Darius menarik napas dalam-dalam dan berusaha membuat dirinya kembali tenang."Maksudmu melakukan sabotase pada pasokan produk?" Reynold berpikir sejenak dan langsung mengerti. Terakhir kali, dia dan Darius sudah berdiskusi dengan baik untuk bekerja sama melawan Owen. Namun, karena tiba-tiba muncul masalah pengembangan kosmetikal dan peningkatan efek emulsifikasi bahan baku, rencana mereka berdua terpaksa harus ditunda untuk sementara waktu.Sekarang, kedua masalah ini sudah membuahkan hasil. Inilah saatnya bagi mereka untuk lanjut menjalankan rencana tersebut."Benar! Aku sudah memikirkan sebuah rencana yang sempurna. Aku jamin nggak akan ada kesalahan apa pun!" Darius tersenyum dengan sinis, lalu melambaikan tangannya untuk mengisyaratkan Reynold agar mendekatkan telinganya. Kemudian, dia memberi tahu Reynold rencananya secara rinci."Bagus! Ini benar-benar ide yang brilian! Selama rencananya berjalan dengan lancar, kita pasti bisa mengusir Owen dari perusahaan!" Mata Reynold berbin
"Kuharap kamu bisa memanfaatkan kemampuannya dengan baik di masa depan!""Oh, begitu, ya? Apa dia benar-benar sangat berkompeten?" Theresa tampak sangat terkejut."Tentu saja benar. Kalau kamu nggak percaya, kamu bisa tanya Angelina," ujar Owen sambil menunjuk Angelina yang berada di sampingnya."Ya, yang Owen katakan memang benar. Pak Leo ini memang kompeten," jawab Angelina sambil mengangguk.Beberapa hari ini, dia terus mengikuti Owen di pabrik, jadi dia pernah melihat sendiri kemampuan dari Leo. Leo memang bisa dianggap sebagai seseorang yang berbakat."Kelihatannya dia memang punya kemampuan. Begini saja, Pak Rio di pabrik kedua akan segera pensiun satu bulan lagi. Setelah Pak Rio pensiun, aku akan memindahkan Pak Leo ke sana untuk menggantikan posisinya," ujar Theresa dengan suara pelan.Karena Owen dan Angelina bersama-sama merekomendasikannya, Theresa pun menjadi lebih memandang Leo dengan sendirinya."Baik." Owen tampak bahagia, lalu dia sepertinya teringat sesuatu dan segera
“Owen, aku bakal kasih kamu 10% dari dividen kali ini. Kamu bukan cuma sudah mengembangkan produk kosmetikal dan meningkatkan efisiensi pemurnian bahan baku, tapi juga berhasil mendapatkan kesempatan bekerja sama dengan Grup Wijaya! Kamu pantas mendapatkan hadiah ini tanpa perlu berbagi dengan orang lain!”“Para eksekutif perusahaan pasti bakal dapat hak dividen mereka sesuai dengan tanggung jawab dan kontribusi mereka. Habis Pak Leo jadi kepala pabrik dari pabrik cabang kedua, dia bakal jadi eksekutif perusahaan. Pada saatnya nanti, dia pasti dapat hak dividennya. Kamu nggak perlu khawatir soal ini!” ujar Theresa dengan tegas.Sebagian besar eksekutif perusahaan hanya mendapatkan dividen sebanyak 1%-2%. Eksekutif seperti Darius dan Angelina juga hanya mendapat dividen sebesar 6%-8%. Orang-orang ini sudah bekerja bersamanya selama dua tahun dan berjasa untuk perusahaan.Apabila karena Leo yang hanya sedikit membantu Owen mendapatkan dividen sebanyak 5%, bagaimana bisa Theresa menjelask
“Kamu seharusnya jelas pertanyaan-pertanyaan mana yang boleh dan nggak boleh ditanya. Pokoknya, kamu ikuti perintah saja!” ujar Galih dengan tidak senang.“Aku ....” Leo terlihat serba salah, lalu memberanikan diri untuk berkata, “Pak Galih, maaf. Aku nggak bisa melakukan hal kayak begitu!”Ekspresi Galih pun terlihat menjadi sedikit dingin. “Nggak mau melakukannya? Oke! Kalau gitu, kemas barangmu dan keluar! Besok, kamu nggak usah masuk kerja lagi!”“Apa? Mana bisa begitu! Pak Galih, aku sudah kerja hampir 10 tahun di perusahaan ini. Aku ....” Leo langsung terkejut. Sebelum menyelesaikan kata-katanya, Galih sudah menyela.“Aku cuma kasih kamu dua pilihan, lakukan atau keluar! Kamu pilih saja sendiri!” ujar Galih dengan dingin.“Tapi ...,” ucap Leo.“Nggak ada tapi-tapian! Kamu sendiri sudah baca pengumuman dari departemen personalia, ‘kan? Kamu sudah bantu Pak Owen beberapa hari ini. Walau nggak berjasa besar, kamu juga sudah keluar tenaga. Alhasil, kamu nggak dapat apresiasi apa pun!
