Share

356. Terasa Dekat

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-12-05 19:58:23
Hening.

Lyra diam mencerna ucapan John, menilai kejujuran dari setiap kata yang diucapkan suaminya. John terdengar sangat serius dengan ucapannya, meski Lyra belum sepenuhnya yakin jika John sedang bicara jujur.

“Tidak masalah. Kita bisa mencari dokter spesialis kulit yang bisa memperbaiki wajahmu kalau memang ucapanmu benar,” balas Lyra pada akhirnya.

Namun, jawaban Lyra belum membuat John puas. “Bukan hanya itu pertanyaanku. Apa kau masih mencintaiku walaupun aku sekarang memiliki wajah buruk rupa?”

Lyra menggulingkan badan hingga terlentang. Menatap langit-langit sambil membayangkan wajah John berubah sesuai ucapannya. Namun, hanya wajah tampan suaminya yang bisa dia bayangkan.

“John Foster … cinta yang memandang fisik seseorang itu bukanlah cinta yang sesungguhnya. Apa kau pikir, aku mencintaimu hanya karena wajah tampanmu saja?”

John tak menjawab, sedang merenungkan kata-kata Lyra dan menyalahkan diri sendiri yang tak memercayai cinta istrinya. Selain itu, John masih merasa
VERARI

LDR setelah menikah itu ...

| 3
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Yu Mi
rasanya nano nano Thor,ya kayak yg dialamin sm mereka berduwa noh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   357. Meracuni Lyra

    Wajah Thomas Bell merah padam. Dia tadinya ingin memastikan putrinya sudah bisa tidur, seperti saat Lyra masih kecil dulu, menyelimuti dan mengusap lembut kepala putri kecilnya, lalu memberikan ciuman selamat tidur sebelum pergi. Namun, saat dia masuk ke kamar Lyra yang beberapa hari ini tak dikunci, Thomas langsung berbalik pergi. Dia sempat mendengar suara-suara desahan manja putrinya di toilet kamar. “Astaga ….” Thomas berjalan cepat sambil menekan kelopak matanya sesaat. Dia sempat lupa jika Lyra sudah dewasa dan memiliki suami, sebab beberapa hari ini hubungannya dengan Lyra seperti beberapa tahun silam, ketika Lyra baru bisa bicara dan masih butuh banyak perhatian. “John Foster … racun apa yang kau tanamkan di kepala putriku?” geramnya. Selama menikah dan sesekali bekerja di luar kota, Thomas tak pernah melakukan yang sedang Lyra dan John lakukan saat ini. Dia merasa dunia telah banyak berubah dan rusak! Selagi Thomas menyadarkan diri bahwa masa mudanya telah banyak terlew

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-06
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   358. Ingin Melupakan

    “Max, aku sudah selesai.” Suara Selene menyadarkan Max yang sedang memikirkan akhir dari kisah cinta dan John. “Toilet untuk tamu di rumah ini sangat bagus dan besar, seperti di hotel mewah.”“Begitulah ….”Max sedang berusaha menyingkirkan harapan kecil yang dimilikinya. Dia menatap Selene cukup lama supaya harapan kecil memiliki Lyra menghilang.“Kenapa kau menatapku begitu?”Max tiba-tiba menyudutkan Selene di tembok. Kemudian melahap bibir wanita itu sambil memejamkan mata, mengingat kebersamaan mereka, serta dukungan Selene yang membantu dirinya melupakan Lyra.“Max … kita masih di koridor …,” ujar Selene setelah Max melepas ciumannya.Max menatap lekat kekasih barunya itu. Namun, bayangan Lyra masih sesekali terlihat.Dia kemudian memejamkan mata sambil menunduk, menyandarkan kening di pundak Selene sambil meremas dan memukul kecil dadanya. Perasaan menyiksa karena tak bisa memiliki Lyra kembali melanda. Max ingin melepaskan candu yang sudah terlanjur menguasai pikirannya itu.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-07
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   359. Permintaan Gila

