Semua penonton bersorak meriah saat kedua sihir yang mereka lepaskan akan bertabrakan. Guidine yakin sihirnya akan bisa menyapu bersih sihir Siyuan yang merupakan sihir satu circle yang lemah dan kecil. Sedangkan sihir miliknya merupakan sihir circle tiga yang sudah dia tingkatkan hingga daya hancurnya setara dengan sihir circle empat.
Duuuaaar! Duuuaaar! Duuuaaar!
Sihir keduanya sama-sama meledak, Guidine terkejut karena sihirnya bisa ditahan oleh sihir milik Siyuan yang secara logika tidak setara dengan sihirnya. Menyadari ada yang janggal membuatnya langsung merapalkan kembali mantra sihirnya, dan saat dia masih merapal mantranya, dua bola api sudah melesat kepadanya. Guidine langsung menghindari serangan tersebut yang membuat dia membatalkan rapalan mantranya, dia mengerutkan kening karena sihirnya berhasil digagalkan dan itu membuatnya menyadari sesuatu.
Perbedaan kedua sihir sangat besar, karena itu sihir Guidine memiliki rapalan lebih lama dengan daya rus
Beberapa menit sebelum pertarungan dimulai.“Guru, apa tidak berbahaya bila aku menggunakan skill yang belum sepenuhnya aku kuasai?” tanya siswa yang mendampinginya kepada Ken.“Santai saja, kamu cukup mengikuti intruksinya sesuai rencana yang kita buat,” jawab Ken.“Aku mengerti, Guru, tetapi aku tetap takut akan menyerang Guru dan malah membuat kita kalah,” ujar Siswanya yang masih telihat ragu.“Aku ini lebih kuat dari kalian semua, kalau Reon dan Siyuan saja bisa mengatasi kamu yang lepas kendali, maka itu bukan masalah bagiku. Aku juga sudah memiliki taktik untuk bisa menang, jadi kamu fokus untuk menggunakan skillmu dengan baik,” jelas Ken.Mereka akhirnya menaiki arena dan bertemu dengan lawannya yang sudah bersiap dengan perlengkapan yang terlihat mencolok dan kuat. Hanya saja Ken yang bisa menganalisa semua perlengkapan tersebut bisa mengetahui dengan mudah setiap efek dari perlengkapan mereka. Ken melihat setiap perlengkapan memiliki satu efek berbeda, sedangkan ada satu per
Asap akibat ledakan itu langsung menyebar menutupi arena. “Uwaaaaa!” lalu terdengar suara teriakan dari Juanco yang seperti sedang mengamuk.“Duuuaaarrrr!” terjadi ledakan kembali yang sumbernya dari teriakan Jianco berasal, dan langsung menghempaskan semua asap berserta Ken berserta dua lawannya ke luar arena.“Apa yang sebenarnya terjadi?” tanya salah satu Profesor yang menonton.Semua penonton bingung dengan kejadian yang tiba-tiba itu, mereka semua mencoba menerka apa yang terjadi di arena. Rugard juga penasaran dengan apa yang Ken lempar, karena kekuatan Juanco tiba-tiba meningkat drastis hingga serangannya menghancurkan arena dan menghempaskan Ken dan yang lainnya. Sedangkan Wasit masih melihat situasi yang sedikit membingungkan dan kemudian memutuskan hasil pertandingan.“Pemenangnya team Ken,” teriak Wasit yang membuat semua penonton saling berbisik.“Tunggu, aku mengajukan keberatan ata
Terlalu santai dan percaya diri membuat Ken masuk dalam jebakan musuhnya, dan kini Ken tidak bisa bergerak dan dia juga belum sempat mengaktifkan artefaknya untuk membantu Juanco. Shaton tersenyum lebar melihat Ken yang mulai pucat karena keadaanya saat itu, dia juga mengambil artefak milik Ken. Juanco juga tidak bisa membantunya karena juga bertarung dengan siswa peringkat kedua Akademi Airyano yang dipilih Shaton.“Sekarang artefak ini jadi milikku.” Shaton merebut artefak milik Ken dari tangannya.“Sekarang kita lihat apa efek dari artefak ini, hahahaha,” ujar Sahton lalu mengaktifkan atrfak milik Ken yang kemudian membuat kekuatan sihirnya menigkat pesat.Saat itu ditempat penonton ada seorang pria yang tersenyum saat melihat Shaton mengaktifkan artefak milik Ken. “Aaaaaa!” tiba-tiba Ken berteriak sangat keras.Shaton terkejut saat Ken tiba-tiba berteriak keras, dia juga bingung dengan apa yang terjadi pada Ken. Dia tidak merasa melakukan apapun pada Ken seteleh membuatnya lumpuh
Ken mulai menjelaskan tentang detail cara dia melakukan rencananya hingga mulus, yang selalu diawali dengan mencari informasi tentang target dan sekitarnya. Dia mencari mulai dari sifat, sikap, dan semua orang yang dekat dengannya yang dia kumpulkan dalam waktu singkat. Ken memanfaatkan sifat serakah dan sikapnya yang suka pamer untuk menjual artefak itu pada Shaton dengan mudah. Sikapnya yang selalu ingin menjadi yang pertama dan menyingkirkan semua pesaingnya dengan segala cara membuat Shaton langsung mencoba menyingkirkan Ken saat dia melihat ada kesempatan menfitnahnya disemifinal.Kemenangan Ken yang secara tiba-tiba disemifinal menggunakan artefaknya pasti membuat Shaton yang serakah ingin memiliki artefak milik Ken. Ken yang sudah berperan menjadi orang lemah membuat Shaton sangat yakin bisa mendapatkan artefaknya, dan Ken juga mewujudkan keinginan Shaton untuk menggunakan artefaknya. Dengan menggunakan dulikat dirinya untuk melawan Shaton membuat Ken bisa dengan leluasa mengak
