Share

Bab 16 Masa lalu

Penulis: Nurleni
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-24 18:52:08

Brughh

Leya terjatuh ke lantai, Leya tertidur karena sebelumnya di minuman yang dia minum ada obat tidur yang sengaja di masukan oleh Granida.

"Bawa dia ke kamar aku" titah Granida pada anak buahnya.

"Baik tuan".

Anak buah yang sejak tadi berdiri di sana langsung memangku Leya menuju ke kamar tuannya itu, Kamar Granida ada di lantai bawah walaupun rumah itu mempunyai tiga lantai tetap saja Granida melakukan apa pun di lantai dasar.

Granida berjalan ke arah kamarnya itu dia mengunci pintu kamarnya saat anak buahnya sudah keluar dari kamar dia.

Hanya menyisakan dirinya dan Leya saja di sana.

Langkah Granida terhenti saat dia melihat Leya berbaring di ranjang dia mengingat kalau dahulu istri Van yang bernama Maya juga meninggal dalam keadaan berbaring lemah tak berdaya, bayang bayang kecelakaan itu bergambar jelas di benak Granida apa lagi dialah saksi utamanya.

Flash back on

Derap langkah terdengar di telinga pria dewasa yang saat ini hanya berdiam di sebuah loby hotel.

Suara tembakan t
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Bubble Cup
rajungan? .........
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 17 Arsyila

    "Aaaaaaa" Teriak Granida saat bayang bayang 5 tahun lalu itu terjadi.Granida merasakan kepalanya yang sakit, dia langsung terduduk dilantai merasa kalau saat ini dia sangat marah atas kejadian 5 tahun lalu itu.Apa lagi semakin banyak waktu yang sudah dia habiskan maka dia sadar kalau mereka tengah di manfaatkan oleh orang lain.Apa lagi kejadian itu sudah 5 tahun yang lalu, namun bayang bayang pertengkaran itu masih teringat di kepala Granida.TokkTokk"Tuan, Nona muda datang" sahut anak buah Granida di ambang pintu kamar Granida yang tertutup rapat."Aku datang" sahut Granida.Laki laki itu berdiri dia langsung mendekat pada Leya dan menyelimuti seluruh tubuh Leya yang saat ini berbaring di ranjang miliknya.Dengan langkah berat Granida menginjakan kakinya ke ruang keluarga yang katanya ada gadis kesayangan dia."Hy sayang" sahut Granida."Dad, are you oke" tanya gadis kecil yang sedikit kebule bulean itu."I'am fine" jawabnya."Aku datang sebentar karena aku kangen, Daddy jarang

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-26
  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 18 percobaan bunuh diri

    Byurr..."Hah"Leya terbangun saat satu ember air membasahi wajahnya, Leya mengusap wajahnya yang basah.Mata cantik itu menangkap sosok iblis gila yang masih membawa ember."Tuan" gumamnya.Aldrich mengambil tissue, dia langsung mengeringkan wajah Leya yang basah."Kamu kenapa ada di sana" tanya Aldrich yang saat ini merasa sangat kesal pada Leya."Tuan, katanya tuan akan datang! Tapi aku gak ada?" Ujar Leya."Jangan tunjukkan wajah polos itu di hadapan aku, muak rasanya aku melihat wajah mu" geram Aldrich."Aku hanya datang ke rumah itu karena di minta oleh pak supir, bukanya itu juga rumah teman anda tuan, kenapa anda marah" tanya Leya menatap dalam dalam mata Aldrich yang saat ini terkejut."Dia bukan temanku" gerutunya."Dia teman anda, aku tau itu. bahkan dia juga menunjukkan foto anda, laki laki itu dan tuan Van" ujar Leya."Tetap diam atau aku akan bungkam mulutmu itu" geram Aldrich.Leya menatap pada Van yang terlihat babak belur, namun laki laki itu terlihat diam seribu kata

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-27
  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 19 Iri

    Malam tadi Leya tak pulang bahkan Leya sampai menginap di sana karena Emly belum sadar juga.Aldrich memanggil dokter untuk datang ke sana, Aldrich bahkan tak tidur semalaman karena bertengkar dengan Van.Leya sudah sibuk di dapur, pagi ini Leya tengah menyiapkan sarapan untuk Aldrich.Leya selesai memasak sayur sop dan menggoreng ayam.Hanya itu yang bisa Leya sajikan apa lagi dia juga masih sangat mengantuk apa lagi dia tidur hampir pukul tiga dini hari dan bangun pukul setengah lima pagi.Derap langkah seorang pria matang datang ke sana, pandangan Leya langsung tertuju pada pria tampan yang saat ini duduk di meja makan dengan baju piyama yang kancingnya tidak di kaitkan.Sehingga menampakan roti sobek yang dia punya itu, laki laki itu terlihat baru saja dari kamar mandi terlihat dari rambutnya yang kelimis."Tuan jangan mandi, nanti lukanya basah" ujar Leya."Aku tidak tahan dengan keringat, apalagi semalam aku cukup berkeringat" sahut Aldrich sambil meminum teh hangat buatan Leya.

