“Aku adalah wakil presdir Grup Ora,” jawab Owen. Dia bukanlah pacarnya Yunita, juga tentu saja tidak mengetahui pemikiran Caden dan Madeline. Oleh karena itu, dia pun mengungkapkan identitasnya dengan “jujur”.“Wakil presdir Grup Ora? Grup Ora itu apa?” tanya Caden dan Madeline dengan bingung. Sangat jelas bahwa mereka masih belum pernah mendengar tentang Grup Ora yang sedang naik daun di Tonham Selatan akhir-akhir ini.Masalahnya, mereka mengira meskipun bukanlah keturunan keluarga keluarga besar terkemuka, Owen paling tidak adalah anak orang kaya yang berkuasa. Tak disangka, Owen hanyalah seorang wakil presdir sebuah perusahaan kecil di Tonham Selatan. Statusnya itu berbeda sangat jauh dari Yunita. Jadi, mereka benar-benar tidak mengerti kenapa Yunita malah menyukai orang biasa seperti Owen.“Pantas saja!” seru Madeline. Dia terlihat seperti tiba-tiba menyadari sesuatu. Sebelumnya, dia masih merasa bingung kenapa Yunita tidak mau mengakui hubungannya dengan Owen. Sekarang, dia akhir
“Grup Ora sangat hebat? Bukannya itu hanyalah sebuah perusahaan kecil? Aku belum pernah mendengar apa-apa tentangnya. Apanya yang hebat?” cibir Caden.Berhubung tidak pernah mendengar tentang Grup Ora, Caden merasa Grup Ora pasti bukanlah perusahaan milik keluarga besar terkemuka di Tonham Selatan, melainkan hanyalah sebuah perusahaan kecil. Sebagai putra Keluarga Cunawi yang berstatus tinggi, dia tentu saja tidak peduli pada sebuah perusahaan kecil. Apalagi, Gustari juga hanyalah seorang wakil presdir.“Kalau nggak pernah dengar tentang Grup Ora, itu berarti wawasanmu yang kurang luas. Asal kamu tahu, Grup Ora adalah sebuah perusahaan farmasi yang sangat istimewa. Pil obat yang mereka murnikan bisa membantu kecepatan kultivasi praktisi seni bela diri,” dengus Yunita.Gustari adalah tamu Keluarga Meriya dan Hugo sudah berpesan padanya untuk melayani Owen dengan baik agar bisa memulihkan kerja sama mereka. Namun, Caden malah bersikap tidak sopan terhadap Grup Ora dan Gustari. Jika Gusta
“Yunita, ngomong soal perusahaan farmasi, aku tiba-tiba kepikiran sesuatu. Malam ini, Spencer akan mengadakan sebuah acara bisnis yang menjual bahan obat langka yang bisa membantu kultivasi praktisi seni bela diri. Habis makan, aku dan Caden berencana mau pergi ke sana. Kamu mau ikut?” tanya Madeline untuk mengalihkan topik pembicaraan.“Emm, aku dan Gustari memang juga berencana pergi ke sana. Nanti, kita pergi bareng deh!” jawab Yunita sambil mengangguk.Berhubung Caden sudah bersikap tidak sopan terhadap Owen, kesan Yunita terhadap Caden pun menjadi tidak bagus. Namun, itu tidak berpengaruh pada hubungannya dengan Madeline. Selain itu, Owen memang sangat ingin menghadiri acara bisnis malam ini dan dia sudah berjanji untuk menemani Owen pergi. Jadi, dia tentu saja tidak akan menolak ajakan Madeline.Setelah makan, mereka pun mengendarai mobil untuk pergi ke acara bisnis yang diadakan malam ini....Di sebuah vila mewah yang terletak di pinggir kota dan dekat dengan sungai.Vila ini a
“Ayo masuk!”Saat Owen masih tenggelam dalam pikirannya, kelompok mereka sudah melewati pekarangan dan tiba di aula utama. Saat ini, aula utama dipenuhi dengan orang-orang yang berpakaian rapi dan mewah. Suasana di dalam juga terasa sangat meriah. Orang-orang yang menghadiri acara ini rata-rata adalah keturunan generasi muda keluarga seni bela diri kuno Tonham Barat. Meskipun acara ini akan menjual bahan obat berharga dan beberapa bahan obat spiritual yang bisa meningkatkan basis kultivasi praktisi seni bela diri, basis kultivasi orang-orang dari generasi tua dan generasi kedua keluarga seni bela diri sudah sangat tinggi. Selain bahan obat spiritual berkualitas tinggi, bahan obat spiritual dan bahan obat biasa tidak begitu bermanfaat bagi mereka.Oleh karena itu, kali ini, Spencer hanya mengundang orang-orang dari generasi muda keluarga seni bela diri kuno untuk menghadiri acara ini. Intinya, berhubung tidak akan menjual bahan obat spiritual berkualitas tinggi, acara ini hanyalah seb
