Share

Sambutan Baik

Author: Melika Sun
last update Last Updated: 2023-03-22 17:36:56

"Nona serius mau menginap di sana? Apa Nona yakin wanita tua itu tidak akan berbuat macam-macam atau melakukan sesuatu yang licik?"

Nora, asisten pribadi sekaligus orang kepercayaan Aleena yang di pilih oleh Karina, terlihat kuatir saat mengetahui jika Aleena akan menginap di rumah nyonya Miranda.

Sedikit banyak, Karina telah membekali Nora dengan informasi tentang nyonya Miranda dan Laura serta siapa saja orang-orang yang terkait dengannya.

Namun begitu, Nora di larang menyampaikan laporan apa pun tentang kehidupan dan permasalahan kehidupan Aleena sekarang, kecuali jika Karina bertanya.

"Tetap saja, Nona harus berhati-hati," ujar Nora mengingatkan.

"Aku akan mengingatnya," sahut Aleena.

"Oh ya, bagaimana dengan rencana kita? Apa kau sudah berhasil mengetahui titik lemahnya?" lanjut Aleena bertanya.

"Tentu saja, Nona. Aku sudah berhasil mendapatkan semua data dan informasi tentang semua butik, resto dan beberapa villa milik wanita itu," jawab Nora tersenyum.

"Bagus. Dapatkan semua it
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Laura Pendarahan

    "Apa yang kau lakukan di sini! Apa kau ingin menyelinap ke kamar kami?"Laura berjengit kaget, begitu mendengar suara bentakan Aleena di belakangnya. Cepat-cepat wanita itu kembali menarik tangannya dari gagang pintu."Ti-tidak. A-aku hanya ingin bertemu denganmu, aku tidak tahu jika kau sedang tidak ada di kamar," jawab Laura dengan wajah gugup dan ketakutan."Cih! Tidak usah banyak alasan kamu! Kau pikir aku tidak melihat saat kau hendak membuka pintu kamar tadi!" hardik Aleena dengan wajah mengeras."A-aku sudah mengetuk pintu berulang kali, tapi tidak ada jawaban makanya aku ingin memastikan apa kau ada di dalam atau tidak," kilah Laura, menutupi kebohongannya."Berapa kali kau mengetuk pintu, hah! Berapa kali! Bahkan aku sudah ada di belakangmu sejak beberapa saat yang lalu!" teriak Aleena semakin tersulut amarah.Wajah Laura langsung pucat pasi, tapi bukan Laura namanya kalau tidak pandai berkelit."Jangan salah paham Aleena, aku datang hanya untuk memberimu hadiah ini." Seraya

    Last Updated : 2023-03-23
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Sisi Lain Aleena

    "Pendarahannya sudah bisa dihentikan, dan janin dalam perut Ibu Laura baik-baik saja, jadi tidak perlu cemas," ucap seorang Dokter begitu selesai menangani Laura.Laura bernafas lega, setidaknya senjata andalan satu-satunya yang ia miliki sekarang dalam keadaan baik-baik saja."Lain kali kau harus bisa menahan diri, jangan bersikap ceroboh seperti itu," oceh Nyonya Miranda yang sedari tadi menunggui Laura."Mama tenang saja, aku selalu menyiapkan rencana cadangan apabila hendak melakukan sesuatu," ucap Laura tersenyum penuh kemenangan."Mama yakin, wanita itu sekarang sedang menangis darah di rumah," ujar Nyonya Miranda tersenyum senang. "Apalagi Arfa masih menunggu kabar keadaanmu di rumah sakit ini," lanjutnya senang."Benarkah?" tanya Laura dengan nada tidak percaya."Tentu saja, anak itu sedang mengurus semua masalah biaya di administrasi dan ia tidak menyangkal saat Mama mengatakan jika ia adalah suamimu," terang nyonya Miranda.Senyum kemenangan kembali merekah di bibir Laura, i

