Tok, tok, tok."Permisi, tolong buka pintunya segera," ucap seorang petugas dengan suara santai.Jantung Anna berpacu tidak karuan, karena diam-diam mengikuti Elvano suaminya keluar rumah.Ceklek!"Ya, ada perlu apa?" Tanya Elvano merasa terusik pada petugas."Elvano, apa yang sedang kau lakukan di sini?" Anna bertanya dengan suara gemetar.Elvano menoleh dengan sangat terkejut, dan Anna segera menerobos masuk ke dalam kamar tersebut untuk menemui Cheryl yang tanpa sehelai benangpun dibalik selimut. Menatap Anna dengan wajah ketakutan."Anna! Ini bukan seperti yang kau kira. Aku bisa memberikan penjelasan... " Elvano terkejut dan segera menghampiri Anna."Bagaimana bisa, Elvano? Aku telah percaya padamu!" Anna dengan tangisnya yang pecah."Anna, kita bisa bicara. Ini bukan seperti apa yang kau pikirkan," ucap Elvano berusaha memegang Anna.Anna segera menepisnya dengan kasar dan menjauh.
"Mas Elvano, aku sudah cukup sabar! Aku datang ke sini karena aku tidak tahan lagi. Kita harus menikah sekarang juga! Kamu harus bertanggung jawab karena telah mengambil kesucianku!" Ucap Cheryl dengan lantang.Cheryl datang secara tiba-tiba dan segera masuk ke dalam rumah tersebut tanpa permisi.Sementara Elvano yang tengah berusaha untuk memperbaiki hubungannya dengan Anna, kembali terkejut dan frustasi. Anna pun hanya terdiam karenanya."Cheryl, aku sudah memberitahumu sebelumnya. Aku tidak siap untuk menikah, dan aku tidak merasa kita memiliki masa depan bersama. Aku merasa menyesal dan bersalah karena melakukan hal itu, sekarang!" Elvano tampak terlihat frustasi."Kenapa kamu begitu kejam, Mas Elvano?! Kamu telah berjanji padaku akan menikahiku, dan sekarang kamu ingkar janji! Kamu bilang bahwa kamu menginginkan diriku untuk memiliki masa depan yang cerah, dan aku akan melahirkan buah hatimu!" Ujar Cheryl berteriak kesetanan."Janji
Elvano merasa sangat frustasi setelah beberapa hari terlibat dalam pertengkaran sengit dengan Anna. Kekecewaannya memuncak ketika Anna secara tidak terduga membocorkan perilaku kurang terpuji yang pernah dia lakukan dengan Cheryl.Elvano sebenarnya hanya menggunakan hal itu sebagai umpan dan ancaman agar Cheryl tidak mendesaknya untuk menikah. Namun, sekarang, situasi semakin rumit dan emosional bagi Elvano, karena rahasia tersebut terkuak tanpa ampun."Anna, aku tak tahan lagi dengan cacian dan gosip dari warga sekitar. Omset penjualan ayam ternakku juga merosot tajam karena itu semua!" Ungkap Elvano dengan sangat kesal."Cheryl harus menerima konsekuensinya, Elvano. Dan kau juga harus merasakan sakit yang telah aku alami!" Anna dengan marah, menatap Elvano yang berjalan bolak-balik di hadapannya."Tapi ini semua hanya sebatas umpan, Anna. Aku tak pernah bermaksud untuk menjadikan semuanya seperti sekarang ini. Aku hanya ingin menghindar dari per
Anna terdiam, tidak mau bicara, hanya menatap datar kekosongan. Pagi itu, Elvano kembali membuat Anna agar bisa kembali seperti sedia kala."Anna, tolong bicara. Aku khawatir padamu," Elvano berusaha memberikan perhatian."Biarkan aku sendiri," ucap Anna tanpa menoleh.Cheryl masuk dengan hati-hati dan menghampiri keduanya."Anna, Elvano harus berbagi kasih sayang. Dia sudah mempunyai dua orang istri, dan kini giliranku yang harus mendapatkan kasih sayang, jangan kau ambil seorang diri dengan banyak drama," ucap Cheryl dengan rasa iri hati dan cemburu."Cheryl, Anna butuh perhatian lebih sekarang. Dia tengah merasakan sakit yang begitu dalam," Elvano mencoba memberikan penjelasan."Tapi aku juga istrimu. Aku juga berhak mendapatkan perhatian!" Protes Cheryl dengan tidak terima."Elvano, keluarlah dari sini! Urus saja ayam ternakmu yang lepas itu, agar tidak banyak berkokok di kamarku!" Anna menatap Cheryl dengan tatapan
Pagi itu, sinar mentari belum sepenuhnya menyapa perkampungan, ketika Cheryl melangkah mendekati pintu rumah Elvano dengan ekspresi wajah yang penuh kemarahan. Pintu terbuka, dan segera terdengar langkah kaki Cheryl yang meledak-ledak."Mas Elvano, apa maksudmu memberikan talak padaku begitu saja?" Cheryl memasuki rumah dengan keras."Cheryl, aku... " Elvano yang tengah berdiri di ruang tamu, penuh penyesalan terhadap situasinya."Jangan katakan apapun! Aku dirawat di rumah sakit seminggu karena syok, dan kau memberiku talak secara mendadak di depan makam yang masih basah, tanpa alasan yang jelas!" Cheryl memotong penuh emosi."Cheryl, aku minta maaf. Aku harus berbicara padamu," Elvano menggaruk kepalanya."Apa yang bisa kau katakan?! Kau telah merusak hidupku, Mas Elvano! Kau secara mendadak membuatku menjadi seorang janda, setelah beberapa minggu menikah!" Cheryl mengamuk."Anna, dia... " Elvano berusaha menjelaskan.
