“Theresa, kotak mekanis ini sengaja kubuat untuk kalian supaya kalian bisa melindungi diri. Kalau kelak kalian bertemu bahaya, gunakanlah jarum beracun ini untuk melawan musuh,” jelas Owen sambil memasingkan kotak mekanis itu kepada Theresa, Yura, Renata, dan Rosa.Berhubung pil peningkat energi sejati memberikan keuntungan dan pengaruh yang sangat besar, sangat wajar apabila Grup Ora diincar orang-orang. Dengan kekuatan dan cara melindungi dirinya yang banyak, Owen tentu saja tidak takut pada musuh. Namun, keempat wanita ini merupakan titik kelemahannya. Dengan memiliki jarum beracun ini untuk melindungi, Owen setidaknya bisa merasa cukup tenang.“Owen, gara-gara basis kultivasi kami yang terlalu rendah, kami jadi menyusahkanmu,” ujar Theresa dan yang lain dengan terharu.Demi keamanan mereka, sebelumnya Owen pernah mengukir ranah pedang untuk mereka. Sekarang, Owen sengaja membuatkan jarum beracun ini lagi agar mereka bisa melindungi diri. Mereka sangat menghargai semua yang Owen lak
“Kak Owen, Kak Theresa, Kak Rosa, akhirnya kalian masuk kerja juga!” seru Maggie dengan gembira saat melihat kemunculan kelompok Owen.“Maggie, maaf sudah merepotkanmu dengan urusan perusahaan selama beberapa hari terakhir,” ujar Owen sambil tersenyum.“Nggak kok. Sebenarnya, aku juga nggak punya kerjaan apa-apa. Hanya saja, aku merasa bosan banget karena nggak ada kalian,” jawab Maggie sambil tersenyum manis.Setelah berbasa-basi sejenak, Theresa pun bertanya, “Maggie, gimana situasi produksi perusahaan saat ini?”“Oh, produksi berjalan dengan sangat lancar kok. Target yang ditetapkan oleh kamu dan Kak Owen sudah tercapai,” jelas Maggie secara singkat. Kemudian, dia menyerahkan sebuah dokumen berisi laporan produksi dan datanya kepada Theresa.“Emm, bagus!” puji Theresa dengan senyum puas setelah membaca dokumen itu secara singkat.“Owen, perusahaan kita sudah selesai memproduksi produk kosmetikal. Selanjutnya, kita perlu bekerja sama dengan distributor agar bisa meluncurkan produk-pr
“Theresa, sebaiknya kita cepat selesaikan masalah mengenai kontrak kerja sama itu. Aku akan pergi ke Grup Husin sekarang juga. Kuserahkan urusan perusahaan yang menumpuk selama beberapa hari terakhir padamu ya,” ujar Owen.“Oke, pergilah,” jawab Theresa sambil tersenyum.“Kak Rosa, ayo kita pergi!” seru Owen. Saat ini, Rosa adalah asistennya. Jadi, dia tentu saja harus membawa Rosa untuk pergi menandatangani kontrak kerja sama di Grup Husin.“Emm, tunggu sebentar. Aku mau cetak kontraknya dulu,” jawab Rosa. Kemudian, dia segera mencetak dua kontrak kerja sama.“Kak Owen, aku boleh ikut dengan kalian nggak?” tanya Maggie setelah ragu sejenak.“Buat apa kamu ikut?” tanya Owen dengan terkejut. Maggie adalah asisten Theresa. Jadi, Owen tidak mengerti kenapa Maggie ingin ikut.“A ... aku merasa agak bosan karena terus berada di perusahaan selama beberapa hari terakhir. Aku mau ikut kamu keluar jalan-jalan,” jawab Maggie dengan gugup sambil meremas sudut bajunya.Berhubung Owen pernah menyel
Tidak lama setelah Frendy kembali ke ruangannya sendiri, pintunya tiba-tiba diketuk oleh seseorang. Kemudian, seorang sekretaris wanita yang mengenakan setelan kerja hitam profesional dan terlihat cakap berjalan masuk.“Inggrid, ada apa?” tanya Frendy dengan bingung.“Pak Frendy, aku baru menerima berita dari satpam. Katanya, ada 3 orang dari Grup Ratu Kosmetik yang datang untuk berdiskusi tentang kerja sama dengan Grup Husin,” lapor Inggrid.“Apa? Orang dari Keluarga Lisano sudah datang?” gumam Frendy dengan terkejut. Ricky memang sudah berpesan bahwa orang dari Keluarga Lisano akan datang untuk menandatangani kontrak. Namun, Morgan dan Ricky telah mencapai kesepakatan itu dua hari yang lalu. Sementara itu, belum ada yang datang selama dua hari terakhir. Frendy pun menebak bahwa mereka juga tidak akan datang hari ini.Tak disangka, baru saja Ricky meninggalkan perusahaan, malah ada orang yang tiba-tiba datang untuk berdiskusi tentang kerja sama. Frendy merasa hal ini benar-benar sanga