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-28
  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 20 Bertengkar

    BrakkAldrich masuk ke kamar Emly dia melihat ada Leya yang saat ini tertidur di lantai, Aldrich jongkok mensejajarkan tubuhnya dengan Leya yang terduduk di lantai. Dia menatap wajah Leya yang saat ini terlihat sangat menggemaskan padahal Leya sedang tertidur.Senyuman manis tergambar di bibir merah muda itu, Aldrich bahkan sampai menggigit bibir bawahnya karena gemas pada wajah Leya."Kenapa kamu mengemaskan Leya" Aldrich tersenyum salah tingkah.Layaknya orang gila yang bicara sendiri sambil tertawa tawa, begitulah Aldrich sekarang. Aldrich mendekatkan tangannya pada pipi Leya, Aldrich ingin menyentuh pipi yang tembam itu, namun seketika mata Leya terbuka sehingga membuat Aldrich terkejut.Niat hati ingin menyentuh pipi Leya, tapi karena Leya terbangun Aldrich malah replek menampar pelan pipi Leya."Tuan anda menampar aku" ucap Leya sambil memegang pipinya."Kamu kenapa tidur di sini, kamu itu masih bekerja Leya" bentak Aldrich yang saat ini langsung berdiri dan membuang mukanya ag

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-29
  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 21 Kalung

    Aldrich menatap pada Leya yang pagi ini tengah membereskan kamarnya, Aldrich paling suka pada Leya kalau Leya tengah berkeringat.Aldrich bangun dia melihat jam yang menggantung di dinding, dan saat ini jam menunjukkan pukul tujuh pagi."Berisik Leya" sahut Aldrich.Leya menatap pada tuannya itu, senyuman Leya langsung mengembang saat melihat Aldrich tengah menatap padanya dengan kesal."Maaf tuan tapi yang berisik penyedot debunya bukan aku" ucap Leya."Ck, malah menyalahkan penyedot debu" sahut Aldrich."Mau apa tuan, kopi, teh hangat, jus, atau susu" tanya Leya."Susu" gumam Aldrich yang masih bisa di dengar oleh Leya."Rasa apa tuan, coklat mau" tanya Leya."Susu rasa coklat" Aldrich tersenyum pikirannya berkelana saat mendengar susu coklat."Jadi tuan, mau gak" tanya Leya yang masih menunggu jawaban dari tuanya yang malah tersenyum mendengar hal itu."Ya" Aldrich menganggukkan kepalanya."Bentar tuan aku mau siap siap dulu" ujar Leya yang langsung pergi dari sana meninggalkan Ald

    Terakhir Diperbarui : 2024-01-30
  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 22 kebakaran

    Leya langsung melepaskan kembali pelukan Aldrich."Tuan anda menangis" tanya Leya yang saat ini bahkan sudah terlihat baik baik saja.Padahal pelukan mereka hanyalah sebentar barusan."Tidak aku tidak menangis aku hanya kelilipan saja" jawab Aldrich mengusap air matanya.Leya hanya tersenyum dia langsung pergi dari sana meninggalkan Aldrich yang masih mematung, Aldrich tau kalau Leya masih menangis terlihat dari tangannya yang sesekali mengusap wajah."Mau berpura pura di hadapan aku, tidak akan mungkin Leya aku tau segalanya ternyata begini kehidupan kamu sebelum menjadi pelayan" gumam Aldrich.Ririn mendapati Leya yang saat ini baru masuk Villa dengan di ikuti oleh Aldrich di belakangnya."Ck, mereka malah semakin dekat lagi" Ririn membatin.Leya menuju ke arah dapur yang saat ini terlihat ada Van dan Emly juga di sana."Tuan mau makan apa" tanya Leya yang langsung menatap pada Aldrich."Roti dengan selai coklat" jawab Aldrich.Ririn mendekat pada Leya yang saat ini tengah mencuci t

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-01
  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 23 Kenangan

