“Yahya, apa maksudmu?” tanya Adrian dengan ekspresi suram.Hari ini adalah hari ulang tahun ke-80 Adrian. Saat ini, ada begitu banyak tamu terkemuka yang hadir di acara ulang tahunnya. Sebagai seorang kepala keluarga, biasanya tidak ada yang berani membantah ucapannya. Namun, Yahya malah berani menantang wibawanya di depan umum. Dia tentu saja tidak akan bersikap baik terhadap Yahya.“Om, selama ini, keluarga kami yang selalu bertanggung jawab atas perusahaan farmasi Keluarga Senjaya. Dalam beberapa tahun terakhir, aku dan Michael sudah mengelola kedua perusahaan itu dengan baik. Perkembangannya juga lumayan bagus. Sekarang, kamu malah mau menjual salah satu perusahaan itu kepada orang lain. Aku merasa tindakan itu kurang tepat!” ujar Yahya dengan tenang.“Memangnya kenapa kalau keluarga kalian yang selama ini bertanggung jawab atas kedua perusahaan farmasi itu? Owen itu cucu menantuku dan bisa dibilang adalah anggota Keluarga Senjaya. Lagian, aku bukannya memberikan perusahaan itu sec
“Owen, apa kamu serius?” tanya Adrian dengan gembira. Jika Keluarga Senjaya bisa mendapatkan keuntungan tahunan lebih dari 2 triliun dengan menjual sebuah perusahaan farmasi kecil, itu adalah hal yang sangat menguntungkan.“Tentu saja!” jawab Owen sambil mengangguk.Kebutuhan bahan obat berharga dalam memurnikan pil sangatlah tinggi. Jangankan keuntungan di atas 2 triliun, Owen bahkan bisa memberikan keuntungan sebesar puluhan triliun dan bahkan ratusan triliun kepada Keluarga Senjaya apabila perusahaannya sudah berkembang.“Yahya, kamu sudah dengar ucapan Owen, ‘kan? Sekarang, apa lagi yang bisa kamu katakan?” tanya Adrian sambil menatap Yahya dengan dingin.“Ini ....” Yahya pun terdiam. Awalnya, dia ingin menggunakan alasan merugikan keuntungan keluarga untuk menolak menjual perusahaan farmasi itu kepada Owen. Tak disangka, Owen berani berjanji bisa memberikan keuntungan tahunan di atas 2 triliun kepada Keluarga Senjaya. Alasannya pun tidak berlaku lagi. Dalam sekejap, dia tidak tahu
“Ezra, apa maksudmu ini?” tanya Adrian sambil menatap Ezra. Ekspresinya langsung menjadi sangat dingin.“Kak, Yahya hanya mengutarakan fakta, kenapa kamu jadi begitu marah?” jawab Ezra sambil terkekeh.“Fakta? Aku rasa kalian memang ingin memberontak!” Adrian pun tertawa saking marahnya.“Aku nggak berpikiran seperti itu kok. Tapi, sikapmu kali ini memang sangat nggak adil hingga sulit untuk membuat orang tunduk padamu!” jawab Ezra dengan tenang.“Nggak adil? Coba katakan apanya yang nggak adil?” tanya Adrian sambil menekan amarahnya.“Pertama, kaki Elliot sudah lumpuh. Dia nggak cocok lagi menjadi penerus keluarga! Tapi demi melindunginya, kamu bukan hanya nggak mencabut posisinya sebagai penerus keluarga, juga membiarkannya lanjut memegang kendali atas bisnis keluarga yang paling utama. Tindakan ini sangatlah egois!”“Kedua, demi cucumu perempuanmu, kamu malah bersikeras menjual perusahaan farmasi keluarga kita kepada Owen tanpa peduli meskipun itu akan merugikan keuntungan keluarga.
