Home / Pernikahan / Pelakor vs Istri sah / 3. Useless husband

Share

3. Useless husband

Author: Ruby jane
last update Last Updated: 2022-12-26 17:54:46

“Makan dulu, Lea! Handphone tidak akan membuatmu kenyang,” tegur Lana sedikit kesal, seraya berusaha merebut ponsel Lea.

Saat ini, mereka sedang berada di resotaran lapangan golf untuk makan siang. Sejak insiden tadi, Lana langsung mengajak kedua anaknya untuk segera pergi. Sebelum terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Karena ia paham, jika Sarah memiliki sifat yang sangat kejam. Tidak peduli meskipun lawannya anak- anak, wanita itu akan tetap melakukan tindakan kasar jika terpancing emosinya.

“Lea tidak lapar,” balas Lea acuh.

Lana menghembuskan nafasnya kasar. Kemudian ia beralih duduk di samping Lea, lalu ia dekap tubuh putrinya itu.

“Pasti berat sekali ya jadi Lea?” tanya Lana, seraya mengusap surai lembut putrinya.

“Diumur Lea yang masih kecil, seharusnya Lea bisa tumbuh dengan happy. Dikelilingi orang- orang baik, dikelilingi hal positif. Bukan malah merasakan hal yang tidak seharusnya Lea rasakan. Ini semua salah Mommy, maafkan Mommy ya Nak,” ujar Lana dengan lembut. Namun putrinya itu masih terdiam, dan kali ini terlihat matanya mulai berkaca- kaca.

Can I hate daddy?” tanya Lea, sembari menatap sang Mommy.

No!” tegas Lana.

“Mungkin, Daddy memang terlahir untuk menjadi seorang bajingan. Tapi mau bagaimanapun juga, Daddy tetaplah Daddynya Lea dan Leo,” ucapnya lagi.

But, he hurt me and hurt you. Dia tidak layak untuk dicintai.”

Bayangkan saja, anak sekecil Lea sudah bisa berbicara seperti ini. Apa coba namanya, kalau bukan dewasa sebelum waktunya.

“Lea iri dengan teman- teman Lea yang selalu diantar Mama papanya ke sekolah. Kenapa Lea tidak bisa merasakan itu?” tanya Lea dengan berlinang air mata.

Lana memejamkan matanya. Berusaha sekuat tenaga untuk menahan air matanya agar tidak keluar begitu saja.

“Lea sedih, melihat Mommy dan Daddy selalu bertengkar setiap hari. Lea juga sedih, melihat Daddy selalu membawa perempuan lain ke rumah. Lea merasa tidak nyaman di rumah. Lea ingin menangis, tapi Lea takut Mommy tidak fokus kerja.”

Cukup sudah pertahanan Lana untuk tidak menangis. Sekuat apapun ia menahan air matanya, jika sudah mendengar curhatan anaknya seperti ini, Lana bisa apa selain menangis?

Lea bukan anak yang cengeng, bukan pula anak yang suka mengeluh. Jika dia sudah berbicara seperti ini, berarti dia sudah tidak kuat untuk menahannya.

“Mommy sama Kakak kenapa menangis?” tanya Leo dengan polosnya. Sedari tadi, putranya yang berumur tujuh tahun itu selalu bersikap acuh tak acuh.

Lana menggeleng sambil tersenyum sendu. Kemudian ia menyuruh putranya itu untuk mendekat, lalu setelah itu mereka bertiga berpelukan.

“Mommy akan membahagiakan kalian berdua. Mommy janji,” ujar Lana, diakhiri dengan mengecup kening kedua anaknya.

***

Sementara itu di sisi lain, Arthur sedang meneguk satu botol minuman keras di sebuah Bar kecil dengan ditemani oleh sahabat sejatinya.

Semenjak pertengkarannya dengan Sarah tadi, Arthur langsung melarikan diri untuk menenangkan pikiran. Ia juga mengancam akan membatalkan pernikahannya, jika Sarah masih bersikap semena- mena pada Lana dan juga anak- anaknya.

“Bro, what the fuck? Kau sudah menghabiskan dua botol wine. Dan sekarang kau akan meminumnya lagi? Aku bahkan belum menghabiskan satu gelasku,” protes temannya, ketika Arthur akan menuangkan satu botol Wine ke dalam gelasnya lagi.  

