“Tolong aku!” ucap seorang wanita di dalam mobil.“Bu, Angeline?” Lucas terkejut saat membuka pintu mobil dan melihat Direktur Pemasaran di perusahaan tempatnya bekerja sedang terluka.Pada saat Lucas dalam perjalanan pulang ke rumah setelah lembur, dia melihat sebuah mobil mewah menabrak trotoar dan masuk ke dalam semak-semak pinggir danau.Tak disangka, ternyata orang di dalam mobil adalah Angeline Jordan, wanita cantik yang diidam-idamkan oleh banyak pria. Wajahnya berbentuk seperti berlian, berkulit putih, badan proporsional dan yang paling menonjol adalah bentuk dadanya yang 36 D.Lucas melihat ada benda yang menusuk ke dada Angeline. Dia tahu apa itu karena sering menemukan hal-hal semacam ini ketika masih menjadi Raja Mafia ibukota.“Tenang, Bu Angeline. Aku akan mengeluarkannya!” ucap Lucas.Dengan cekatan Lucas membuka kemeja Angeline. Kini wanita itu hanya mengenakan tanktop putih yang membuatnya terlihat begitu menggoda.Saat Lucas akan menurunkan tanktop dan bra, Angeline
Suara Angeline cukup keras. Lucas begitu khawatir ibunya akan bangun.Oleh karena itu, Lucas lebih memilih untuk mengenakan pakaiannya secara lengkap dibandingkan harus menjelaskan apa yang baru saja dia lakukan dan kemudian Lucas keluar kamar.Benar saja, kekhawatirannya menjadi nyata. Ibunya telah berdiri di depan pintu kamar.Apakah Ibu mendengarnya? Bagaimana jika dia tahu?“Ibu?” wajah Lucas tampak begitu cemas.Yang ditakutkan oleh Lucas adalah kesehatan ibunya jika mengetahui yang baru saja dia lakukan terhadap Angeline.Satu tahun yang lalu, Lucas mendapat kabar jika ibunya mengalami sakit keras.Oleh karena itu, dia memutuskan untuk melepaskan statusnya sebagai Raja Mafia Ibukota dengan seluruh kemewahan dan harta yang dimiliki demi merawat sang ibu.“Apa yang terjadi? Kenapa Angeline teriak-teriak? Kenapa kamu keringetan seperti ini? Apa yang baru saja kamu lakukan di dalam kamar Angeline?” tanya Rose, penuh curiga.Tanpa menunggu jawaban Lucas, Rose berjalan masuk ke dalam
Wanita berwajah oval dengan alis mata tebal,, keluar dari mobil. Dia kemudian terkejut melihat pria yang ditabraknya masih berdiri dengan kokoh seperti tidak terjadi apa-apa.‘Apa yang aku tabrak? Apakah dia punya tulang besi?’Melihat kondisi yang terjadi, Lucas yang baik-baik saja dan mobil bagian depannya yang rusak, Magdalena tidak mau menjadi tersangka.“Hati-hati kalau menyebrang jalan. Apakah kamu buta? Tidak bisa melihat ada mobil yang sedang melaju?” omel balik Magdalena.“Kamu yang buta! Sudah jelas-jelas kamu berkendara dengan ugal-ugalan!” kata Lucas sambil menaikkan sebelah bibirnya.Magdalena menunjuk ke arah mobilnya yang hancur sambil berkata, “Lihat mobilku! Karena ulahmu, mobilku hancur. Untuk memperbaikinya setidaknya memerlukan 50 Juta. Cepat berikan uangnya kepadaku!”“Apa? 50 Juta?” Lucas terkejut mendengarnya.Jelas ini hanyalah akal-akalannya saja.“Ya, benar. Bahkan aku pikir itu akan lebih banyak lagi. Tapi, karena aku lihat kamu orang yang berasal dari kasta
