Wanita Kedua Tuan Marcello
Nayla Raya Sovia, mendapati dirinya terkurung di sebuah gudang tak dikenal. Padahal, hari itu adalah hari pernikahannya dengan pria yang sangat dicintainya. Tak hanya itu, di hari yang sama, Raya justru menghabiskan satu malam bersama Marcello, seorang putra dari mafia ternama!
Ketika pria itu ingin bertanggungjawab, Raya terus menolaknya, hingga ia mengetahui bahwa dirinya dijebak oleh kakak tiri dan calon seuaminya. Lantas, bagaimana nasib Raya? Terlebih, Marcelo ternyata telah mencintai wanita lain sebelum dirinya?
Read
Chapter: Bab 43Raya tidak berminat menjawab pertanyaan Celina, wanita itu hanya menghela nafas panjang, lalu tersenyum samar.Dan sejak pembicaraan hari itu bersama Raya, Celina memilih berdamai dengan takdir yang kini di jalanninya. Wanita itu memutuskan untuk berteman dengan Raya, ketimbang mengibarkan bendera permusuhan dengan wanita muda itu, yang tentu saja itu akan sangat merugikan dirinya sendiri.Namun tidak bagi kedua orang tuanya, terutama nyonya Rosalina, sang ibu, yang memang haus akan harta dan kedudukan.Plak!Wanita paruh baya itu mendaratkan sebuah tamparan keras di pipi Celina dengan wajah murka.Mantan istri Marcel itu hanya bisa diam, sambil mengusap-ngusap pipinya yang terasa sakit dan panas. Celina sudah tidak heran lagi, dirinya sudah sering mendapatkan perlakuan kasar dari orang tuanya, jika ia dianggap melakukan kesalahan."Dasar bodoh! Seharusnya kau lebih memilih Marcel ketimbang karirmu itu, Celina!" teriak nyonya Rosalina penuh amarah."Karirmu itu ada masanya! Sama haln
Last Updated: 2023-04-13
Chapter: Bab 42Raya sedang asyik menonton film animasi lucu dan menggemaskan, antara anak perempuan kecil dan teman beruangnya di ponsel Marcel. Sampai ia tidak menyadari kehadiran Celina di belakangnya."Sepertinya gadis muda ini memang memiliki hubungan spesial dengan Marcel, sampai ia bisa dengan bebas memakai barang pribadi milik Marcel," batin Celina dalam hati.'Ehem!'Celina sengaja berdehem, yang lantas membuat Raya langsung menolek ke belakang.Wanita muda itu mengangkat kedua alisnya dengan wajah heran, begitu melihat sosok Celina yang sudah berdiri di belakangnya."Sepertinya kau memiliki hubungan spesial dengan Marcel, sampai kau bisa memakai ponsel miliknya," ujar Celina, serayak mengambil tempat duduk di kursi yang langsung berhadapan dengan Raya."Kau benar sekali, Bu Celina. Aku juga sering memakai kemeja Mas Marcel saat tidur," sahut Raya, sembari menyimpan benda pipih itu ke dalam saku bajunya.Ekspresi wajah wanita muda itu begitu tenang, bahkan Raya lalu menatap Celina sambil ter
Last Updated: 2023-04-11
Chapter: Bab 41"Apa karna gadis muda itu?" tebak Celina."Ini tidak ada hubungannya dengan Raya, dia datang dalam hidupku bahkan sebelum kita bertunangan," sahut Marcel.Pria itu menurunkan kakinya, merubah posisi duduknya sambil bersedekap."Aku begitu sangat mencintai dan menyayangimu selama ini, Celina. Bahkan aku begitu setia meski berada jauh darimu. Tapi ternyata kau tidak sepenuh hati mencintaiku," tutur Marcel dengan wajah datar.Celina menunduk. Ada rasa penyesalan di hatinya begitu mendengar penuturan Marcel. Tapi ambisinya untuk menjadi model terkenal, membuatnya tidak ingin menyesali apa yang sudah terjadi."Maafkan aku, Marcel. Kau tau sendiri bukan, ambisiku untuk menjadi seorang model terkenal begitu besar. Aku bahkan rela mengorbankan segalanya agar mimpiku dapat terwujud," ujar Celina."Satu hal yang perlu kau tau, aku tulus mencintaimu, meskipun aku juga tidak bisa menampik jika aku memanafaatkan dirimu selama ini demi menunjang gaya hidupku," aku Celina.Marcel tersenyum samar men