“Diam, Mon. Jangan berisik! Aku yang membeli ini, bukan kau,” ketus Arthur, membuat temannya yang bernama Simon itu langsung berdecak kesal.

“Kau mengajakku ke sini hanya untuk memberiku satu gelas wine? Ck. Kalau begitu, lebih baik aku tidur di rumah saja,” kesal Simon yang sudah mulai merajuk.

Arthur berdecak kesal. kemudian ia langsung memberikan satu botol Wine itu pada Simon. Membuat Simon langsung tersenyum lebar.

“Habiskan! Jika tidak, kau harus membayar ini semua,” ujar Arthur mengancam.

“Jangan meragukan kekuatanku dalam meminum Wine. Aku bahkan bisa menghabiskan tiga botol sekaligus. Sayangnya, aku tidak punya uang untuk membeli ini semua,” balas Simon, membuat Arthur langsung tertawa meledek.

“Dasar miskin,” hina Arthur.

Bukannya sakit hati, Simon justru tertawa terbahak- bahak seperti orang kesurupan.

“Bro ... memang apa, bedanya kita? Kita sama- sama beban Istri. Hanya saja, istrimu lebih kaya. Jadi kau masih bisa berfoya- foya,” balas Simon, membuat Arthur langsung mendesis kesal. Ingin marah, tapi yang dibicarakan Simon memanglah fakta.

Arthur dan Simon tidak ada bedanya. Mereka berdua sama- sama brengsek dan tidak berguna. Hanya saja, Arthur sedikit beruntung karena memiliki Istri kaya raya. Sedangkan Simon? Istrinya hanyalah penjual makanan online dan penerima jasa katering.

Setelah menghabiskan waktu di Bar sampai malam hari. Kedua lelaki beban istri itupun memilih untuk berganti tempat ke sebuah taman yang masih ramai pengunjung. Karena keduanya sedang mabuk berat, jadi mereka berjalan dengan sempoyongan sambil terus meracau. Beruntungnya, tidak ada polisi di sekitar sini.

“Arthur?”

Seorang wanita paruh baya menghampiri Arthur dan juga Simon yang tergeletak di kursi taman. Dengan hati- hati, wanita paruh baya itu membangunkan tubuh Arthur dan memaksa lelaki itu untuk membuka matanya.

“Woi, bangun! Kenapa kau ada di sini,” Gertak wanita paruh baya itu, yang tak lain adalah Ibu kandung Arthur.

“Kenapa kau ada di sini?” tanya Arthur balik, dengan mata yang begitu sayu.

Sontak saja, wanita paruh baya itu langsung memukul kepala anaknya dengan sedikit keras.

“Kau ini memalukan saja! Kenapa kau mabuk di sini? Apa kau tidak memiliki uang untuk pergi di Bar?” tanya sang Ibu dengan geram. Namun Arthur hanya terdiam, dan kembali menjatuhkan tubuhnya di kursi.

“Bangun! Atau aku akan memukulmu di sini,” ancam sang Ibu, membuat Arthur langsung berdecak kesal.

“Kemana istrimu itu? Apa dia terlalu sibuk bekerja, sampai tidak bisa merawat suaminya? Bagaimana bisa, seorang Istri membiarkan suaminya mabuk- mabukan seperti ini. Apa dia tidak punya pikiran?”

Mendengar sang Ibu yang terus saja mengomel, Arthur lantas menutupi kepalanya dengan jaket yang ia kenakan sedari tadi.

“Pulanglah ke rumah! Aku akan mencari istrimu dan memarahinya, karena sudah menelantarkan kau seperti ini,” ujarnya lagi, seraya pergi meninggalkan Arthur yang masih tergeletak di kursi taman.

Related chapters

  • Pelakor vs Istri sah   4. Bertengkar dengan mertua

    Pukul 20.00 Lana dan kedua anaknya sampai di rumah. Ketika Lana membuka pintu rumah, ia dikejutkan dengan kedatangan sang mertua yang sudah duduk di sofa dengan tangan yang bersedakap di dada dan tatapan yang tidak mengenakkan. “Loh, Ibu? Dari kapan?” tanya Lana. “Kau ini dari mana saja? Jam segini kok baru pulang,” ketus sang mertua. “Habis mengantarkan anak- anak latihan golf, Bu.” Sang mertua itupun langsung berdecih. Tatapannya ke Lana juga semakin sinis. “Kau ini terlalu sibuk bersenang- senang, sampai melupakan suamimu sendiri. Lihatlah sekarang! Anakku terlantar di taman dalam keadaan mabuk. Di mana peranmu sebagai Istri? Seharusnya kau bisa menjaga suamimu dari hal- hal buruk seperti ini,” omelnya. Membuat Lana langsung tersinggung mendengarnya. “Kak, bawa adiknya ke kamar,” perintah Lana pada Lea. Yang langsung diangguki oleh anak itu. Setelah kedua anaknya sudah tak terlihat, Lana lantas menghampiri sang Ibu mertua dengan tatapan yang tak kalah sinis. “Ibu bertanya