Lucas menghela napas panjang. “Masih untung aku beritahu agar kalian tidak rugi. Jika tidak punya pengetahuan akan barang antik, jangan berlagak seperti ahli. Itu sangat memalukan.”Merasa terhina dengan apa yang dikatakan oleh Lucas, membuat John menggertakan giginya. Sepanjang hidupnya, dia tidak pernah direndahkan oleh seorang anak muda.“Kurang ajar! Berani sekali kamu berbicara seperti itu kepada kami!” geram John. “apa kamu tidak tahu siapa kami?”Lucas tidak terpengaruh dan ekspresi wajah yang datar dan tanpa takut itu, membuat John semakin meradang.Sambil menunjuk wajah Lucas, John berkata, “Kamu ini benar-benar kurang ajar, ya. Kamu bahkan tidak memiliki niat untuk meminta maaf.”“Asal kamu tahu, aku adalah Ketua Dewan Rakyat Kota Verdansk. Sangat mudah bagiku mengusirmu dan seluruh keluargamu dari kota ini. Aku juga dapat dengan mudah menggusur rumahmu tanpa uang ganti rugi!”Lucas tertawa mendapat ancaman seperti itu dari John.“Jadi kerjaan Ketua Dewan Rakyat itu hanya me
Sontak saja, semua yang ada di sana terkejut mendengar Lucas adalah tamunya Angeline.Dengan raut wajah terkejut, Bella bertanya, “Apa? Dia temanmu? Kenapa kamu bisa berteman dengan orang rendahan?”“Kenapa? Dia adalah karyawan perusahaan kita. Secara langsung, dia membantu kita mendapatkan uang selama ini. Jadi, kenapa aku tidak boleh berteman dengannya?” kata Angeline.“Dia itu hanyalah karyawan kontrak. Tidak pantas anggota Keluarga Jordan berteman dengannya,” kata Bella sambil melirik tajam ke arah Lucas.Dengan dingin, Angeline berkata, “Dia bukan hanya sekedar teman.”Bella mengerutkan keningnya. “Jangan bilang kalau kalian berpacaran?”Angeline tidak menjawab pertanyaan itu. Dia menarik tangan Lucas dan membawanya masuk ke dalam rumah.Di dalam rumah, terlihat sudah ramai. Beberapa anggota Keluarga Jordan terlihat sedang berbincang-bincang satu dengan yang lainnya.Ketika Angeline dan Lucas masuk, semua menjadi sunyi. Fokus mereka tertuju kepada dua orang yang baru datang itu.
Seketika seisi ruangan menjadi hening. Namun beberapa saat kemudian, ruangan itu kembali meledak dengan gelak tawa. “Hahaha … konyol sekali. Apa kamu pikir mendapatkan investasi semudah bermain permainan monopoli?” Bella terkekeh. “orang miskin memang tidak tahu apa-apa tentang bisnis.” “Cih! Kamu pikir, kamu adalah orang hebat dengan relasi luas dan kuat? Kamu itu hanya seorang karyawan kontrak. Kesempatan kamu untuk mendapatkannya tertutup rapat,” kata Jeremy. “Aku dengar, lebih dari setengah perusahaan di Provinsi Everdale telah mengajukan investasi dan kebanyakan adalah perusahaan dengan valuasi di atas Perusahaan Liquid. Memangnya, apa caramu supaya bisa dapat investasi? Mengemis seperti keahlianmu? Atau menjadi alas kaki? Percuma saja, itu tidak akan bisa,” kata Sabrina sambil mengangkat sebelah bibirnya. Cemoohan datang juga dari yang lainnya. Seolah semua orang ingin mengomentari “kekonyolan” Lucas. “Aku kenal dengan orang-orang yang ada di sana. Presiden Direkturnya dulu
Angeline memejamkan matanya tanpa melakukan perlawanan sedikitpun. Aroma tubuh Lucas, membuatnya nyaman dan tenang.Angeline merasakan ada sesuatu yang menyentuh tubuhnya secara perlahan, mulai dari pundak, turun ke dada hingga sampai ke pinggangnya, membuat bulu kuduknya berdiri.“Nah, sudah. Bu Angeline tidak boleh menyetir tanpa menggunakan sabuk pengaman,” ucap Lucas.Sontak saja, Angeline langsung membuka matanya, terkejut karena yang terjadi ternyata bukan seperti yang dia pikirkan.‘Jadi, dia hanya ingin memakaikan aku sabuk pengaman? Bukan ingin menyentuhku?’ batin Angeline.Bercampur antara rasa kesal dan malu, Angeline mendorong tubuh Lucas dengan cukup keras.“Sana pergi!”Lucas mengerutkan keningnya. Dia tidak mengerti kenapa Angeline marah kepadanya, padahal dia melakukan perbuatan baik.“Kenapa Bu Angeline marah?” tanya Lucas dengan polosnya.“Ehm … ya itu … kamu. Kenapa kamu dekat-dekat dengan tubuhku? Mau mencari kesempatan dalam kesempitan lagi?” Angeline mencari alas