“Rosa, lama nggak jumpa. Tak disangka kita akan ketemu di sini,” kata Frendy. Semua perhatiannya hanya terfokus pada Rosa dan dia sama sekali tidak peduli pada Owen.“Kak Rosa, kamu kenal sama dia?” tanya Owen dengan terkejut. Kemudian, dia melirik Frendy dan Rosa dengan agak heran karena tidak tahu bagaimana mereka bisa mengenal satu sama lain.“Nggak kenal. Dia itu cuma seorang sampah masyarakat!” jawab Rosa sambil menggertakkan giginya. Wajahnya berubah menjadi agak pucat, sedangkan matanya terlihat sangat dingin.“Sampah masyarakat?” tanya Owen dengan bingung. Jawaban Rosa itu membuatnya bertambah bingung.“Rosa, aku memang pernah berbuat salah terhadapmu dulu, tapi aku juga punya kesulitan tersendiri,” desah Frendy. Matanya memancarkan sedikit kesedihan. Ditambah dengan tampangnya yang tampan, saat ini, dia terlihat sangat memikat.“Kesulitan? Sebaiknya, kamu bohongi saja orang lain, jangan aku!” ujar Rosa dengan dingin. Matanya dipenuhi dengan peremehan.Frendy merupakan teman ku
“Kak Rosa, ternyata dia itu mantan pacarmu!” seru Owen setelah tersadar. Dia tahu bahwa Rosa pernah dilukai oleh pria dulunya. Setelah mendengar percakapan di antara Rosa dan Frendy, dia bisa menebak situasinya secara kasar.“Rosa, siapa anak itu? Jangan-jangan dia itu pacarmu?” tanya Frendy sambil menatap Owen dengan ekspresi muram.“Aku ....” Baru saja Owen hendak menjawab, Rosa malah terlebih dahulu berseru, “Benar! Dia ini pacarku!”Kemudian, Rosa sengaja merangkul lengan Owen dengan mesra karena tidak ingin dipermalukan. Berhubung Frendy pernah mengkhianatinya, dia pun sangat membenci Frendy. Jika Frendy tahu dia tidak memiliki seorang pacar pun selama ini, dia pasti akan merasa sangat malu. Oleh karena itu, dia hanya bisa menggunakan Owen sebagai tameng.“Apa?” Begitu mendengar ucapan Rosa, Owen dan Maggie merasa sangat terkejut.Di sisi lain, Frendy juga merasa sangat tercengang. Tadi, dia hanya asal menebak. Tak disangka, Owen benar-benar adalah pacarnya Rosa.“Kak Rosa, jangan
“Kamu ....” Saat merasakan tatapan dingin Owen, Frendy tanpa sadar bergidik dan merasa agak ketakutan.“Pak Frendy, ini adalah data yang berhubungan dengan Grup Ratu Kosmetik dan kontrak kerja samanya. Kalau nggak ada masalah lain, mari kita tandatangani kontraknya,” ujar Owen dengan dingin. Kemudian, dia mengeluarkan kontrak yang sudah mereka persiapkan dan menaruhnya di hadapan Frendy.“Tanda tangan apanya!” seru Frendy dengan marah karena malu sambil menepis kontrak itu. Meskipun Ricky sudah berpesan padanya bahwa ada orang dari Keluarga Lisano yang mungkin akan datang menandatangani kontrak hari ini, dia tahu Rosa hanyalah seorang putri keluarga terkemuka dari kota kecil seperti Jenggala. Jadi, mereka tidak mungkin memiliki hubungan dengan Keluarga Lisano yang merupakan pemimpin keluarga besar terkemuka di Tonham Selatan.Selain itu, nama Grup Ratu Kosmetik terdengar sangat asing dan Frendy juga tidak pernah melihat Owen maupun Maggie. Dia pun merasa yakin bahwa Owen bukanlah orang
“Dasar nggak tahu diri! Bajingan, bukannya tadi kamu bilang bisa menghabisiku dengan hanya satu jari? Sekarang, aku akan tunjukkan padamu apa yang namanya menghabisi orang dengan satu jari!” cibir Owen.Dalam menghadapi serangan Frendy, Owen sama sekali tidak melangkah maju ataupun mundur. Dia hanya mengulurkan sebuah jarinya untuk menangkis serangan Frendy itu.“Nak, mati sana!” seru Frendy sambil tersenyum licik. Ada kilatan dingin yang melintasi matanya. Berhubung Owen menggunakan energi spiritual, Frendy tidak bisa merasakan fluktuasi energi sejati dari tubuh Owen. Dia pun merasa Owen tidak mungkin mampu menahan serangannya yang kuat, apalagi hanya dengan menggunakan sebuah jari. Baginya, tindakan Owen itu tidak ada bedanya dengan menggali lubang kubur sendiri.Selanjutnya, Frendy menambahkan kekuatannya dan mengerahkan kekuatan penuh. Dia bermaksud untuk menghabisi Owen dengan satu serangan agar bisa membalaskan dendamnya karena telah ditampar oleh Owen tadi. Namun, apa yang terj