    Last Updated : 2023-03-23
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Mulai Beraksi

    "Aleena, sayang! Tunggu!"Arfa langsung meraih tangan Aleena sebelum wanita itu sempat masuk ke dalam mobil.Nora yang sejak tadi berdiri di samping pintu, memilih kembali menutup pintu mobil untuk Aleena lantas berpindah tempat ke bagian depan mobil."Lepas!" sentak Aleena dengan wajah dingin. Tapi Arfa terlalu erat menggenggam tangannya, sekuat apa pun Aleena berusaha melepaskan tangannya, itu tidak akan berhasil."Sayang ... aku mohon maafkan aku. Tolong dengarkan aku dulu," pinta Arfa dengan wajah memohon."Sudah aku bilang, aku tidak butuh penjelasan darimu. Kau boleh pergi dan urus is—"HeemmpptNora yang saat itu sedang memperhatikan perdebatan antara Aleena dan Arfa, langsung memalingkan wajahnya ketika melihat pria itu membungkam mulut Aleena dengan ciuman panas.Sementara Aleena berusaha melepaskan diri dari ciuman Arfa yang terasa liar dan sedikit kasar. Wanita itu terus memukul dada bidang Arfa berharap agar pria itu mau melepaskannya. Namun Arfa justru meraih tengkuknya

    Last Updated : 2023-03-23
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Masih Kesal

    "Bukannya Mama tadi bilang jika Mas Arfa bahkan tidak menyangkal, saat Mama mengatakan jika dia adalah suamiku dan Mas Arfa sedang mengurus semua masalah administrasi?" Laura bertanya dengan wajah kecewa, lagi-lagi dia dia harus menelan pil pahit melihat kenyataan yang sesungguhnya."Mama juga tidak menyangka jika akhirnya Arfa akan berubah pikiran. Mama kira dia sudah mulai terpengaruh karena kuatir dengan keadaan kandunganmu," jawab Nyonya Miranda tak kalah kecewa."Tapi kamu tenang saja, sepertinya Mama sudah mengetahui di mana kelemahan Arfa saat ini," lanjut Nyonya Miranda sambil menyeringai kecil.Laura terdiam, wanita itu mencoba mencerna maksud dari ucapan ibu mertuanya hingga tiba-tiba saja wanita itu tersenyum lebar lalu berkata, "Aku tahu. Aku tahu bagaimana caranya membuat mas Arfa mau melihat ke arahku.""Kalau begitu tunggu apa lagi, kau harus segera menyiapkan rencana baru untuk mendukung rencana pertamamu itu," timpal Nyonya Miranda."Tentu saja! Aku akan menjalankanny

    Last Updated : 2023-03-24
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Arfa Gila?

    Aleena melepaskan genggaman tangan Arfa, lalu dengan cepat mendorong tubuh pria itu hingga mundur ke belakang beberapa langkah."Sayang ... tolong jangan begini," pinta Arfa dengan wajah memohon.Tanpa berkata sepatah kata pun, Aleena kemudian berlari pulang menuju apartemen meninggalkan Arfa yang menatap kepergiannya tanpa berkedip."Aleena ... sepertinya banyak yang kau sembunyikan dariku, tapi jangan kuatir aku akan mencari tau sendiri dan akan ku pastikan menemukan semua kebenarannya. Aku yakin, kau pasti punya hubungan erat dengan masa laluku," gumam Arfa.Pria itu kemudian mengayunkan langkahnya, menyusul Aleena pulang ke apartemen. Namun sebelum itu, dia mampir ke sebuah toko bunga yang tidak jauh dari lokasi Apartemen yang kebetulan toko bunga tersebut buka lebih cepat dari biasanya.Pria itu bermaksud membelikan bunga kesukaan Aleena, sebagai salah satu langkah untuk meluluhkan hati wanita itu. Mungkin kali ini Arfa memang benar-benar kapok di buat Aleena. Pria itu sungguh

    Last Updated : 2023-03-25
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Cara Jitu?