Mendengar tempat yang selama bertahun-tahun menjadi “rumah” baginya sedang berada dalam masalah besar, membuat Lucas marah. Apalagi ketika mengetahui kalau rakyat juga terkena dampaknya, membuat Lucas tambah geram.Namun, tidak semudah itu memutuskan untuk kembali. Ada banyak hal yang dipertimbangkan, dan yang paling utama adalah ibunya.“Berapa lama kira-kira kalian bisa bertahan?” tanya Lucas.“Jika kekuatan mereka masih sama, kami bisa bertahan setidaknya sampai 6 bulan ke depan. Tapi, kemungkinan untuk Veleno hancur, bisa lebih cepat lagi karena setiap hari mereka bertambah kuat,” ucap Axel dengan mimik wajah yang cemas. “oleh karena alasan itulah aku datang mencarimu, The Obsidian Blade. Kami sangat membutuhkanmu.”Lucas menganggukkan kepalanya. Lalu, dia berkata, “Sampaikan kepada Angelo, aku akan kembali di waktu yang tepat. Untuk sekarang, kalian bermain aman saja dan jangan membuat keributan mencolok. Minimalisir gesekan dengan Organisasi Dominus Noctis maupun organisasi mana
Matahari pagi mulai merangkak naik di cakrawala, menciptakan semburat oranye di antara gedung-gedung kota. Udara masih sejuk, tapi di dalam ruangan tempat mereka berkumpul, atmosfernya jauh dari tenang.Gigio tiba lebih dulu, diikuti oleh Ashton dan Luki yang datang bersamaan dengan Diego dan Moretti. Mereka semua membawa kegelisahan dan antisipasi yang sama.Ashton menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap ke arah Gigio yang duduk dengan tangan terlipat di depan dada. "Jadi ini benar-benar terjadi," katanya pelan, seakan masih mencoba mencerna semuanya.Gigio mengangguk. "Lucas akan pergi ke istana Raja Verdansk."Diego menyeringai, ekspresi bahagia terpampang jelas di wajahnya. "Siapa yang menyangka? Lucas, Raja Verdansk. Kedengarannya... luar biasa.""Lebih dari luar biasa," timpal Moretti. "Dia tidak hanya menumbangkan Raja Verdansk, tapi juga mengambil tahta yang selama ini hanya legenda bagi kita."Luki, yang sedari tadi diam, akhirnya bersuara. "Tapi... apakah aman? Apakah mereka
Keheningan menebal di ruangan itu. Pertanyaan Lorenzo menggantung di udara, menciptakan tekanan yang tak kasatmata. Semua mata tertuju pada Julian, menunggu jawaban. Tapi Julian tetap diam.Tidak ada jawaban yang mudah. Tidak ada jawaban yang aman.Ketegangan semakin merayap, dan dalam kebisuan yang semakin pekat, suara Albin memecah suasana."Semuanya sudah jelas."Kepala mereka semua serempak menoleh ke arahnya.Lorenzo menyipitkan mata. Lali dia bertanya, "Apa maksudmu?"“Jadi kamu sudah mengetahuinya?" tanya Gigio dengan mata yang tajam.Albin mengangkat kedua bahunya, ekspresinya netral. "Kalian semua hanya butuh sedikit keberanian untuk melihat kenyataan."Luki mengernyit. "Apa yang kamu bicarakan?"Albin tidak langsung menjawab. Dia hanya tersenyum samar, membiarkan ketidakpastian menggerogoti mereka sedikit demi sedikit.Ashton menghela napas panjang. "Albin, aku tidak sedang ingin bermain teka-teki. Kami bertanya, dan kami butuh jawaban. Bukan pertanyaan lain yang harus kami
