Tok, tok!!Suara ketukan pintu telah terdengar di ruangan kepala jaksa. Agam yang sedang meninjau berkas, segera melihat ke arah pintu. Rupanya, Bu Lisa telah hadir dengan membawa beberapa lembar kertas."Iya, ada Bu Lisa?" tanya Agam kemudian."Pak Jaksa, dari beberapa sumber, saya sudah menemukan sebagian data dan informasi mengenai wanita bernama Clara Anastasya."Agam mengambil lembaran kertas itu dan membacanya dengan seksama."Dia pernah ikut pelatihan dan bekerja di Congeriu Italia, setelah pekerjaan nya selesai, dia kembali ke Indonesia untuk menikah. Suaminya adalah seorang kepala manager pemasaran di Golden Ang, memiliki satu anak perempuan yang bersekolah di TK Gold Children, dan pada tahun 2012, dia menaiki pesawat dengan jurusan Kalimantan Timur - Jakarta," terang Bu Lisa dengan serius.Agam terpekik mendengar kata Kalimantan Timur. Seperti tidak asing bagi dia. Walaupun wanita yang berasal dari Kalimantan Timur tidak mungkin hanya satu.Tapi firasatnya yang hebat, tidak
Tiidak perlu menunggu waktu berhari-hari, bagi Clara mempercepat rencananya akan lebih baik.Darwin sudah melewati pintu studio itu, yang artinya dia sudah masuk dalam perangkap Clara.Tidak ada yang bisa membebaskan Darwin kecuali pesakitan dan kematian.Clara mencium bibir Darwin hingga laki-laki itu sedikit tersentak. Tapi yang namanya laki-laki kesepian, apalagi terdengar melodi Biola yang merdu sangat mendukung suasana romantis itu.Hingga Darwin membalas kecupan Clara dengan menutup kedua matanya."Ah, maafkan saya Tuan!" kata Clara saat dia tersadar dengan apa yang baru saja dia lakukan. Tentu saja semua itu adalah akting.Darwin masih membeku di tempatnya.Laki-laki itu perlahan mengangkat tangannya dan menyentuh bibir yang barus saja Clara kecup."Apa maksud dari ciuman itu nona?" tanya Darwin serius. Keningnya berkerut menanti jawaban pasti dari Clara."Betapa beruntungnya Nyonya Maureen telah memiliki laki-laki sejati seperti Tuan,' jawab Clara gugup. Ia mahir sekali memai
Ponselnya berdering beberapa kali sejak satu jam yang lalu. Karena sibuk dengan Darwin, Clara sampai lupa pada ponselnya sendiri..Ia turun ke ruangan bawah tanah, menuju ke ruangan rahasianya dan memantau segala aktivitas orang-orang yang terpantau dalam Cctv. "Aku hanya tinggal memasang alat perekam di rumah Maureen dan Ayahnya. Ayoklah, aku rasa akan ada jalan!" kata Clara yang tengah semangat.Ketika ia mengambil ponsel, ia melihat 3 panggilan tak terjawab dari Jaksa Agam. Sontak ia pun terkejut dan segera menelepon balik kenalannya itu.Ia berharap akan segera mendengar kabar baik.Tak lama, panggilan itu tersambung."Halo Pak Jaksa, maaf sekali saya sedang mengurus keperluan Vania di sekolah. Ada apa ya?" tanya Clara yang sedikit panik.Sedangkan di seberang sana, Agam mencoba menstabilkan napasnya dan mengingat-ingat lagi apakah suara Clara dan Serayu itu sama atau tidak."Ngg, begini... Saya... saya menerima tawaran kerja sama itu nona Clara. Email pernyataan nya akan saya ki
"Selamat datang di istanaku Clara," ujar Maureen yang menyambut kehadiran Clara tanpa sadar bahwa perempuan itu membawa jebakan untuknya. "Terima kasih Nyonya, terima kasih banyak telah mengizinkan saya untuk datang ke sini. Saya merasa sangat istimewa sekali!" "Masuklah!" Maureen segera mengajak Clara untuk masuk ke dalam rumahnya. Sayang sekali, Clara tak bisa merekam wajah Maureen yang bahagia menyambut jebakan di depannya. "Duduk! Aku tidak sabar melihat dokumen apa yang kamu bawa,' katanya seraya menatap Clara dengan kedua mata menyipit. "Selamat Nyonya, departemen store yang dinginkan Nyonya sudah ada di depan mata. Ini berkas pernyataan bahwa Jaksa Agam bersedia menjadi penasihat hukum di kantor yang akan di kelola Nyonya. Dengan begitu, investor besar tak akan ragu lagi," terang Clara memberikan dokumen itu. "Ya Tuhan! Kejayaan kita semakin ada di depan mata! Thanks Clara, saya amat menyukai kamu. Katakan, apa yang kamu inginkan? Promosi untuk suami kamu, misalnya saja k
