Ken melihat para monster itu saling meraung, seakan mengusir monster lainnya. Terbukti dengan raungan monster yang kuat membuat para monster lemah langsung kabur. Ken langsung mengaktifkan jebakan yang sudah dia siapkan untuk para monster yang kabur. Kemudian dia memastikan kembali beberapa jebakan yang sudah dia pasang, dan hasilnya tidak semua monster terkena jebakan dan dia juga melihat beberapa jebakannya tetap hancur.
“Sepertinya tulang monster level ini belum cukup kuat, aku memang harus menggunakan tulang dari monster yang kuat untuk membuat jebakan.”
“Exp yang aku dapat juga tidak terlalu banyak bila membunuh monster dengan jebakan, sepertinya aku harus bergegas menjalankan rencana yang selanjutnya.” Ken langsung kembali ke tempat dia mengintai tadi.
Saat kembali, Ken sudah disuguhkan pertarungan para monster yang sedang memperebutkan daging. Dia harus tetap fokus dan bersembunyi di tempat yang aman, bila Ken gegabah maka dia bisa menjadi incaran monster atu terkena imbas pertarungan monster. Ken menjadi tidak sabar saat menunggu pertarungan para monster yang terlalu lama, tetapi dia terus menahan diri dan bersabar untuk menunggu waktu yang tepat untuk melangkah kerencana selanjutnya.
Sedikit kesalahan saja mungkin bisa membuat Ken kembali dalam bahaya. Karena para monster yang bertarung berada di level orange dan lebih tinggi. Tubuh Ken gemetar saat melihat pertarungan dan para monster yang sudah tumbang, tetapi dia bingung apa yang dia rasakan saat itu. Entah senang atau takut yang dia rasakan, Ken hanya tahu bahwa dia harus tetap fokus agar tidak lagi melakukan kesalahan yang akan membahayakan nyawanya.
“Sial, pertarungan para monster kuat itu terlalu lama, aku akan kehilangan kesempatan mendapat banyak exp bila ini terus berlanjut,” ucap Ken yang gelisah melihat banyak monster yang sudah mati.
“Jika saja aku lebih kuat, aku pasti bisa mengatasi situasi ini,” gumam Ken yang kesal dengan kondisinya saat itu.
Saat tersisa empat monster saja, Ken langsung melanjutkan rencananya. Daging lain yang sudah dia siapkan dalam kondisi matang dan dia tutupi dengan tumpukan daun yang bisa menghilangkan aromanya, segera Ken buka penutupnya. Salah satu monster itu langsung mencium aroma dari daging tersebut dan segera berlari untuk mengambilnya seperti yang Ken rencanakan, hanya saja tidak ada monster lain yang mengejarnya.
“Sepertinya, rencanaku masih kurang matang,” ucap Ken yang sedikit kecewa, karena dia sudah menyiapkan jebakan yang cukup untuk dua monster.
“Braaggkk! Growl!”
Daging yang Ken letakkan di tengah jebakan tulang runcing yang hanya tertutup dedaunan membuat monster itu langsung jatuh dan tertusuk tulang. Sedangkan tiga monster lainnya sama sekali tidak terganggu dengan kejadian itu dan tetap saling bertarung. Hingga akhirnya tersisa dua monster saja setelah sepuluh menit Ken menunggu.
Ken yang merasa aman langsung bergegas menuju monster yang terkena jebakan dan berharap monster itu belum mati. Ken tetap melangkah dengan hati-hati agar tidak menarik perhatian dua monster yang bertarung. Ken yang tidak sabar langsung menusuk tubuh monster itu dengan tulang tanpa memastikan statusnya terleih dulu. Saat muncul informasi tentang levelnya yang langsung naik menjadi lima belas, membuat Ken sangat senang.
“Cahaya apa itu?” tanya Ken saat melihat ada dua cahaya yang tiba-tiba muncul pada tubuh monster yang baru saja dia bunuh.
“Aaarrkkkggg!” Ken langsung berteriak karena tubuhnya seperti tersengat aliran listrik, saat cahaya tersebut langsung masuk dalam tubuhnya.
‘Apa ini?’pikir Ken saat dia merasa mendapatkan sebuah kekuatan setelah tersengat aliran listrik sesaat.
