“Tapi dengan kondisi yang begitu sulit dan tanpa koneksi apa pun, kamu sudah berhasil dapatin kesempatan kerja sama dengan Grup Wijaya. Kayaknya kamu sangat berbakat dan punya keterampilan yang luar biasa!” ujar Darius dengan ekspresi kagum.“Nggak kok, cuma beruntung saja ...,” jawab Owen sambil tersenyum canggung. Dia merasa sedikit bingung kenapa Darius tahu bahwa dia adalah seorang yatim piatu. Lagi pula, ucapan Darius terdengar aneh dan seperti sedang menyiratkan sesuatu. Namun, Owen juga tidak tahu bagaimana harus mendeskripsikannya.“Ternyata Owen itu yatim piatu, ya!”“Aku nggak nyangka dia punya kehidupan yang begitu tragis!”“Benar, aku simpati banget sama dia ....”Beberapa eksekutif yang ada di sekitar mereka juga langsung heboh. Pandangan mereka terhadap Owen sudah berubah. Ada yang mengasihani Owen, tetapi ada juga yang mendiskriminasi dan memandang rendah Owen.“Yang lalu biarlah berlalu, nggak ada yang perlu disedihkan,” ucap Owen dengan tenang.Dia sudah terbiasa mengh
“Darius, Reynold, sudah cukup!”Theresa memukul meja, lalu memelototi Darius dan Reynold. Dia tahu mengenai latar belakang Owen, tetapi dia tidak menyangka Darius dan Reynold akan menguak luka Owen di depan umum dan mempermalukannya. Tindakan ini benar-benar keterlaluan.“Bu Theresa, jangan marah dong. Aku dan Pak Darius cuma bercanda dengan Pak Owen,” ucap Reynold sambil tersenyum. Dia merasa sangat bangga karena akhirnya bisa melampiaskan kekesalannya.“Benar, Bu Theresa. Aku dan Pak Reynold nggak punya maksud jahat kok. Lagian, Pak Owen sendiri sudah bilang kalau semuanya cuma masa lalu. Kalau dia bisa begitu berlapang dada, dia nggak akan keberatan sama lelucon kami. Pak Owen, benar, ‘kan?” tanya Darius sambil tersenyum pada Owen.“Lelucon ini sama sekali nggak lucu ...,” jawab Owen sambil memaksakan seulas senyum. Dia diam-diam merasa terkejut dan mulai menjadi sangat waspada terhadap Darius.Hanya beberapa patah kata Darius sudah bisa membuatnya marah. Darius memang terlihat bers
“Oh, makasih atas niatnya, Pak Darius ...,” ujar Theresa dengan terharu. Ada sebuah perasaan hangat yang merayap ke dalam hatinya.Hubungan Theresa dengan ayah dan ibu tirinya kurang bagus. Sejak tinggal sendiri selama dua tahun ini, dia sudah tidak pernah merayakan ulang tahunnya. Kadang-kadang, kakek dan tantenya juga mengingat ulang tahunnya dan akan menelepon untuk mengucapkan selamat padanya atau memberikan hadiah.Selain itu, dia melewati ulang tahunnya dalam dua tahun terakhir sendirian dan selalu merasa kesepian. Dia tidak menyangka Darius mengetahui hari ulang tahunnya dan juga menyiapkan kejutan ini. Dia sangat tersentuh akan ketulusan Darius ini.“Ternyata hari ini hari ulang tahun Bu Theresa, ya ....”“Bu Theresa, selamat ulang tahun!”Beberapa eksekutif yang semeja dengan mereka langsung tersadar dan buru-buru menyelamati Theresa. Situasinya menjadi sangat hangat dan spektakuler.“Makasih, semuanya ....”Theresa tersenyum sambil meneteskan air mata. Perayaan ulang tahunnya
Jika Theresa langsung menolak Darius di depan umum, Darius memang akan merasa malu dan itu sepertinya kurang bagus juga. Namun, kalung yang diberikan Darius terlalu berharga. Dia tidak bisa menerima hadiah semahal ini tanpa alasan. Dalam sekejap, dia merasa serba salah dan tidak tahu harus berbuat apa.“Bu Theresa, ini toh niat baik Pak Darius. Terima saja kalungnya!”“Benar. Kalung ini sangat mewah dan cocok sama keanggunanmu. Cuma kamu yang cocok mengenakan kalung sebagus ini ....”Beberapa eksekutif yang semeja dengan mereka sudah mendapat isyarat dari Darius. Jadi, mereka pun buru-buru membujuk Theresa. Rekan kerja di beberapa meja sekitar juga ikut membela Darius. Mereka semua berharap Theresa menerima kalung itu.“Umm ... Baiklah. Kalau gitu, aku terima deh. Pak Darius, makasih.”Theresa ragu sesaat, tetapi akhirnya menerima kalung itu juga setelah melihat semua orang begitu bersemangat. Dia tidak ingin merusak suasananya dan mempermalukan Darius.Namun, dia sudah diam-diam memut