    Last Updated : 2022-12-28
  • Pelakor vs Istri sah   5. Mengusik singa tidur

    Keesokan harinya, Lana meminta izin lagi pada sang manager untuk membatalkan jadwal pemotretannya hari ini, karena panas di badan Leo belum juga turun. Beruntungnya, sang manager mau mengerti dirinya. Saat Lana akan berjalan ke arah dapur, matanya tidak sengaja melihat Arthur yang sudah tergeletak di sofa. Entahlah, kapan lelaki itu pulang. Lana juga tidak tahu. “Mom, bisakah kau membuatkan bekal makanan untukku?” tanya Lea, seraya menghampiri sang Mommy. Lana melirik Lea yang sudah berpakaian sekolah dengan rapi. Kemudian ia berikan senyuman manisnya di pagi hari untuk sang Putri tersebut. “Of course baby,” jawabnya. “I want fried rice with scrambled eggs and grilled sausage,” ujar Lea. “Kalau sosisnya digoreng saja, bagaimana?” “Emm... okay, no problem.” “Susu mau?” tanya Lana, yang langsung diangguki oleh Lea. Kemudian bocah tersebut memilih untuk duduk disofa sambil menonton televisi. Menunggu sang Mommy selesai masak, sekaligus ingin membangunkan sang Daddy dengan cara me

    Last Updated : 2022-12-29
  • Pelakor vs Istri sah   6. Alasan bertahan

    “Sialan kau, Arthur! Waktu itu kau bilang, kalau kau sudah tidak menyukainya. Dan sekarang kau bilang, kalau kau masih mencintainya. Apa maumu, sialan!” geram Sarah. “Dasar aneh! Memang salah, kalau aku masih mencintai istriku?” “Jelas salah! Kau milikku sekarang!” “Jangan asal meng-klaim sesuatu yang belum tentu menjadi milikmu.” “Apa salahnya? Aku akan menjadi istrimu sebentar lagi.” “Jangan terlalu berharap. Bisa jadi Lana tidak menyetujui pernikahan kita.” “Ck. Kenapa kau jadi begini? Baru kemarin kau bilang, kalau kau akan menceraikan Lana dan menikahiku. Dan sekarang kau malah berkata seperti ini. Apa kau sudah gila? Kalau tidak berniat menikahiku, jangan menghamiliku bodoh!” “Memang siapa yang ingin kau hamil? Dari awal sudah kuingatkan untuk minum obat pencegah hamil, tapi kau selalu mengabaikanku.” “Oh, jadi kau tidak menginginkan bayi ini?” tanya Sarah, sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. “Oke kalau begitu, batalkan saja pernikahan kita. Aku akan membesarkan bayi

    Last Updated : 2023-01-07
  • Pelakor vs Istri sah   7. Arthur vs Ayah Lana

    Mendengar penuturan Lana, tentu saja Gita langsung terkejut. Ia tidak tahu, rahasia apa yang disembunyikan oleh Lana sampai wanita itu takut menceraikan suaminya Tapi menurutnya, bukankah bertahan itu lebih menyakitkan dari pada melepaskan? “Kau diancam oleh Arthur?” tanya Gita. Lana mengangguk lemah. Baru kali ini, ia menunjukkan wajah melasnya di depan orang lain. Biasanya ia selalu terlihat garang, tegas dan berwibawa . “Apa itu menyangkut nama baikmu?” tanya Gita lagi. “Of course. Maka dari itu, aku tidak berani menceraikannya. Walau sebenarnya, aku berniat mengajukan cerai dalam waktu dekat. Tapi setelah aku pikir- pikir, aku tidak bisa menceraikannya saat ini. Aku belum siap kehilangan karirku.” Gita mendengus kesal. Ia jadi ikut pusing memikirkan rumah tangga Lana. Ingin rasanya, ia memisahkan Lana dan suaminya secara paksa. Namun sayangnya, ia tidak memiliki hak apa- apa. “Aku tidak tahu, rahasia apa yang kalian sembunyikan. Tapi bukankah lebih baik kalian berpisah, dar