Kemudian muncul sebuah pesan yang menyatakan bila Ken berhasil menyerap kemampuan dari monster yang disebut Albanark. Ternyata saat Ken naik level dia mendapatkan sebuah skill yang bisa menyerap kemampuan lawan dan juga skill yang menyerap mana. Ken tidak hanya mendapatkan kemampuan, tetapi dia juga mendapatkan stats tambahan secara acak.
Kedua skill itu sangat bagus dan merupakan skill yang Ken butuhkan, tetapi skill yang bagus selalu memiliki syarat yang tidak mudah. Skill yang bisa menyerap kemampuan hanya berkerja pada monster yang levelnya berwarna orange atau lebih tinggi, selain itu yang didapatkan hanya satu atau dua kemampuan target secara acak. Sedangkan skill yang menyerap mana bisa menyerap mana monster yang kapasitas manaya hingga seratus point, dan dua skill itu hanya berkerja pada monster yang sudah mati saja.
“Sepertinya keberuntunganku berkerja dengan baik,” ucap Ken yang senang saat mendapatkan dua kemampuan dan tamban dua point pada tiga statsnya.
“Pantas saja hanya monster ini yang datang kemari, jadi itu karena kemampuan penciumannya yang tajam.”
Ken akhirnya tahu alsan kenapa hanya satu monster saja yang menuju jebaban yang dia siapkan. Pertama aroma daging yang dia siapkan sudah berkurang karena terlalu lama tertutup daun yang menghilangkan aromanya dan kedua karena monster itu memiliki penciuman yang tajam. Setelah mengetahui hal itu dia mencari dari para monster yang terkena jebakan untuk menyerap mana mereka, tetapi Ken tidak menemukan monster yang bisa dia serap mananya.
Hal itu membuat Ken harus kembali mempelajari tentang syarat dari skill tersebut. Ken mencoba mempelajari skill barunya saat kembali untuk melihat pertarungan tiga monster terakhir. Saat dia hampir mencapai tempatnya bersembunyi, Ken sudah tidak merasakan adanya pertarungan ataupun suara berisik lagi.
“Kemana perginya dua monster itu?” tanya Ken yang bingung saat kembali.
Ken hanya melihat satu manyat monster dari tiga monster terakhir, lalu dia juga menemukan potongan kaki salah satu monster terakhir. “Sepertinya monster yang seperti kelinci dengan empat tangan itu yang menjadi pemenangnya.”
“Aku harus segera mencari monster yang masih sekarat dan segera membunuhnya untuk menyerap kemampuan berserta mananya.” Ken berlari mencari monster yang masih hidup, tetapi di tidak menemukannya.
“Sial, mereka semua sudah mati,aku jadi tidak bisa mendapatkan exp lagi, tetapi setidaknya aku bisa menyerap kemampuan dan mana semua mayat ini.”
Ken langsung menyerap semua kemampuan dan mana dari para monster yang sudah mati. Meski dia terus merasakan sakit seperti tersengat listrik, tetapi Ken menahan rasa sakit itu agar terbiasa. Setelah menyerap beberapa kemampuan monster, Ken mulai paham tentang skill yang menyerap mana. Kapasitas yang dimaksud dalam penjelasan skill itu adalah sisa mana milik monster tersebut, meski monster itu memiliki banyak mana, tetapi bila sudah habis maka Ken tetap tidak akan bisa menyerap mananya.
“Dengan kemampuan ini aku bisa bertambah kuat dan membalas Dewi sialan itu,” ucap Ken dengan tekad dan semangat yang membara untuk menggapai tujuannya.
Clingk!
“Hah, Apa ini?” tanya Ken saat melihat layar pemberitahuan yang muncul di hadapannya.
Ken terkejut saat melihat pemberitahuan tentang kemampuannya yang terhapus dan telah diganti dengan kemampuan lainnya. Terlalu senang dengan skill baru yang dia miliki membuat Ken melakukan kesalahan. Dia lupa akan batasan dari kemampuan yang bisa dia ambil dan malah terus mengambil kemampuan dari mayat monster.