    "Pakai lagi bajunya, Mas!" seru Aleena dengan wajah merona.Antara malu dan mau melihat aksi nekat Arfa di depannya.Pria itu tidak hanya melenggak-lenggok di depannya, bak super model pakaian dalam tapi juga melakukan gerakan nyeleneh lainnya seperti push up, salto, jungkir balik dan kayang."Kau malu? Atau mau melihatnya, sayang ... lihatlah--wajahmu bersemu merah saat ini," goda Arfa.Aleena seketika memalingkan wajahnya ke sudut lain. Tidak dapat di pungkiri jika dirinya juga sangat ingin menyentuh tubuh Arfa saat ini. Tapi gengsinya lebih besar, mengalahkan hasrat yang mulai muncul di benaknya."Lihatlah, sayang ... jangan abaikan suamimu yang sudah gila dan butuh kasih sayang ini," rengek Arfa."Suamimu ini sudah tidak punya apa-apa lagi selain tongkat sakti-nya ini. Tapi kau tidak perlu kuatir, tongkat saktiku ini mampu membuatmu terbang sampai ke langit tujuh, gratis. Kau akan di buat mendesah nikmat, bermandi peluh, hingga kau men—""Stop!" Aku benar-benar tidak menginginkann

    Last Updated : 2023-03-26
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Menggali Informasi

    "Pak Arfa memanggil saya?" Pria itu mengangguk, lalu mempersilahkan Bayu untuk duduk di depannya."Saya ingin kamu menyelidiki sesuatu buat saya," ucap Arfa dengan wajah serius."Menyelidiki sesuatu buat Pak Arfa?" ulang Bayu. Arfa mengangguk. "Dan kamu harus mendapatkannya," kata Arfa."Apa ini masalah pekerjaan, Pak?" terka Bayu."Ini tidak ada hubungannya dengan pekerjaan. Ini masalah pribadi saya," jawab Arfa."Lalu apa yang harus saya selidiki, Pak?" Bayu kembali bertanya dengan antusias."Cari informasi dan selidiki tentang kecelakaan maut empat tahun lalu, yang melibatkan CEO Arhadhita Group," jawab Arfa.Bayu sejenak terdiam, seolah sedang memikirkan sesuatu."Maksud Bapak, kecelakaan tragis yang Pak Arfa alami sendiri?" tebak Bayu. Arfa mengangguk sembari menghela nafas panjang."Memangnya Pak Arfa tidak ingat dengan kejadian itu? Bukannya Pak Arfa sendiri yang mengalaminya?" tanya Bayu dengan wajah heran."Kalau aku ingat, aku tidak perlu repot-repot menyuruhmu mencari in

    Last Updated : 2023-03-26
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Sebuah Kenyataan

    "Karna Alisya adalah aku."Hampir saja kalimat itu meluncur dari mulut Aleena, jika saja tidak terdengar suara panggilan dari ponsel Arfa yang membuat pria itu menegakkan tubuhnya untuk meraih ponsel di atas meja.'Mama' Itulah nama yang tertera di layar benda pipih tersebut.Aleena hanya diam, melihat reaksi Arfa yang malas-malasan mengangkat panggilan telepon tersebut. Arfa sengaja mengaktifkan pengeras suara di ponselnya agar Aleena ikut mendengarkan apa yang akan dibicarakan oleh mamanya."Aku mau ke kamar mandi dulu," ujar Aleena sengaja ingin menghindar. Ia tidak ingin melihat Arfa bersikap tegas hanya karna ada dirinya saat ini.Wanita itu lantas turun dari pangkuan Arfa, kemudian melangkah menuju kamar pribadi Arfa.[Hallo, Arfa] sapa nyonya Miranda.[Iya, Ma. Ada apa?] tanya Arfa dengan nada datar.[Laura sudah di izinkan pulang, apa kamu bisa menjemputnya sekarang?] tanya nyonya Miranda.[Memangnya wanita itu siapa? Sampai mama menyuruh aku yang menjemputnya?][Arfa, dia itu