    Last Updated : 2023-01-14
  • Pelakor vs Istri sah   8. Pertengkaran keluarga

    “Ehm. Sepertinya anda mulai mengibarkan bendera peperangan dengan keluarga kami.” Sontak saja, mereka bertiga langsung menoleh ke belakang dengan terkejut. Di mana di belakang mereka sudah ada Ayah Lana yang menatap mereka sinis dengan tangan yang bersedekap di dada. Tak lama kemudian, Ibu Lana dan Bi Ika datang menghampirinya. “Anakmu yang memulainya lebih dulu,” ketus Ibu Arthur. Membuat Ayah Lana langsung tertawa remeh. “Ajeng ... Ajeng. Selama sepuluh tahun kita menjadi besan, baru kali ini aku melihat topeng aslimu. Selama ini, kau selalu berpura- pura baik di depanku,” ujar Ayah Lana, disertai dengan senyuman remehnya. “Memangnya ada yang salah dari ucapanku? Aku hanya berbicara fakta, kalau anakmu yang memulai peperangan ini. Dia menghinaku, merendahkanku, dan juga memfitnah Arthur berselingkuh. Apa kau tidak tahu kelakuan buruk anakmu? Dia sangat kurang ajar dan tidak tahu diri,” balas wanita itu menggebu- gebu. “Sebelum kau berbicara seperti ini, apa kau sudah berkaca ter

    Last Updated : 2023-01-16
  • Pelakor vs Istri sah   9. Mulut manis tapi beracun

    Lana menyeret tangan Arthur menuju taman yang berada di samping rumah. Membiarkan orang tua mereka kembali bertarung dan beradu mulut. “Apa maksudmu? Bukankan kau bertahan denganku karena uang? Lalu kenapa, kau malah menolak tawaran dari Ayah? Jangan membuat semuanya semakin rumit! Ambil uangnya, dan ceraikan aku sekarang juga!” marah Lana, penuh dengan emosi. “Kau yakin, tidak mau memberiku kesempatan?” tanya Arthur, yang berhasil membuat Lana semakin geram. Saking gregetannya, wanita itu sampai menggertakkan gigi dan mengepal tangannya kuat. “Pertanyaan bodoh! Untuk apa juga, aku memberi kesempatan pada bajingan? Bahkan anakmu sendiri menginginkan orang tuanya untuk bercerai.” Arthur menghembuskan nafasnya sembari mengusap rambutnya kasar. Pikirannya benar- benar tidak karuan saat ini. “Aku janji, akan berubah menjadi lebih baik lagi. Aku juga akan memutuskan Sarah dan tidak akan menikahinya,” ujar Arthur. “Kau pikir aku percaya? Kau bahkan sudah mengatakan ini berkali- kali

    Last Updated : 2023-01-18
  • Pelakor vs Istri sah   10. Serangan nafsu

    Lana menggeram kesal sembari membanting ponselnya ke meja. Lelaki itu benar- benar menguji kesabarannya. Jika membunuh orang itu tidak dosa, mungkin sudah Lana lakukan dari dulu. “Ya Tuhan. Aku harus bagaimana,” keluh Lana, sembari mengusap wajahnya kasar. Setelah berpikir selama beberapa menit, Lana memutuskan untuk menemui lelaki itu. Bukan untuk bercinta, tetapi untuk menegosiasi agar Arthur meringankan persyaratannya. Apapun itu akan Lana lakukan, asal tidak bercinta. Bahkan jika Arthur meminta mobil baru, akan Lana belikan sekarang juga. Sesampainya di rumah, Lana langsung mendorong pintunya dengan kasar, hingga menimbulkan suara gebrakan yang begitu keras. Arthur yang sedang duduk santai di ruang tamu pun terkejut. Namun sedetik kemudian, ekspresinya berubah menjadi sangat songong dan menyebalkan. Lelaki itu menatap Lana sembari tersenyum menyeringai. Sementara itu, Lana hanya menatapnya datar. “Kau siap untuk bercinta, babe?” tanya Arthur, seraya menaik turunkan alisnya me

