Dari hal ini, dapat diketahui betapa seriusnya masalah ini.“Nggak bisa, masalah ini terlalu serius! Aku harus segera menelepon Pak Owen!” ujar Johan dengan serius. Kemudian, dia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Owen.Di pabrik.Setelah mendapat panggilan dari Johan, Owen pun tercengang. Dia tidak menyangka bisa timbul masalah yang begitu serius dari produk mereka. Bukan hanya begitu, masalah ini juga langsung menyebabkan kehebohan di perusahaan. Theresa dan para eksekutif juga langsung mengetahuinya.Total aset Grup Ratu Kosmetik hanya sekitar beberapa triliun. Sekarang, kelompok pertama kosmetikal kelas atas yang bernilai 100 miliar ini sudah terbuang sia-sia. Selain itu, Grup Ratu Kosmetik juga berkemungkinan besar harus memberikan ganti rugi sebesar satu triliun kepada Grup Wijaya.Ini adalah masalah paling serius yang pernah dihadapi Grup Ratu Kosmetik. Oleh karena itu, dapat dibayangkan seberapa kritis situasinya. Selanjutnya, Theresa langsung mengadakan rapat menda
“Apa yang dikatakan Pak Darius benar! Kali ini, Pak Owen sudah menyebabkan kerugian yang begitu besar bagi perusahaan. Dia harus dipecat dan dihukum! Kita juga harus menuntut tanggung jawab hukum darinya!” Para eksekutif juga sangat marah.“Owen, apa yang bisa kamu katakan lagi sekarang?” tanya Theresa sambil menekan amarahnya.“Aku ... Nggak ada. Semua ini memang salahku. Aku bersedia menerima segala hukumannya ...,” jawab Owen dengan ekspresi pahit. Sampai sekarang, dia masih tidak mengerti kenapa bisa tiba-tiba muncul isobutil paraben di dalam produk mereka. Dia tidak tahu apa ini memang kesalahannya atau ada alasan lain.Namun, Owen tahu jelas bahwa sebagai penanggung jawab atas produksi kali ini, dia yang memang harus disalahkan atas semuanya. Terlebih lagi, dia merasa dirinya sudah mengecewakan Theresa. Jadi, dia merasa sangat bersalah dan sangat malu untuk menghadapi Theresa.Sekarang, dia hanya ingin bertindak layaknya seorang pria yang berani menanggung semua tanggung jawab ag
"Bu Theresa, aku tahu isobutil paraben adalah bahan terlarang. Tapi, sejak Pak Owen mengembangkan kosmetik, dia yang bertanggung jawab penuh atas produksi. Proses produksi juga dilakukan sesuai dengan persyaratan dan formula. Aku nggak punya hak untuk ikut campur," jelas Galih.Setelah itu, dia kembali berkata, "Selain itu, sebelum produk dikirim, produk harus diserahkan kepada Pak Owen untuk mendapat persetujuan dan ditandatangani. Ini dokumen yang ditandatangani oleh Pak Owen sendiri."Galih menyerahkan dokumen-dokumen itu untuk diperlihatkan kepada semua orang dan mereka segera melihat tanda tangan Owen yang memang tertera di atas dokumen-dokumen tersebut."Owen, buktinya sudah jelas! Karyawan bagian produksi melakukan produksi sesuai dengan permintaanmu dan mereka juga menambahkan bahan terlarang sesuai dengan instruksimu. Apa ada hal lain yang ingin kamu katakan sekarang?" tanya Darius dengan ekspresi mencemooh.Namun, sebelum Owen menjawab, Angelina sudah terlebih dahulu angkat b
"Angelina, kamu sepertinya salah," kata Owen dengan raut wajah yang bimbang.Setelah bergaul dan bekerja sama dengan Leo selama beberapa hari ini, Owen masih lebih memercayai Leo. Namun, setelah mengingat masalah tanda tangan dan pernah memberikannya kepada Leo untuk diperiksa, Owen tiba-tiba menjadi tidak yakin lagi. Bagaimanapun, memang agak mencurigakan bahwa Leo yang memiliki kecakapan tidak dapat menemukan masalah dalam dokumen tersebut."Bu Angelina, masalah ini nggak ada hubungannya denganku. Aku nggak bersalah," bantah Leo.Leo tidak pernah menyangka bahwa Angelina akan menudingnya. Jadi, dia tampak agak panik dan telapak tangannya berkeringat dingin saking gugupnya."Bersalah atau nggak, hanya kamu sendiri yang tahu dengan jelas!" sindir Angelina.Setelah itu, dia berkata sambil tersenyum dingin, "Sebagai penanggung jawab atas lini produksi, nggak mungkin kamu nggak sadar kalau terjadi masalah besar dalam proses produksi. Sama halnya dengan kalau ada orang yang ingin menjebak