    Degh..Aldrich menatap pada Leya yang terlihat sangat perhatian padanya, Jantung Aldrich berdetak sangat kencang sekali.Dia bahkan terus saja menatap pada Leya seakan melupakan kejadian kalau saat ini pabriknya terbakar habis."Al ayo" teriak Van saat sudah tau kalau saat ini pabrik kebakaran.Aldrich langsung tersadar dia menatap pada Van yang saat ini sudah menunggu dia di sana.Aldrich menatap pada Leya sekilas sebelum dia pergi dari sana.Mereka berangkat ke pabrik yang jaraknya lumayan jauh dari sana, namun yang saat ini Aldrich inginkan adalah terungkapnya dalang di balik kebakaran itu.Leya berjalan ke arah kamar Emly yang ada di lantai atas, dia melihat kalau saat ini Emly tengah kuliah."Ada apa Leya" tanya Emly."Nona katanya tuan akan pergi, bagaimana kalau Nona menginap saja di rumah aku" tanya Leya."Kenapa" tanya Emly."Katanya tuan akan lama di sana, jadi alangkah baiknya kalau Nona menginap saja di rumah aku atau di rumah Ibu Ani, tuan menitipkan anda pada ku" ujar Le

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-04
  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 24 Tawanan Ranjang

    Hari berganti hari waktu berganti begitu cepat, hari ini seperti biasa Leya bekerja semenjak kejadian itu Leya tidak terlalu dekat dengan Ririn apa lagi Ririn juga sepertinya marah pada Leya.Suara deru mobil terdengar, Leya menatap pada jendela yang besar di Villa itu dan ternyata Aldrich pulang ke villa itu.Semua pelayan yang ada di sana langsung berdiri menyambut Aldrich.Namun sayang banyak mobil yang datang ke sana dan setelah sampai di sana banyak sekali wanita yang memakai seragam turun dari mobil itu.Leya mengerutkan keningnya dia tidak tau siapa wanita yang memakai seragam itu, tapi saat Aldrich masuk tidak ada yang bertanya atau pun berkomentar pada Aldrich.Mata tajam Aldrich hanya menatap pada Leya sekilas, setelah itu dia langsung masuk ke dalam kamarnya yang ada di lantai atas.Drtt{Datanglah ke kamar ku} pesan dari Aldrich pada ponsel Leya.Leya yang melihat pesan itu langsung menuju ke kamar Aldrich yang ada di lantai atas, mengabaikan orang orang yang baru datang k

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-05

Bab terbaru

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 81 pernikahan Granida dan Clara

    Hari ini adalah hari pernikahan Granida dan Clara, mungkin sudah lima hari sejak Aldrich pingsan, Granida berharap kalau Aldrich bisa datang tapi sayangnya Aldrich masih pingsan dan sepertinya kondisinya kurang baik sekarang.Kata Dokter, kesehatan Aldrich semakin menurun apa lagi tidak ada makanan yang masuk kedalam tubuh Aldrich, bahkan Aldrich tidak bergerak sama sekali di atas tidur.Granida juga meminta Leya untuk datang tapi sayangnya Leya tidak akan datang karena dia cemas pada kondisi Aldrich, sekarang saja Aldrich tengah dirawat di rumah sakit ternama, kabarnya Leya dan Emly sering kali terlibat sebuah pertengkaran yang membuat keduanya salah paham.Van sudah kehabisan akal untuk memisahkan Leya dan Emly apa lagi ada Sinta juga yang menjadi pendukung Emly, keadaan keluarga itu sekarang sangat kacau. Tapi Granida juga tidak bisa melakukan apa pun, dia tadinya ingin menunda pernikahannya, tapi tidak mungkin karena persiapannya sudah selesai.Granida sudah mengucapkan janji suci

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 80

    Emly sejak tadi menangis dan mengadu pada Sinta tentang masalah yang baru saja dikatakan oleh Van padanya, Emly merasa kalau dia tidak salah bahkan dia juga merasa kalau Sinta juga tidak akan mungkin melakukan hal seperti itu pada Aldrich."Kamu percayakan sama Tante?" tanya Sinta memastikan kalau Emly masih berada di pihaknya.Emly menganggukan kepalanya karena memang dia sangat percaya pada Sinta."Tante, aku gak suka Leya berkata seperti itu pada Tante, jahat sekali mulutnya." Emly mengusap air matanya yang sejak tadi berjatuhan membasahi pipinya."Sudahlah lagian Tante juga tau kalau Leya memang sangat membenci Tante sejak pertama Tante datang kesini," ucap Sinta."Aku akan buat perhitungan padanya!" geram Emly. Tangannya terkepal kuat karena emosinya yang dia tahan.Emly langsung keluar dari kamar Sinta, dia akan menuju ke kamar Leya. Sekarang Emly sudah sangat marah pada Leya apa lagi dalam pikiran Emly, yang salah itu adalah Leya karena Leya sudah mengijinkan Aldrich pergi pada

