Share

195. Saling Menyerang

Penulis: VERARI
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-10 20:04:50

Lyra Bell mendengus kesal. Baru saja dia berperang melawan empat ksatria perusahaan yang akan menjatuhkan dirinya. Sekarang, muncul lagi wanita yang mengganggu dengan akting buruknya.

“Aku tidak tahu kenapa kau terkejut melihatku duduk di kursi kebesaran suamiku, Nona Ivanna. Silakan duduk.”

Dom segera mengemasi barang bawaannya. Lalu keluar dari ruangan itu.

Ivanna perlahan mendekat dengan raut muka bersalah. Dia duduk dengan mulut yang masih terbuka seolah sedang melihat hantu di depannya.

“Maaf, aku sembarangan masuk. Aku tidak tahu jika kau ada di sini, Nyonya.”

Lyra tahu maksud dari tingkah Ivanna. Dia sebenarnya malas meladeni, tetapi tetap mengikuti alur lawan bicaranya.

“Kau sepertinya sudah biasa keluar masuk di tempat ini sesuka hati sampai lupa mengetuk pintu.”

Ivanna tersipu malu sambil menunduk dan tersenyum. Pipinya pun merona, entah memikirkan apa, Lyra tak peduli.

“Yah … itu karena aku sudah bert
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
lullaby dreamy
syooo Lyra....tunjukjan kehebatan mu dlm ngadepin musuh² mu . penasaran sm Lyra yg kaya Asher versi wanita ^^ jgn smpe masuk perangkap Ivanna yaa . ckup kmren kena musibahnya .
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   196. Sangat Rindu

    Awalnya, Lyra hanya akan bekerja setengah hari sesuai permintaan John. Setelah diangkat menjadi pengganti John, Lyra harus bekerja sesuai jadwal yang ditentukan perusahaan.John Foster dengan resah menanti kedatangan Lyra. Dia sudah sangat merindukan sang istri, apalagi Keith tidak bisa selalu mengikuti Lyra untuk merekam kegiatannya.“John, kenapa kau turun ke bawah? Kau tidak boleh banyak menggunakan otot kakimu dulu,” tegur Beth.Tadi siang ketika menemani John makan di kamar, Beth melihat John kesulitan berjalan. Beth ingin memanggilkan dokter, tetapi John langsung menolak.Beth khawatir jika kondisi John semakin memburuk. Tak tahu jika menantunya itu hanya letih karena terlalu banyak ‘olahraga panas’ dengan Lyra.“Lyra terlambat lima menit, Ma. Nomornya juga tidak bisa dihubungi.”“Dia pasti sedang di jalan dan tidak sadar kehabisan baterai. Lagi pula, Lyra hanya terlambat lima menit.”Namun, John merasa tak hanya menanti selama lima menit. Dia sudah menunggu Lyra berjam-jam hing

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   197. Memaksakan Diri

    “John … posisi ini … uhhh ….” Lyra melenguh sambil memejamkan mata.Punggung Lyra melengkung dan dadanya membusung. Memberikan akses yang lebih mudah untuk sang suami memberikan lumatan basah.Lyra menjerit kecil kala John tiba-tiba duduk hingga terasa sangat menusuk. “Sayang … pelan ….”John tak mengindahkan Lyra. Kaki John yang sakit tak sanggup menopang badannya, tetapi tak bisa menghentikan ledakan gairah. Dia kemudian membalik badan Lyra dan mendominasi permainan. Hingga suara erangan pelan John mengakhiri percintaan panas mereka.“Kau membuatku malu! Badanku pasti bau karena berkeringat …,” rengek Lyra manja.“Kau selalu beraroma manis,” ujar John, lalu berguling di samping.Karena terburu nafsu dan tak sabaran, kaki John jadi kambuh sakit lagi. Tetapi, John menyembunyikannya dengan baik agar Lyra tak khawatir.“Aku akan mandi dulu.” Lyra mengambil pakaiannya yang berserakan untuk menutupi badan.Mendengar itu, John kembali bersemangat. Pria itu bagaikan anak itik yang tak mau