Last Updated: 2023-04-09
Chapter: Bab 40Celina hanya bisa diam melihat Marcel menyuapi makan Raya dengan begitu sabar dan telaten tanpa bisa berbuat apa-apa.Bahkan Raya terlihat begitu lahap, makan dengan disuapi oleh Marcel layaknya seorang anak kecil yang makan disuapi oleh ibunya."Sayang ... apa kau tidak berlebihan?" Celina yang mulai gerah akhirnya membuka suara."Biarkan putriku makan dulu, Celina. Dia tidak bisa makan jika tidak di suapi oleh Marcel," ujar Tuan Adam yang langsung membuat Celina terdiam. Sedangkan Malik hanya melihat sekilas ke arahnya, lalu kembali fokus menyuapi istri kecilnya itu."Mau tambah lagi?" tanya Marcel dengan lembut.Raya menggeleng. "Sudah kenyang," jawabnya."Oke. Mau ke kamar lagi?"Raya kembali mengangguk.Marcel memundurkan kursinya, pria itu lalu bangkit dan meraih tangan Raya."Ayo, aku akan mengantarmu ke kamar," ucap Marcel.Raya lalu bangkit, Marcel dengan sigap memundurkan kursi istrinya. Sambil bergandengan tangan mereka menaiki tangga menuju ke kamar mereka di lantai atas.
Last Updated: 2023-04-08
Chapter: Bab 39Raya langsung terdiam begitu Marcel membungkam mulutnya dengan sebuah ciuman lembut. Hingga beberapa saat lamanya Raya terhanyut dengan permainan bibir dan lidah Marcel di dalam mulutnya.Tanpa sadar, Raya justru mengalungkan tangannya ke leher Marcel dan membalas setiap permainan Marcel di bibirnya."Mau lanjut di ranjang, sayang?" goda Marcel serayak mengusap bibir Raya yang basah karena bertukar saliva."Lapar," cicit Raya dengan wajah nelangsa."Baiklah baiklah. Ayo kita turun sekarang, sayang" ujar Marcel. Pria itu lalu menggenggam tangan Raya, bermaksud mengajaknya keluar dari kamar."Mas Marcel duluan, aku nggak mau ada keributan di meja makan nantinya," ujar Raya sambil melepaskan genggaman tangan Marcel di tangannya. Wanita itu lalu melingkarkan jilbab pashmina-nya ke leher Marcel layaknya sebuah syal."Terus kamu maunya bagaimana, sayang?" tanya Marcel dengan lembut."Aku tidak mau sikap kita menyakiti hati bu Celina. Aku ingin dia tau tentang hubungan kita dulu. Mas Marcel
Last Updated: 2023-04-04
Chapter: Bab 38Tubuh Marcel ambruk di atas tubuh Raya, setelah mendapatkan pelepasan yang begitu dahsyat di sesi terakhir mereka melakukan penyatuan.Berbagai gaya dan pose mereka lakukan selama penyatuan, hingga berulang kali mereka mendapatkan pelepasan."Terima kasih, sayang. Kau benar-benar membuat diriku candu dengan tubuhmu. Kau istri kecil-ku yang begitu luar biasa." Puji Marcel sembari mendaratkan ciuman lembut di kening, kedua mata dan pipi Raya.Raya tersenyum, perasaannya begitu bahagia karena berhasil membuat Marcel berulang kali mengerang nikmat di atas tubuhnya, dengan meneriakkan namanya.Tangannya kemudian terulur membelai punggung Marcel yang basah dan licin oleh keringat."Apa pria tua ini akan terus berada di atas perutku? Bagaimana kalau nanti anak kita susah bernafas di dalam sana?" Mendengar ucapan istrinya, Marcel langsung tersadar lalu berguling ke samping. Dengan tinggi badan 185 centi dan berat 80 kilo gram, bukan tidak mungkin Raya akan sesak nafas di timpa olehnya.Begit
