Beranda / Pendekar / Pemalas Penantang Dewi / BAB 8 : Rencana dan keberuntungan

Share

BAB 8 : Rencana dan keberuntungan

Penulis: @M.N.A
last update Terakhir Diperbarui: 2023-07-12 13:02:43

Ken harus cepat memutuskan pilihan yang menurutnya sulit. Bukan hanya tentang berpacu dengan waktu yang sangat singkat, tetapi Ken juga harus bisa memikirkan tentang sisa mana miliknya. Dia berpikir untuk memberikan serangan terakhir kepada monster kelinci selagi masih terkena efek sengatan listrik. Itulah yang Ken pikirkan, tetapi melihat monster yang tampak semakin seram membuat Ken memilih untuk mengikuti kata hatinya kali ini.

‘Sebaiknya aku cepat melarikan diri ke tempat yang aman,’ pikir Ken yang langsung bergegas untuk melarikan diri.

“Roooaaarrr!” monster kelinci meraung semakin keras seolah menyatakan bila dia marah.

Monster kelinci itu mengendus dan mengerakkan telinganya untuk mencari Ken yang sudah kabur. Tidak lama telinga monster kelinci berhenti bergerak dan dia langsung berlari. Kecepatan berlari yang seperti kilat membuatnya mencapai tempat Ken dalam waktu singkat. Ken terkejut dengan monster kelinci yang masih bisa bergerak secepat kilat, tetapi dengan mengetahui hal itu Ken bisa memperkirakan pergerakan monster kelinci dalam rencananya.

Melihat monster kelinci yang datang dari arah yang sama dengan Ken lalui, membuat Ken yakin bila monster kelinci itu benar-benar marah kepadanya dan membuat Ken menjadi target utamanya. Karena saat Ken menuju tempat dia bersembunyi, Ken sempat bertemu dengan monster lain yang sedang memakan mayat monster yang berserakan di sekitar sana. Normalnya monster kelinci itu akan lebih memilih mangsa atau lawan yang lebih baik dari pada Ken, tetapi kali ini sudah berbeda cerita saat Ken menjadi target utama baginya.

Ken sebenarnya tidak ingin lagi melawan monster kelinci yang kelihatannya mulai pulih, tetapi dia tidak punya pilihan lain. Dia yang sudah menjadi target monster kelinci harus melawannya karena monster kelinci itu akan terus mengejarnya bila dia kabur. Ken yang sudah menutupi tubuhnya dengan daun penghilang aroma, berhasil membuat bingung monster kelinci bingung untuk menuman posisi Ken. Saat Ken hanya membuat sedikit suara saja, monster kelinci itu sudah bisa menemukan lokasi tempat Ken bersembunyi.

“Roooaaaarrrr!” monster kelinci kembali meraug dengan keras dan langsung menyerang Ken.

Wooosssttt! Blaaamp!

Tangan monster kelinci langsung menembus dinding tanah yang bagian tenggahnya sudah dibuat lembek oleh Ken. Ken tidak hanya kabur begitu saja dari kejaran monster kelinci, dia yang sudah mengira bila monster kelinci akan mengincarnya saat melihatnya marah. Membuat Ken mempersiapkan beberapa rencana untuk menjebaknya dan bisa menguras tenaga serta mana milik monster kelinci.

Ken yang sudah membuat dua lapis dinding tanah, berhasil mengunci tangan monster kelinci yang menyerangnya. Ken juga membuat kubangan lumpur disekitar tubuh monster kelinci yang dia beri jebakan listrik yang membuat monster kelinci tidak bisa bergerak dan langsung tengelam dalam lumpur hingga tersisa setengah bagian badan dan kepala saja. Ken bergegas membuat tanah di sekitarnya mengeras agar monster kelinci tidak bisa bergerak meski efek dari sengatan listrik sudah habis.

“Sekarang saatnya kamu pergi ke akhirat monster jelek,” teriak Ken sambil menusuk monster tersebut.