    Last Updated : 2023-03-27

Latest chapter

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Emir dan Ariz

    Tubuh Tuan Melviano langsung digotong ke atas brankas, dan di bawa keluar menuju unit gawat darurat.Pria itu jatuh pingsan sesaat setelah anak keduanya lahir. Dia pingsan bersamaan dengan istrinya. Sangat kompak, bukan?"Apa aku perlu menelpon dokter Anda, Tuan?" tanya Hangga setelah Tuan Melvin sadarkan diri.Melihat tuannya jatuh pingsan dengan wajah pucat, membuat Hangga langsung diliputi kecemasan."Tdak perlu, ini tidak ada hubungannya dengan penyakitku. Aku pingsan karena aku tidak kuat melihat penderitaan yang sedang dirasakan oleh istriku. Ia sampai bertaruh nyawa, demi melahirkan anak-anakku," sahut Tuan Melvin terdengar lemah.Pria itu perlahan bangkit, dan berniat turun dari atas tempat tidur. Ia sudah tidak sabar untuk melihat istrinya dan kedua bayi kembarnya."Tunggulah sebentar lagi, Tuan. Kau masih terlihat lemah, jika Nyonya melihatmu seperti ini, dia pasti akan berfikir yang tidak-tidak," ujar Hangga, mencoba mencegah niat tuannya yang akan pergi menemui istrinya.T

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Tidak jadi Surprise

    Tuan Melvin mengecup bahu istrinya yang terekspos. Mereka baru saja selesai mandi bersama dan saat ini sedang berdiri di depan sebuah cermin besar, yang memantulkan seluruh bagian tubuh mereka.Tuan Melvin berdiri di belakang Berlian, sambil memeluk tubuh wanita itu dari belakang. Tangannya sejak tadi tidak mau berhenti, mengusap dan membelai setiap bagian tubuh Berlian yang menonjol."Sebentar lagi kita akan menjadi orang tua, sayang. Aku sudah tidak sabar lagi menanti anak kita lahir ke dunia ini," ucap Tuan Melvin kembali mengecup bahu istrinya dengan lembut."Hanya tinggal menghitung hari, Tuan Melvin, semoga prediksi Dokter Rahayu tidak meleset," sahut Berlian, sambil membelai rahang kokoh suaminya.Usia kandungan Berlian sudah 9 bulan, dan prediksi Dokter Rahayu masa bersalinnya jatuh di bulan depan, yang hanya tinggal sepuluh hari lagi."Kau sungguh terlihat sangat seksi, sayang," ucap Tuan Melvin mengusap perut istrinya yang terlihat semakin membesar."Apa kau sedang menggodak

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Keputusan Arfa

    Sejak pertemuan itu, Arfa terus merenungi nasibnya. Ingin berpaling dari Alisya, namun nyatanya ia tak mampu.Nama wanita itu telah terpatri dalam hatinya, begitu juga cintanya.Semakin ia memaksa melupakan, bayang-bayang wajah Alisya semakin terlihat nyata hadir dalam mimpinya."Lama-lama aku bisa gila kalau terus begini. Apa yang harus aku lakukan, Alisya," gumam Arfa seraya membelai foto Berlian yang sedang tersenyum di layar ponselnya."Selama ini kau begitu sabar hidup dalam penderitaan bersamaku, tanpa pernah berkeluh kesah kepadaku. Tapi aku begitu bodoh, karena tidak bisa mempertahankanmu."Arfa mengusap air mata, yang tiba-tiba saja menetes dari pelupuk matanya. Menguatkan hati, pria itu akhirnya mengambil keputusan besar dalamnya.Keputusan yang tidak pernah terlintas sama sekali dalam hidupnya. Mengakhiri semuanya."Maafkan aku, sayang, aku terpaksa mengambil keputusan ini. Teruslah hidup bahagia, dan jangan pernah menyesal atas kepergianku."Arfa melangkah dengan gontai me