    “Kalau aku bisa menolongmu, aku akan melakukannya. Kau juga sudah banyak membantuku, Nona. Namun, jika menyangkut tentang kakak iparku, aku harus bertanya pada suamiku lebih dulu.”Selene sebenarnya sudah menebak jawaban Lyra. Dia mendengar bahwa Lyra sangat terpukul karena mengira suaminya telah tiada, sudah jelas jika Lyra hanya mencintai John Foster, dan mungkin akan sulit mengabulkan permohonannya.Namun, Selene masih ingin mencobanya, lalu dia berkata, “Max … dia masih mencintaimu.”Lyra diam, tak tahu bagaimana harus menanggapi. Apalagi, kata-kata itu berasal dari kekasih Max sendiri.Selama hampir satu tahun, dia sudah jarang bertemu Max, selalu mendengar jika Max hanya fokus bekerja. Lyra pikir Max sudah melupakannya.“Kau mungkin salah paham pada Max, Nona. Max–”“Tidak. Aku tahu dengan pasti,” potong Selene. “Selama perasaannya denganmu belum berakhir, Max masih akan terus mencintai dan terobsesi padamu.”Lyra tak menyalahkan kekhawatiran Selene. Dia pun juga tak mau kakak i

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-08
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   360. Tak Mau Dilupakan

    “Kau akan kembali sekarang? Sungguh? Kau sudah membaik, bukan?” tanya Lyra dengan antusias.Ternyata, membuat John sedikit cemburu, yang sebenarnya John sangat cemburu, tidak ada ruginya. Lyra bisa segera bertemu dengan suami yang sangat dia rindukan, sebab masih belum sepenuhnya percaya jika John mengalami luka bakar yang cukup parah seperti kata-katanya.Di lain sisi, John baru sadar jika ucapannya tak mungkin dilakukan saat ini. Mengingat kondisinya yang masih butuh perawatan, juga telah membuat janji dengan dokter spesialis yang akan menangani lukanya.“Aku belum bisa pulang sekarang. Lagi pula, papa kita akan segera ke sini.”Bibir Lyra mengerucut kecewa. “Ya sudah, aku akan merekam pembicaraanku dengan Max nanti.”Lyra sengaja memancing John, agar suaminya itu mau pulang lebih cepat, setelah ayah mereka datang. Dia sudah lelah hanya mendengar suara John dan tak bisa memeluknya.“Kau harus menungguku sampai pulang, baru bicara dengan Max! Kenapa kau sang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   361. Benci dengan Jarak

    John sudah tak peduli lagi dengan pemikiran buruk jika Lyra akan jijik dan membenci wajahnya. Dia hanya tak mau dilupakan putrinya atau istrinya yang mungkin akan direbut Max seperti kata-kata Peter.Melihat semangat John, Peter tersenyum samar, bangga pada diri sendiri. Rupanya, dia masih punya kemampuan menggerakkan seseorang dengan kata-katanya yang terdengar cukup menyakitkan.“Bantuan apa lagi yang kau perlukan? Kita langsung memeriksakan kondisimu ke rumah sakit, lalu pulang selagi menunggu tanggal yang ditentukan untuk menjalani operasi,” ujar Thomas.“Aku ingin melihat istriku dari jauh, sebelum berkumpul lagi dengannya,” ujar John, sambil membaca pesan singkat istrinya dengan ekspresi yang tak terbaca.[Aku akan bicara dengan Max besok, John. Semakin lama menunda, mungkin Max akan semakin mencintaiku.]Di tempat lain, Lyra membaca pesan singkat terakhirnya yang sangat memprovokasi. Dia sebenarnya akan menuruti John, bicara dengan Max saat John kembali.

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-09
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   362. Tempat yang Sama

    Akhirnya, Lyra dan Max sampai di tempat yang telah dipesan sebelumnya. Mereka tak banyak bicara karena suasana mendadak jadi canggung. Biasanya, ada orang lain di sekitar mereka. Namun, hanya duduk berdua justru membuat mereka sulit bicara dengan leluasa. “Kuharap, John segera membaik.” Max yang memiliki kepercayaan diri tinggi itu, tiba-tiba salah tingkah dan tak bisa menatap lurus ke depan, ke arah tempat Lyra duduk. Dia melihat ke luar kaca jendela restoran untuk mengalihkan kegugupan. Lyra pun juga sama saja. Bingung harus memulai dari mana. Pada akhirnya, mereka hanya menghabiskan makanan dengan cepat, sama-sama ingin terbebas dari kecanggungan yang melekat. “Max, mau mampir ke taman dulu?” Max menatap Lyra penuh keterkejutan. “Maksudmu …?” “Benar, taman di mana kau dulu melamarku.” Pertahanan diri Max runtuh. Mengapa Lyra tiba-tiba ingin ke sana dengannya? Saat mereka menuju tempat itu, kepala Max dipenuhi oleh ingatan yang memuakkan, ketika dirinya hanya berniat memb

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-10
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-11
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-12

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status