Jleb! Jleb! Jleb!

Ken menusuk monster kelinci sebanyak tiga kali hingga monster itu tidak bergerak lagi. Ken menjatuhkan diri di tanah karena lelah dan mulai kehabisan tenanganya. Kemudian dia bergegas meminum air danau untuk memulihkan dirinya. Setelah tubuhnya kembali pulih, Ken berdiri dan mencoba memastikan kematian monster kelinci agar dia bisa aman.

“Akhirnya dia mati juga, keberuntunganku selalu membantuku, tetapi aku tidak bisa bergantung pada keberuntungan yang tidak pasti ini.” ucap Ken sambil melihat monster kelinci yang tubuhnya sudah tidak bergerak lagi.

“Sebaiknya aku segera menyerap kemampuan monster ini dan kembali ke danau,” ucap Ken yang berjalan mendekat pada monster kelinci.

“Eh, kenapa tidak ada cahaya yang baisanya muncul pada mayat monster?” Ken langsung bingung saat akan menyerap kemampuan monster kelinci.

Ken ingat bila setiap mayat monster yang levelnya orange atau lebih tinggi bisa dia serap. Sedangkan monster kelinci itu berwarna orange gelap yang harusnya bisa dia serap kemampuannya, tetapi bila cahaya itu tidak muncul berarti monster itu belum mati. Ken langsung mengambil senjatanya dan berniat menusuk kepala monster kelinci.

Tiba-tiba tanah di sekitar tempat itu bergetar seperti terjadi gempa. Ken tidak membuang waktu lagi dan langsung menyerang kepala monster kelinci dengan senjata tulangnya. Saat senjata Ken hampir mengenai kepala monster kelinci, dengan cepat monster kelinci menoleh pada Ken dan mencoba untuk menggigit senjata Ken.

Kraaaggkk!

Senjata Ken lansung hancur saat digigit oleh monster kelinci. Tanpa berpikir panjang, Ken menggunakan sisa mana miliknya untuk menyerang monster kelinci yang masih terjebak dengan sihir terkuat yang dia pikirkan. Ken mencoba menfokuskan semua mananya pada tangannya sambil mencoba untuk menciptakan sihir yang sudah dia dapat gambarannya.

“Kenapa sihirnya tidak muncul?” tanya Ken saat tanganya tetap kosong setelah dia mencoba untuk menciptakan sihir heavy fire lance.

Krak! Kark! Krak!

“Sial, Monster kelinci itu sudah mulai membebaskan dirinya,” ucap Ken yang mulai panik saat melihat kekuatan dari monster kelinci yang berusaha membebaskan diri.

Tanah yang sudah dibuat keras oleh Ken mulai retak akibat kekuatan dari monster kelinci. Ken yang bingung dengan sihirnya yang tidak tercipta, langsung memikirkan cara untuk kabur dari tempat itu. Ken memang memiliki rencana cadangan saat monster kelinci itu bisa kabur dari jebakan yang dia siapkan, tetapi Ken menjadi ragu akan keberhasilan rencananya karena rencana yang dia susun selalu gagal untuk membunuh monster kelinci.

“Aku yakin sudah menusuk dada monster itu yang merupakan posisi dimana jantungnya berada dan memastikan bila dia sudah tidak bernafas lagi, namun dia masih bisa bangkit lagi dan menjadi lebih kuat dari sebelumnya.”

“Kalau dia bisa terus bangkit seperti ini, maka semua rencana yang sudah aku persiapkan untuk beberapa hari akan terpakai hanya untuk membunuhnya.”

“Sialan, Semua monster di sini memang di luar akal sehatku,” gumam Ken saat dia mencoba melarikan diri ketempat rencana selanjutnya.

Duuuaaarrr! Duuuuaaarrr! Duuuuaaarrr!