Lobby hotel dipenuhi ketegangan. Udara terasa berat, seperti dihimpit oleh sesuatu yang tak kasatmata.Lorenzo Bellucci berdiri di tengah ruangan, rahangnya mengeras, menunggu jawaban dari pria yang kini memegang nasibnya di tangan.Lucas duduk dengan tenang, bersandar pada kursinya, ekspresinya tak terbaca. Seakan menikmati momen di mana seseorang dari keluarga Bellucci, keluarga yang selama ini mendominasi dunia bisnis dengan tangan besi, kini harus merendahkan diri di hadapannya.Seluruh ruangan menahan napas.Lucas akhirnya berbicara."Aku menerimanya."Lorenzo mengembuskan napas lega, sebelum Lucas melanjutkan."Tapi dengan satu syarat."Lorenzo menegakkan tubuhnya lagi, mendengar setiap kata dengan saksama."Kamu dan seluruh keluarga Bellucci harus menjadi pengikutku," kata Lucas, suaranya begitu tenang, tapi menusuk. "tidak ada pengecualian. Semua anggota keluargamu tunduk kepadaku. Tidak ada kemandirian. Tidak ada permainan di belakang. Jika ada satu saja yang berkhianat, kamu
Ashton dan Luki membeku. Pertanyaan Lucas menggantung di udara, tajam seperti pisau yang siap menembus tenggorokan mereka.Lucas menyandarkan punggungnya, menatap mereka dengan mata dingin. “Kenapa kalian tidak mau mati, tapi bisa dengan mudah membunuh orang?”Luki menelan ludah, mencoba meredakan ketakutan yang mencekiknya. Akhirnya, dia menjawab, suaranya terdengar serak, “Kami ... kami tidak punya pilihan. Kami melakukan itu untuk menyelamatkan diri dan keluarga.”Lucas tersenyum samar. “Jadi kalian terpaksa?” Dia mengangguk pelan, membiarkan kata-kata itu meresap. “Menarik.”Ashton mengangguk cepat, berharap Lucas memahami posisi mereka. Tapi yang terjadi justru sebaliknya.Lucas mencondongkan tubuhnya ke depan, tatapannya menembus mereka. “Kalau begitu, alasan yang sama juga berlaku untukku,” kata Lucas.Ashton dan Luki saling pandang, kebingungan.Lucas melanjutkan, “Aku tidak ingin kalian menjadi batu ganjalan. Dan yang lebih penting, aku tidak bisa percaya kalian seratus pers
Lisa duduk tegak di atas sofa mewah berlapis beludru, matanya yang tajam menatap lurus ke arah Angeline. Kemarahannya tak terbendung lagi.Kali ini, Lisa benar-benar akan memisahkan cucunya dari pria itu."Sudah cukup," kata Lisa dengan suara dingin. "kali ini, kamu akan meninggalkan Lucas."Angeline tetap diam, ekspresinya netral, tetapi dalam hatinya, amarah mulai bergejolak.Lisa menatap Cecilia, putrinya sendiri, dengan tajam. "Aku tahu kamu telah mencoba memisahkan mereka, tetapi kamu gagal."Cecilia menghela napas, ekspresi lelah tergambar di wajahnya. "Aku sudah mencoba, Mama. Tapi cinta mereka terlalu besar. Mereka tidak bisa dipisahkan."Lisa mengibaskan tangan dengan kesal."Omong kosong!" dengusnya. "cinta? Itu hanya alasan bodoh untuk menutupi kelemahan!"Lisa kini menoleh ke Ryan, putranya, yang duduk dengan tenang di seberang ruangan. Tatapannya menusuk seperti belati."Dan kamu!" kata Lisa, suaranya semakin merendahkan. "kamu tidak pernah bisa diandalkan. Sejak kecil, k
Julian melangkah dengan tenang di antara barisan anak buahnya. Dua puluh pria terbaiknya, mengiringi dalam formasi yang rapi, masing-masing membawa aura dingin yang mengintimidasi.Di tengah mereka, tergeletak sebuah peti mati usang. Mayat Matteo Bellucci ada di dalamnya, terbungkus kain hitam, dingin, tak bernyawa.Mereka tiba di halaman besar kediaman keluarga Bellucci, sebuah mansion megah dengan lampu-lampu kristal yang berpendar di dalamnya.Namun, keindahan itu tak bisa menyamarkan hawa ketegangan yang mulai memenuhi udara saat beberapa anggota keluarga Bellucci keluar dari dalam rumah.Suara langkah kaki terdengar tergesa-gesa. Beberapa pria berjas hitam muncul, ekspresi mereka dipenuhi amarah. Salah satu dari mereka, pria bertubuh kekar dengan wajah penuh bekas luka, melangkah paling depan.Mereka sudah mendengar tentang kematian pemimpin keluarga mereka beberapa saat sebelumnya. Jadi, mereka tahu yang di dalam peti mati itu adalah jenazah Matteo."Apa maksudmu membawa mayat M