Last Updated: 2023-04-03
Chapter: Emir dan ArizTubuh Tuan Melviano langsung digotong ke atas brankas, dan di bawa keluar menuju unit gawat darurat.Pria itu jatuh pingsan sesaat setelah anak keduanya lahir. Dia pingsan bersamaan dengan istrinya. Sangat kompak, bukan?"Apa aku perlu menelpon dokter Anda, Tuan?" tanya Hangga setelah Tuan Melvin sadarkan diri.Melihat tuannya jatuh pingsan dengan wajah pucat, membuat Hangga langsung diliputi kecemasan."Tdak perlu, ini tidak ada hubungannya dengan penyakitku. Aku pingsan karena aku tidak kuat melihat penderitaan yang sedang dirasakan oleh istriku. Ia sampai bertaruh nyawa, demi melahirkan anak-anakku," sahut Tuan Melvin terdengar lemah.Pria itu perlahan bangkit, dan berniat turun dari atas tempat tidur. Ia sudah tidak sabar untuk melihat istrinya dan kedua bayi kembarnya."Tunggulah sebentar lagi, Tuan. Kau masih terlihat lemah, jika Nyonya melihatmu seperti ini, dia pasti akan berfikir yang tidak-tidak," ujar Hangga, mencoba mencegah niat tuannya yang akan pergi menemui istrinya.T
Last Updated: 2023-08-07
Chapter: Tidak jadi SurpriseTuan Melvin mengecup bahu istrinya yang terekspos. Mereka baru saja selesai mandi bersama dan saat ini sedang berdiri di depan sebuah cermin besar, yang memantulkan seluruh bagian tubuh mereka.Tuan Melvin berdiri di belakang Berlian, sambil memeluk tubuh wanita itu dari belakang. Tangannya sejak tadi tidak mau berhenti, mengusap dan membelai setiap bagian tubuh Berlian yang menonjol."Sebentar lagi kita akan menjadi orang tua, sayang. Aku sudah tidak sabar lagi menanti anak kita lahir ke dunia ini," ucap Tuan Melvin kembali mengecup bahu istrinya dengan lembut."Hanya tinggal menghitung hari, Tuan Melvin, semoga prediksi Dokter Rahayu tidak meleset," sahut Berlian, sambil membelai rahang kokoh suaminya.Usia kandungan Berlian sudah 9 bulan, dan prediksi Dokter Rahayu masa bersalinnya jatuh di bulan depan, yang hanya tinggal sepuluh hari lagi."Kau sungguh terlihat sangat seksi, sayang," ucap Tuan Melvin mengusap perut istrinya yang terlihat semakin membesar."Apa kau sedang menggodak
Last Updated: 2023-08-07
Chapter: Keputusan ArfaSejak pertemuan itu, Arfa terus merenungi nasibnya. Ingin berpaling dari Alisya, namun nyatanya ia tak mampu.Nama wanita itu telah terpatri dalam hatinya, begitu juga cintanya.Semakin ia memaksa melupakan, bayang-bayang wajah Alisya semakin terlihat nyata hadir dalam mimpinya."Lama-lama aku bisa gila kalau terus begini. Apa yang harus aku lakukan, Alisya," gumam Arfa seraya membelai foto Berlian yang sedang tersenyum di layar ponselnya."Selama ini kau begitu sabar hidup dalam penderitaan bersamaku, tanpa pernah berkeluh kesah kepadaku. Tapi aku begitu bodoh, karena tidak bisa mempertahankanmu."Arfa mengusap air mata, yang tiba-tiba saja menetes dari pelupuk matanya. Menguatkan hati, pria itu akhirnya mengambil keputusan besar dalamnya.Keputusan yang tidak pernah terlintas sama sekali dalam hidupnya. Mengakhiri semuanya."Maafkan aku, sayang, aku terpaksa mengambil keputusan ini. Teruslah hidup bahagia, dan jangan pernah menyesal atas kepergianku."Arfa melangkah dengan gontai me