Ken akhirnya mengetahui beberapa sisi buruk dari skill tersebut. Kemampuan yang Ken serap tidak muncul di status miliknya dan bila Ken mengambil lebih dari yang seharusnya, maka salah satu kemampuan akan dihapus secara acak. Kenyataan itu membuat Ken sedikit pusing karena dia tidak menghafal semua kemampuan yang sudah dia serap.
“Kalau begini, mau tidak mau aku harus mulai dari awal dan lebih berhati-hati dalam menyerap kemampuan monster,” ucap Ken sambil berpikir saat akan menghapus semua kemampuan yang sudah dia dapatkan.
‘Bila begini aku harus merasakan sengatan listrik itu lagi, tetapi bila aku menganalisa mayat setiap monster akan memakan waktu lama, sebaiknya aku cari monster yang kuat saja,’ pikir Ken saat melihat banyaknya mayat monster yang ada.
Ken langsung mencari monster terakhir yang dikalahkan oleh kelinci bertangan empat, tetapi Ken tidak bisa menemukan letak mayat monster tersebut di sekitar tempat itu. Sambil mencari Ken melihat kemampuan dari mayat monster lainnya yang menurutnya bagus atau berguna. Dia juga harus mengingat semua kemampuan yang dia serap, karena nama dan keterangan dari kemampuan itu hanya muncul sekali saat baru didapatkan.
“Pendengaran tajam, pengelihatan malam, penguatan tubuh, reflek tingkat tinggi, regenerasi super, mari kita cukupkan sampai di sini dan kita kosongkan dulu sisanya.”
Ken kembali bergerak mencari mayat monster yang dia inginkan. Karena hanya delapan kemampuan saja yang bisa Ken serap untuk saat ini, dan Ken menyisakan tiga slot kosong untuk menyerap kemampuan monster yang sedang dia cari. Ken sebenarnya bisa menghapus kemampuan yang dia dapatkan meski dengan acak, jadi cara paling efektif adalah menolak untuk menerima kemampuan tersebut saat baru di dapatkan.
Selain lima kemampuan yang sudah dia serap, Ken juga sudah meyerap mana para monster hingga mencapai tujuh ratus point. Batas mana yang bisa Ken tampung sebanyak sepuluh ribu, itu adalah nominal yang cukup banyak baginya. Karena jumlah mana yang dari tadi dia dapat dari mayat monster sekitar sepuluh hingga dua puluh point tiap monster.
Ken akhirnya menemukan mayat monster yang dia cari, tetapi mayat monster itu sedang menjadi santapan dari kelinci bertangan empat. Ken merasa bila saat itu adalah waktu yang tepat untuk mengalahkan kelinci dan mengambil kemampuannya, karena kondisinya masih penuh luka dan pasti sudah kelelahan. Meski Ken merasa yakin, tetapi tiba-tiba muncul perasaan ragu untuk melangkah saat dia ingat kejadian buruk yang menimpanya karena sedikit kesalahan hingga membuatnya sekarat.
Apakah keputusan yang akan Ken ambil dalam kondisi saat itu?
Mari kita lihat jawabannya pada bab selanjutnya.
