Share

Bab 93

Author: Emilia Sebastian
Seusai berbicara, Panji baru tersadar bahwa ucapannya agak keterlaluan. Dia pun menatap ke arah Syakia secara refleks, seolah-olah mengira ucapannya telah melukai Syakia. Namun, Syakia tidak menunjukkan ekspresi apa pun.

“Orang dari Kediaman Pangeran Darsuki memang hebat sekali!” sindir Shanti dengan ekspresi dingin.

Kama merasa sangat marah hingga menggertakkan gigi. Sementara itu, Ayu terlihat sangat bangga. Dia melirik Syakia, lalu melirik Panji dan bergumam dalam hati, ‘Si bodoh ini akhirnya tahu harus pilih siapa.’

Kahar yang berdiri di samping hanya mengejek, “Salah siapa dia begitu nggak disukai orang lain?”

“Kahar, diam kamu!” ujar Kama sambil memelototi Kahar.

Kahar bukannya diam, malah balik bertanya, “Memangnya yang kubilang salah? Namanya dihapus dari daftar silsilah keluarga, marganya dicabut, pernikahannya dibatalkan, dirinya dihina orang-orang .... Memangnya ini semua bukan akibat dari perbuatan jahatnya dulu?”

“Aku suruh kamu diam!” seru Kama dengan penuh amarah. Kali i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 94

    Syakia menatap Kama yang berlutut di hadapannya dengan mata sedikit bergetar. Kemudian, dia segera mengalihkan pandangannya.Orang lainnya menatap Kama dengan terkejut. Kahar bahkan menatapnya dengan ekspresi tidak mengerti. “Kak Kama?”“Kahar, kamu masih ingat apa yang Ayah suruh kita sampaikan?” Kama masih berlutut dengan sebelah kaki dan lanjut berujar tanpa menoleh, “Dari tadi, kalian nggak berhenti bilang bahwa Syakia nggak boleh bertindak pakai nama Keluarga Angkola. Kalian juga melarangnya pakai marga Angkola. Sekarang, dia berdiri di hadapan kita dengan status Putri Suci. Jadi, bukannya kita yang seharusnya mengenali posisi kita?”Ucapan Kama langsung membuat Kahar dan Ayu terdiam. Mereka sama sekali tidak bisa membantah. Setelah terdiam sesaat, Kahar akhirnya berbalik secara perlahan dan berlutut menghadap Syakia. “Hormat ... Putri Suci.”Berbeda dengan ekspresi penuh tekad Kama, tatapan Kahar saat berbicara terlihat dingin.“Kenapa? Kalian bertiga nggak mau akui statusnya s

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 95

    “Putri Suci, aku yang terlalu memanjakannya sehingga dia jadi begitu keras kepala dan kekanak-kanakan. Harap Putri Suci memaafkannya. Kelak, aku pasti akan mendidiknya dengan tegas supaya dia nggak timbulkan masalah untuk Putri Suci lagi,” ujar Joko dengan nada yang serius dan mengandung sedikit rasa bersalah.Joko sepertinya tahu jelas seberapa keterlaluan sikap istri dan putranya terhadap Syakia.Melihat sikap tulus Joko, Syakia juga tidak mengatakan apa-apa lagi meskipun dia sangat membenci Panji. Bagaimanapun juga, Joko adalah orang yang memperlakukannya dengan paling baik di seluruh Kediaman Pangeran Darsuki. Padahal, Joko adalah orang yang terlihat sulit didekati. Namun, dia sebenarnya sangat baik dan hangat.“Pangeran Joko, berdirilah. Kesalahan orang lain nggak ada hubungannya denganmu. Aku nggak pernah salahkan Pangeran. Jadi, Pangeran nggak perlu menyalahkan diri. Mengenai Panji ....”Syakia melirik Panji yang masih terlihat terhina dan marah, lalu lanjut berkata dengan acuh

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 96

    “Makanya! Pangeran, cepat turun! Cepat duduk di dalam kereta kuda dan mengobrol bersama Putri Suci! Dengan begitu, hubungan kalian baru bisa makin dekat!”Adika yang kudanya direbut oleh kedua bawahannya pun merasa kebingungan. “Omong kosong apa yang lagi kalian bicarakan?” Adika bertanya dengan kening berkerut, “Sahana duduk di dalam kereta kuda bersama gurunya. Buat apa aku ikut meramaikan suasana?”Aduh! Gading dan rekannya sudah melupakan hal ini. Mereka seharusnya menyiapkan tambahan kereta kuda supaya Shanti bisa duduk sendiri, sedangkan Adika dan Syakia bisa duduk bersama.Pemikiran Gading dan rekannya memang lumayan bagus. Namun, mereka tidak pernah memikirkan kemungkinan bahwa meskipun mereka menyiapkan tambahan kereta kuda, Syakia juga tidak mungkin duduk di kereta kuda yang sama dengan Adika. Bagaimanapun juga, meskipun Syakia dan Adika tidak berniat untuk melakukan apa-apa, orang lain tidak akan berpikiran sama. Jadi, mereka pasti harus menghindari rumor sebisa mungkin. S