Last Updated: 2023-08-07
Chapter: Tidak Ada Ruang Untuk CintamuBerlian menggeliat kecil, dengan rasa malas wanita itu perlahan membuka kedua matanya. Dan begitu ia membuka mata, seraut wajah tampan telah menyambutnya dengan senyum menawan.Senyum di wajah Berlian pun langsung terbit, manakala manik matanya bertemu dengan bola mata biru yang sedang menatapnya dengan penuh cinta."Apa tidurmu sangat nyenyak, sayang?" Tuan Melvin bertanya sambil merapikan hijab istrinya yang sedikit berantakan.Pria itu lalu membantu sang istri untuk duduk, kemudian menyerahkan sebotol air mineral yang telah di bukanya.Seperti orang kehausan, Berlian segera meminum air mineral itu hingga hanya menyisakan sedikit saja, dan sisa air yang sedikit itulah yang akhirnya di habiskan oleh Tuan Melvin."Tidurku sangat nyenyak, Tuan Melvin. Sampai rasanya aku malas untuk bangun, apalagi saat kau hadir dalam mimpiku, itu membuatku ingin terus tertidur," jawab Berlian tersenyum. Wanita itu lalu mengulurkan tangannya ke atas membelai rahang kokoh milik suaminya."Bahkan dalam
Last Updated: 2023-07-31
Chapter: Kenyataan PahitDari tempatnya berdiri, Arfa dapat melihat dengan jelas sosok wanita yang sedang duduk sambil bergelayut manja pada lelaki tampan nan gagah di sampingnya.Senyum bahagia terukir jelas di wajah wanita itu. Sesekali pria di sampingnya mendaratkan sebuah ciuman di puncak kepala wanita yang tersenyum bahagia.Rasa cemburu dan sakit hati telah menguasai hati Arfa. Ingin rasanya ia menghampiri wanita itu, dan mengungkapkan isi hatinya.Namun sayang, terlalu banyak pengawal yang berjaga di sekitar pasangan suami istri itu, bisa mati konyol kalau Arfa sampai nekat mendekat.Meskipun ia datang dengan menyamar sebagai karyawan hotel, tapi bukan berarti anak buah Hangga tidak bisa mengenalinya."Sebenarnya mereka sedang merayakan acara apa? Mengapa mereka justru mengundang anak-anak yatim piatu dan orang-orang yang kurang mampu?" batin Arfa heran."Mereka juga memberikan hadiah dan juga uang kepada para tamu," imbuhnya."Hei! Kau! Jangan hanya berdiri di sana! Bantu yang lain menyiapkan hidangan
Last Updated: 2023-07-29
Chapter: Hadiah TerindahTuan Melvin menangis haru, bibirnya tanpa henti mengucap syukur.Pria itu masih terus mendekap tubuh istrinya yang duduk di atas pangkuannya, tidak ingin melepaskannya meskipun sebentar saja."Terima kasih, sayang ... terima kasih," lirih Tuan Melvin penuh haru."Kita akan menjadi orang tua, Mas," lirih Berlian dengan berurai air mata bahagia."Iya, sayang, sebentar lagi kita akan menjadi orang tua," sahut Tuan Melvin seraya mendaratkan sebuah ciuman lembut di kening istrinya.Saking tidak percayanya , Dokter Vina sampai berulang kali melakukan pemeriksaan untuk memastikan kehamilan Berlian, dan ia terlalu bahagia mengetahui kebenarannya, sampai jadi gugup saat hendak menyampaikan kabar gembira itu.Brak!Pintu kamar terbuka dengan kasar, membuat Tuan Melvin dan Berlian langsung menoleh bersamaan.Hangga dan Bima masuk dengan tergesa, di ikuti oleh semua pelayan di belakang mereka.Tuan Melvin buru-buru meraih selimut, lalu menutupi kepala istrinya yang tidak memakai hijab dengan seli
Last Updated: 2023-07-20