Share

111. Restu ke dua orang tua

Di kediaman Harun

Haidar sudah berada di hadapan Harun dengan perasaan was-was. Mereka duduk di atas sofa berbentuk persegi panjang di sana. Sebelum Haidar meminta restu pada Hamid, Haidar akan meminta restu terlebih dahulu pada sang ayah.

“Aku mencintai Zaara Papa. Aku ingin menikahinya.”

Haidar mengungkapan isi hatinya.

Harun hampir menjatuhkan cangkir kopi yang pegangnya. Dia buru-buru meletakkannya di atas meja.

“Bertanggung jawab bukan berarti menikahinya Haidar! Kau bisa minta Masmu sejumlah uang untuk biaya pengobatan matanya.”

Harun menatap tajam sang anak.

“Tidak Pa. Aku mencintai Zaara bahkan saat pertama kali aku bertemu dengannya. Aku ingin Papa memberi restu saja,”

Harun merasa terkejut. Dia mengira Haidar hanya sebatas menyukai Zaara atau naksir. Bukan mencintai dalam artian ingin menikahinya.

“Papa, please! Aku ingin menikahi Zaara dan mengajaknya berobat,”

Harun terlihat berpikir keras. “Ya sudah terserah kau, Haidar! Satu pesan Papa, kau harus menjadi suami yang berta
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status