Ken mendengar suara ledakan keras yang berasal dari tempat monster kelinci, membuat ken bergegas untuk menuju tempat yang dia rencanakan. Ken yang sudah menggunakan sisa mana miliknya untuk pertahanan diri, kini hanya bergantung pada rencananya dan keberuntungan yang dia miliki saja. Hanya dua hal itu yang membuat Ken masih memiliki keinginan kuat untuk tetap berusaha mengalahkan monster kelinci.

Meski Ken sangat ingin mengalahkan monster kelinci itu, tetapi apa yang akan dia lakukan dan sedang dia rencanakan bukan seperti yang dia inginkan. Rencana yang Ken pikirkan saat itu adalah sebuah rencana yang bisa membuatnya bisa kabur dari monster kelinci. Ken juga merasa bila rencana yang sama seperti sebelumnya tidak akan berkerja untuk ketiga kalinya.

‘Hanya armor tipis ini yang bisa aku gunakan dengan sisa mana yang aku miliki, ini membuat aku harus bisa menghindari semua serangan monster sialan itu,’ pikir Ken dalam benaknya.

“Aku berharap rencana kali ini akan berhasil, jadi aku bisa kabur dari kejaran monster kelinci itu untuk sementara waktu,” ucap Ken setelah mencapai lokasi yang dia rencanakan.

Saat Ken melangkah semakin mendekat ke lokasi tujuannya, tiba-tiba monster kelinci sudah mencapai tempatnya berada. Ken terkejut dengan kemunculan monster kelinci yang sudah berada di hadapannya dengan kecepatan kilat yang Ken pikir semakin cepat. Armor tipis yang terbuat dari element angin merupakan harapan terakhir Ken untuk bisa menghalau serangan monster kelinci agar dia bisa mengaktifkan jebakan yang dia siapkan.

“Hiiiyaaaatttt …!” teriak Ken saat dia melancarkan serangan kepada monster kelinci.

Monster kelinci juga menlancarkan serangan dengan tinju dari dua tangan kanannya. Dalam hatinya Ken terus berharap dan meyakinkan dirinya bisa mengatasi pukulan tersebut. Pada saat pukulan mereka saling beradu, Ken terkejut dengan apa yang terjadi pada saat itu. Apakah yang terjadi pada saat mereka saling bertukar pukulan dan apa yang akan terjadi apda Ken selanjutnya? Nantikan pada cerita selanjutnya.

Bab terkait

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 9 : Armor angin

    Armor tanah bisa melindungi tubuh dengan kerasnya untuk menahan serangan, sedangkan armor api akan membakar saat diserang musuh. Armor patir akan memberikan serangan kejut pada lawan dan armor air dapat mengurangi dampak serangan yang diterima. Terakhir adalah armor angin yang belum pernah dia gunakan, Ken berpikir bila armor angin memiliki fungi yang bisa menghempaskan lawan saat tersentuh. Itulah yang Ken perkirakan tentang armor angin setelah dia menggunakan empat element lainnya sebagai armor.Kenyataan yang terjadi dan yang Ken alami pada saat itu berbeda dari apa yang Ken pikirkan. Ken tidak begitu yakin dengan pasti, tetapi dia benar-benar melihat bila pukulan dari monster kelinci seperti berbelok saat mereka akan beradu pukulan. Hal itu membuat pukulan monster kelinci meleset, sedangkan Ken berhasil memberikan pukulan telak pada monster kelinci.Buugggkk! Wooossst! Baaaammmm!Monster kelinci langsung terpelanting dan menghantam tanah dengan keras akibat pukulan Ken. “Apakah ya

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-13
  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 10 : Tujuan dan tugas