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   198. Masalah Besar

    “Selamat pagi, Nyonya Lyra.” Alih-alih menjawab, Ivanna Parker justru menyapa Lyra.Tak heran wanita itu bersikap ramah meski melihat raut wajah tak suka yang Lyra tunjukkan secara terang-terangan. Di lantai teratas gedung John & Smith itu, masih ada beberapa karyawan yang menunggu rapat pagi pada setiap divisi.Setiap divisi akan menemui Keith terlebih dulu sebelum mengadakan rapat pagi di ruangan masing-masing. Ivanna sengaja datang pagi-pagi untuk menunjukkan perbedaan antara dirinya dan Lyra Bell di depan mereka.Satu hal lagi yang membuat Ivanna cukup senang melihat kondisi wanita yang menjadi penghalang masa depannya itu. Lyra terlihat kusut dan tak bersemangat.Ucapan sinis Lyra pun membuktikan jika ada suatu masalah yang sedang terjadi dengan John.‘John pasti marah karena Lyra menolak proposal Tuan Bill Davidson,’ duga Ivanna dalam hati.“Ya, selamat pagi. Mari masuk.” Lyra tak memedulikan tatapan orang-orang yang seolah menghakimi dirinya. Cara Lyra bicara kepada Ivanna mem

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-11
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   199. Bukan Wanita Anggun

    “Ada masalah besar apa, Keith?” Lyra menghampiri Keith yang sepertinya sulit melangkah. “Duduk dulu. Apa yang terjadi? Kau seperti akan pingsan.”Dom yang selalu berjaga di luar ruangan itu, lalu masuk karena mendengar keributan. Dia membantu Keith duduk di sofa yang terletak di dekat pintu.“Ambilkan air mineral, Dom,” titah Lyra.“Tidak … usah ….” Keith menghela napas kasar untuk menenangkan diri.Tangan Keith bergetar tatkala mengeluarkan sesuatu dari saku celana. Kemudian, dia menyerahkan benda itu kepada Lyra seperti seorang prajurit yang menyerahkan benda berharga kepada sang ratu.Lyra mengambil ponsel dari kedua telapak tangan Keith yang terbuka. Sambungan telepon John Foster masih menyala.“Astaga, John! Apa yang kau lakukan kepada Keith? Dia sampai lari-lari dan hampir pingsan!” sergah Lyra.“Kenapa aku tidak bisa meneleponmu? Apa yang terjadi padamu? Jika sampai kau terluka, aku akan membakar seluruh karyawan di sana!”Lyra tertawa setengah hati dan dengan raut muka tak hab

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-12
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   200. Rencana Mengusir Benalu

    Lyra mengamati para karyawan tersebut satu persatu. Ada satu wajah yang pernah dilihat Lyra dari foto yang pernah Dom tunjukkan padanya.Gina Davidson, keponakan Bill Davidson yang ada di kubu yang sama dengan keluarga Parker. Tak heran jika Gina ingin memengaruhi karyawan lain agar membenci atau mengucilkan Lyra.Sayang, Lyra bahkan tak peduli jika seluruh karyawan memusuhi dirinya. Tugas dan tujuan Lyra di John & Smith masih tetap sama.“M-maaf, Nyonya. Kami tidak bermaksud ….”Lyra menatap tajam perempuan berambut cokelat lurus sebahu yang menekuk wajahnya takut-takut. Dari suaranya, Lyra ingat jika perempuan itu adalah satu-satunya orang yang membela dirinya.‘Jade Sanders.’ Lyra membaca nama pada kartu identitas karyawan yang mengalung di leher wanita itu.“Tidak masalah. Semua orang bebas berpendapat. Maaf jika aku sudah mengganggu pembicaraan kalian. Tetapi, jangan terlalu lama mengobrol di saat jam kerja,” tegas Lyra sambil berlalu keluar.Beberapa karyawan menunduk sambil min

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   201. Kawanan Hiena Kelaparan

    “Kami sudah memperbaiki beberapa bagian pada proposal kami. Silakan dibaca terlebih dulu.” Meski kalimat tersebut tersusun dengan kata-kata sopan, Bill Davidson tak menatap Lyra dengan ramah.Lyra dengan tenang membaca isi dari dokumen tersebut. Kemudian cukup terkejut kala melihat angka pada proyek tersebut telah turun dua kali lipat. ‘Kesimpulannya, mereka bersikeras membangun apartemen di Distrik K walau bukan apartemen mewah,’ batin Lyra selagi berpikir keras. ‘Mereka sepertinya sangat bersikeras membuatku tidak bisa menolak proposal proyek ini.’“Seperti yang Anda lihat, kami telah mengurangi anggaran pembangunan apartemen tersebut. Kemudian, target pasar kami pun telah berganti untuk para mahasiswa yang akan kuliah di universitas baru. Saya sangat yakin jika proyek ini akan berhasil, Nyonya,” tutur Quinn sambil meyakinkan dengan tatapan matanya.Lyra seolah sedang berpikir keras selagi pura-pura membaca dokumen tersebut sekali lagi. Sementara itu, Quinn menjelaskan panjang lebar

