebelumnya, Owen mengenakan topeng untuk menutupi wajahnya. Itu berarti dia tidak ingin atau tidak bisa mengungkapkan identitasnya. Oleh karena itu, Gunawan merasa dirinya tidak boleh mengatakan bahwa Owen adalah Prajurit Naga Hitam dari Organisasi Dragmar Tonham Selatan di hadapan semua orang. Begitu memikirkan hal ini, dia buru-buru menutup mulutnya.“Tetua Gunawan, nggak peduli kalian kenal atau nggak, dia sudah melakukan tindak kejahatan yang nggak bisa diampuni. Apa kamu mau melindunginya karena kenal dekat dengannya?” tanya
“Kak Haryanto, aku nggak berniat untuk melindungi Tuan Gustari. Tapi, aku sangat memahami karakternya. Dia nggak mungkin melakukan tindak kejahatan seperti merampas barang milik orang lain atau membunuh orang nggak berdosa. Menurutku, ini pasti hanyalah kesalahpahaman,” jawab Gunawan dengan buru-buru.“Salah paham? Salah paham apa? Dia itu satu-satunya orang yang paling mencurigakan di lokasi kejadian. Selain itu, dia juga sengaja mencegah kami membawa Spencer ke rumah sakit, lalu membunuh Spencer supaya bisa menutupi kedoknya! Siapa lagi pelakunya kalau bukan dia?” ujar Wahab sambil menatap Owen dengan penuh kebencian.“Sembarangan! Siapa bilang aku membunuh Pak Spencer? Tadi, aku sudah bilang, Pak Spencer baik-baik saja karena aku sudah menyembuhkannya!” bentak Owen dengan marah.Owen sudah benar-benar kehilangan kesabaran. Sebelumnya, dia berulang kali ingin menjelaskan bahwa Spencer baik-baik saja. Namun, Wahab dan yang lain malah menolak mendengar penjelasannya. Sekarang, setelah
“Uhuk, uhuk ....”Tepat pada saat ini, Spencer terbatuk ringan dan mulai tersadar.“Spencer, ka ... kamu baik-baik saja?”Begitu menyaksikan hal ini, Wahab, Yakob, Suhendra, dan Suryanto pun tercengang. Awalnya, mereka mengira Spencer sudah tewas dibunuh Owen. Tak disangka, Owen benar-benar sudah menyembuhkan Spencer yang tadinya sekarat. Hal ini benar-benar bagaikan keajaiban! Jika bukan mengalaminya sendiri, mereka tidak akan percaya ini adalah hal nyata.“Syukurlah!”Pada detik selanjutnya, Wahab dan yang lainnya pun berseru gembira. Kemudian, mereka buru-buru menghampiri Spencer dan memapah Spencer untuk duduk.“Kakek, Ayah, kok kalian ada di sini .... Ini tempat apa? Kenapa aku ada di sini?” tanya Spencer dengan lemah. Dia menatap kelompok Wahab dan pepohonan rindang di sekeliling dengan bingung.Begitu terkena serangan Rusli sebelumnya, Spencer langsung tidak sadarkan diri dan sama sekali tidak tahu apa yang terjadi selanjutnya. Setelah tersadar kembali, dia langsung melihat kelu
Bruk! Setelah tiba di hadapan Owen, Wahab langsung berlutut dan berkata dengan tulus, “Pak Gustari, maaf. Sebelumnya, kami sudah menuduhmu tanpa menyelidiki masalahnya dengan jelas. Selain minta maaf, aku juga mau berterima kasih karena kamu sudah menyelamatkan cucuku. Keluarga Wulianto nggak akan melupakan kebaikanmu ini ....”Kali ini, Owen berbaik hati ingin menolong Spencer. Namun, selain menuduh Owen, Wahab, Yakob, dan yang lain malah berulang kali menyerang serta hendak membunuh Owen. Untungnya, basis kultivasi Owen sangat tinggi sehingga mampu menahan serangan mereka sebelumnya. Jika tidak, Owen mungkin sudah tewas di tangan mereka. Dengan begitu, mereka bukan hanya membunuh orang yang tidak berdosa, juga secara tidak langsung mencelakai Spencer.Setelah mengingat kembali hal ini, Wahab tanpa sadar langsung merinding.Intinya, kali ini, Owen bukan hanya mampu membalikkan situasinya dengan mengandalkan kemampuannya sendiri, juga telah menyelamatkan Spencer. Demi menunjukkan rasa
Bruk! Pada detik selanjutnya, Yakob berjalan ke arah Owen, lalu berlutut di hadapannya.Bruk! Bruk! Melihat Wahab dan Yakob yang sudah berlutut, Suhendra dan Suryanto ragu sejenak, lalu juga ikut berlutut di hadapan Owen. Meskipun Yakob memiliki andil yang paling besar, mereka juga telah berulang kali membela Yakob dan tidak lepas dari kesalahan. Setelah mengetahui kebenarannya, mereka juga merasa bersalah dan berharap Owen memaafkan mereka.“Apa-apaan kalian?”Begitu menyaksikan hal ini, Owen pun merasa sangat serbasalah. Dia memang masih merasa kesal atas tindakan keempat orang ini. Namun, dia juga merasa tidak enak hati untuk membiarkan mereka berlutut di hadapannya, apalagi Wahab, Suhendra, dan Suryanto yang sudah begitu tua.“Pak Gustari, semua ini memang salahku. Aku terlalu panik dan mengira kamu sudah membunuh Spencer, makanya aku langsung bertindak tidak rasional. Sekarang, aku sudah menyadari kesalahanku. Aku harap kamu bisa berbesar hati dan memaafkanku,” ujar Yakob dengan
“Tetua Haryanto, maaf. Ini memang adalah kesalahan kami. Kami bukan sengaja melakukannya. Aku harap kamu bisa memaafkan kami,” ujar Wahab untuk meminta maaf pada Haryanto.“Ya sudahlah. Berhubung masalah ini belum sempat berkembang hingga terlalu besar, aku nggak akan mempermasalahkannya dengan kalian. Tapi, jangan mengulanginya lagi!” dengus Haryanto.“Baik, baik. Kami nggak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi,” jawab Wahab dengan terburu-buru. Dia akhirnya merasa lega juga.Setelah menegur Wahab, Haryanto menarik napas dalam-dalam untuk menenangkan diri. Kemudian, dia baru menatap Owen dan berkata dengan tulus, “Tuan Gustari, tadi, aku langsung menyerangmu tanpa menyelidiki kebenarannya dulu dan hampir membahayakan nyawamu. Maaf, ya. Itu memang salahku. Aku harap kamu memakluminya.”Sebagai anggota Organisasi Dragmar, Haryanto tidak terlebih dahulu mengumpulkan buktinya sebelum menyerang Owen. Dalam aspek ini, dia memang agak lalai. Untungnya, Gunawan mengenal Owen dan menghenti