    Dewi Aria menyadari saat kutukan yang dia berikan kepada Ken aktif, tetapi kali ini dia tidak senang dengan hal itu. Sudah dua hari Ken jatuh ke lembah Nereka dan kenyataan kutukannya masih aktif mengartikan bila dia masih hidup. Kenyataan itu membuatnya semakin kesal dan tidak sabar menunggu berita kematiannya, para pahlawan juga masih belum mencapai jantung dari lembah yang menjadi tempat di mana Ken berada.“Trik seperti apa yang dia lakukan hingga bisa bertahan sampai sekarang?” tanya Dewi Aria yang bingung dan kesal.“Ini membuatku sangat kesal saat ingat wajah manusia rendahan itu yang berani menghinaku yang merupakan sosok mulia dan agung ini, aku tidak bisa tenang selama dia masih hidup.”“Aku akan terus mengawasi lembah Neraka dan akan menggunakan otoritasku sebagai Dewi untuk mengaktifkan kutukannya hingga dia mati, hahahahaha,” Dewi Aria tertawa gembira saat membayangkan bagaimana kematian yang Ken alami saat rencananya berhasil.***Di lembah Nereka Ken masih berdiri denga

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-15
  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 11 : Sebuah pemikiran

    “Sa-saya …,” ucapan Putri Yuna terbata-bata dan sangat terlihat jelas bila dia ragu untuk menjawab, karena hanya satu jawaban saja yang bisa dia ucapkan.“Fiuh, Aku tahu ini berat bagimu untuk menerima tugas ini, tetapi tugas ini memang diberikan langsung oleh sang Dewi dan bukan rencana orang dari Kerajaan Aisward.”Saintess berdiri dari tempat duduknya lalu berjalan mendekat pada Putri Yuna. Kemudian Saintess menepuk pundak sang Putri sambil menatap kedalam matanya yang mulai muncul sedikit cahaya kehidupan. Saintess langsung memeluk sang Putri dan mengelus rambutnya untuk mencoba menguatkannya agar bisa menerima kenyataan yang terjadi padanya. Putri Yuna langsung menangis dalam pelukan Saintess untuk melapaskan perasaannya.“Aku tahu ini pasti berat untukmu, tetapi aku tidak akan membiarkan kamu pergi begitu saja tanpa pengawalan yang tepat ke tempat yang berbahaya.”Saintess melepaskan pelukannya, lalu dia me

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-19
  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 12 : Menyerap kekuatan Garga

    Baaannnngggg!Satu pukulan Ken dan Garga saling berbenturan hingga mengakibatkan suara keras dengan angin kencang. Garga memberikan kekuatan lebih banyak pada tangannya untuk menekan Ken, dan Garga berhasil membuat Ken secara perlahan terdorong mundur. Garga menampakkan wajah puas saat berhasil mendorong Ken, tetapi wajahnya langsung berubah menjadi terkejut saat Ken secara sengaja melepaskan tangan yang sedang beradu kekuatan dengan Garga dan membuat Garga kehilangan keseimbangan tubuhnya.Ken menyeringai saat melihat Garga yang sudah terjebak oleh triknya. “Kadal bodoh,” bisik Ken yang kemudian memberikan pukulan keras pada Garga.Bannnnngg! Buuummmmm!Pukulan keras Ken yang menghantam tubuh Garga yang seperti baja menghasilkan sebuah suara yang terdengar seperti tembakan meriam. Garga yang bertubuh besar juga dibuat terhempas hingga menghantam tanah oleh Ken. Garga langsung bangkit dan sangat marah kepada Ken, lalu dia mengepakkan sayapnya dengan kuat dan membuat angin kencang.Woo

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-22
  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 13 : Memancing emosi kadal

