“Apa yang anda maksud dengan Dewi palsu? Bukankah anda ini tangan kanan Dewi Aria, apa anda tidak takut dengan hukuman dari Dewi?” Arga bertanya secara beruntun kepada Yuka karena Arga sebagai pengakut ajaran Dewi Aria cukup mengagumi Yuka. “Diam! Kalian semua hanya tidak tahu bila si licik Aria itu sudah membodohi kalian semua selama ribuan tahun,” bentak Yuka yang emosi. “Sebaiknya kalian mendengar sendiri cerita tentang Dewi yang kalian anut dari orang yang dulu adalah rekannya,” ucap Ken dengan tatapan tajam pada Arga dan Yuna. Mereka berdua benar-benar tidak bisa memahami maksud dari ucapan Ken, terutama Arga yang selama ini percaya dan taat pada ajaran Dewi Aria. Karena itu dia tidak bisa mengerti sekaligus heran saat sang Pahlawan lagendaris yang merupakan tangan kanan dari Dewi mencela Dewi Aria. Arga menjadi penasaran dengan apa yang akan Yuka ceritakan tentang dirinya dan Dewi Aria, dan mereka mulai mendengarkan cerita Yuka. *** Tahun sembilan ratus enam kalender dunia,
“Njir, Bukankah sudah jelas, untuk mendengarkan cerita sebenarnya tentang Satan darimu, anjing!” ucap Ken sambil menendang kaki Murka.“Aduh! tidak perlu pakai nendang juga, cuk!” balas Murka kesal.Yuna dan Arga merasa bila Murka benar-benar berbeda sikap dari yang penah mereka tahu dan mereka dengar selama ini. Tingkahnya yang sedikit kocak dan mudah bergaul tanpa adanya wibawa sama sakali membuat mereka merasa bila Murka seperti bukan Raja Iblis yang kejam dan menyeramkan seperti yang mereka dengar. Kini mereka akan mengetahui cerita tentang Satan dan masa lalu Murka yang mungkin ada hubunganya dengan Satan.“Bisakah kami mengetahui cerita tentang Satan, tuan Murka?” tanya Yuna lagi.“Baiklah, sebenarnya Satan sudah dibunuh oleh Pahlawan yang Dewi Aria panggil.”“Siapa pahlawan tersebut?” tanya Arga yang penasaran.Arga sangat terkejut karena dia sama sekali tidak mengetahui tentang sejarah yang sudah Yuka ceritakan dan juga tentang Satan serta Pahlawan yang membunuhnya. Kini pikir
“Cuk! apa yang kamu maksud dengan sudah dipikirkan dan tahap selanjutnya? Bukankah kita sudah membunuh Dion dan memastikan bila dia benar-benar tewas?”“Njir, apa kelamaan hidup di dunia lain bikin otak encermu jadi padat ya?”“Jing, udah jelasin aja, jangan bertele-tele kayak ikan lele, aku pecek juga tau rasa kau.”“Sebaiknya Master jelaskan saja, karena aku juga merasakan ke anehan pada mayat Dion, tetapi aku tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi,” pinta Garga.“Oyi-oyi, akan aku jelaskan pada kalian tentang apa yang aku maksud.”Ken mulai menjelaskan tentang keanehan yang dia rasakan saat melawan Dion, Ken yang sangat tahu seperti apa sifat Dion merasa bila dia terlalu aneh untuk membiarkan dirinya terbunuh begitu saja. Ken yakin bila Dion yang dia kenal tidak akan pasrah dan pasti akan melakukan segala cara untuk bertahan meski harus membuag harga dirinya, dan juga melakukan hal licik atau memohon untuk dibiarkan hidup. Karena itu Ken meminta mereka untuk mengurung Dion dalam pe
“Ju*n*ok! apa yang dia pikirkan?” Ken sangat terkejut saat mendapati Murka menyerang mereka di tempat umum yang menarik perhatian semua orang.Ken sempat panik akibat perbuatan Murka dan dia hampir saja ikut serta dalam pertarungan, namun Garga menahannya. “Apa yang kamu lakukan? kita harus menghentikan dia.”“Master, tenangkan diri anda dan coba lihat kembali situasinya,” balas Garga.Ken akhirnya mengamati kembali pada mereka dan dia mendapati Murka yang saat itu berada dalam wujud Iblisnya. Melihat hal itu Ken kembali tenang dan dia malah mendapatkan sebuah ide bagus untuk memanfaatkan situasi tersebut. Ken langsung berbicara kepada Garga tentang idenya dan langsung setuju, lalu mereka menjalankan sesuai ide Ken.Situasinya menjadi kacau saat Murka yang dalam wujud Iblisnya menyerang para wanita yang menjadi target mereka, para penduduk juga lari ketakutan. Ken dan Garga memperhatikan dari dekat bila target mereka tampak seperti wanita biasa yang juga lari dari Murka seperti pendud