“Baguslah kalau begitu!” Setelah mengetahui bahwa beberapa tetua Keluarga Senjaya bukan berpihak pada Ezra, ekspresi Adrian sudah sedikit membaik.“Kak, bagaimana? Asal kamu bersedia memilih Yahya sebagai penerus keluarga dan membiarkannya mengambil alih bisnis bahan obat, aku akan menyuruhnya untuk menjual sebuah perusahaan farmasi itu kepada Owen,” ujar Ezra untuk mendesak Adrian.Beberapa tetua Keluarga Senjaya itu tidak sepenuhnya mendukung Ezra dan Yahya. Hanya saja, berhubung kaki Elliot sudah lumpuh, mereka pun mulai memihak pada Yahya. Namun, hal ini sudah cukup. Asakan Ezra terus menekan Adrian, dia yakin Adrian pada akhirnya akan mengalah.“Nggak mungkin! Elliot itu keturunan utama Keluarga Senjaya dan merupakan penerus keluarga yang sah. Hal ini nggak perlu didiskusikan lagi!” ujar Adrian dengan tegas.“Kamu .... Kak, kedua kaki Elliot sudah lumpuh. Dia nggak pantas mengambil alih Keluarga Senjaya! Kamu tahu jelas soal hal ini, tapi malah begitu egois dan tetap nggak bersedi
“Elliot, kenapa kakimu bisa tiba-tiba sembuh?” tanya beberapa tetua Keluarga Senjaya setelah tersadar dari keterkejutan masing-masing.“Owen yang menyembuhkanku,” jawab Elliot dengan tenang.“Dia?” Ezra dan Yahya langsung murka setelah mendengar jawaban itu. Sebenarnya, tadi mereka sudah bisa memperoleh keuntungan besar. Namun, berhubung Owen berhasil menyembuhkan kelumpuhan Elliot, rencana mereka untuk berebut kekuasaan jadi gagal. Pada saat ini, mereka merasa sangat marah dan menatap Owen dengan penuh kebencian. Akan tetapi, mereka juga tidak berdaya.“Paman-paman sekalian, apa sekarang kalian masih mau memilih penerus keluarga yang baru?” tanya Elliot dengan ekspresi tenang.“Nggak, tentu saja nggak nggak. Berhubung kakimu sudah sembuh, kami pasti akan mendukungmu!” jawab beberapa tetua itu sambil tersenyum canggung. Mereka buru-buru menyatakan posisi dan sikap mereka.“Yahya, apa ada lagi yang mau kamu katakan?” tanya Elliot sambil menatap Yahya dengan senyum sinis. Saat Yahya bere
“Ezra, berhubung kita punya hubungan darah, aku akan mengampunimu dan Yahya untuk kali ini. Tapi, aku mau peringati kalian. Kalau kelak kalian masih berani bersikap seperti ini lagi, jangan salahkan aku bertindak kejam!” ujar Adrian dengan dingin.“Terima kasih, Kak. Aku janji hal seperti ini nggak akan terulang lagi,” jawab Ezra dengan gembira. Kemudian, dia dan Yahya baru berani berdiri. Mereka akhirnya merasa lega juga.“Ada lagi. Aku akan memberikan kalian waktu 3 hari. Dalam 3 hari ini, kalian harus serahkan sebuah perusahaan farmasi yang akan dijual kepada Owen!” perintah Adrian dengan tegas.“Baik!” Yahya buru-buru mengiakannya. Dia tentu saja tidak berani melawan perintah Adrian lagi.Saat melihat situasi ini, semua tamu pun menunjukkan ekspresi yang aneh. Kali ini, mereka datang untuk menghadiri acara ulang tahun Adrian. Tak disangka, mereka malah diberi kesempatan untuk menyaksikan drama perebutan kekuasaan secara gratis. Perjalanan mereka kali ini termasuk tidak sia-sia.“Ba
“Oh iya, Kakek, ayo kita diskusikan masalah mengenai kerja sama Grup Ora dengan Keluarga Senjaya dalam pembelian bahan obat,” ujar Owen langsung ke intinya.Sekarang, Keluarga Senjaya sudah setuju untuk menjual salah satu perusahaan farmasi mereka kepada Owen. Dengan begitu, masalah mendirikan perusahaan cabang Grup Ora di Tonham Selatan akhirnya terselesaikan juga. Selanjutnya, dia ingin mulai memurnikan pil secepat mungkin.Memurnikan pil membutuhkan bahan obat dalam jumlah besar. Jika hanya mengandalkan pasokan bahan obat dari Keluarga Suwanto, kebutuhan bahan obat Grup Ora yang begitu besar pasti tidak akan terpenuhi. Jadi, Owen berencana untuk bekerja sama dengan Keluarga Senjaya lagi. Kelak, dengan adanya pasokan bahan obat dari Keluarga Suwanto dan Keluarga Senjaya, kebutuhan bahan obat Grup Ora sudah bisa terselesaikan. Selain itu, Grup Ora juga bisa berkembang dengan lebih baik dan lebih cepat.“Katakan saja, bahan obat apa saja yang kamu butuhkan?” tanya Adrian.“Aku butuh b
“Owen, pantas saja kamu berani menjamin bisa membantu Keluarga Senjaya mendapatkan keuntungan di atas 2 triliun setiap tahunnya. Ternyata kamu memang serius, ya!” ujar Elliot dengan terkejut.Saat di acara ulang tahun Adrian tadi, Owen berjanji akan membantu Keluarga Senjaya mendapatkan keuntungan yang lebih banyak lagi setelah menjual perusahaan farmasi itu. Waktu itu, Elliot mengira Owen hanya membual agar bisa meyakinkan Yahya. Sekarang, dia akhirnya memahami maksud Owen.Dengan kemampuan Owen dalam alkimia dan permintaannya yang besar terhadap bahan obat berharga, membantu Keluarga Senjaya mendapatkan keuntungan tahunan di atas 2 triliun atau bahkan lebih bukanlah hal yang sulit.“Tentu saja! Aku selalu memenuhi janjiku!” jawab Owen sambil tersenyum tipis.“Elliot, selama beberapa tahun terakhir, kamu yang bertanggung jawab atas bisnis bahan obat keluarga kita. Kamu dan Owen diskusi saja dengan baik mengenai spesifiknya. Kita harus berusaha sekuat tenaga untuk memenuhi semua permi