Ponsel di tangan Angeline masih bergetar halus, tapi itu tidak bisa meredam kemarahannya. Ia menghela napas tajam sebelum akhirnya menekan tombol panggil.Di sisi lain, Lucas baru saja turun dari mobil ketika ponselnya berdering. Nama Angeline tertera di layar, dan ia segera mengangkatnya. Namun, sebelum sempat mengeluarkan satu kata pun, suara Angeline sudah menghantamnya.‘Lucas! Kenapa kamu selalu membuat masalah?’ geram Angeline.Lucas mengerutkan kening. Nada suara Angeline tajam, penuh kemarahan. Ia menempelkan ponsel ke telinganya dan berusaha memahami situasi.‘Masalah? Apa yang kamu maksud?’ tanya Lucas, bingung.Angeline mendengus kesal. Lalu dia berkata, ‘Jangan pura-pura bodoh! Aku sedang bicara tentang pertengkaranmu di perusahaan Bellucci! Kamu bertengkar dengan satpam dan seorang direktur, dan sekarang namaku ikut terseret dalam berita ini!’Lucas menghela napas dalam. ‘Aku hanya —’‘Jangan bilang kamu punya alasan!’ Angeline langsung menyela. ‘apapun alasanmu, kamu tet
Angeline duduk di kursi ruang rapat dengan ekspresi dingin, kedua tangannya terlipat di atas meja. Anak buah Matteo sudah berbicara panjang lebar, menjelaskan situasi yang terjadi dengan detail yang bertele-tele. Namun, di mata Angeline, kata-kata pria itu hanya seperti gema kosong yang berulang-ulang. "Aku mengerti," ujar Angeline akhirnya, suaranya datar, nyaris tanpa emosi. Pria itu tampak lega, seolah kalimat itu adalah tanda bahwa Angeline akan mengambil keputusan sesuai keinginannya. Tapi sebelum ia sempat bicara lagi, Angeline menambahkan dengan nada lebih tegas, "Aku akan mempelajari lebih lanjut." Kerutan halus muncul di dahi pria itu. "Tapi, Nona Angeline, aku pikir lebih baik jika kita membahas ini lebih dalam sekarang. Ada beberapa detail yang —" "Cukup." Suara Angeline memotong dengan ketegasan yang tidak bisa dibantah. Tatapannya tajam seperti pisau yang menghunus ke dalam hati pria itu. "Aku akan membicarakannya langsung dengan Jack Will. Setelah itu, aku a
Asap mengepul, bercampur dengan debu yang beterbangan saat reruntuhan perlahan berhenti bergerak. Potongan kayu, baja, dan batu bata berserakan, menutupi tubuh Raja Verdansk yang terkubur di bawahnya.Lucas berdiri beberapa langkah dari tempat itu, napasnya berat, tapi matanya tetap tajam. Perlahan, dia mengepalkan tangannya, merasakan energi cakra bumi yang mengalir di tubuhnya, lalu menutupnya dengan perlahan.Tidak ada lagi perlawanan. Tidak ada lagi ancaman.Dia telah menang.Lucas menatap puing-puing di depannya, lalu berkata, "Dengan ini, aku resmi menjadi Raja Verdansk yang baru."Di bawah reruntuhan, Raja Verdansk tergeletak tak berdaya. Matanya setengah terbuka, tetapi sinarnya telah redup. Pukulan terakhir Lucas menghancurkan jaringan vitalnya. Tubuhnya terasa mati rasa, seperti tidak lagi miliknya sendiri. Nafasnya tersengal, dan di batas kesadarannya, bayangan kematian mulai menari-nari di pelupuk matanya.Di kejauhan, suara gemuruh kembali terdengar. Struktur bangunan yan