"Tapi, bagaimana denganmu? Ke mana hati nuranimu?" tanya Angelina. Makin dia banyak bicara, makin kesal pula dia. Dia merasa bahwa Owen telah mendapat perlakuan yang tidak adil."Apa? Dia memujiku dan juga mau berbagi kontribusi denganku? Ini … Ini nggak mungkin!" seru Leo. Dia yang sangat terkejut hanya bisa terpaku di tempat."Nggak ada yang nggak mungkin! Kalau kamu nggak percaya, tanya saja pada Bu Theresa!" ujar Angelina dengan ketus. Theresa pun mengangguk dan berkata, "Apa yang dikatakan Bu Angelina benar!""Waktu itu, Angelina dan Owen memang memujimu dan mengatakan kalau kemampuanmu cukup baik. Aku juga mempertimbangkan untuk menempatkanmu di posisi kepala pabrik cabang karena Pak Rio akan pensiun bulan depan. Mengenai masalah Owen yang ingin memberimu setengah dari dividen, itu juga benar. Tapi, dividen perusahaan bukanlah hal yang sepele dan waktu itu aku nggak menyetujuinya," jelas Theresa."Ini …." Leo seketika termangu. Dulu, dia mengira bahwa Owen telah mengambil semua
Wajah Galih terlihat takut bukan main dan pikirannya sudah tidak karuan.Di sisi lain, ekspresi Darius dan Reynold berubah drastis begitu mendengar pengakuan Galih. Hati keduanya pun menjadi sangat gelisah. Mereka tidak habis pikir, situasi barusan jelas-jelas sangat baik bagi mereka. Namun, Leo berkhianat sehingga situasinya mendadak berubah. Lebih buruknya lagi, riwayat mereka berdua akan tamat jika Galih menyebut nama mereka berdua."Katakan! Siapa yang memerintahkanmu?" tanya Theresa. Dia tidak menyangka bahwa masih ada pelaku lain di belakang Galih. Hal ini membuat hatinya makin marah."Itu …." Galih mengalihkan pandangannya ke arah Darius dan Reynold. Namun, saat melihat tatapan mematikan dari keduanya, dia pun enggan mengungkapkan kebenarannya dan tidak melanjutkan perkataannya."Cepat katakan! Siapa dalang di balik ini semua! Kalau kamu nggak mau mengaku, aku akan menyerahkanmu ke polisi untuk diselidiki dan menuntutmu atas dugaan kejahatan ekonomi!" hardik Theresa dengan sanga
Reynold memelototi Owen dengan penuh dendam dan kebencian. “Dasar orang gila! Dari dulu sudah kubilang, Owen itu bukan pacarku. Aku dan dia nggak ada hubungan spesial apa pun. Kamu sendiri yang asal tebak!” sahut Angel dengan ketus.“Nggak mungkin! Waktu itu, kamu yang merekrut dia masuk ke perusahaan. Demi dia, kamu bahkan menggulingkan Pak Thomas. Kalau dia bukan pacarmu, lalu dia itu siapa? Kamu kira aku ini anak kecil yang mudah dibohongi?” balas Reynold sambil tertawa meledek.“Sembarangan! Siapa bilang aku yang merekrut dia? Siapa bilang aku menggulingkan Pak Thomas? Aku beri tahu ya, Theresa yang melakukan semua ini dan aku nggak ada hubungannya sama sekali. Aku hanya menjadi kambing hitam demi dia,” ungkap Angel dengan marah sambil tertawa sinis. Beban yang dipendamnya selama ini akhirnya meledak. Menjadi kambing hitam demi orang lain bukanlah hal yang mudah dilakukan. Terlebih lagi, tersebar gosip bahwa Owen adalah pacarnya. Gosip yang ditambah dengan bumbu-bumbu itu dapat m
"Reynold, Galih, Leo, kalian bertiga bekerja sama untuk mencelakai Owen kali ini. Hal ini membuat perusahaan menderita kerugian yang besar. Ini benar-benar perbuatan yang sangat keji! Mulai sekarang, kalian bertiga sudah dipecat. Aku harap kalian bisa mengintrospeksi diri!" ujar Theresa dengan dingin.Mengingat Reynold dan yang lainnya telah bekerja untuk perusahaan selama bertahun-tahun, mereka juga telah bekerja keras meski tidak memiliki jasa apa pun. Theresa hanya memecat mereka sebagai hukuman dan tidak berniat untuk meminta tanggung jawab secara hukum kepada mereka bertiga.Bisa dibilang, ini sudah kebaikan terbesar yang bisa diberikan oleh Theresa!"Terima kasih, Bu Theresa." Reynold dan dua orang lainnya berterima kasih, lalu berdiri dengan ekspresi yang sedih dan hendak pergi."Bu Theresa, tunggu sebentar," ujar Owen dengan suara berat, lalu dia melangkah maju."Ada apa?" Theresa menatap Owen dengan ekspresi kebingungan."Bu Theresa, berbuat kesalahan adalah kekurangan manusia