“Oke.” Owen mengangguk. Dia lumayan percaya pada kemampuan Leo. Jadi, dia langsung menandatangani dokumen itu. Selanjutnya, sejumlah produk ini pun dimuat ke dalam beberapa truk besar dan diantar ke Grup Wijaya.Di Grup Wijaya.Setelah mendapat kiriman produk dari Grup Ratu Kosmetik, Johan mengambil beberapa botol sampel, lalu mengirimnya ke departemen penelitian dan pengembangan untuk diuji. Bagaimanapun juga, bisnis dan persahabatan tidak boleh dicampur aduk.Meskipun hubungan Johan dan Owen lumayan bagus, ini adalah pertama kalinya Grup Wijaya bekerja sama dengan Grup Ratu Kosmetik. Dia tetap harus menguji produk-produk ini untuk mencegah timbulnya masalah.Tidak lama kemudian, direktur departemen penelitian dan pengembangan mengantar laporan pengujian dengan ekspresi takjub.“Pak Peter, gimana hasilnya? Apa ada masalah?” tanya Johan. Dia mengenal karakter Owen dengan baik. Dari kepribadian Owen yang baik, Johan merasa produk Grup Ratu Kosmetik seharusnya tidak akan ada masalah. Dia
Dari hal ini, dapat diketahui betapa seriusnya masalah ini.“Nggak bisa, masalah ini terlalu serius! Aku harus segera menelepon Pak Owen!” ujar Johan dengan serius. Kemudian, dia buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menelepon Owen.Di pabrik.Setelah mendapat panggilan dari Johan, Owen pun tercengang. Dia tidak menyangka bisa timbul masalah yang begitu serius dari produk mereka. Bukan hanya begitu, masalah ini juga langsung menyebabkan kehebohan di perusahaan. Theresa dan para eksekutif juga langsung mengetahuinya.Total aset Grup Ratu Kosmetik hanya sekitar beberapa triliun. Sekarang, kelompok pertama kosmetikal kelas atas yang bernilai 100 miliar ini sudah terbuang sia-sia. Selain itu, Grup Ratu Kosmetik juga berkemungkinan besar harus memberikan ganti rugi sebesar satu triliun kepada Grup Wijaya.Ini adalah masalah paling serius yang pernah dihadapi Grup Ratu Kosmetik. Oleh karena itu, dapat dibayangkan seberapa kritis situasinya. Selanjutnya, Theresa langsung mengadakan rapat menda
“Apa yang dikatakan Pak Darius benar! Kali ini, Pak Owen sudah menyebabkan kerugian yang begitu besar bagi perusahaan. Dia harus dipecat dan dihukum! Kita juga harus menuntut tanggung jawab hukum darinya!” Para eksekutif juga sangat marah.“Owen, apa yang bisa kamu katakan lagi sekarang?” tanya Theresa sambil menekan amarahnya.“Aku ... Nggak ada. Semua ini memang salahku. Aku bersedia menerima segala hukumannya ...,” jawab Owen dengan ekspresi pahit. Sampai sekarang, dia masih tidak mengerti kenapa bisa tiba-tiba muncul isobutil paraben di dalam produk mereka. Dia tidak tahu apa ini memang kesalahannya atau ada alasan lain.Namun, Owen tahu jelas bahwa sebagai penanggung jawab atas produksi kali ini, dia yang memang harus disalahkan atas semuanya. Terlebih lagi, dia merasa dirinya sudah mengecewakan Theresa. Jadi, dia merasa sangat bersalah dan sangat malu untuk menghadapi Theresa.Sekarang, dia hanya ingin bertindak layaknya seorang pria yang berani menanggung semua tanggung jawab ag
"Bu Theresa, aku tahu isobutil paraben adalah bahan terlarang. Tapi, sejak Pak Owen mengembangkan kosmetik, dia yang bertanggung jawab penuh atas produksi. Proses produksi juga dilakukan sesuai dengan persyaratan dan formula. Aku nggak punya hak untuk ikut campur," jelas Galih.Setelah itu, dia kembali berkata, "Selain itu, sebelum produk dikirim, produk harus diserahkan kepada Pak Owen untuk mendapat persetujuan dan ditandatangani. Ini dokumen yang ditandatangani oleh Pak Owen sendiri."Galih menyerahkan dokumen-dokumen itu untuk diperlihatkan kepada semua orang dan mereka segera melihat tanda tangan Owen yang memang tertera di atas dokumen-dokumen tersebut."Owen, buktinya sudah jelas! Karyawan bagian produksi melakukan produksi sesuai dengan permintaanmu dan mereka juga menambahkan bahan terlarang sesuai dengan instruksimu. Apa ada hal lain yang ingin kamu katakan sekarang?" tanya Darius dengan ekspresi mencemooh.Namun, sebelum Owen menjawab, Angelina sudah terlebih dahulu angkat b