“Apa yang sebenarnya dia pikirkan hingga mendatangkan ribuan monster untuk menyerbu para siswa?” tanya Rugard pada Yuna dan Saintess.“Aku juga tidak tahu, tetapi yang aku tahu, Tuan Ken memang orang yang selalu memiliki ide gila yang melampaui apa yang kita bisa pikirkan,” jawab Yuna.Ribuan monster itu langsung menyerbu para siswa Akademi dan membuat mereka sangat panik hingga berhamburan untuk melarikan diri. Kelompok para Profesor korup langsung kabur melarikan diri seperti yang sudah diperkirakan, bahkan beberapa Profesor lain juga tidak sedikit yang ikut kabur. Hanya beberapa Profesor saja yang tetap di tempatnya dan melindungi serta mengarahkan para siswa untuk tetap aman.***Beberapa menit sebelumnya.Beberapa kelas sudah beristirahat setelah bertarung melawan monster, kelas U juga sedang istirahat dan mereka merasa aneh dengan kondisi hutan beast. Hutan beast yang biasanya banyak sekali monster, tiba-tiba menjadi lebih tenang dengan sedikit monster hingga harus masuk lebih
Beberapa menit sebelumnya.Di salah satu hutan Beast, Shaton dan para Profesor korup sudah di kumpulkan menjadi satu. Mereka bukan hanya kabur dari tugas dan tidak melindungi para siswa Akademi, bahkan Shaton dan beberapa dari mereka menjadikan siswa sebagai tameng mereka. Kini mereka sudah ditangkap dan akan mendapat hukuman dari kerajaan, tetapi Shaton akhir darinya yang hanya tinggal menunggu waktu untuk menerima hukuman dari kerajaan.Saat melihat artefak miliknya yang disita oleh para pengawal, Shaton jadi terpikirkan untuk menggunakan kekuatanmya agar bisa kabur. Hanya saja dia sedikit ragu karena ada Rugard yang merupakan Magicswordman dan orang yang masuk seratus terkuat, tetapi waktu yang dia miliki untuk berpikir tidak banyak. Bila dia tidak segera bertindak maka kesempatannya untuk kabur akan hilang saat artefak itu sudah dibawa pergi.‘Aku harus segera kabur dari sini, apa yang akan terjadi nanti biar aku pikirkan nanti saja,’ pikir Shaton yang sudah mencari celah untuk me
Setelah Ken menjentikkan jarinya, Penjara kegelapan yang mengurung Ken lenyap bersamaan dengan udara di belakang Shaton kembali membelah seperti yang terjadi saat Shaton mengaktifkan artefaknya. Celah tersebut kembali mengeluarkan kekuatan yang mengerikan yang langsung di serap oleh tubuh Shaton dan membuatnya menjadi lebih kuat. Shaton yang awalnya ketakutan karena semua skillnya tidak berkerja pada Ken, kini kembali tenang karena tidak ada hal buruk terjadi padanya dan dia malah dibuat semakin kuat. “Ha-hahahaha, apa yang kamu barusan lakukan? itu mengejutkanku,” ucap Shaton. Ken tidak menjawab hanya menghembuskan nafas pelan seperti lelah melihat tingkah Shaton yang sudah tidak menarik baginya. Yuna dan Sintess yang masih sadarkan diri, tetap tidak melakukan apapun dan hanya melihat apa yang sebenarnya terjadi. Shaton yang kesal pada Ken mencoba untuk meyerangnya, tetapi tubuhnya tidak bisa bergerak. Wajahnya langsung kembali pucat saat menyadari hal itu, dia meng
Ken tetap tidak menampakkan dirinya pada Rugard dan yang lain dan hanya menemui para siswa untuk memberi pelajaran atau arahan saja. Rugard sudah beberapa kali berpesan pada para siswa, tetapi Ken mengabaikannya dan menyampaikan akan menemui mereka saat kompetisi kerajaan. Hingga akhirnya hari kompetisi kerajaan sudah tiba, kompetisi kerajaan kali ini diadakan di kota Houlan yang bertempat di kerajaan Daiman.Ken yang sedang menyusuri jalanan kota merasa heran dengan penuhnya penjaga dan Kesatria yang ada, dia merasa penjagaan kota tersebut terlalu berlebihan. Di lain sisi dia juga berpikir mungkin pemandangan yang dia lihat akibat semakin intensnya serangan Iblis ke wilayah Manusia yang sampai menyusup ke beberapa ibukota kerajaan Manusia. Ken tidak terlalu memikirkan hal itu dan tetap berjalan santai untuk menikmati kompetisi kerajaan dan mendapatkan semua yang dia inginkan untuk merampungkan rencananya.“Sebaiknya aku bergegas agar tidak terlambat untuk menghadiri pembukaan kompeti