Seusai menyuapi obat penawar racun kepada Ricky, Owen mengeluarkan jarum akupunktur dan mulai mengerahkan Enam Jarum Takdir untuk menancapkan jarum-jarum itu di beberapa titik akupunktur vital di sekitar dada dan perut Ricky.Saat ini, Ricky sudah tidak bernapas dan detak jantungnya sangatlah lemah hingga hampir tidak bisa terdeteksi. Untungnya, Owen telah menggunakan jarum akupunktur untuk melindungi jantungnya sehingga Sembilan Racun Tili tidak sempat menyebar hingga ke jantungnya.Syut! Setelah itu, Owen mengeluarkan Mutiara Spiritual Sejati dan mengaktifkannya. Mutiara itu pun segera melayang ke atas kepala Ricky.Enam Jarum Takdir adalah teknik akupunktur unik dan langka dari zaman dahulu, juga memiliki manfaat untuk membangkitkan orang dari kematian. Sementara itu, Mutiara Spiritual Sejati bisa menyediakan energi spiritual yang tak ada habisnya sehingga Owen tidak perlu takut kekurangan energi spiritual atau energi spiritualnya terkonsumsi terlalu banyak. Jadi, penggabungan pengg
“Gawat!” Saat ini, wajah Owen tiba-tiba menjadi pucat, aliran energi spiritual di tangannya tiba-tiba berhenti, dan dahinya juga dipenuhi keringat dingin.“Tuan Owen, kamu kenapa?” tanya Morgan dengan heran setelah menyadari keanehan Owen.“Aku akan segera memasuki masa lemah. Kekuatanku sudah akan habis ...,” jawab Owen sambil menggertakkan giginya. Wajahnya terlihat menjadi semakin pucat dan keringat dingin di dahinya juga semakin banyak.Efek pil pemicu potensi biasanya hanya bertahan sekitar 2-3 jam. Berhubung Owen sudah mengonsumsi pil pemicu potensi pada saat berada di kediaman Keluarga Midani dan waktu yang berlalu sudah cukup lama, efek pil pemicu potensi sudah habis. Saat ini, seluruh energi spiritual dan energi sejati dalam tubuhnya pun menghilang dengan cepat.Namun, ini adalah saat terpenting dalam proses penawaran racun dari tubuh Ricky. Apabila Owen kehilangan energinya di saat-saat seperti ini, semua usahanya sebelumnya akan sia-sia. Oleh karena itu, dia masih berusaha b
“Owen, aku saja yang ambilkan kursi rodanya untukmu,” kata Elliot sebelum Theresa sempat menjawab.Dulu, kaki Elliot sempat lumpuh sesaat sehingga dia harus hidup dengan duduk di kursi roda. Sejak kakinya pulih total, kursi roda itu diletakkannya di ruang tamu. Tidak lama kemudian, dia pun mendorong kursi roda itu masuk ke kamar, lalu membantu Theresa dan Rosa memapah Owen duduk di kursi roda.“Tuan Owen, gimana keadaan Ricky saat ini? Kenapa dia masih belum menunjukkan tanda-tanda akan sadar?” tanya Morgan dengan khawatir setelah melihat Ricky masih tidak bereaksi.“Racun di tubuh Pak Ricky sudah dikeluarkan semuanya .... Hanya saja, racunnya sudah menyebar ke organnya sehingga dia terluka cukup parah. Dia mungkin harus beristirahat sebentar lagi sebelum bisa sadar ...,” jelas Owen secara singkat.“Baguslah kalau begitu.” Setelah mengetahui nyawa Ricky tidak terancam, Morgan akhirnya merasa lega.Sementara itu, Theresa dan Rosa juga terlihat gembira. Terutama Rosa. Berhubung Owen tela
“Tuan Morgan, tunggu dulu! Target Keluarga Stewart dan Keluarga Midani itu aku. Sebaiknya aku dan Om Elliot saja yang keluar untuk menemui mereka,” ujar Owen dengan suara berat.Meskipun sudah memasuki masa lemah dan sama sekali tidak memiliki kekuatan tempur, Owen tidak mungkin bersembunyi di saat Keluarga Stewart dan Keluarga Midani ingin mencari masalah dengannya. Lagi pula, dia memiliki Gelang Darah Kematian dan ranah pedang tak tertandingi untuk melindungi diri. Jadi, Keluarga Stewart dan Keluarga Midani tidak akan bisa menghadapinya dengan semudah itu. Setelah itu, Theresa dan Rosa pun mendorong kursi roda Owen sambil mengikuti Morgan, Elliot, dan yang lain berjalan keluar dari kamar. Sebelum keluar, Morgan tidak lupa berpesan pada dua pengawal Keluarga Lisano untuk menjaga Ricky agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan....Di halaman depan aula utama kediaman Keluarga Senjaya.Pada saat ini, Samuel, Austin, belasan ahli Keluarga Stewart, Anton, Loewe yang berbaring di atas