    Last Updated : 2023-01-21
  • Pelakor vs Istri sah   11. Ancaman Arthur

    Setelah kegiatan panas yang dilakukan oleh pasangan suami istri itu selesai, Arthur langsung keluar dari kamar. Membiarkan Lana tidur dan beristirahat. Ia paham, istri cantiknya itu sedang kelelahan akibat kegiatan panas yang mereka lakukan mulai dari sore sampai malam. Arthur merasakan suasana yang berbeda dari rumah ini. Biasanya, rumah selalu ramai dengan suara keributan maupun canda tawa kedua anaknya. Tetapi saat ini terasa sangat sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan. Kedua anaknya sudah pindah ke rumah orang tuanya, sedangkan Bi Ika sudah pulang ke kampung halamannya. “Bahagia selalu ya. Maafkan Daddy, tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk kalian berdua,” ujar Arthur, seraya memandangi foto Lea dan Leo yang terpajang di dinding. “Jaga Mommy kalian. Jangan membuatnya bersedih. Cukup Daddy saja yang menyakiti hatinya,” monolognya lagi. “Tumbuhlah dengan baik. Buatlah Mommymu bangga dengan prestasimu.” Kemudian Arthur lantas berjalan ke living room. Mengambil ponselnya

    Last Updated : 2023-01-25

Latest chapter

  • Pelakor vs Istri sah   14. Akhir dari segalanya

    Lana melangkahkan kakinya memasuki rumah yang saat ini ditinggali oleh Arthur. Pintu rumah tidak terkunci, namun ia tidak melihat siapa- siapa di dalamnya. Mungkin sedang keluar, pikirnya.Sambil menunggu Arthur muncul di depannya, Lana melangkahkan kakinya menuju dapur untuk mencari air minum. Tak lama kemudian, Arthur keluar dari kamar dengan penampilan yang masih berantakan. Sepertinya pria itu baru saja terbangun dari tidur.Melihat Lana yang tiba- tiba berada di rumahnya, pria itu sedikit terkejut. Kemudian ia lantas mengikuti Lana yang saat ini sedang mendudukkan dirinya di sofa.“Sejak kapan kau di sini?” tanya Arthur, namun tidak dipedulikan oleh Lana. Wanita itu malah mengeluarkan sebuah map coklat dari dalam tasnya.“Tanda tangani surat ini,” ketus Lana seraya meletakkan map tersebut di atas meja.Arthur melirik wanita itu sekilas. Wajahnya terlihat judes seperti biasanya. Tidak ada senyuman manis yang terukir di bibirnya, dan tidak ada tatapan lembut dari matanya.Arthur me

  • Pelakor vs Istri sah   13. Kegilaan keluarga Arthur

    Lana membanting tubuhnya di kasur. Hari ini benar- benar melelahkan baginya. Setelah sempat lega karena sudah memberikan klarifikasi, Lana kembali dibuat resah atas ancaman Arthur. Jika memang lelaki itu benar- benar akan membocorkan rahasianya. Demi Tuhan, Lana akan membawa anaknya pindah ke luar negeri. Ia tidak mau anaknya menjadi korban serangan kebencian dari semua orang, akibat skandal yang menimpa kedua orang tuanya. “Ya Tuhan... kepalaku pusing sekali,” gumam Lana, seraya memijit kepalanya. Lana bangun dari tidurnya dan berjalan menuju dapur. Apartemen yang Lana beli ini tidak terlalu besar, hanya terdapat satu kamar tidur, satu kamar mandi, ruang tamu, dan dapur yang berhadapan langsung dengan ruang tamu. “Sepertinya aku harus membeli apartemen baru. Aku tidak bisa, hidup di tempat sempit seperti ini,” ujar Lana. Selesai membuat teh hangat, Lana lantas berjalan menuju balkon. Menikmati udara di malam hari dengan ditemani segelas teh hangat dan selimut tebal yang melilit d