Jantung Ken berdetak sangat kencang dan nafasnya menjadi tidak beraturan. Pikirannya juga kacau karena perasaan ragu yang dia alami saat itu, hal itu akibat pikiran dan hati yang tidak selaras. Hati Ken merasa bila saat itu dia tidak ingin melawan monster tersebut, sedangkan pikirannya sudah membuat rencana dengan cepat untuk bisa mengalahkan monster itu. Tubuhnya juga sudah bergerak menyiapkan semua yang dia butuhkan untuk bertarung.Ken akhirnya memutuskan untuk mengikuti apa yang dia pikirkan, meski hatinya sedikit tidak tenang dengan apa yang dia lakukan. Demi menggapai tujuanya untuk bisa membalas perbuatan Dewi Aria kepadanya, Ken merasa tidak bisa melepaskan kesempatan untuk mendapatkan exp tinggi yang ada di hadapannya, meski itu beresiko tinggi. Ken berpikir bila kali ini pasti akan berbeda dari pertarungan sebelumnya, karena dia sudah melakukan persiapan yang matang untuk melawan monster kelinci itu.“Dengan semua ini harusnya aku bisa melawan monster itu dan bisa mengantisi
Ken harus cepat memutuskan pilihan yang menurutnya sulit. Bukan hanya tentang berpacu dengan waktu yang sangat singkat, tetapi Ken juga harus bisa memikirkan tentang sisa mana miliknya. Dia berpikir untuk memberikan serangan terakhir kepada monster kelinci selagi masih terkena efek sengatan listrik. Itulah yang Ken pikirkan, tetapi melihat monster yang tampak semakin seram membuat Ken memilih untuk mengikuti kata hatinya kali ini.‘Sebaiknya aku cepat melarikan diri ke tempat yang aman,’ pikir Ken yang langsung bergegas untuk melarikan diri.“Roooaaarrr!” monster kelinci meraung semakin keras seolah menyatakan bila dia marah.Monster kelinci itu mengendus dan mengerakkan telinganya untuk mencari Ken yang sudah kabur. Tidak lama telinga monster kelinci berhenti bergerak dan dia langsung berlari. Kecepatan berlari yang seperti kilat membuatnya mencapai tempat Ken dalam waktu singkat. Ken terkejut dengan monster kelinci yang masih bisa bergerak secepat kilat, tetapi dengan mengetahui hal
Armor tanah bisa melindungi tubuh dengan kerasnya untuk menahan serangan, sedangkan armor api akan membakar saat diserang musuh. Armor patir akan memberikan serangan kejut pada lawan dan armor air dapat mengurangi dampak serangan yang diterima. Terakhir adalah armor angin yang belum pernah dia gunakan, Ken berpikir bila armor angin memiliki fungi yang bisa menghempaskan lawan saat tersentuh. Itulah yang Ken perkirakan tentang armor angin setelah dia menggunakan empat element lainnya sebagai armor.Kenyataan yang terjadi dan yang Ken alami pada saat itu berbeda dari apa yang Ken pikirkan. Ken tidak begitu yakin dengan pasti, tetapi dia benar-benar melihat bila pukulan dari monster kelinci seperti berbelok saat mereka akan beradu pukulan. Hal itu membuat pukulan monster kelinci meleset, sedangkan Ken berhasil memberikan pukulan telak pada monster kelinci.Buugggkk! Wooossst! Baaaammmm!Monster kelinci langsung terpelanting dan menghantam tanah dengan keras akibat pukulan Ken. “Apakah ya
Dewi Aria menyadari saat kutukan yang dia berikan kepada Ken aktif, tetapi kali ini dia tidak senang dengan hal itu. Sudah dua hari Ken jatuh ke lembah Nereka dan kenyataan kutukannya masih aktif mengartikan bila dia masih hidup. Kenyataan itu membuatnya semakin kesal dan tidak sabar menunggu berita kematiannya, para pahlawan juga masih belum mencapai jantung dari lembah yang menjadi tempat di mana Ken berada.“Trik seperti apa yang dia lakukan hingga bisa bertahan sampai sekarang?” tanya Dewi Aria yang bingung dan kesal.“Ini membuatku sangat kesal saat ingat wajah manusia rendahan itu yang berani menghinaku yang merupakan sosok mulia dan agung ini, aku tidak bisa tenang selama dia masih hidup.”“Aku akan terus mengawasi lembah Neraka dan akan menggunakan otoritasku sebagai Dewi untuk mengaktifkan kutukannya hingga dia mati, hahahahaha,” Dewi Aria tertawa gembira saat membayangkan bagaimana kematian yang Ken alami saat rencananya berhasil.***Di lembah Nereka Ken masih berdiri denga