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   bab 97

    “Teriak apa kamu? Mana ada hantu?” Panji menggaruk wajah dan lehernya sambil mengenakan pakaian luar. Dia juga menegur dayang itu dengan kesal.“Tuan, wajahmu ... wajahmu kenapa?” Setelah mendengar suara Panji, dayang itu baru menyadari bahwa yang ada di hadapannya bukanlah hantu, melainkan Panji. Dia sontak merasa makin terkejut dan panik.“Wajahku?” Panji yang masih belum menyadari apa-apa pun mengernyit. Dayang itu pun membawakan cermin tembaga ke hadapan Panji. Setelah melihat wajahnya yang berlumuran darah, Panji baru merasa tercengang. Wajahnya juga seketika menjadi pucat.“Ada apa ini? Kenapa wajahku begini?”Wajah yang awalnya tampan itu dilumuri darah, juga sangat bengkak. Bukan hanya wajah, bahkan leher, tangan, kaki, dan seluruh tubuh Panji juga terlihat merah dan bengkak. Setelah melihat dengan saksama, dia baru menyadari bahwa bagian-bagian yang berdarah itu adalah bagian yang digaruknya dengan kuat.Panji seketika merasa panik. “Kenapa masih bengong! Cepat suruh tabib d

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 98

    Hanya keluarga kerajaan yang dapat menggunakan krim pelembap Yui. Sebotol kecil krim itu bernilai ribuan tael. Pejabat atau rakyat biasa tidak mungkin mampu menggunakannya. Hanya setelah mendapat hadiah dari permaisuri atau para selir istana, istri dan putri pejabat baru dapat memilikinya.Berkat kakak dan suaminya, Ike baru dipanggil masuk ke istana sesekali untuk menemani Janda Permaisuri mengobrol. Oleh karena itu, dia tentu saja pernah menerima lumayan banyak krim pelembap Yui sebagai hadiah.Terakhir kali Ike dipanggil ke istana, Janda Permaisuri juga memberinya 3 botol krim pelembap Yui. Dia tidak tega menggunakannya, makanya dia baru menyimpannya di gudang. Namun, dia tidak menyangka bahwa baru saja dia menyimpan ketiga botol krim itu ke gudang di pagi hari, putranya sudah mengambil krim itu dan memberikannya kepada Ayu pada sore harinya.Panji juga tahu seberapa berharga ketiga botol krim itu bagi ibunya. Namun, dia juga tidak berdaya. Siapa suruh dia salah bicara ketika pergi

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 99

    Setelah merasa yakin bahwa Syakia yang mencuri krim pelembap Yui, Ike lanjut memaki, “Percuma saja Yang Mulia Kaisar menobatinya jadi Putri Suci! Ngomongnya saja dia pergi jadi biksuni, tapi dia malah belajar mencuri! Dia benar-benar memalukan!”“Yang dikatakan Kakak benar. Orang memalukan sepertinya memang nggak layak pakai marga Angkola! Dia memang harus dilarang melakukan segala sesuatu pakai nama Keluarga Angkola. Kalau nggak, dia pasti akan menghancurkan reputasi seluruh Kediaman Adipati Pelindung Kerajaan!”“Ibu, bukan Syakia ....” Panji tidak menyangka Ike akan mencurigai Syakia tanpa ragu. Dia pun bersuara dan merasa sudah seharusnya dia membantu Syakia mengklarifikasi semuanya. Namun, jika Panji mengklarifikasinya, bukannya dia harus memberi tahu ibunya bahwa dia sudah memberikan ketiga botol krim itu kepada Ayu? Bagaimana jika ibunya mengira Ayu yang menghasutnya? Bukankah ibunya akan memaki Ayu sebagaimana dia memaki Syakia sekarang? Mungkin saja, ibunya akan memiliki pra