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 79

    Van akhirnya bisa menemui Leya, dia akan memberi tahukan semuanya pada Leya, tapi sayangnya saat Van akan masuk ke kamar Aldrich terlihat kalau diluar ada Sinta yang tengah menelpon seseorang.Van merasa semakin curiga apa lagi Sinta berbicara dengan berbisik-bisik di telponnya."Apa jangan-jangan dugaan aku ini benar? Tante Sinta yang melakukannya? Jahat sekali dia!" geram Van.Van masih memantau Sinta hingga Sinta pergi dari sana dan sekarang adalah saatnya Van untuk masuk kedalam dan membicarakan semuanya pada Leya.Setelah semuanya terbongkar Van tak akan melakukan apa pun pada Sinta hanya saja Van mau Sinta merasakan apa yang Aldrich rasakan."Aku mencurigai Tante Sinta." ujar Van sambil menganggukkan kepalanya karena dia yakin dengan ucapannya itu."Kenapa kakak begitu yakin?" tanya Leya yang sebenarnya senang sekali karena Van akhirnya menyadari hal itu."Aku merasa kalau dia terlibat sangat aneh," papar Van.**Aldrich menatap pada tantenya yang baru saja pulang entah dari man

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 78 Van mencurigai Sinta

    "Aku kurang tau. Tapi aku mencurigai seseorang!" "Siapa?" sela Leya. "Aku curiga pada Tasya." ujar Van. Leya menganggukan kepalanya. Tapi dia tidak percaya kalau Tasya yang akan melakukan hal itu, apa lagi dia tau sekali kalau Sinta yang melakukannya, hanya saja Leya tak bisa bicara sekarang karena Van pasti akan mengklaim kalau Leya memfitnah Sinta. "Apa jangan-jangan, Nyonya Sinta." ucap Saga yang langsung menatap Van dan Leya. "Hah, jangan memfitnah Saga. Kau tak punya bukti!" Van berucap dengan nada ketus. "Aku memang tak punya bukti, tapi dari racun itu menunjukan kalau obat itu tidak ada di apotek mana pun. Dan Nyonya Sinta dulunya pernah bekerja di rumah sakit, bisa saja dia meracik obat itu sendiri." ungkap Saga mengungkapkan semua kejanggalan yang dia rasakan. "Bisa jadi, tapi kita gak punya bukti." bantah Van. "Kak Van, kita bisa punya bukti kalau kita bisa bekerja sama." Leya berucap dengan penuh harap, Leya tak bisa menemukan bukti sendirian makannya dia

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 77 curiga

    "Kata anak buah ku, Tasya diusir dari villa Aldrich." ujar Rayandra pada istrinya Risa. Risa menatap pada suaminya yang saat ini terlihat sangat kacau, Rayandra baru saja pulang dari pekerjaannya dan sepertinya Rayandra mempunyai masalah yang berat, tapi dia tidak bicara pada Risa. Risa mendekat pada suaminya, Risa memegang tangan Rayandra. "Ada apa?" tanya Risa. Rayandra menggelengkan kepalanya. "Tidak, bagaimana keadaan anak kita?" tanya Rayandra mengusap perut Risa yang masih sangat rata. "Sepertinya baik-baik saja." jawab Risa. Risa mendengar Rezha yang saat ini menangis, dia langsung menggendong Rezha dan memberikan susu pada bayi itu. Walaupun Risa bukanlah ibu kandungnya tapi Risa sangat sayang pada Rezha. "Bisa aku minta sesuatu?" tanya Rayandra menatap pada Risa yang saat ini menunggu lanjutan dari ucapan Rayandra. "Bisakah kamu jauhi Danan, aku tidak suka padanya." paparnya. "Kenapa? Apa dia salah?" tanya Risa. "Tidak, hanya saja aku baru tau kalau dahulu Danan lah