    Warna aura milik Garga perlahan berubah menjadi putih, dan perubahan itu juga membuat kekuatannya semakin bertambah. Aura Ken mulai terdorong mundur dan Garga kembali melancarkan pukulan dengan aura padat pada tangannya. Ken yang saat itu terdesak tidak bisa menghindari serangan Garga dan terpaksa menahannya. “Baaammmmm!” Pukulan keras Garga membuat tanah di sekitar Ken meledak. “Masih terlalu cepat seribu tahun untukmu bisa melawanku, Manusia sialan,” ejek Garga dengan suaranya yang mengelegar seperti petir. “Omong kosong macam apa itu, pukulanmu itu terlalu lembek seperti tahu basi hingga tidak bisa menggoresku, kadal buntung,” balas Ken yang masih berdiri menahan tangan Garga. Garga terkejut saat melihat Ken yang baik-baik saja, dan Ken yang melihat ekspresi wajahnya langsung memberi sedikit bumbu untuk memprovokasinya. “Apa ini pukulan terkuatmu? Sepertinya kamu sudah semakin tua dan mulai melemah, dan sekarang adalah waktu yang tepat bagimu untuk pensiun sebagai Raja Lembah Ne

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-25
  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 14 : Kematian Ken

    Besarnya kekuatan milik Garga membuat sebuah ledakan aura beserta mana yang sangat dahsyat hingga membuat padang tandus di tenggah Lembah Neraka. Ken membuat sebuah dinding pertahanan dari element tanah yang dilapisi oleh angin dengan dinding api sebagai penguatnya. Pertahanan Ken yang dia pikir cukup kuat menahan serangan napas Garga tetap terkikis oleh ledakan kekuatan milik Garga dan membuat Ken harus mempertahankan dengan terus menggunakan mana miliknya.‘Sepertinya julukan Raja Naga dari Lembah Nereka bukan hanya hal yang bisa dipandang sebelah mata,’ pikir Ken saat dia merasakan kekuatan garga.“Sekarang saatnya kamu mengetahui posisimu dan menerima hukuman atas kelancanganmu, Manusia rendahan!” hina Garga yang penuh emsoi dengan suara keras bagai petir.‘Sialan, aku tidak bisa melihat apa yang dia lakukan karena harus mempertahankan sihir ini,’ Gumam Ken dalam benaknya saat Garga hendak menyerangnya.Ken akhirnya memecah konsentrasinya menjadi dua untuk mengetahui apa yang akan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-26
  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 15 : Pengorbanan untuk kemenangan

    Garga meras merasa lega bisa membinasakan Ken, karena Ken selama ini seperti kutu yang selalu menganggu dirinya. Saat Garga berbalik untuk meninggalkan tempat itu, muncul rasa sepi yang muncul dalam dirinya. Garga menyadari hal itu meski hanya sedikit saja, namun dia memang merasa sedikit kehilangan Ken yang selama ini menjadi mainan terbaik baginya. Garga menyerap kembali semua aura yang dia pancarkan, dan sekilas dia melirik ke tempat tubuh Ken berada. Saat dia memalingkan wajahnya, tiba-tiba dia merasakan aura yang sangat besar pada tubuh Ken yang langsung meledak. Garga yang telat menyadarinya karena aura miliknya sudah diserap kembali, membuatnya terlambat bereaksi saat ledakan aura terjadi. Garga sedikit terdorong mundur dan menggunakan sayapnya sebagai tameng. ‘Apa lagi ini? apa yang sebenarnya terjadi padanya? aku yakin dengan pasti bila dia sudah menggunakan skill pancasonanya tadi,’ tanya Garga yang bingung dalam benaknya. Wuuusssst! Wuuusssst! Wuuusssst! Ledakan kekuatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-27
  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 16 : Putri Raja Iblis

    Tubuh Ken seperti tersangkut pada batang pohon dengan kedua tangan dan kakinya yang terus bergerak karena tali yang mengikatnya terus digarik ulur oleh Garga. Ken saat itu sedang tidur dan Garga bertugas untuk menjaganya sambil mengerakkan tangan dan kakinya dengan bantuan tali agar kutukan Dewi Aria tidak aktif. Garga sangat kesal kepada Ken, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa kepadanya Ken tanpa ijin dari Ken. keadaannya kini menjadi terbalik dengan apa yang terjadi dulu, bila dulu Ken menjadi mainan bagi Garga dan sekarang malah Garga yang menjadi mainan bagi Ken.“Sialan!” teriak Garga yang kesal dengan kondisinya saat itu hingga membangunkan Ken.“Hoooaaaammmmm, apa yang terjadi Garga? Kenapa kamu sangat berisik,” tanya Ken yang membuat Garga kebingungan untuk mencari alasan.Garga yang saat itu diberi tugas untuk menjaga Ken yang sedang tertidur dan hanya boleh membangunkannya bila ada sesuatu yang mendesak saja, tetapi karena rasa kesalnya dia langsung berteriak dan membuat