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 100

    Sebagai putri Adipati Pelindung Kerajaan, Syakia tentu saja mengetahui tentang krim pelembap Yui. Dia bukan hanya tahu, juga sering menggunakannya dulu. Bagaimanapun juga, setelah ibunya meninggal, satu-satunya perempuan yang tersisa di Kediaman Keluarga Angkola hanyalah Syakia. Jadi, setiap menerima krim pelembap Yui sebagai hadiah, Damar akan langsung memberikannya kepada Syakia.Namun, setelah Ayu datang ke Kediaman Keluarga Angkola, semua krim pelembap Yui yang ada di kamar Syakia pun diberikan kepada Ayu hanya karena sepatah kata “suka” dari mulutnya. Pada saat itu, Syakia yang masih tidak mengerti apa-apa pernah pergi mencari Damar dan bertanya kenapa semua krim pelembap Yui diberikan kepada Ayu, sedangkan dia tidak lagi mendapatkan sebotol pun. Apa yang dijawab “ayah baiknya” waktu itu?Syakia berpikir sejenak. Oh iya, pada saat itu, Damar menjawab dengan tidak senang, “Karena dia itu adikmu. Dia sudah hidup menderita di luar dari kecil. Sebagai kakak, memangnya kamu nggak bis

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 101

    “Apa maksud Master?” tanya Adika dengan pura-pura tidak mengerti.Shanti menunduk dan menjawab, “Pangeran Adika seharusnya mengerti maksudku. Kuil Bulani adalah tempat ibadah umat Budhem. Semua orang yang jalani hidup di kuil ini harus putuskan ikatan duniawi mereka. Sahana juga sama.”Adika bertanya dengan ekspresi datar, “Maksud Master, aku ganggu latihan Sahana?”Shanti tidak membantah. Keheningan pun melanda kedua orang itu.Setelah sesaat, Adika baru berkata, “Ada sesuatu yang selalu ganggu pikiranku. Master seharusnya juga tahu. Kebetulan, ada Master hari ini. Aku mau minta Master pecahkan kebingungan ini.”Shanti tidak menolak. “Silakan katakan, Pangeran.”“Aku pernah baca buku yang bilang, Tuhan hanya menolong mereka yang berjodoh. Menurutmu, apa Tuhan Buddha bisa menolong orang sepertiku?”Adika mengangkat tangan kanannya yang telah lama menggenggam pedang. Jari-jarinya panjang dan ramping, tetapi penuh dengan luka. Sama seperti luka-luka di tubuhnya yang tersembunyi di balik

Latest chapter

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 260

    “Apa ruangan ini berubah sesuai dengan pikiranku?”Namun, tadi, Syakia hanya berpikir untuk membeli beberapa rak buku. Terjadinya perubahan sebesar ini terasa lebih seperti karena ada suatu peluang yang datang sehingga semuanya tiba-tiba berkembang dan meluas. Syakia memikirkan kembali semua yang telah dilakukannya tadi. Sayangnya, dia tidak menemukan petunjuk apapun. Pada akhirnya, dia hanya menggeleng dan mengesampingkan hal ini untuk sementara.Setelah peningkatan kali ini, Syakia merasa pasti akan ada peningkatan berikutnya. Ketika peningkatan berikutnya terjadi, dia akan menyelidiki lagi apa sebenarnya alasannya.Syakia masuk kembali ke ruangan kecil ... Oh salah, sekarang, tempat itu seharusnya disebut sebagai menara besar. Setelah masuk, dia baru menyadari bahwa meskipun menara ini terdiri dari 7 tingkat, secara keseluruhan, menara ini terbagi menjadi 3 bagian utama.Bagian pertama merupakan seluruh ruang di lantai pertama dan kedua. Di dalam, terletak sangat banyak obat herbal

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 259

    “Aku tentu saja nggak keberatan kalau memang bisa begitu. Maaf merepotkan Pangeran Adika.”Sekarang, Yanto bahkan ingin langsung pindah ke Kuil Emaji. Sayangnya, masih ada banyak barang di rumahnya yang harus dikemas. Jadi, dia harus menunggu dua hari lagi untuk pergi ke Kuil Emaji.Setelahnya, Adika menyuruh bawahannya untuk membantu Syakia mengemas semua buku dalam ruang rahasia ini supaya bisa dibawa ke Kuil Bulani. Selain itu, dia juga mengutus dua prajurit Pasukan Bendera Hitam untuk melindungi Yanto.Sebelum pergi, Adika memberi perintah dengan tenang, “Lindungi Paman Yanto dengan baik. Kalau ada pembunuh yang mengincarnya, langsung bunuh saja. Kalau yang datang itu anggota Keluarga Angkola ... lihat dulu reaksi Paman.”“Baik.”Meskipun sikap Yanto terhadap Syakia sangat baik, Adika ingin tahu bagaimana sikapnya terhadap putra-putra Keluarga Angkola yang juga merupakan darah daging Anggreni.Syakia tidak tahu bahwa Adika juga membantunya mengawasi hal-hal ini. Setelah kembali ke