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 76 Kebaikan Granida

    Flashback on Di markas preman. Aldrich dan semua anak buahnya datang ke sana, mereka masuk kedalam markas yang sangat besar yang beranggotakan lima belas orang itu. Jika saling menyerang, tentu saja Aldrich lah yang akan menang. tapi sekarang yang paling penting adalah bernegosiasi agar mereka tidak lagi menganggu Aldrich dan anak buahnya untuk mengantar barang melewati jalan kawasan mereka. "Dimana ketua kalian?" tanya Aldrich dengan tatapan tajam yang membuat orang-orang yang melihatnya takut melihat Aldrich yang berwajah garang. Seorang pria paruh baya berjalan mendekat kearah Aldrich. "Ada apa?" tanyanya menatap Aldrich dari atas sampai bawah. "Kamu?" tanya Aldrich yang mendapatkan anggukan kepala dari pria paruh baya itu. "Bagus kalau begitu, aku datang untuk bernegosiasi bersama dengan kalian!" tegas Aldrich berusaha untuk tetap tenang dan tidak emosional. "Nego? Untuk apa?" tanya pria itu. "Perkenalkan nama aku, Aldrich. Kau tau Blooder?" tanya Aldrich menatap pada se

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 75 Pingsan lagi

    Leya terlihat sangat panik, pagi ini dia dikejutkan dengan pesan kalau Aldrich pingsan dari semalam, Leya yakin kalau suaminya itu tidak meminum obat yang dia berikan. Leya merasa kalau racun dalam tubuh Aldrich belum hilang karena sekarang saja Aldrich pingsan karena telat meminum obat itu. Leya menatap ke arah gerbang yang terlihat kosong, dia menanti Aldrich untuk dibawa pulang, katanya mereka masih dalam perjalanan menuju ke sana. Leya menyiapkan sebuah obat yang sudah dia larutkan kedalam air, Leya juga berjaga-jaga takutnya Sinta akan melakukan hal yang macam-macam padanya. "Kak," panggil Emly dari ambang pintu kamar Leya. "Kak, benar katanya kak Aldrich pingsan?" tanya Emly yang langsung mendekat pada Leya dengan tatapan khawatir. Leya menganggukan kepalanya. "Katanya 'Ya' tapi kita lihat saja nanti, semoga saja dia baik-baik saja." jawab Leya. "Kenapa kakak berangkat malam hari?" tanya Emly. "Katanya ada pekerjaan penting, aku gak tau dia pergi kemana." papar Leya. "A

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 74 masalah

    Aldrich sengaja mengumpulkan semua pelayan yang ada di Villanya itu, hanya ada Tasya dan Bu Ani sedangkan semua anak buahnya berada diluar Villa untuk memastikan tidak terjadi macam-macam didalam Villa tuannya itu. Mereka sudah tau kalau Aldrich mengumpulkan semua orang, maka ada masalah yang terjadi disana. "Apa yang kamu lakukan?" tanya Aldrich menatap tajam pada Tasya. Semua orang hanya diam saja tanpa ada yang bertanya alasan Aldrich mengumpulkan mereka, mereka seolah-olah takut pada Aldrich padahal dibelakang Aldrich banyak sekali yang mau mencelakai Aldrich. Hal seperti itu memang sudah biasa bagi Aldrich, tapi jika Aldrich tau siapa orangnya maka tak akan ada ampun bagi mereka yang sudah mengkhianatinya. "Jawab aku!" bentak Aldrich kembali bertanya pada Tasya yang hanya diam saja. "Kak, percuma bicara padanya." ujar Emly yang saat ini duduk di sofa bersama dengan anak-anak. "Tasya, apa harus aku cambuk dahulu lalu kau akan bicara?" tanya Aldrich menatap tajam pada

  • Pelayan Kesayangan Tuan Mafia   Bab 73 rencana mengusir Tasya

    Tasya yang saat ini sedang berjalan kearah paviliun langsung terkejut saat ada seseorang yang langsung menarik tangannya, Tasya juga meringis kesakitan saat orang itu mendorong Tasya sampai tubuhnya mentok di tembok."Argh!" ringis Tasya kesakitan."Diam! Tasya, sebaiknya kau cepat pergi dari sini!" usul kekasih Tasya dengan tegas."Paul, aku datang kesini karena kamu 'kan? Jadi, kenapa aku harus pergi? Kamu juga jarang ada disini? Aku merasa aman disini!" protes Tasya membantah setiap kata yang Paul minta."Lalu, siapa yang meminta kamu membuat masalah dengan wanitanya Rayandra, kamu harus tau kalau Rayandra itu musuh tuan Aldrich. Kalau saja Rayandra marah dia pasti akan marah pada tuan Aldrich bukan padamu." terang Paul, dia berusaha agar Tasya sadar dan mau pergi dari sana.Hal ini memang kesalahan Paul yang sudah membawa Tasya masuk kedalam sana, tapi saat itu situasinya berbeda karena Paul tak terima kalau Tasya dinikahkan dengan laki-laki pilihan Ayahnya Tasya.Paul merasa kala

DMCA.com Protection Status