“Cuma dua kacung yang basis kultivasinya baru mencapai tahap akhir Alam Rigana saja berani sok hebat di hadapanku! Dasar nggak tahu diri!” dengus Owen.Pada saat hendak menyerang balik, Owen tiba-tiba teringat sesuatu. Sejak mengalahkan Ketua Mafia Tonham Selatan dan berkultivasi akhir-akhir ini, basis kultivasi ilmu bela dirinya sudah meningkat dan mencapai tahap akhir Alam Rigana yang tidak berjarak jauh lagi dari tahap puncak Alam Rigana.Sementara itu, basis kultivasi kedua pengawal Keluarga Pangadi di hadapannya juga baru mencapai tahap akhir Alam Rigana. Jika dinilai dari fluktuasi energi di tubuh mereka, kekuatan mereka masih kalah sedikit dari basis kultivasi ilmu bela dirinya.Dengan kekuatan dan cara melindungi diri Owen yang banyak, dia hanya perlu menggunakan energi sejatinya untuk menghadapi dua kacung ini. Jadi, untuk apa dia menggunakan energi spiritualnya?Selain itu, berhubung Owen selalu lebih fokus dalam berkultivasi ilmu kultivasinya, basis kultivasi ilmu bela dirin
“Orang yang cari mati itu kamu!” dengus Owen. Kemudian, Owen tiba-tiba melompat ke udara dan menghindari serangan diam-diam itu, seolah-olah punggungnya juga memiliki mata. Selanjutnya, Owen langsung menendang ke arah leher pengawal Keluarga Pangadi itu.“Cepat banget!” seru pengawal itu dengan terkejut setelah merasakan kecepatan serangan Owen. Awalnya, dia mengira serangannya itu pasti dapat membuat Owen terluka parah. Tak disangka, Owen bukan hanya bisa menghindari serangannya dengan santai, juga meluncurkan serangan balik dengan cepat. Segelintir gerakan ini dilakukan dengan sangat lancar sehingga sama sekali tidak dapat diwaspadai.Selain itu, berhubung sudah mengerahkan kekuatan penuh, pengawal itu sama sekali tidak sempat menahan serangan balik Owen lagi. Pada saat-saat kritis, dia hanya bisa berguling di lantai dan mencoba untuk menghindari serangan Owen. Apa daya, ruang lingkup serangan Owen terlalu luas, sedangkan reaksinya tetap selangkah lebih lambat.Meskipun beruntung bis
“Baguslah! Pak Gustari, ternyata basis kultivasimu sudah mencapai tahap akhir Alam Rigana! Sepertinya, kekhawatiran kami memang berlebihan!”Setelah tersadar dari keterkejutan masing-masing, Yunita, Sean, dan Madeline langsung merasa sangat gembira. Kekhawatiran mereka juga akhirnya sirna. Dari fluktuasi energi sejati yang dipancarkan Owen saat menghadapi kedua pengawal Keluarga Pangadi itu, mereka sudah menyadari bahwa basis kultivasi Owen berada di tahap akhir Alam Rigana.Mereka memang tidak tahu kenapa Owen mampu mengalahkan kedua pengawal itu dengan mudah padahal basis kultivasi Owen setingkat dengan kedua pengawal itu. Namun, mereka tahu asalkan mereka bisa mengulur waktu bagi Owen untuk kabur, semua masalahnya pasti akan terselesaikan. “Ng ... nggak mungkin! Ini pasti tidak nyata ....”Saat ini, Caden yang dari tadi menantikan Owen dipermalukan pun menatap Owen dengan ekspresi tidak percaya. Sejak mengenal Owen, dia agak merendahkan Owen karena Owen hanyalah seorang wakil presd
“Nak, terima seranganku!” seru Max. Dia memanfaatkan kesempatan saat Yunita dan Sean terdesak mundur untuk meluncurkan serangan terhadap Owen. Dia harus melumpuhkan Owen dengan tangannya sendiri agar kekesalannya terlampiaskan.“Pak Max, kalau mau lukai Pak Gustari, lewati aku dulu!” ujar Sean. Kemudian, dia buru-buru melangkah mundur dan berhasil mengadang di depan Owen tepat waktu. Selanjutnya, dia langsung menyerang ke arah Max agar bisa membuat Max menghentikan serangannya terhadap Owen.“Minggir!” dengus Max. Dia langsung melambaikan tangannya untuk mengirim energi sejati yang kuat ke arah Sean.“Pak Sean, aku akan membantumu!” ujar Yunita. Dia tahu basis kultivasi Max sangat tinggi dan Sean seorang bukanlah tandingan Max. Oleh karena itu, dia juga segera bergerak ke sisi Sean tanpa ragu. Setelah itu, dia pun menggabungkan kekuatan dengan Sean untuk menghadapi serangan Max.Duk! Seiring dengan suara benturan yang nyaring, Yunita dan Sean lagi-lagi tidak dapat menahan kekuatan Max