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 258

    “Ini ....”“Ruang rahasia bawah tanah ini kugali belasan tahun yang lalu. Karena barang yang ditinggalkan Keluarga Kuncoro terlalu banyak dan berharga, aku nggak berani simpan barang-barang itu di desa. Aku takut ketahuan orang, makanya aku pindahkan sedikit demi sedikit barang itu kemari.”Yanto menyeka debu dari rak buku dengan hati-hati.Syakia berjalan masuk, lalu mengamati sekeliling ruang rahasia ini secara perlahan. Harta yang ditinggalkan Keluarga Kuncoro tidaklah banyak. Sebagian besar adalah buku-buku yang pernah disimpan di perpustakaan Keluarga Kuncoro.“Dulu, Keluarga Kuncoro itu keluarga bangsawan di ibu kota selama ratusan tahun. Ketiga generasinya adalah sarjana tertinggi kerajaan. Pada masa kejayaannya, nggak ada satu pun keluarga yang dapat menandingi Keluarga Kuncoro.”“Waktu itu, ada banyak pelajar di dunia yang memeras otak demi dapatkan sebuah buku tulisan tangan kakek buyutmu. Sekarang, semua barang ini malah tersembunyi di dalam ruang rahasia ini selama belasan

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 257

    Adika juga tidak menyangka ada orang yang masih mengingat dirinya, satu-satunya orang yang tersisa dari pembantaian Keluarga Wiranto.Yanto seketika tertawa dan berkata, “Hahaha! Ini benar-benar jodoh! Tak disangka setelah waktu berlalu begitu lama, hubungan Keluarga Kuncoro dan Keluarga Wiranto kembali tersambung seperti dulu.”“Hubungan Keluarga Kuncoro dengan ... Keluarga Wiranto?”Adika merasa agak bingung. Ketika Keluarga Wiranto dibantai, dia baru lahir. Jadi, ada banyak masalah Keluarga Wiranto yang tidak diketahuinya. Namun, dari ucapan kepala pelayan Keluarga Kuncoro ini, dia sepertinya mengetahui sedikit hal.“Benar juga. Ibumu dan Nona Anggreni itu sahabat karib. Hubungan mereka dulu dekat banget dan mereka juga sering ketemu. Karena hal ini, hubungan Keluarga Kuncoro dan Keluarga Wiranto juga baru sangat baik.”Setelah mendengar ucapan Yanto, Syakia dan Adika langsung saling memandang.Yanto terkekeh dan lanjut berkata, “Sebelum Nona Syakia lahir, Nona Anggreni dan Putri su

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 256

    “Sahana, nggak perlu sedih demi orang yang nggak menyayangimu.” Adika melihat air mata yang menetes dari ujung mata Syakia, lalu mengulurkan tangan untuk menyekanya. Setelah itu, dia berkata dengan sedih, “Dia nggak layak.”Ucapan Adika itu benar-benar menyentuh hati Syakia. “Yang kamu bilang benar. Dia sama sekali nggak layak!” Syakia menarik napas dalam-dalam dan menekan kesedihannya.“Nona Syakia, jangan sedih. Kamu memang bukan lagi putri Keluarga Angkola, tapi kamu masih adalah putri Keluarga Kuncoro. Kamu itu darah daging Nona Anggreni.”Syakia tentu saja adalah keturunan Keluarga Kuncoro yang sebenarnya. Seusai menceritakan hal yang menyakitkan, Yanto merasa sangat gembira atas fakta ini. Awalnya, Yanto mengira sudah tidak ada lagi keturunan Keluarga Kuncoro yang tersisa. Namun, dengan adanya Syakia, Keluarga Kuncoro kembali memiliki keturunan.“Yang Paman bilang benar. Aku sudah tinggalkan Keluarga Angkola, tapi aku nggak tinggalkan Keluarga Kuncoro.”Bencana yang menimpa Kel

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 255

    Setelah mendengar jawaban Syakia, Yanto merasa agak terkejut.“Nona, apa maksudmu? Apa Adipati Damar mengusir Nona dari Keluarga Angkola?” Ketika mengucapkan kalimat terakhir, suara Yanto meninggi dan dia terlihat marah.Syakia menggeleng. “Paman jangan marah. Bukan dia yang usir aku, aku sendiri yang mau tinggalkan rumah itu.”“Apa yang sudah terjadi? Kenapa Nona tiba-tiba tinggalkan Keluarga Angkola?” tanya Yanto sambil menatap Syakia dengan penuh kekhawatiran.Kekhawatiran yang sangat tulus itu menghangatkan hati Syakia. Setelah berpikir sejenak, dia tidak menceritakan tentang apa yang dialaminya di Keluarga Angkola. Dia hanya memberi tahu Yanto mengenai beberapa hal yang kurang penting.“Memang sudah terjadi beberapa hal, tapi itu bukan masalah besar. Sekarang, aku sudah tinggalkan Keluarga Angkola dan jadi biksuni. Tapi, Yang Mulia Kaisar juga bermurah hati dan mengangkatku jadi putri suci. Jadi, itu termasuk sangat baik.”Apanya yang baik! Yanto hampir meneteskan air mata lagi. S