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-13
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   202. Pemimpin yang Mendominasi

    John Foster berdiri tegap dengan tatapan tajam dan menantang. Kemudian, dia berjalan pelan dengan aura penuh kemurkaan seakan ingin melahap hidup-hidup semua orang yang mendesak Lyra. Para karyawan John & Smith itu sontak menunduk tanpa terkecuali di hadapan sang pemimpin yang mendominasi. Bahkan, raut muka arogan Bill Davidson pun lenyap. Pria yang sering meninggikan suara dan berlagak mengajari Lyra itu, kini hanya seperti orang tua yang tak tahu apa-apa. “Tuan John, kami–” Quinn tak jadi bicara kala John beralih menatap dirinya. “Sejak kapan ruangan ini digunakan untuk pertemuan dengan banyak orang? Kau ingin mengubah ruangan ini menjadi tempat karyawisata?!” hardik John. Baik Bill maupun Quinn sangat tahu bahwa John tak suka dengan keramaian di sekitar. Mereka segera menyuruh sepuluh karyawan lain keluar. Para karyawan biasanya datang satu persatu atau hanya berdua ke ruangan John, kecuali Asher Smith yang terkadang membawa banyak pengawal untuk merekam kegiatannya di sana.

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-14
  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   203. Perubahan Keputusan

    “Tuan John!” sergah Quinn. “Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya! Kami tidak pernah berniat untuk memojokkan ataupun menentang keputusan Nyonya Lyra. Hanya saja … k-kami … hanya ….”Melihat keseriusan yang ditunjukkan sang atasan, Quinn jadi makin gugup dan tak tahu lagi harus membuat alasan apa. Quinn selanjutnya hanya memohon maaf berulang-ulang dan tidak mengungkap alasan dengan jelas.Sementara itu, Bill Davidson tertunduk diam sambil berpikir dalam. Kedua tangannya mengepal dan wajahnya memerah.Pemandangan itu berhasil membuat Lyra tersenyum miring. Lyra sampai lupa jika sedang kesal karena John ikut campur dengan pekerjaan yang sedang ditanganinya.“Maafkan kami, Tuan. Kami juga terdesak oleh karyawan-karyawan yang bersemangat memulai proyek baru.” Bill Davidson justru menyalahkan para bawahan yang masih berada di luar ruangan dan tak mendengar percakapan mereka.Quinn dan Bill terjebak oleh rencana jahat mereka sendiri. Mulanya, mereka berencana untuk menjatuhkan Lyra dengan p

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-15

Bab terbaru

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   371. Hari Istimewa

    “Kak, aku ingin menyusul mama. Tapi, aku nanti akan menunggu sendirian di kantor.” Justin Foster merengek pada Jolie dengan mata berkaca-kaca akan menangis. Dia tiba-tiba merindukan ibunya dan ingin pergi ke alun-alun bersama orang tuanya dan Jolie. Seperti yang sudah-sudah, Jolie selalu memilih untuk menuruti keinginan sepupunya. Dia tak lagi bimbang dengan banyaknya pilihan yang menggiurkan. Justin akan selalu menjadi prioritas utama. “Aku akan menemanimu ke tempat kerja Bibi Selene, tapi kita harus minta izin dulu kepada mama dan papaku.” Jolie lantas memperhatikan ketiga lelaki yang lebih tua darinya. “Kalian bermain bertiga dulu, ya … aku akan pergi dengan adikku.” Setiap kali menemani Justin, Jolie tak mau mengajak mereka. Pernah satu kali, ketiga lelaki yang ingin lebih dekat dengan Jolie itu ikut mengantar Justin, namun mereka berakhir dimarahi Max Foster tanpa sebab yang jelas. Max tampaknya masih tak suka pada semua yang berhubungan dengan Asher dan Billy. Dia pun sel

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   370. Tiga Pilihan

    Suara anak perempuan berusia lima tahun terdengar di halaman belakang kediaman John Foster. Mata Jolie tertutup kain hitam, kedua tangannya bergerak tak tentu arah seperti sedang mencari pegangan, mulutnya tak bisa menutup saat memamerkan tawa yang tak kunjung menghilang. “Di mana kalian?!” seru Jolie. Saat ini, Jolie yang telah berusia lima tahun itu sedang berusaha menangkap teman-temannya. Dua anak kembar lelaki Asher Smith, putra angkat Billy Volker, serta bocah lelaki yang berumur satu tahun lebih muda darinya dan tak lain adalah sepupunya, putra pertama Max Foster. Jolie terlihat sangat bahagia. Sejak satu minggu yang lalu, keempat temannya menginap di kediaman. Dia jadi tidak kesepian dengan hadirnya bocah-bocah lelaki itu. Namun, kesenangan Jolie tak sejalan dari gerutuan ibunya. Lyra pusing melihat anak-anak itu tak mau berhenti bermain, bahkan Jolie pernah membantahnya hanya agar bisa terus bermain. “Rumah kita jadi seperti penampungan anak, Sayang. Maksudku, aku tidak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   369. Menikah