‘Sial! Masa aku membiarkan anak itu kabur dengan begitu saja?’ gumam Max dengan hati tenggelam setelah mendengar Yunita dan Sean mendesak Owen untuk kabur.Max sangat membenci Owen dan tentu saja tidak ingin membiarkan Owen kabur. Namun, dia juga tidak bisa menghadapi Owen karena dihalangi oleh Sean dan Yunita. Jika Owen benar-benar memanfaatkan kesempatan ini untuk kabur, dia juga tidak bisa mencegahnya. Begitu memikirkan hal ini, dia pun merasa sangat marah, tetapi juga tidak berdaya.Namun, apa yang terjadi selanjutnya malah membuat mereka semua tercengang.“Kabur? Nggak perlu kok. Nona Yunita, Pak Sean, terima kasih atas niat baik kalian. Putra Ketua Mafia Tonham Barat masih belum bisa melukaiku. Kalian berdua menyingkir saja, serahkan Max padaku,” ucap Owen sambil menggeleng. Dia menolak niat baik Yunita dan Sean dengan halus.Dengan kekuatan keseluruhannya yang telah mencapai tahap akhir Alam Tigana, Owen juga tidak akan kabur meskipun Ketua Mafia Tonham Barat yang datang sendiri
‘Ini ... Apa Gustari sudah gila?’Begitu mendengar ucapan Owen, Yunita, Sean, Madeline, dan Caden langsung tercengang. Mereka tahu basis kultivasi Max sudah mencapai tahap menengah Alam Augana. Di antara kalangan muda Tonham Barat, dia hampir tidak terkalahkan oleh siapa pun. Tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa meskipun Hugo yang dijuluki orang terhebat dari generasi muda Tonham Barat turun tangan sendiri untuk menghadapi Max, Hugo juga belum tentu dapat mengalahkan Max.Namun, Owen yang berstatus begitu rendah bukan hanya menantang Max, juga berani mengatakan bisa menjatuhkan Max hanya dengan satu jari. Mana mungkin mereka percaya pada bualan tidak masuk akal itu.Mereka merasa Owen seharusnya masih marah akibat tindakan Max yang keterlaluan sehingga sengaja mengucapkan kata-kata searogan itu untuk membuat Max kesal. Selain itu, mereka tidak dapat memikirkan kemungkinan lain lagi.“Arogan banget kamu, Nak! Aku mau tahu apa kamu benar-benar bisa menjatuhkanku hanya dengan satu jar
“Siapa takut!” dengus Owen. Dia seolah-olah tidak mendengar peringatan Yunita dan malah melangkah maju. Kemudian, dia mengulurkan jari telunjuknya dan menggunakan Jari Bencana Bumi untuk menyambut serangan Max itu.Dengan kekuatan Owen saat ini, dia sebenarnya sudah bisa mengalahkan Max hanya dengan menggunakan energi spiritualnya. Namun, latihan membuat menjadi sempurna. Dia bisa memanfaatkan Max untuk mengasah jurus spiritualnya. Hal ini malah akan menguntungkannya.“Gawat ... Apa Gustari benar-benar sudah gila?”Melihat Owen yang menyambut serangan Max, Yunita, Sean, dan Madeline pun tercengang. Terutama Yunita. Tadi, dia sengaja memperingati Owen supaya Owen bisa menghindari serangan Max tepat waktu. Tak disangka, Owen bukan hanya tidak menghindar, malah melawan Max secara langsung dan hanya menggunakan sebuah jari. Itu tidak ada bedanya dengan menggali lubang kubur sendiri.Begitu serangan Max itu mengenai Owen, Owen pasti akan terluka parah atau langsung lumpuh. Begitu memikirkan
Duk! Jari Owen berhantaman dengan serangan Max dengan kuat. Energi spiritual dari ujung jari Owen segera merobek serangan dan pertahanan Max, lalu sisa kekuatannya menghantam tubuh Max dengan kuat.Pfft! Pfft! Pfft! Sebelum sempat bereaksi, Max sudah terbang sejauh 3-4 meter. Begitu mendarat di lantai, dia langsung memuntahkan banyak darah. Dadanya terasa sangat sakit dan wajahnya terlihat pucat pasi. Dia tergeletak di lantai dan jelas terluka cukup parah.“Apa? Max berhasil dikalahkan? Mu ... mustahil!”Begitu menyaksikan situasi ini, Yunita, Sean, dan Madeline langsung berseru terkejut. Awalnya, mereka mengira Owen yang berinisiatif melawan Max pasti akan mati. Tak disangka, Owen bukan hanya baik-baik saja, juga mampu menggunakan sebuah jari untuk mengalahkan Max dan membuat Max terluka parah. Hal ini benar-benar tidak dapat dipercaya!“Ng ... nggak mungkin! Ini bukan kenyataan ....”Di sisi lain, Caden juga merasa sangat terkejut. Dia menatap Owen yang berdiri gagah dan Max yang ter