  • Pelakor vs Istri sah   12. Balas dendam

    “Kau benar- benar licik, Arthur! Aku sudah menyerahkan tubuhku kepadamu, tetapi kau masih ingin membongkar rahasiaku? Are you kidding me,” kesal Lana, sembari melempar Arthur dengan handuk yang ia pegang. “Kita main adil saja. Kau tutupi aibku? Maka akan ku tutup juga aibmu,” balas Arthur santai. “Kau ini – arrgghh... kenapa kau tega sekali denganku,” ujar Lana dengan mata berkaca- kaca. Sepertinya, kekesalannya benar- benar sudah berada di puncak. “Selama kau menyakitiku, apa aku pernah membalas? Selama kau berselingkuh dariku, apa aku pernah membalas juga? Selama kau pengangguran, apa aku pernah menyuruhmu mencari kerja? Tidak kan?! Aku selalu sabar menghadapimu. Tapi kenapa, di saat harga diriku diinjak- injak oleh selingkuhanmu, kau malah diam saja? Kau tidak berniat membelaku, dan kau sama sekali tidak menegur selingkuhanmu. Kenapa kau jahat sekali...” ujar Lana dengan berlinang air mata. Sementara itu, Arthur hanya terdiam menunduk sambil meremas jari- jemarinya. Kemudian Lan

  • Pelakor vs Istri sah   11. Ancaman Arthur

    Setelah kegiatan panas yang dilakukan oleh pasangan suami istri itu selesai, Arthur langsung keluar dari kamar. Membiarkan Lana tidur dan beristirahat. Ia paham, istri cantiknya itu sedang kelelahan akibat kegiatan panas yang mereka lakukan mulai dari sore sampai malam. Arthur merasakan suasana yang berbeda dari rumah ini. Biasanya, rumah selalu ramai dengan suara keributan maupun canda tawa kedua anaknya. Tetapi saat ini terasa sangat sepi dan sunyi seperti tidak ada kehidupan. Kedua anaknya sudah pindah ke rumah orang tuanya, sedangkan Bi Ika sudah pulang ke kampung halamannya. “Bahagia selalu ya. Maafkan Daddy, tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk kalian berdua,” ujar Arthur, seraya memandangi foto Lea dan Leo yang terpajang di dinding. “Jaga Mommy kalian. Jangan membuatnya bersedih. Cukup Daddy saja yang menyakiti hatinya,” monolognya lagi. “Tumbuhlah dengan baik. Buatlah Mommymu bangga dengan prestasimu.” Kemudian Arthur lantas berjalan ke living room. Mengambil ponselnya

  • Pelakor vs Istri sah   10. Serangan nafsu

    Lana menggeram kesal sembari membanting ponselnya ke meja. Lelaki itu benar- benar menguji kesabarannya. Jika membunuh orang itu tidak dosa, mungkin sudah Lana lakukan dari dulu. “Ya Tuhan. Aku harus bagaimana,” keluh Lana, sembari mengusap wajahnya kasar. Setelah berpikir selama beberapa menit, Lana memutuskan untuk menemui lelaki itu. Bukan untuk bercinta, tetapi untuk menegosiasi agar Arthur meringankan persyaratannya. Apapun itu akan Lana lakukan, asal tidak bercinta. Bahkan jika Arthur meminta mobil baru, akan Lana belikan sekarang juga. Sesampainya di rumah, Lana langsung mendorong pintunya dengan kasar, hingga menimbulkan suara gebrakan yang begitu keras. Arthur yang sedang duduk santai di ruang tamu pun terkejut. Namun sedetik kemudian, ekspresinya berubah menjadi sangat songong dan menyebalkan. Lelaki itu menatap Lana sembari tersenyum menyeringai. Sementara itu, Lana hanya menatapnya datar. “Kau siap untuk bercinta, babe?” tanya Arthur, seraya menaik turunkan alisnya me

  • Pelakor vs Istri sah   9. Mulut manis tapi beracun

    Lana menyeret tangan Arthur menuju taman yang berada di samping rumah. Membiarkan orang tua mereka kembali bertarung dan beradu mulut. “Apa maksudmu? Bukankan kau bertahan denganku karena uang? Lalu kenapa, kau malah menolak tawaran dari Ayah? Jangan membuat semuanya semakin rumit! Ambil uangnya, dan ceraikan aku sekarang juga!” marah Lana, penuh dengan emosi. “Kau yakin, tidak mau memberiku kesempatan?” tanya Arthur, yang berhasil membuat Lana semakin geram. Saking gregetannya, wanita itu sampai menggertakkan gigi dan mengepal tangannya kuat. “Pertanyaan bodoh! Untuk apa juga, aku memberi kesempatan pada bajingan? Bahkan anakmu sendiri menginginkan orang tuanya untuk bercerai.” Arthur menghembuskan nafasnya sembari mengusap rambutnya kasar. Pikirannya benar- benar tidak karuan saat ini. “Aku janji, akan berubah menjadi lebih baik lagi. Aku juga akan memutuskan Sarah dan tidak akan menikahinya,” ujar Arthur. “Kau pikir aku percaya? Kau bahkan sudah mengatakan ini berkali- kali