    Terakhir Diperbarui : 2023-07-29

Bab terbaru

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 115 : Akhir cerita

    Warna rambut pirang yang berkilau seperti emas terurai hingga di bahunya, dan telihat sangat indah dengan wajah manis yang sangat cantik seperti boneka berbie. Bentuk tubuhnya juga aduhai yang membuat semua cowok membuka mulut mereka saat melihatnya berjalan. Kulitnya juga putih mulus yang terlihat sangat cerah terawat dengan baik, dan itu mmebuat semua cewek sangat ingin memiliki kulit sepertinya. Kedatangannya juga membuat suasana kelas menjadi hening karena semua siswa terus terpaku dan menatap kepadanya. “Perkenalkan nama saya Alice de Pendragon, mulai hari ini saya akan belajar di kelas ini.” Semua siswa langsung bersorak setelah mendengar perkenalannya, kecuali Ken yang tahu sosok tersebut sangat mirip dengan Garga. Namanya juga mirip dengan nama yang Ken berikan kepada Garga, hanya beda nama tengahnya saja, tetapi mengucapannya sama. Guru kemudian menjelaskan bila Alice merupakan siswa istimewa dan juga siswa pertukaran dari luar negeri yang akan belajar tentang budaya di Indo

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 114 : Akhir dari perang

    Ken merasa tidak juga harus menggunakan kekuatannya untuk melawan Dion yang kekuatannya juga sudah menyatu sempurna. Ken merasa harus mencari tahu lebih dalam tentang metode yang Dion gunakan untuk menyatukan semua kekuatannya. Ken menggunakan skill overdrive yang membuat tubuhnya memiliki kekuatan dua kali lipat dan bergerak berdasarkan instingnya untuk bertarung menggunakan seluruh kekuatannya. Pergerakan Dion menjadi semakin cepat dan serangannya juga semakin kuat dari sebelumnya, Ken bisa merasakan perbedaannya dari tekanan yang Dion berikan. Beruntung Ken memiliki skill untuk mengimbangi kekuatan Dion dan langsung menggunakannya, jika tidak Ken akan terkena serangan Dion dan berakhir teluka. Ken kini juga kesulitan untuk menghindari serangan Dion dan hanya bisa bertahan, tetapi Dia masih bisa memberikan perlawanan dan serangan balasan dalam kondisinya yang semakin terdesak. Ken mulai kesal karena tidak segera menemukan metode yang Dion gunakan. “Ju*nc*k!” “Kugkk!” Ken bertriak

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 113 : Kekuatan yang menyatu

    Ken tidak menyangka bila kejadiannya akan menjadi sangat buruk, karena dia tetap menyimpan kekuatan Dewi yang dia ambil kembali dari Reka. Kini mana, aura, kekuatan kegelapan Garga dan kekuatan Dewi bercampur dalam tubuh Ken dan terus saling bertabrakan. Ken mencoba untuk mengendalikan aliran dari kekuatannya agar bisa berjalan selaras dan menyatu dengan baik. Dia ingat dengan apa yang terjadi pada Dion yang mana kekuatan kegelapan bersatu dengan aura dan kekuatan Dewi menyatu dengan mana.Hanya saja yang membuat Ken merasa aneh adalah keempat kekuatan itu terbagi menjadi dua yang berada pada sisi kanan dan kiri tubuh Dion. Ken yang mencoba mempelajari tentang hal itu saat bertarung dengan Dion akhirnya bisa mengetahui metode yang Dion gunakan. Hanya saja Ken menggunakan metode yang mirip, tetapi metode yeng Ken gunakan lebih sempurna dan bisa menyatukan semua kekuatan itu agar bisa mengalir selaras pada tubuhnya.Semua kekutan itu berjalan bersama mengalir ke seluruh tubuh Ken dan ki