“Sa-saya …,” ucapan Putri Yuna terbata-bata dan sangat terlihat jelas bila dia ragu untuk menjawab, karena hanya satu jawaban saja yang bisa dia ucapkan.“Fiuh, Aku tahu ini berat bagimu untuk menerima tugas ini, tetapi tugas ini memang diberikan langsung oleh sang Dewi dan bukan rencana orang dari Kerajaan Aisward.”Saintess berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan mendekat pada Putri Yuna. Kemudian Saintess menepuk pundak sang Putri sambil menatap kedalam matanya yang mulai muncul sedikit cahaya kehidupan. Saintess langsung memeluk sang Putri dan mengelus rambutnya untuk mencoba menguatkannya agar bisa menerima kenyataan yang terjadi padanya. Putri Yuna langsung menangis dalam pelukan Saintess untuk melapaskan perasaannya.“Aku tahu ini pasti berat untukmu, tetapi aku tidak akan membiarkan kamu pergi begitu saja tanpa pengawalan yang tepat ke tempat yang berbahaya.”Saintess melepaskan pelukannya, lalu dia me
Baaannnngggg!Satu pukulan Ken dan Garga saling berbenturan hingga mengakibatkan suara keras dengan angin kencang. Garga memberikan kekuatan lebih banyak pada tangannya untuk menekan Ken, dan Garga berhasil membuat Ken secara perlahan terdorong mundur. Garga menampakkan wajah puas saat berhasil mendorong Ken, tetapi wajahnya langsung berubah menjadi terkejut saat Ken secara sengaja melepaskan tangan yang sedang beradu kekuatan dengan Garga dan membuat Garga kehilangan keseimbangan tubuhnya.Ken menyeringai saat melihat Garga yang sudah terjebak oleh triknya. “Kadal bodoh,” bisik Ken yang kemudian memberikan pukulan keras pada Garga.Bannnnngg! Buuummmmm!Pukulan keras Ken yang menghantam tubuh Garga yang seperti baja menghasilkan sebuah suara yang terdengar seperti tembakan meriam. Garga yang bertubuh besar juga dibuat terhempas hingga menghantam tanah oleh Ken. Garga langsung bangkit dan sangat marah kepada Ken, lalu dia mengepakkan sayapnya dengan kuat dan membuat angin kencang.Woo
Warna aura milik Garga perlahan berubah menjadi putih, dan perubahan itu juga membuat kekuatannya semakin bertambah. Aura Ken mulai terdorong mundur dan Garga kembali melancarkan pukulan dengan aura padat pada tangannya. Ken yang saat itu terdesak tidak bisa menghindari serangan Garga dan terpaksa menahannya. “Baaammmmm!” Pukulan keras Garga membuat tanah di sekitar Ken meledak. “Masih terlalu cepat seribu tahun untukmu bisa melawanku, Manusia sialan,” ejek Garga dengan suaranya yang mengelegar seperti petir. “Omong kosong macam apa itu, pukulanmu itu terlalu lembek seperti tahu basi hingga tidak bisa menggoresku, kadal buntung,” balas Ken yang masih berdiri menahan tangan Garga. Garga terkejut saat melihat Ken yang baik-baik saja, dan Ken yang melihat ekspresi wajahnya langsung memberi sedikit bumbu untuk memprovokasinya. “Apa ini pukulan terkuatmu? Sepertinya kamu sudah semakin tua dan mulai melemah, dan sekarang adalah waktu yang tepat bagimu untuk pensiun sebagai Raja Lembah Ne
Besarnya kekuatan milik Garga membuat sebuah ledakan aura beserta mana yang sangat dahsyat hingga membuat padang tandus di tenggah Lembah Neraka. Ken membuat sebuah dinding pertahanan dari element tanah yang dilapisi oleh angin dengan dinding api sebagai penguatnya. Pertahanan Ken yang dia pikir cukup kuat menahan serangan napas Garga tetap terkikis oleh ledakan kekuatan milik Garga dan membuat Ken harus mempertahankan dengan terus menggunakan mana miliknya.‘Sepertinya julukan Raja Naga dari Lembah Nereka bukan hanya hal yang bisa dipandang sebelah mata,’ pikir Ken saat dia merasakan kekuatan garga.“Sekarang saatnya kamu mengetahui posisimu dan menerima hukuman atas kelancanganmu, Manusia rendahan!” hina Garga yang penuh emsoi dengan suara keras bagai petir.‘Sialan, aku tidak bisa melihat apa yang dia lakukan karena harus mempertahankan sihir ini,’ Gumam Ken dalam benaknya saat Garga hendak menyerangnya.Ken akhirnya memecah konsentrasinya menjadi dua untuk mengetahui apa yang akan
Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo
Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak
Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki
Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia
Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a
Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen
Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti
Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak
Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t