Cinta itu impulsif.Saat cinta tidak sesuai dengan tindakan mu, maka dirimu akan berubah menjadi sangat naif.Clara meninggalkan Darwin dan berjalan menuju rungan dapur.Sebelumnya ia diperintahkan oleh Maureen untuk menyediakan gelas anggur agar bisa dinikmati oleh dia dan suaminya.Tapi sayang, posisi gelas terlalu tinggi hingga membuat Clara kesulitan untuk menjangkaunya.Ia kemudian mengambil kursi untuk dijadikan pijakan agar dia bisa naik lebih tinggi.Belum sempat Clara menaiki kursi tersebut, tiba-tiba dari arah belakang Darwin tiba dan menahan tubuh Clara.Alhasil, perempuan itu mengurungkan niatnya seketika."Biar aku saja!" ucapnya memandang Clara penuh emosi batin yang tak bisa diuraikan.Clara tersenyum sambil mengangguk.Saat Darwin hendak mengambil gelas, lebih mengejutkan lagi dengan aksi Clara. Dia memeluk tubuh Darwin dari belakang hingga laki-laki itu terkesiap dibuatnya."Apa yang kamu lakukan? Mengajakmu tadi saja sudah kamu tegur, kenapa memelukku?" tanya Darwin
"Permisi Pak.. hari ini ada jadwal pertemuan dengan Nyonya Maureen dari Golden Ang di galery milik mereka, dan mobil sudah siap di depan Pak," kata Ibu Lisa yang kembali mengingatkan tentang kerja sama yang menegangkan itu.Ya, bagaimana tidak disebut menegangkan, kalau yang dihadapi adalah Serayu dengan rencana balas dendam nya."Baiklah, aku akan turun setelah ini."Jaksa Agam menuruti apa kata ibu Lisa dan segera mematikan layar komputer di meja.Ia juga tak lupa mengambil jas yang sebelumnya disematkan di atas patung gantungan."Tak sabar sekali aku bertemu dengan kamu!" oceh laki-laki itu dalam hatinya.Walaupun Agam yakin bahwa Clara adalah Serayu, tapi dia harus tutup mulut serapat mungkin dan bertingkah seolah tak kenal dengan Clara. Agar siapapun lawan dari Serayu tidak akan curiga sedikit pun.Begitu melihat mobilnya yang sudah siap di depan pintu lobi, Agam langsung memasukinya dan menancap gas untuk segera menuju ke alamat galeri milik Maureen.Di sana lah pertemuan itu ak
"Hah!" Clara terkejut melihat Agam yang sudah berdiri di belakangnya."Maaf Pak Jaksa, saya terkejut. Sedang apa di sini?" tanya Clara kemudian."Saya ingin bicara dengan kamu Nona. Langsung saja, apa kamu Serayu?" Deg!!Bagai mendengar petir di siang bolong. Pertanyaan Agam menusuk di tempat luka itu.Clara gemetar menahan setiap kata yang akan terucap."M-maksud anda Pak? Saya tidak paham Pak tolong dijelaskan lebih detail lagi. Apa Pak Agam sedang mencari seseorang bernama Serayu?"Clara berusaha menghindar."Iya, dan itu kamu kan?"Agam berkata seorang setengah berbisik."Bukan Pak, saya Clara. Anda mungkin salah orang." "Benarkah? Baiklah kalau begitu. Berkas sudah saya tanda tangani. Permisi!" Tanpa basa-basi lagi, Agam bergegas pergi dari hadapan Clara setelah berhasil melayangkan pertanyaan tadi.Wanita itu masih memaku di tempat dan belum sadar dengan kejadian barusan."Laki-laki pintar. Aku senang kakak tahu aku!" ucapnya dengan lirih sambil memperhatikan Agam yang berjala
Clara meraih bibir Darwin dan melumatnya dengan hangat.Awalnya Darwin terdiam, namun sekejap kemudian Darwin membalas ciuman itu dengan sepadan.Mereka beradu lidah dengan posisi kepala yang miring, agar adegan itu terealisasi dengan nyaman.Kedua tangan Clara tersimpan di leher Darwin, sedangkan kedua tangan Darwin melingkar di pinggang Clara.Dan pergerakan ciuman itu semakin lama, berubah semakin lihai. Darwin bahkan memutar kepalanya ke dua arah dan memposisikan tubuhnya senyaman mungkin.Sedangkan Clara mengikut keinginan laki-laki yang terlihat agresif itu.Dari kecupan, sekarang mereka beralih ke adegan yang lebih ekstrem.Darwin sigap membuka satu persatu kancing baju milik Clara dan sudah terbuka lebar area dada itu.Meski masih tertutup sebuah bra, tapi gundukan kenikmatan itu terlihat jelas.Begitu Darwin hendak melepas kaitannya, tangan Clara dengan cepat menahannya."Jangan!""Kenapa?" Darwin yang berada di atas puncak kenikmatan itu sepertinya sudah tidak sabar ingin me