[Master, sepertinya ada tumbal yang masih hidup,] jelas Garga lewat telepati.[Apa? aku yakin bila sudah membunuh tum--,” Ken kembali berpikir, dan dia ingat bila Murka mengurus salah satu tumbal yang jauh dari tempatnya berada.“Sialan, apa dia benar-benar mengasihani tumbal yang bahkan tidak punya hak atas hidupnya sendiri,” gumam Ken yang kesal saat dia berpikir tentang Murka.Rasa kesalnya kepada Dion masih belum tersalurkan dan kini Murka juga membuat Ken jadi kesal. Ken tidak bisa menahan rasa kesalnya yang sudah hampir meladak dan dia tiba-tiba mendapatkan sebuah ide yang bagus. Ken berpikir bila keberuntungannya bekerja disaat yang sangat tepat, kemudian dia langsung menggunakan kekuatannya sambil berteleportasi.“Boooommm!” Murka dan Dion terkejut dengan sebuah ledakan yang tiba-tiba terjadi.Mereka juga melihat sosok dari balik kepulan debu yang langsung melesat kepada Dion. “Mati kau sekarang, An*ok!” teriak Ken saat menyerang Dion.“Baagggkkk!” tiba-tiba Murka menahan puku
Murka yang cukup terkejut saat melihat sosok Iblis besar yang ada dihadapannya, wajahnya terasa tidak asing baginya. Kemudian tiba-tiba dia ingat dengan wujud Raja Iblis sebelumnya saat memasuki mode Iblisnya, dan dia jadi menyadari sesuatu. Dia jadi terpikirkan dengan pasukan Dewi yang menyerang mereka yang mungkin saja adalah para Iblis, bila benar seperti itu maka Dewi Aria sudah menangkap semua jiwa Iblis yang mati.Bila yang Murka pikirkan benar maka semua jiwa Iblis itu dia jadikan sebagai pasukannya dengan menutupi tubuh mereka dengan armor cahaya. Murka semakin geram dengan apa yang Dewi Aria lakukan, dan dia merasa bila Dewi Arialah Raja Iblis yang sesungguhnya dengan siakp yang seenaknya sendiri dan hanya membuat semua makhluk di dunia sebagai mainannya. Saat Murka terlalu fokus kepada Dewi Aria hingga membuatnya tidak waspada, akhirnya dia menjadi sasaran hingga bisa tertusuk dari belakang.Ken terkejut saat Murka tiba-tiba tertusuk, dan langsung menyerang o
Beberapa saat sebelumnya.Ken yang tidak lagi merasakan kekuatan Dewi Aria yang menyelimuti area tempat mereka bertarung membuatnya berpikir bila Dewi Aria tidak lagi ikut campur. Kemudian Dia menggunakan sihir untuk menahan Murka yang nekat ingin masuk dalam cahaya penghakiman untuk menyelamatkan duplikatnya. Murka yang menyangka bila Ken asli yang terkena cahaya penghakiman terus berusaha menolongnya, hingga Ken memukulnya.Murka menjadi sangat kesal karena serangan dadakan, dan dia langsung bangkit untuk melakukan serangan balasan. “Siapa kamu bajingan? buuuggkkk! aaaaa!”Murka sama sekali tidak bisa mengetahui datangnya serangan dan dia langsung terlempar kembali, lalu kemudian Murka dihajar habis-habisan. Murka bahkan tidak bisa melakukan serangan balasan dan hanya bisa bertahan karena serangannya yang sangat cepat. Setelah dia mulai babak belur, akhirnya Murka tahu siapa yang dari tadi menghajarnya.“Anji--! Buggkk! anc--! Buggk! set--! Buggk!” Murka mengeluarkan semua hinaan ke
Ken berpikir semakin keras tentang keputusan yang harus dia pilih, sedangkan Murka bingung saat melihat Ken yang terlihat sangat serius. Murka yang sudah menjadi satu kelompok dengan Ken tiba-tiba memahami apa yang Ken pikirkan saat memperhatikanya. Dan dia mendapat sebuah jalan keluar tentang masalah yang Ken pikirkan, namun waktunya tidak tepat karena mereka tiba-tiba merasakan kekuatan besar yang mendekat.“Sial, sepertinya Dewi sialan itu menghidupkan sibajingan itu lagi,” grutu Murka.“Kekuatannya kali ini terlalu besar bila dibandingkan dengan sebelum-sebelumnya.”Ken yang tetap fokus pada hal yang dia pikirkan, menjadi kesal saat dia melihat skill duplikatnya masih belum bisa dipakai. “J*an*ok!” teriak Ken.Murka terkejut karena Ken berteriak saat dia sedang fokus pada kekuatan yang mendekat. “Cuk! bikin kaget kau ini, hampir saja jantungku copot, njir!”Ken yang kesal mengungkapankan apa yang dia pikirkan dari tadi dengan suara keras seperti orang sedang marah-marah. Murka dan
Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo
Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak
Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki
Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia
Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a
Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen
Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti
Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak
Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t