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Tidak Ada Ruang Untuk Cintamu

    Berlian menggeliat kecil, dengan rasa malas wanita itu perlahan membuka kedua matanya. Dan begitu ia membuka mata, seraut wajah tampan telah menyambutnya dengan senyum menawan.Senyum di wajah Berlian pun langsung terbit, manakala manik matanya bertemu dengan bola mata biru yang sedang menatapnya dengan penuh cinta."Apa tidurmu sangat nyenyak, sayang?" Tuan Melvin bertanya sambil merapikan hijab istrinya yang sedikit berantakan.Pria itu lalu membantu sang istri untuk duduk, kemudian menyerahkan sebotol air mineral yang telah di bukanya.Seperti orang kehausan, Berlian segera meminum air mineral itu hingga hanya menyisakan sedikit saja, dan sisa air yang sedikit itulah yang akhirnya di habiskan oleh Tuan Melvin."Tidurku sangat nyenyak, Tuan Melvin. Sampai rasanya aku malas untuk bangun, apalagi saat kau hadir dalam mimpiku, itu membuatku ingin terus tertidur," jawab Berlian tersenyum. Wanita itu lalu mengulurkan tangannya ke atas membelai rahang kokoh milik suaminya."Bahkan dalam

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Kenyataan Pahit

    Dari tempatnya berdiri, Arfa dapat melihat dengan jelas sosok wanita yang sedang duduk sambil bergelayut manja pada lelaki tampan nan gagah di sampingnya.Senyum bahagia terukir jelas di wajah wanita itu. Sesekali pria di sampingnya mendaratkan sebuah ciuman di puncak kepala wanita yang tersenyum bahagia.Rasa cemburu dan sakit hati telah menguasai hati Arfa. Ingin rasanya ia menghampiri wanita itu, dan mengungkapkan isi hatinya.Namun sayang, terlalu banyak pengawal yang berjaga di sekitar pasangan suami istri itu, bisa mati konyol kalau Arfa sampai nekat mendekat.Meskipun ia datang dengan menyamar sebagai karyawan hotel, tapi bukan berarti anak buah Hangga tidak bisa mengenalinya."Sebenarnya mereka sedang merayakan acara apa? Mengapa mereka justru mengundang anak-anak yatim piatu dan orang-orang yang kurang mampu?" batin Arfa heran."Mereka juga memberikan hadiah dan juga uang kepada para tamu," imbuhnya."Hei! Kau! Jangan hanya berdiri di sana! Bantu yang lain menyiapkan hidangan

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Hadiah Terindah

    Tuan Melvin menangis haru, bibirnya tanpa henti mengucap syukur.Pria itu masih terus mendekap tubuh istrinya yang duduk di atas pangkuannya, tidak ingin melepaskannya meskipun sebentar saja."Terima kasih, sayang ... terima kasih," lirih Tuan Melvin penuh haru."Kita akan menjadi orang tua, Mas," lirih Berlian dengan berurai air mata bahagia."Iya, sayang, sebentar lagi kita akan menjadi orang tua," sahut Tuan Melvin seraya mendaratkan sebuah ciuman lembut di kening istrinya.Saking tidak percayanya , Dokter Vina sampai berulang kali melakukan pemeriksaan untuk memastikan kehamilan Berlian, dan ia terlalu bahagia mengetahui kebenarannya, sampai jadi gugup saat hendak menyampaikan kabar gembira itu.Brak!Pintu kamar terbuka dengan kasar, membuat Tuan Melvin dan Berlian langsung menoleh bersamaan.Hangga dan Bima masuk dengan tergesa, di ikuti oleh semua pelayan di belakang mereka.Tuan Melvin buru-buru meraih selimut, lalu menutupi kepala istrinya yang tidak memakai hijab dengan seli

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Ada Apa Dengan Berlian?

