Share

110. Menerima lamaran

Haidar menyentuh dadanya yang terasa sesak. Baru pertama kalinya Haidar bersikap agresif dan frontal pada sang kakak seperti tadi. Haidar sudah menahan kemarahannya pada sang kakak semenjak Shafeeya memperlihatkan video sang kakak. Namun hari itu Haidar merasa sangat puas karena telah menghajar sang kakak yang telah menghancurkan gadis yang disukainya.

“Sorry Mas, kau memang patut diberi pelajaran! Kau jangan jadi pecundang Mas!” gumam Haidar dengan kepala terantuk pada stir mobil.

Haidar melajukan lagi kendaraannya menuju kediamannya dengan perasaan lega.

Begitu Haidar tiba di kamarnya, seseorang menghubunginya.

“Zaara?”

Dari nama pemanggil Haidar melihat ada nomor yang masuk berasal dari Zaara Nadira. Zaara mengajak bertemu dengannya karena ada hal penting yang harus dibicarakan dengan Haidar.

***

Setelah merenung semalaman Zaara akhirnya telah membuat sebuah keputusan besar dalam hidupnya. Dia tak ingin menimbang untuk ke dua kali atau ke tiga kalinya. Keputusannya sudah bulat sime
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status