  • Pelakor vs Istri sah   8. Pertengkaran keluarga

    “Ehm. Sepertinya anda mulai mengibarkan bendera peperangan dengan keluarga kami.” Sontak saja, mereka bertiga langsung menoleh ke belakang dengan terkejut. Di mana di belakang mereka sudah ada Ayah Lana yang menatap mereka sinis dengan tangan yang bersedekap di dada. Tak lama kemudian, Ibu Lana dan Bi Ika datang menghampirinya. “Anakmu yang memulainya lebih dulu,” ketus Ibu Arthur. Membuat Ayah Lana langsung tertawa remeh. “Ajeng ... Ajeng. Selama sepuluh tahun kita menjadi besan, baru kali ini aku melihat topeng aslimu. Selama ini, kau selalu berpura- pura baik di depanku,” ujar Ayah Lana, disertai dengan senyuman remehnya. “Memangnya ada yang salah dari ucapanku? Aku hanya berbicara fakta, kalau anakmu yang memulai peperangan ini. Dia menghinaku, merendahkanku, dan juga memfitnah Arthur berselingkuh. Apa kau tidak tahu kelakuan buruk anakmu? Dia sangat kurang ajar dan tidak tahu diri,” balas wanita itu menggebu- gebu. “Sebelum kau berbicara seperti ini, apa kau sudah berkaca ter

  • Pelakor vs Istri sah   7. Arthur vs Ayah Lana

    Mendengar penuturan Lana, tentu saja Gita langsung terkejut. Ia tidak tahu, rahasia apa yang disembunyikan oleh Lana sampai wanita itu takut menceraikan suaminya Tapi menurutnya, bukankah bertahan itu lebih menyakitkan dari pada melepaskan? “Kau diancam oleh Arthur?” tanya Gita. Lana mengangguk lemah. Baru kali ini, ia menunjukkan wajah melasnya di depan orang lain. Biasanya ia selalu terlihat garang, tegas dan berwibawa . “Apa itu menyangkut nama baikmu?” tanya Gita lagi. “Of course. Maka dari itu, aku tidak berani menceraikannya. Walau sebenarnya, aku berniat mengajukan cerai dalam waktu dekat. Tapi setelah aku pikir- pikir, aku tidak bisa menceraikannya saat ini. Aku belum siap kehilangan karirku.” Gita mendengus kesal. Ia jadi ikut pusing memikirkan rumah tangga Lana. Ingin rasanya, ia memisahkan Lana dan suaminya secara paksa. Namun sayangnya, ia tidak memiliki hak apa- apa. “Aku tidak tahu, rahasia apa yang kalian sembunyikan. Tapi bukankah lebih baik kalian berpisah, dar

  • Pelakor vs Istri sah   6. Alasan bertahan

    “Sialan kau, Arthur! Waktu itu kau bilang, kalau kau sudah tidak menyukainya. Dan sekarang kau bilang, kalau kau masih mencintainya. Apa maumu, sialan!” geram Sarah. “Dasar aneh! Memang salah, kalau aku masih mencintai istriku?” “Jelas salah! Kau milikku sekarang!” “Jangan asal meng-klaim sesuatu yang belum tentu menjadi milikmu.” “Apa salahnya? Aku akan menjadi istrimu sebentar lagi.” “Jangan terlalu berharap. Bisa jadi Lana tidak menyetujui pernikahan kita.” “Ck. Kenapa kau jadi begini? Baru kemarin kau bilang, kalau kau akan menceraikan Lana dan menikahiku. Dan sekarang kau malah berkata seperti ini. Apa kau sudah gila? Kalau tidak berniat menikahiku, jangan menghamiliku bodoh!” “Memang siapa yang ingin kau hamil? Dari awal sudah kuingatkan untuk minum obat pencegah hamil, tapi kau selalu mengabaikanku.” “Oh, jadi kau tidak menginginkan bayi ini?” tanya Sarah, sembari mengangguk-anggukkan kepalanya. “Oke kalau begitu, batalkan saja pernikahan kita. Aku akan membesarkan bayi

DMCA.com Protection Status