    "Apa pertemuan ini sangat penting, Tuan Melvin? Bukankah kau bisa menyuruh Alex untuk menjadi wakilmu?"Tuan Melvin menghela nafas dalam-dalam, sudah ketiga kalinya sang istri menanyakan hal yang sama, pun di jawab olehnya dengan jawaban yang sama, tapi Berlian seperti menderita amnesia akut, wanita itu kembali mengulang pertanyaannya, lagi dan lagi."Jika hanya bertemu dengan rekan bisnis yang sama-sama sudah manula, mengapa harus berpakaian terlalu rapi seperti ini? Seperti mau ketemu mantan saja!" oceh Berlian menatap tidak suka penampilan suaminya mulai dari atas sampai ke bawah.Tuan Melvin meringis, nyaris seperti orang yang sedang menahan mules di perut. Pria itu berulang kali menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tidak tau bagaimana cara mengekspresikan kebingungannya."Sayang ... pertemuan ini benar-benar sangat penting, dan Alex tidak bisa mewakilinya karna memang harus aku yang langsung turun tangan," ujar Tuan Melvin dengan sangat berhati-hati. Salah bicara sedikit saja, b

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Menyewa Mata-Mata

    Sebelah tangan dan kakinya di pakaikan gips, sementara wajahnya sudah mirip seperti alien, biru biru dan banyak terdapat benjol seperti habis disengat ribuan lebah. Arfa mendelik ke arah Alex, namun sayang ekspresinya itu semakin menambah kelucuan di wajahnya menurut kacamata Alex, yang semakin membuat pria itu tertawa terbahak.Arfa mendengus kesal, melihat Alex sampai membungkuk bungkuk memegangi perutnya karna keasyikan tertawa."Kau sepertinya sangat bahagia sekali melihat keadaanku seperti ini," ujar Arfa dengan bersusah payah menggerakkan mulut, sambil menahan sakit di sekitar wajah dan bibirnya."Aku? Bahagia?" gumam Alex memasang wajah polos seperti tidak mengerti apa-apa."Cih!" Arfa berdecak kesal seraya memalingkan wajahnya."Aku bukannya bahagia, sejak melihatmu aku langsung membayangkan bagaimana Hangga mengamuk sampai membuatmu babak belur seperti ini, hingga membuatku tidak bisa berhenti tertawa," ujar Alex kembali tertawa."Teman tidak punya ahlak!" gerutu Arfa menaha

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Lihat Aku, Alisya

    Sebuah helikopter mendarat di atas atap rumah sakit swasta terbesar yang ada di ibukota.Seorang pria tampan turun terlebih dahulu dari helikopter. Pria itu kemudian merentangkan kedua tangannya, menyambut sang istri yang sudah bersiap untuk turun. "Uuhg! Ternyata Berlian-ku semakin bertambah berat badannya," kata Tuan Melvin sembari menggendong sang istri turun dari helikopter."Kau terus saja menyusu setiap malam, bagaimana nafsu makanku tidak bertambah banyak dan berat badanku tidak ikut naik, hem," sahut Berlian dengan berbisik, membuat Tuan Melvin langsung tertawa mendengarnya.Sebelum menurunkan tubuh sang istri, Tuan Melvin lebih dulu meremas bokong Berlian dengan begitu gemas hingga membuat wanita itu terpekik tertahan.Beberapa pengawal yang mendengar pekikan Berlian, seketika langsung menoleh. Namun, mereka buru-buru berpaling saat menyadari apa yang sedang terjadi di antara Tuan dan Nyonya mereka."Kondisikan tanganmu, Tuan Melvin!" ujar Berlian dengan bibir mengerucut, la

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status