Sudah saatnya berperang :v
“Aku sudah tahu. Ada beberapa manajer John & Smith yang sebelumnya bekerja di perusahaan Parker. John sudah memberi tahu dan menyuruhku untuk mengawasi mereka. Sepertinya, John juga sudah mulai curiga. Karena itu, kita harus bergerak dengan cepat, tetapi juga harus tetap berhati-hati.”Dom mengangguk selagi mengikuti Lyra yang masuk ke perusahaan. “Nona Ivanna mungkin akan datang berkunjung ke sini. Dia juga masih ada di kota ini sampai waktu yang belum saya ketahui.”“Ini agak menyusahkan …. Seharusnya tidak ada yang tahu jika aku akan bekerja di sini.” Lyra berdecak sebal.Kedatangan Lyra Bell di John & Smith agaknya telah menjadi berita hangat sehingga mendapat sambutan yang tak biasa. Beberapa karyawan telah menanti di pintu depan dan menyapa Lyra dengan sopan.“Selamat datang, Nyonya Lyra.” Lyra tak mengharapkan sambutan seperti itu. Justru dia merasa tak nyaman karena dirinya hanya bekerja sebagai asisten pribadi dan seharusnya dirahasiakan.Namun, Lyra tetap tersenyum dan menja
Kepala Lyra mendadak berputar-putar dan dikelilingi kunang-kunang. Dia duduk lemas di kursi tertinggi di John & Smith sambil memijat kening.“Kau pasti salah mengira, Tuan Keith ….”“Keith saja cukup, Nyonya.” Keith segera mengoreksi Lyra. “Dan saya tidak salah. Tuan John sendiri yang memberikan mandat tersebut.”Masih dengan senyum menawan, Keith menyerahkan dokumen yang berisi keputusan John yang menjadikan Lyra sebagai presiden direktur sementara. Lyra sampai membaca isi dokumen tersebut berulang kali agar percaya.Tak mungkin Dom tidak tahu jika John akan mengangkat posisi Lyra sebagai penggantinya. Lantas, mengapa Dom tidak memberikan informasi itu?“Saya juga baru saja mencetak dokumen ini, Nyonya. Tuan John baru saja mengirimkan beberapa menit lalu. Karena itu, saya sangat terburu-buru sampai berlari-larian dari ruang rapat untuk menemui Anda.”Oh … Lyra sungguh kesal kepada John!Lyra hanya ingin sedikit membantu, bukan banyak membantu John! Jika pekerjaannya semakin banyak da
Beberapa menit lalu setelah Lyra meninggalkan kediaman ….John tiba-tiba mendapat panggilan telepon dari Asher Smith. Tak biasanya Asher melakukan panggilan video ketika dirinya juga akan rapat pagi di perusahaan.‘Kudengar, Lyra akan bekerja di John & Smith mulai hari ini.’ Asher membuka percakapan.John terkejut lantaran dirinya telah mengatakan kepada para karyawan tertentu untuk merahasiakan identitas Lyra. Setidaknya, selama John tidak bisa pergi ke kantor.‘Benar. Dari mana kau bisa tahu?’‘Tidak penting aku tahu dari mana. Ada satu hal yang perlu kau lakukan untukku, John.’Asher Smith mendadak serius. John pun hanya diam menanti perintah Asher selanjutnya.‘Jadikan Lyra sebagai presiden direktur sementara di John & Smith,’ titah Asher.‘Apa?!’ Selama mengenal Asher, baru kali ini John meninggikan suara.John membiarkan Lyra bekerja karena sudah menyuruh orang-orangnya untuk memberi sedikit pekerjaan. Tentunya, tujuan John hanya agar Lyra lega dan bahagia karena bisa membantu d
Lyra masih bersikap tenang dan santai. Sedangkan empat pria di hadapannya sudah seperti singa buas yang akan menerkam dirinya.“Pendapat kekanakan, katamu? Di mana bagian kata-kataku yang menunjukkan jika pendapatku kekanakan?”Ketenangan yang ditunjukkan Lyra justru membuat para pria yang seumuran dengan ayahnya itu menjadi semakin geram. Mereka seperti sedang diremehkan karena status Lyra yang lebih tinggi.Kala Davidson hendak menyemburkan amukan, Quinn Morgan, selaku direktur proyek perusahaan mencegah dengan menyentuh pundak rekannya. Dari yang Lyra amati, Quinn lebih tenang walaupun masih menunjukkan ketidaksukaan padanya.“Begini, Nyonya, pembangunan apartemen tidak serta merta hanya dinilai dari pemandangan indah di sekelilingnya. Sebentar lagi, Distrik K akan membangun universitas besar dan wilayah itu pasti akan segera berkembang. Oleh karena itu, perusahaan kita berniat menjadi yang pertama membangun apartemen di sana.”Lyra te