“Memangnya kenapa kalau tindakan kami keterlaluan? Adrian, sebaiknya kamu serahkan Owen dengan patuh. Kalau nggak, kami akan memusnahkan keluarga kalian! Kamu pilih saja mau bagaimana!” cibir Anton. Dia terlihat sangat sombong, seolah-olah sudah pasti bisa mengendalikan Adrian.Kenyataannya memang begitu. Keluarga Senjaya hanyalah sebuah keluarga seni bela kuno terkemuka biasa di Tonham Selatan. Kekuatan dan latar belakang Keluarga Senjaya masih kalah jauh dari Keluarga Midani. Dengan kekuatan Keluarga Midani, mereka bisa memusnahkan Keluarga Senjaya dengan mudah. Apalagi, mereka juga memiliki dukungan Keluarga Stewart. Jadi, Anton tentu saja tidak akan takut pada Adrian.“Nggak bisa! Pak Anton, kamu nggak usah menggertakku! Meskipun Keluarga Senjaya lebih lemah dari keluarga kalian, kalian seharusnya tahu Keluarga Senjaya punya sedikit hubungan dengan Keluarga Lisano. Mereka merupakan pemimpin keluarga besar terkemuka di Tonham Selatan dan juga bertanggung jawab untuk mengawasi tindak
“Nak, kamu nggak perlu bersikap begitu arogan! Hari ini, kamu akan mati dan nggak akan ada yang bisa menolongmu!” ujar Anton dengan ekspresi dingin. Kemudian, dia hendak langsung menyerang Owen agar bisa membalaskan dendam Loewe.“Coba saja kalau berani!” dengus Morgan. Dia pun melambaikan tangannya dan memberi perintah pada Harkim, “Kakek Harkim, cepat halangi dia!”“Baik!” Harkim segera melangkah keluar, lalu mengerahkan auranya yang sangat kuat untuk mengintimidasi Anton.“Alam Tigana!” Saat merasakan aura kuat Harkim, ekspresi Anton langsung berubah dan dia segera menghentikan serangannya. Meskipun basis kultivasinya telah mencapai Semi Alam Tigana yang hanya berbeda satu tingkatan kecil dari Alam Tigana, perbedaan kekuatan di antara keduanya sangatlah besar. Berhubung tahu dirinya bukanlah lawan Harkim, dia pun buru-buru meminta pertolongan pada Samuel dan Austin.“Pak Harkim, apa Keluarga Lisano bersikeras mau berselisih dengan Keluarga Stewart?” tanya Samuel dengan ekspresi ding
“Fandy?” Harkim langsung mengenali pria tua berpakaian hitam itu. Dia adalah Fandy, tetua keempat Keluarga Stewart.Sebagai salah satu tokoh penting dari generasi tua Keluarga Lisano, basis kultivasi Harkim telah mencapai tahap awal Alam Tigana dari beberapa tahun yang lalu. Selain itu, dia juga bisa disebut sebagai salah satu orang terhebat dari petarung lain yang setingkat dengannya. Namun, Fandy dan Ivan yang masing-masing merupakan tetua keempat dan kelima Keluarga Stewart memiliki basis kultivasi yang setingkat dengannya. Jadi, kekuatan mereka tidaklah kalah darinya.Apabila hanya harus menghadapi salah satu dari mereka, Harkim tentu saja tidak akan takut. Namun, dia tidak mungkin mampu melawan dua petarung Alam Tigana sekaligus tidak peduli seberapa kuat pun dirinya. Begitu memikirkan hal ini, hati Harkim langsung tenggelam. Bukan hanya Harkim, bahkan Morgan juga merasa sangat putus asa.Meskipun kekuatan dan latar belakang Keluarga Lisano lebih mendalam daripada Keluarga Stewar
“Tapak Bayangan!” Ivan tidak menyangka Harkim akan menggunakan jurus andalannya dan merasa agak kewalahan. Selanjutnya, dia buru-buru melangkah mundur, lalu menggunakan ilmu warisan Keluarga Stewart yang bernama Tapak Bayangan. Serangannya itu pun berubah menjadi enam tapak bayangan yang memelesat ke arah serangan Harkim.Duk! Seiring dengan suara hantaman yang nyaring, Tinju Halilintar Harkim menghantam Tapak Bayangan Ivan dengan kuat. Basis kultivasi mereka sama-sama berada di tahap awal Alam Tigana. Namun, berhubung Harkim terlebih dahulu meluncurkan jurusnya, serangannya itu pun berhasil memukul mundur Ivan. Ivan terdesak mundur cukup jauh sebelum bisa menyeimbangkan tubuhnya lagi.Syut! Harkim memanfaatkan kesempatan ini untuk meluncurkan serangan lanjutan berkekuatan besar ke arah dada Ivan.“Gawat ....” Ekspresi Ivan langsung berubah. Dalam pertarungan para ahli, sedikit kesalahan saja bisa membuat perbedaan yang sangat besar. Berhubung sudah bertindak ceroboh sebelumnya, dia