Owen tidak mungkin membiarkan pria lain merebut Theresa dari dirinya! Ini adalah semacam kegigihan hatinya dan juga semacam keyakinannya! Namun, dia segera menyadari bahwa Theresa baru saja menerima hadiah dari Darius dan sepertinya memiliki kesan yang baik terhadap Darius.Selain itu, Darius menjadi pusat perhatian sekarang dan ingin bersaing dengan dirinya untuk menaklukkan hati Theresa. Dari berbagai aspek, kemampuan Darius memang jauh lebih baik darinya. Apa yang harus Owen gunakan untuk bersaing dengan Darius?"Bagaimana ini? Apa aku harus diam saja ketika melihat wanita yang aku cintai direbut orang lain?" gumam Owen yang sangat cemburu.Di saat yang genting ini, sebuah solusi melintas di benaknya. Owen tiba-tiba teringat pada Bintang Samudra Biru. Dia awalnya tidak tahu harus menggunakan momen apa untuk memberikan Bintang Samudra Biru ini kepada Theresa. Tidak disangka, kesempatan itu datang sekarang.Hari ini adalah hari ulang tahun Theresa. Lantaran tidak menolak hadiah dari D
Sekarang, Owen memberinya hadiah. Itu juga bisa dianggap membantunya lepas dari situasi yang canggung ini. Selama Theresa menerima hadiah dari Owen, kesalahpahaman semua orang otomatis akan hilang.Di sisi lain, Darius menjadi cemas Ketika melihat bahwa rencana hebatnya akan dihancurkan oleh Owen."Theresa, coba lihat baik-baik. Liontin kalung ini nggak ada bercak sama sekali. Pasti diproduksi secara massal oleh mesin dan kualitasnya nggak bagus. Harganya palingan cuma ratusan ribu! Barang murahan seperti ini mana pantas dengan statusmu yang terhormat?" kata Darius sambil buru-buru memberi isyarat mata kepada Reynold dan beberapa anggota eksekutif lainnya."Benar! Bu Theresa, barang seperti ini benar-benar menghina status terhormat Anda!""Owen jelas sengaja mempermainkan Anda, nggak ada sedikit pun ketulusan. Anda nggak seharusnya menerima hadiah darinya."Reynold dan beberapa eksekutif lainnya buru-buru setuju dengan pendapat Darius dan menasihati Theresa."Owen, nyalimu besar sekali
Meskipun kali ini Owen memberinya hadiah yang tidak berharga, Theresa tahu bahwa Owen tulus memberinya dan itu sudah cukup. Mengenai lainnya, itu tidak penting."Ini ...." Owen tercengang.Dia tidak pernah menyangka bahwa kalung giok imperial yang telah dipersiapkan dengan hati-hati malah dianggap kalung tidak berkualitas dan harganya hanya ratusan ribu. Jelas-jelas Owen sedang ditindas, tetapi tidak ada orang yang membelanya."Theresa, Owen nggak membual! Apa yang dia katakan memang benar, liontin kalung itu memang terbuat dari giok imperial yang berharga dan langka!" Saat ini, Angelina tiba-tiba angkat bicara. Dia melihat kalung tersebut, lalu memandang Owen dengan ekspresi yang aneh.Theresa terkejut. Dia yang meragukan pendengarannya pun bertanya, "Angel, apa yang kamu lakukan? Biarkan Owen menggila sendiri, kenapa kamu ikutan gila?""Aku nggak gila! Aku bisa menjamin kalau liontin ini bukan hanya terbuat dari giok imperial terbaik, tapi juga diukir oleh ahli batu yang terkenal, Pa
Bagaimanapun, Darius dan Reynold tahu dengan jelas situasi Owen. Mereka tahu bahwa Owen adalah seorang yatim piatu dan dia juga pecundang yang diusir oleh mantan istrinya. Jika dipukul hingga mati pun, mereka tidak akan percaya bahwa Owen mampu membeli kalung giok imperial yang begitu mahal."Aku nggak salah lihat! Pak Indra yang memberikan giok imperial di kalung ini ke kakekku dan meminta kakekku mengukirnya. Dari batu giok itu, kakekku membuat sepasang gelang dan kalung!" jelas Angelina.Kemudian, dia mengungkapkan dengan tegas, "Dua kalung yang kakekku buat sama persis, satunya dengan hiasan merah dan satunya lagi dengan hiasan biru! Aku memberi nama kedua kalung itu Bintang Samudra Kembar, yang warna merah adalah Bintang Samudra Merah, sedangkan kalung yang ini adalah Bintang Samudra Biru!"Angelina sendiri yang memberi nama untuk kedua kalung ini, mana mungkin bisa salah lihat?"Pak Indra yang meminta Pak Jonathan untuk mengukirnya? Ini ... ini mustahil!"Darius dan Reynold sanga