Tap, tap, tap."Maaf, saya butuh akses ke ruangan Pak Ivander segera," perintah Leona dengan angkuh.Resepsionis memandang sosok Leona dengan heran, seorang gadis remaja berpakaian putih abu yang hendak menemui pemilik perusahaan tersebut."Maaf, Adek ini siapa ya, dan ada keperluan apa dengan Tuan Ivander? Sudah ada janji sebelumnya?" Tanya Resepsionis tersebut dengan ramah."Saya Leona, dan saya tidak perlu harus ada janji untuk menemui Pak Ivander. Segera beri tahu dia bahwa saya ada di sini. Sebut saja nama saya, dia pasti akan mengenaliku," jawab Leona dengan tanpa sopan santun dan terlihat angkuh."Baiklah, saya akan beritahu Tuan Ivander," Resepsionis merasa heran dan segera mengambil gagang telpon.Resepsionis menghubungi Ivander."Tuan Ivander, ada seorang anak gadis bernama Leona di sini, yang mengatakan tidak butuh janji untuk menemui Anda. Dia ingin akses ke ruangan Anda," Ucap Resepsionis pada Ivander.Sementara di ruangan kerja Ivander, sosok Ivander tengah mengernyitkan
Samantha menyaksikan dengan seksama konstruksi gedung yang telah selesai, memperhatikan setiap detailnya.Pekerja proyek yang bernama Paulo, dengan sopan mendekati Samantha, mungkin ingin berbicara atau memberikan informasi terkait proyek."Permisi, Nyonya Samantha? Saya Paulo, bagian dari pekerja proyek ini. Ada sesuatu yang ingin saya diskusikan," ucap Paulo dengan sopan."Tentu, Paulo. Ada apa?" Tanya Samantha tersenyum."Saya telah mencurigai ada beberapa aspek konstruksi yang mungkin perlu lebih diperhatikan. Terutama terkait penggunaan material tertentu.""Oh, begitu ya. Apa yang membuatmu curiga?" Tanya Samantha seraya berjalan beriringan."Saya sempat melihat beberapa pengiriman material yang tampaknya tidak sesuai dengan spesifikasi yang telah ditentukan dalam proyek ini," jelas Paulo seraya menyerahkan sebuah berkas."Itu serius. Apa yang harus kita lakukan?" Tanya Samantha menerima berkas dan mencoba membaca hal yang dimaksud."Saya pikir kita sebaiknya melakukan pengecekan
Ivander tampak gembira memikirkan momen khusus dengan jas yang disukai Samantha. Dengan jas yang dipakainya, Ivander melangkah mantap menuju ke area basement, siap memulai hari kerjanya di kantor perusahaan Samantha.Ivander dan timnya bersiap-siap untuk menghampiri perusahaan Samantha, siap menjalani pertemuan dan rapat yang sudah dijadwalkan.Tok, tok, tok!"Selamat pagi, Tuan Ivander dan Tim! Selamat datang di perusahaan kami. Ruang meeting sudah disiapkan untuk pertemuan hari ini," ucap Staff dengan sangat ramah."Selamat pagi! Terima kasih banyak atas sambutannya. Kami sangat bersemangat untuk pertemuan ini," balas Ivander dengan tersenyum senang."Silakan masuk ke ruang meeting, semua sudah siap. Apakah ada yang bisa kami bantu sebelum memulai?" tanya Staff menawarkan bantuan."Terima kasih. Semuanya sudah baik. Kami siap untuk memulai pertemuan," balas Tim dengan ramah.Mereka pun masuk ke dalam ruang meeting, siap mengawali sesi yang telah direncanakan dengan baik. Bobby tak