    John telah berada di kota lain untuk melakukan operasi. Lyra tak bisa ikut menemani John karena tak bisa meninggalkan Jolie, serta ikut membantu persiapan pernikahan kakak iparnya.Penggabungan perusahaan Bell dan Foster pun sudah terlaksana atas bantuan Peter dan Thomas. Mereka akan menggantikan tugas John selama John masih memulihkan diri. Max masih ikut membantu di perusahaan, tetapi lebih sering meliburkan diri untuk menemani calon istrinya membeli perlengkapan hidup baru mereka. Perusahaan di gedung tingkat empat milik Max pun telah resmi dibuka, sehingga waktu berkumpul keluarga sangat sulit dilakukan dengan semua anggota keluarga yang lengkap.“Mama, John akan pulang hari ini. Di mana Dom? Dia harus menjemput suamiku.”Tanpa terasa, satu setengah bulan berlalu. John telah mengabari jika proses pemulihan luka bakarnya hampir berakhir, meski belum kembali sempurna seperti sediakala. Namun, John harus pulang hari ini, karena akan ada hari spesial keesokan paginya.“Dom sedang mem

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   368. Damai

    “Kau tidak perlu melihat istriku waktu mengatakan rencanamu itu. Lyra tidak akan sedih mendengar kau akan menikah.” John menangkap gelagat aneh kakaknya, namun sebenarnya hanya pikirannya sendiri.“Aku melihat semua orang dan kau menatapku waktu bola mataku berhenti searah dengan Lyra!” sanggah Max, tak mau dituduh karena memang itulah kenyataannya. Dia bukan sengaja ingin memandangi Lyra.Lyra menegur John dengan tepukan halus di lengan suaminya itu. Namun, tampaknya John masih teringat kejadian di taman yang membuatnya cemburu buta.“Apa kau mengharapkan pelukan istriku untuk memberimu selamat?”Max berdiri dengan mulut sedikit terbuka. Amarahnya terpancing karena John membahas masalah yang sama berulang kali.Benar, tak hanya sekali John mengungkit masalah itu. Max hanya diam mendengar kata-kata sinis adiknya, namun tidak untuk sekarang, di saat dia ingin membahas rencana pernikahannya.“Kau masih membicarakan itu, hah? Lalu kenapa kalau aku memeluk istrimu? Dia adik iparku! Pikira

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   367. Keluarga

    Jasad Ivanna baru berhasil diidentifikasi seluruhnya tiga hari lalu. Namun, karena masih perlu dilakukan pemeriksaan lebih lanjut, Alaric Parker tak bisa menguburkan jasad putrinya begitu saja.Satu minggu berlalu setelah kebakaran yang diakibatkan oleh Ivanna Parker. Saat ini, kediaman Parker sangat ramai oleh orang-orang yang hadir untuk berkabung.Selain para pengusaha, rekan-rekan bisnis Alaric maupun Ivanna, banyak pula wartawan yang meliput proses pemakaman Ivanna Parker. Namun, hanya sedikit awak media yang datang untuk berduka, sebab telah ditemukan bukti kuat yang menunjukkan bahwa Ivanna adalah pelaku kebakaran tersebut.Dari layar televisi berukuran besar, Lyra dan keluarganya sedang menyaksikan proses pemakaman Ivanna. Kamera lebih sering menyorot Sasha Parker yang saat ini sedang naik daun di dunia bisnis.“Wanita sialan itu pasti sedang berakting, aku sangat yakin itu!” geram Max saat melihat Sasha Parker sedang bicara di depan para wartawan sambil berlinang air mata, m