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 254

    Yanto berlari keluar dengan tertatih-tatih, lalu membuka pintu dan menerjang ke hadapan Syakia. Entah sejak kapan, wajahnya yang penuh kerutan sudah dibasahi air matanya. Dia menatap Syakia dengan hati-hati. Matanya dipenuhi dengan kerinduan dan kesedihan.Setelah sesaat, Yanto baru perlahan-lahan menggeleng dan tersadar dari khayalannya yang singkat. “Kamu bukan Nona Anggreni. Kamu bukan dia ....”Anggreni telah meninggal dan tidak mungkin kembali.Yanto berpikir sejenak, lalu bertanya, “Kamu seharusnya putri Nona Anggreni, Nona Syakia, ‘kan?”Syakia mengangguk. “Benar. Kamu itu ....”Syakia masih belum mengetahui identitas Yanto, juga tidak tahu bagaimana harus memanggilnya.Yanto menyeka air matanya, lalu berlutut di depan Syakia. “Nona Syakia, aku Yanto Kuncoro. Dulu, Tuan Besar memilihku untuk menjadi kepala pelayan Keluarga Kuncoro selama puluhan tahun.”Yanto merupakan putra dari pembantu Keluarga Kuncoro. Berhubung dia lahir di hari yang sama dengan ayahnya Anggreni, kakeknya A

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 253

    “Emm!” Syakia mengangguk, lalu lanjut makan.“Kamu datang cari aku hari ini karena hal ini?”“Iya, karena hal ini.”‘Dasar nggak punya hati nurani. Aku kira dia datang karena merindukanku,’ gumam Adika dalam hati. Namun, dia juga tidak berharap Syakia menyadari perasaannya sekarang. Lagi pula, jalan mereka masih panjang. Dia akan bersabar.“Oh iya, ada sebuah kabar yang harus kuberi tahu padamu.”“Apa?” Syakia menghentikan gerakannya dan menatap Adika dengan penasaran. Adika mengulurkan tangannya dengan alami, lalu membersihkan serpihan kue yang menempel di sudut mulut Syakia. Syakia merasa tindakan seperti ini kurang bagus. Baru saja dia hendak memalingkan wajah, dia mendengar Adika berkata, “Bawahanku sudah temukan seseorang dari Keluarga Kuncoro yang tinggal di ibu kota dulu.”Syakia langsung menatap Adika dengan terkejut. “Se ... serius?”“Tentu saja.” Adika menarik kembali tangannya, lalu mengelapnya dengan saputangan dan bertanya balik sambil tersenyum tipis, “Apa mungkin aku b

  • Pembalasan Dendam Sang Putri Adipati   Bab 252

    “Kamu nggak tahu Pangeran Adika paling benci didekati perempuan? Kamu mau jadi orangnya? Kamu kira kamu itu siapa? Kamu kira dia nggak akan membunuhmu karena yang mendekatinya itu kamu?”Bima lanjut mengejek Laras habis-habisan, “Kamu itu cuma putri seorang selir. Sudah seharusnya kamu pulang dan belajar menyulam. Jangan cuma tahu berkhayal seharian! Aku juga nggak punya waktu untuk dengar omong kosongmu. Keluar!”“Aku tahu sebuah rahasia Pangeran Adika. Aku bisa buat dia menerimaku,” ujar Laras dengan tiba-tiba.“Kamu tahu rahasia Pangeran Adika?” Bima mencibir, “Apa yang bisa kamu ketahui?”“Aku tahu rahasia ini dari Syakia,” jawab Laras dengan ekspresi datar. Meskipun sedang berbohong, dia tidak terlihat gugup.“Syakia?” Bima langsung mengernyit. “Bukannya hubungan kalian sudah hancur karena insiden itu? Mana mungkin Putri Suci masih bisa kasih tahu kamu rahasia?”Laras terlihat sangat tenang. “Hubungan kami memang sudah hancur. Sayangnya, hati Putri Suci benar-benar lembut. Aku cum

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status