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 112 : Kembali Ken

    Tubuh Ken tidak bisa bergerak karena tekanan kuat yang dipancarkan oleh Dion, dan perasaan takut saat melihat Dion seakan melihat Dewa kamatian yang akan mencabut nyawanya. Kekuatan Dion yang sudah terlepas seluruhnya di luar perkiraan dan akal sehat yang Ken miliki, dan tanpa Ken sadari Dion sudah ada dihadapannya dan menusuk jantungnya. Kecepatan Dion sudah melebihi apa yang bisa Ken hadapi, bahkan matanya masih belum berkedip dan Dia sudah tertusuk kedua kalinya oleh Dion.Dion benar-benar seperti terlahir kembali, dan dia bisa merasakan sensasi yang sama seperti yang dia rasakan saat dia baru menjadi Dewa. Kini Dion juga sudah berhasil menyingkirkan Ken yang merupakan penghalang utamanya untuk menjadi penguasa mutlak. Meski begitu Dion tidak terbawa suasana dan memastikan Ken benar-benar mati ditangannya sendiri.Melihat Ken yang tidak bisa bereaksi akan serangannya dan hanya menatapnya dengan wajah yang tampak terguncang hingga matanya bergetar, membuat Dion benar-benar puas. Dia

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 111 : Strategi dan pengalaman

    Melihat Garga yang sudah tidak bisa bereaksi dengan semua serangannya yang sudah menargetkan Ken, membuat Dion yakin jika dia benar-benar berhasil. “Duuuaarrrrr!”“Sialan! dia kab--, craassssttttt!” Dion terkejut saat Ken berhasil menebas dirinya.Dion yang sebelumnya penuh percaya diri bila berhasil menyerang Ken jadi terkejut karena keberadaan Ken lenyap sebelum semua sarangan mengenai dirinya. Kini dia juga terkejut karena Ken yang tiba-tiba bisa muncul kembali tanpa luka yang bahkan berhasil menyerangnya. Dion benar-benar tidak tahu trik apa yang Ken gunakan, namun dia merasa bila Ken berpindah ke sebuah dimensi untuk menghindari semua serangannya.Berkat perhitungannya yang matang, Ken berhasil berpidah ke celah antar dimensi pada detik-detik semua serangan Dion akan mengenainya. Ken akan benar-benar mati jika dia tidak berpindah dalam celah ruang dan waktu pada saat itu, namun Ken juga harus kehilangan tempatnya bersembunyi. Karena dia yang berpindah saat ada Dion di dekatanya a

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 110 : Tikus dan Kucing

    Ken seakan dipaksa harus memilih untuk terus maju, karena Dion juga berhasil merusak diemnsi yang merupakan efek dari setu senjatanya. Sejata itu juga langsung patah saat dimensinya berhasil Dion hancurkan, dan membuat Ken terlempar keluar. Ken memang tidak memiliki waktu lagi, karena Dion benar-benar berniat untuk menyingkirkannya.[Garga, buat dia sibuk saat aku menyiapkan sesuatu untuk melawannya.] ujar Ken dan dia juga memberi beberapa informasi kepada Garga lewat telepati.Dion tersenyum saat dia mendengar perintah Ken yang dia kirim lewat telepati kepada Garga, dengan itu dia tidak perlu lagi membaca maksud dari isyarat yang Ken gunakan. Berkat itu Dion tidak perlu memperdulikan Garga, dan langsung menuju tempat yang akan Ken tuju. Dengan penuh percaya diri Dion melesat dan menunggu kedatangan Ken, namun dia tidak melihat adanya Ken yang datang kearahnya dan Garga juga tidak mengejarnya.Dion terhenti sejenak dan mencerna apa yang sebenarnya terjadi, karen