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   366. Kabur

    Lyra merasakan hangat di punggungnya. Udara dingin dari penyejuk ruangan mendadak tertutup oleh sesuatu. Namun, dia tetap terlelap dan tak menyadari keberadaan orang di belakangnya yang menghangatkan tubuhnya dengan dekapan penuh kerinduan.Pada dini hari, John baru sampai di kediaman. Dia langsung masuk ke kamar tanpa menimbulkan suara agar Lyra tak terbangun. Setelah membersihkan diri dengan cepat, dia ikut berbaring di dekat Lyra yang tidur meringkuk, tanpa melepaskan masker yang menutup sebagian wajahnya. Dari informasi para pengawal di kediaman, John akhirnya tahu jika Lyra tak pergi ke mana pun. Dia lega karena pikiran buruknya tak pernah terjadi. Awalnya John ingin langsung kembali ke rumah sakit, tetapi dia begitu merindukan pelukan hangat istrinya dan berniat mampir sebentar selagi Lyra tidur.“Aku sangat merindukanmu, Sayang,” bisik John.John terlalu nyaman mendekap Lyra hingga jatuh ketiduran dan lupa harus segera pergi sebelum Lyra bangun ….“Ugh …,” erang Lyra, merasak

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   365. Ingin Segera Bertemu

    John mondar-mandir di ruang pemeriksaan. Bukan gelisah menunggu dokter, tetapi resah membayangkan Lyra masih berduaan bersama Max.‘Apa saja yang mereka lakukan setelah aku meninggalkan mereka?’Sebelumnya saat masih di taman, John masih ingin mengikuti Lyra sampai kediaman. Namun, Peter menyeret John untuk segera ke rumah sakit.“John Foster! Berhentilah mondar-mandir!” sergah Peter, lelah melihat tingkah kekanakan anaknya. “Aku perlu mendapatkan riasan penuh seperti kekasih Max itu, dan segera bertemu Lyra. Max bisa saja menculik dan menyekap Lyra seperti dulu.”Saat mengamati Lyra, John melihat sosok mencurigakan Selene. Setelah menyuruh Dom mencari informasi sosok mencurigakan itu, dia akhirnya tahu identitas Selene yang menyamar sebagai perempuan tua.“Tsk! Hentikan, John! Kau sudah mendengar sendiri kalau mereka sudah berbaikan dan melupakan masa lalu! Lagi pula, lukamu masih baru dan tidak bisa ditutupi dengan riasan!”Peter yang menunggu John di mobil saat di taman tadi juga

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   364. Memaafkan Diri Sendiri

    Lyra mengangguk setuju. Hanya pelukan biasa bukan suatu hal yang besar. Orang-orang juga terbiasa menyapa dengan pelukan. Lagi pula, mereka masih keluarga.“Terima kasih, Lyra.” Max Foster tanpa ragu memeluk Lyra dengan erat, memejamkan mata selagi merasakan debaran dalam dadanya.Dengan pelukan itu, Max ingin mengembalikan perasaan yang telah berlalu. Kemudian, pelan-pelan melupakan Lyra sebagai wanita pertama yang pernah mengisi hatinya. Tidak, Max tidak mungkin bisa melupakan Lyra. Dia akan menyimpan perasaan itu, mengunci rapat-rapat cintanya, dan melihat Lyra dengan cara yang berbeda, yaitu sebagai keluarga, istri dari adiknya.“Maaf kalau aku banyak berbuat salah padamu, Max. Banyak hal buruk yang sudah kulakukan untuk membalasmu, termasuk kejadian malam di pesta waktu itu. Aku yakin kau juga sudah mengetahuinya.”Lyra pun ingin membuang dendam yang dulu pernah bersarang di hatinya kepada kakak iparnya itu. Berharap setelah waktu berlalu, mereka bisa bicara dan tertawa seperti k

  • Pembalasan Dendam Istri sang Presdir   363. Hati ke Hati

    “Maafkan aku, Max. Waktu itu aku tidak bisa menahan diri untuk terus bersamamu atau membuka hati untukmu, sehingga mengambil pilihan lain.”Max mengusap air matanya. Meski bisa menahan tangisan kesedihan, hatinya menangis dan terluka mendengar ucapan Lyra yang sudah pasti.“Aku tahu, aku tidak menyalahkanmu, Lyra. Semua memang salahku dan aku sangat menyesali perbuatanku sendiri,” ujar Max dengan suara serak.Max memutar badan ke arah Lyra. Melihat adik iparnya ikut merasa buruk karena pengakuannya.“Aku hanya ingin mengungkap perasaanku dengan benar, di mana dulu aku hanya menipumu. Aku tidak berniat merebutmu dari adikku … sungguh ….”“Terima kasih telah mencintaiku, Max. Mulai hari ini, aku berharap kau bisa melupakan cinta itu sepenuhnya ….”“Aku sedang mencobanya, tapi kalau malah mengajakku bertemu dan memaksaku menyatakan cintaku.”Mereka diam sejenak saling menatap secara intens. Mendadak, tawa lebar dan lepas menghiasi wajah keduanya.“John akan menghajarku kalau dia sampai t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status