“Pak Spencer, mari kuperkenalkan. Dia ini Gustari Guswadi, temanku. Gustari, dia adalah Spencer Wulianto, putra sulung Keluarga Wulianto,” ujar Yunita untuk memperkenalkan kedua belah pihak.“Pak Owen, senang berkenalan denganmu. Kalau boleh tahu, kamu itu anak keluarga seni bela diri kuno mana? Maaf, sebelumnya, aku masih belum pernah dengar namamu,” tanya Spencer sambil tersenyum.Tonham Barat sangat luas dan memiliki banyak keluarga seni bela diri kuno. Jadi, Spencer tidak mungkin mengenal semua orang. Meskipun tidak pernah mendengar marga Guswadi, dia juga merasa itu adalah hal yang sangat wajar. Namun, berhubung Owen adalah temannya Yunita, dia menebak bahwa Owen seharusnya juga merupakan keturunan keluarga besar terkemuka di Tonham Barat yang statusnya tinggi. Oleh karena itu, dia sengaja menanyakan identitas Owen agar bisa berteman dengannya. Bisa berteman dengan keturunan keluarga besar terkemuka tidak akan merugikan Keluarga Wulianto.“Aku bukan keturunan keluarga besar terke
“Caden, jangan asal bicara! Sebelumnya, aku sudah bilang Gustari itu bukan pacarku!” tegur Yunita dengan terkejut.“Aku nggak asal bicara! Yunita, waktu di hotel tadi, bukannya kamu sudah mengakuinya secara nggak langsung? Lagian, nggak ada salahnya kalau kalian sama-sama suka. Kamu nggak usah menutupinya,” ujar Caden dengan sok bijak. Namun, dia malah diam-diam mencibir dalam hati.Saat mengetahui Owen adalah pacarnya Yunita, dia merasa sangat cemburu pada Owen dan juga merendahkan status Owen. Hanya saja, berhubung Yunita melindungi Owen, dia tidak berani bertindak keterlaluan. Namun, dia merasa makin cemburu pada Owen dan merasa Owen sama sekali tidak pantas mendampingi Yunita yang cantik dan berstatus tinggi.Sekarang, kesempatannya telah tiba. Dari permukaan, membeberkan hubungan Owen dan Yunita membuatnya terlihat seperti hendak memihak Owen. Namun, dia sebenarnya ingin menjatuhkan Owen. Dengan status Yunita yang tinggi dan parasnya yang luar biasa cantik, orang-orang pasti akan
“Nak, kamu hanyalah seorang wakil presdir yang bahkan nggak layak untuk jadi pelayan Nona Yunita. Kamu mana pantas jadi pacarnya!”“Benar! Kalau masih tahu diri, cepat tinggalkan Nona Yunita! Kalau nggak, kamu akan mati mengenaskan!”Setelah tersadar dari keterkejutan masing-masing, semua orang pun mulai membuat keributan. Mereka menyalahkan Owen dan memandang Owen dengan penuh amarah. Jika tatapan bisa membunuh, Owen mungkin sudah tewas.“Ini ....”Begitu melihat Owen menjadi sasaran publik, ekspresi Yunita sangat suram. Namun, dia juga tidak tahu apa yang harus dilakukannya.Dibandingkan dengan Yunita, Owen terlihat jauh lebih tenang. Saat masih di Jenggala dulu, dia juga merupakan musuh utama para pemuda Jenggala karena hubungannya yang dekat dengan kelompok Theresa. Jadi, dia sudah terbiasa.Selain itu, Yunita bukanlah pacarnya dan ini semua hanyalah sebuah kesalahpahaman. Dia tentu saja tidak perlu merasa takut. Selanjutnya, baru saja dia hendak mengklarifikasi kesalahpahaman ini,
Begitu melihat orang-orang membukakan jalan baginya, Max pun merasa sangat puas. Kemudian, dia berjalan melewati mereka bersama 2 pengawalnya dengan angkuh.“Nak, aku suruh kamu pergi! Apa kamu tuli?” bentak Max dengan ekspresi dingin begitu tiba di hadapan Owen. Dia menatap Owen dengan penuh peremehan.Begitu tiba tadi, Max langsung mendengar percakapan semua orang. Dia tahu bahwa Owen adalah pacarnya Yunita, juga hanyalah seorang wakil presdir yang statusnya rendah dan datang dari Tonham Selatan. Dengan statusnya sebagai putra Ketua Mafia Tonham Barat, dia tentu saja tidak takut pada Owen.“Memangnya kamu siapa? Kamu kira kamu bisa mengusirku?” dengus Owen sambil menatap Max dengan eskpresi tidak senang.Dia awalnya berencana untuk mengklarifikasi hubungannya dengan Yunita. Namun, sikap Max yang terlalu arogan sudah membuatnya marah. Oleh karena itu, dia pun malas menjelaskan apa-apa lagi. Dengan status dan kekuatannya saat ini, dia tahu sekelompok orang dari generasi muda Tonham Sel