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 109 : Musuh terakhir

    Semua orang terkejut saat melihat Murka terkena sebuah serangan yang tidak meraka sadari sama sekali, bahkan Ken juga tidak tahu akan serangan tersebut. Serangan itu seperti leser yang sangat cepat mencapai targetnya, bahkan tubuh Murka yang kuat bisa berlubang. Lebih parahnya lagi, Reka yang berusaha dia lindungi juga mengalami luka yang cukup parah.Perasaan Ken yang tidak nyaman saat meninggalkan Dion meski dalam keadaan sekarat, kini membuat sebuah malapetaka bagi semuanya. Emosinya langsung memuncak saat melihat sahabatnya yang terkapar bersimbah darah dengan kondisi tubuh penuh lubang. Murka juga tidak bergerak sama sekali, Ken bergegas mendekat dan merasakan tubuh Murka sudah dingin. Jantung Ken seakan terhenti sebentar setelah mengerti kondisi sahabatnya, namun perasaanya seakan masih tidak bisa terima dan langsung meminta bantuan Garga.“Murka bertahanlah, Garga cepat sembuhkan dia!” teriak Ken yang panik.Garga mendekat pada Murka, namun setelah melihat kondisi Murka, dia ti

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 108 : Inikah Akhirnya?

    Ken dan Garga tidak tahu apa yang sudah Dion lakukan, hingga dia bisa merebut kekuatan dan tubuh Dewi Aria, dan lagi gempa yang terjadi membuat Ken merasa hal buruk akan terjadi. Kekutan yang terus diserap oleh tubuh Dion juga membuat Ken penasaran dengan asalnya, dia merasakan campuran dari aura dan mana. Kondisi mereka berdua juga tidak menguntungkan, karena tidak bisa bergerak dan akan buruk jika Dion menyerang. Akan tetapi, Dion tidak menyerang keduanya dan hanya tertawa saja, mengetahui Dion yang melewatkan kesempatan itu membuat Ken berpikir bila Dion juga dalam kondisi yang sama.Jika apa yang Ken pikirkan memang benar maka dia masih memiliki kesempatan untuk kembali merubah keadaan, namun jika tidak maka situasinya akan buruk bagi mereka. Belum lagi firasat buruk Ken tentang kekuatan yang terus Dion serap dalam tubuhnya, yang membuat Ken berpikir bila Dion bergantung kepada kekuatan itu. Ken juga mencoba untuk terus menggerakkan anggota tubuhnya meski itu sulit dan hanya melak

  • Pemalas Penantang Dewi   BAB 107 : Beradu taktik

    Ken bisa mendengar jika suara yang keluar dari mulut Dewi Aria bukan suara wanita, melainkan suara pria yang sangat dia kenal. Bahkan ekspresi wajah dan gaya dari sikap sombongnya juga sama persis meski tubuhnya merupakan wanita. Hanya saja Ken tidak mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dan bagaimana cara hal itu bisa terjadi.Pikiran Ken juga dibuat bingung dengan siapa yang saat itu berada dalam tubuh Dewi Aria, apakah Dewi Aria sendiri atau Dion. Karena yang Ken ketahui sebelumya adalah Dion yang sudah tidak sadarkan diri dan sekarat, sedangkan Dewi Aria yang panik dalam keadaan putus asa. Semua itu berubah saat kemunculan Dewi Aria dari portal, tetapi yang paling mungkin adalah Dewi Aria mencoba untuk menyerap kembali kekuatannya dari tubuh Dion.Hanya saja Ken merasa janggal dengan suara dan gaya yang Dewi Aria pelihatkan kepadanya, dan cara bertarungnya juga terasa berbeda. Bila semua itu hanya sekedar efek dari dia menyerap kekuatan Dion, Ken merasa efeknya terlalu tumpang t

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status