Lyra Bell mendengus kesal. Baru saja dia berperang melawan empat ksatria perusahaan yang akan menjatuhkan dirinya. Sekarang, muncul lagi wanita yang mengganggu dengan akting buruknya.“Aku tidak tahu kenapa kau terkejut melihatku duduk di kursi kebesaran suamiku, Nona Ivanna. Silakan duduk.”Dom segera mengemasi barang bawaannya. Lalu keluar dari ruangan itu.Ivanna perlahan mendekat dengan raut muka bersalah. Dia duduk dengan mulut yang masih terbuka seolah sedang melihat hantu di depannya.“Maaf, aku sembarangan masuk. Aku tidak tahu jika kau ada di sini, Nyonya.”Lyra tahu maksud dari tingkah Ivanna. Dia sebenarnya malas meladeni, tetapi tetap mengikuti alur lawan bicaranya.“Kau sepertinya sudah biasa keluar masuk di tempat ini sesuka hati sampai lupa mengetuk pintu.”Ivanna tersipu malu sambil menunduk dan tersenyum. Pipinya pun merona, entah memikirkan apa, Lyra tak peduli.“Yah … itu karena aku sudah bert
Awalnya, Lyra hanya akan bekerja setengah hari sesuai permintaan John. Setelah diangkat menjadi pengganti John, Lyra harus bekerja sesuai jadwal yang ditentukan perusahaan.John Foster dengan resah menanti kedatangan Lyra. Dia sudah sangat merindukan sang istri, apalagi Keith tidak bisa selalu mengikuti Lyra untuk merekam kegiatannya.“John, kenapa kau turun ke bawah? Kau tidak boleh banyak menggunakan otot kakimu dulu,” tegur Beth.Tadi siang ketika menemani John makan di kamar, Beth melihat John kesulitan berjalan. Beth ingin memanggilkan dokter, tetapi John langsung menolak.Beth khawatir jika kondisi John semakin memburuk. Tak tahu jika menantunya itu hanya letih karena terlalu banyak ‘olahraga panas’ dengan Lyra.“Lyra terlambat lima menit, Ma. Nomornya juga tidak bisa dihubungi.”“Dia pasti sedang di jalan dan tidak sadar kehabisan baterai. Lagi pula, Lyra hanya terlambat lima menit.”Namun, John merasa tak hanya menanti selama lima menit. Dia sudah menunggu Lyra berjam-jam hing
“John … posisi ini … uhhh ….” Lyra melenguh sambil memejamkan mata.Punggung Lyra melengkung dan dadanya membusung. Memberikan akses yang lebih mudah untuk sang suami memberikan lumatan basah.Lyra menjerit kecil kala John tiba-tiba duduk hingga terasa sangat menusuk. “Sayang … pelan ….”John tak mengindahkan Lyra. Kaki John yang sakit tak sanggup menopang badannya, tetapi tak bisa menghentikan ledakan gairah. Dia kemudian membalik badan Lyra dan mendominasi permainan. Hingga suara erangan pelan John mengakhiri percintaan panas mereka.“Kau membuatku malu! Badanku pasti bau karena berkeringat …,” rengek Lyra manja.“Kau selalu beraroma manis,” ujar John, lalu berguling di samping.Karena terburu nafsu dan tak sabaran, kaki John jadi kambuh sakit lagi. Tetapi, John menyembunyikannya dengan baik agar Lyra tak khawatir.“Aku akan mandi dulu.” Lyra mengambil pakaiannya yang berserakan untuk menutupi badan.Mendengar itu, John kembali bersemangat. Pria itu bagaikan anak itik yang tak mau
“Selamat pagi, Nyonya Lyra.” Alih-alih menjawab, Ivanna Parker justru menyapa Lyra.Tak heran wanita itu bersikap ramah meski melihat raut wajah tak suka yang Lyra tunjukkan secara terang-terangan. Di lantai teratas gedung John & Smith itu, masih ada beberapa karyawan yang menunggu rapat pagi pada setiap divisi.Setiap divisi akan menemui Keith terlebih dulu sebelum mengadakan rapat pagi di ruangan masing-masing. Ivanna sengaja datang pagi-pagi untuk menunjukkan perbedaan antara dirinya dan Lyra Bell di depan mereka.Satu hal lagi yang membuat Ivanna cukup senang melihat kondisi wanita yang menjadi penghalang masa depannya itu. Lyra terlihat kusut dan tak bersemangat.Ucapan sinis Lyra pun membuktikan jika ada suatu masalah yang sedang terjadi dengan John.‘John pasti marah karena Lyra menolak proposal Tuan Bill Davidson,’ duga Ivanna dalam hati.“Ya, selamat pagi. Mari masuk.” Lyra tak memedulikan tatapan orang-orang yang seolah menghakimi dirinya. Cara Lyra bicara kepada Ivanna mem
“Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel
Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak
John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem
“Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira
Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m
Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak
John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga
Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k
“Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t