Share

Sebuah Kenyataan

Penulis: Melika Sun
last update Terakhir Diperbarui: 2023-03-27 18:29:27

"Karna Alisya adalah aku."

Hampir saja kalimat itu meluncur dari mulut Aleena, jika saja tidak terdengar suara panggilan dari ponsel Arfa yang membuat pria itu menegakkan tubuhnya untuk meraih ponsel di atas meja.

'Mama' Itulah nama yang tertera di layar benda pipih tersebut.

Aleena hanya diam, melihat reaksi Arfa yang malas-malasan mengangkat panggilan telepon tersebut. Arfa sengaja mengaktifkan pengeras suara di ponselnya agar Aleena ikut mendengarkan apa yang akan dibicarakan oleh mamanya.

"Aku mau ke kamar mandi dulu," ujar Aleena sengaja ingin menghindar. Ia tidak ingin melihat Arfa bersikap tegas hanya karna ada dirinya saat ini.

Wanita itu lantas turun dari pangkuan Arfa, kemudian melangkah menuju kamar pribadi Arfa.

[Hallo, Arfa] sapa nyonya Miranda.

[Iya, Ma. Ada apa?] tanya Arfa dengan nada datar.

[Laura sudah di izinkan pulang, apa kamu bisa menjemputnya sekarang?] tanya nyonya Miranda.

[Memangnya wanita itu siapa? Sampai mama menyuruh aku yang menjemputnya?]

[Arfa, dia itu
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Bimbang

    Pria itu menatap tidak berkedip beberapa foto yang ada di tangannya, tatapannya fokus tertuju pada mata wanita yang ada di dalam foto tersebut."Warna dan bentuk, serta sorot matanya--mengapa begitu sama dengan Aleena? Tidak hanya itu, suara mereka juga nyaris sama hanya wajah mereka saja yang sangat jauh berbeda."Arfa kembali memijit pelipisnya untuk sekedar menghilangkan rasa pusing di kepalanya. Berbagai pertanyaan dan praduga silih berganti menghampirinya, hingga membuat kepalanya berdenyut sakit."Aku yakin, ini pasti ada hubungannya dengan Aleena atau jangan-jangan ...." Arfa menjeda ucapannya dengan perasaan tidak menentu. "Tdak tidak. Itu tidak mungkin!"Jantung Arfa berdetak lebih cepat saat pria itu berhasil menarik satu kesimpulan dari beberapa persamaan yang di miliki Alisya dan Aleena."Aku harus berhasil menemukan orang-orang yang terlibat dalam menangani kasus kecelakaan itu, agar aku bisa segera membuktikan sangkaanku terhadap Aleena. Aku yakin, jika memang ada sesuat

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Ada Penyusup

    Sebelum sampai ke kantor Arfa, Bayu terlebih dulu membeli makan siang untuk sang bos dan juga dirinya. Tentu saja setelah Aleena memberi tau apa saja makanan kesukaan Arfa."Selamat siang, Pak Bayu," sapa kedua pengawal yang berjaga di depan pintu ruangan Arfa, saat melihat kedatangan Bayu."Selamat siang," balas Bayu dengan ramah."Ini, buat makan siang kalian berdua." Bayu mengulurkan kotak makan siang untuk kedua pengawal tersebut."Terima kasih, Pak Bayu," ucap kedua pengawal itu.Bayu mengangguk, lalu segera melangkah ke dalam ruang kerja Arfa.Melihat Arfa yang masih tertidur lelap, pria itu memilih duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Arfa.Bayu menyandarkan tubuhnya ke belakang kursi, lalu menaikkan kedua kakinya ke atas meja dengan santai.Pria itu mulai sibuk menggerakkan jari-jarinya di atas keyboard laptop yang ada di atas pangkuannya.Sangking fokusnya, sampai-sampai ia tidak menyadari jika Arfa sudah terbangun dari tidurnya, menatap tidak suka ke arah kaki Bayu di

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-28
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Alat Penyadap

    Bayu memperhatikan dengan seksama rekaman video CCTV di laptop Arfa. Pria itu menyeringai lebar, lalu melangkah menuju ke meja sofa.Bayu membungkuk di samping meja, tangannya terulur meraih sesuatu yang menempel pada bagian bawah meja.Sebuah alat penyadap suara berhasil ia temukan.Seringai di wajah Bayu semakin lebar, pria itu kemudian melangkah menuju ke kamar mandi sambil membawa laptopnya.Arfa yang menyaksikan hal tersebut semakin di buat heran dengan apa yang akan di lakukan Bayu. Pria itu hanya bisa menduga jika Bayu pasti akan melakukan hal konyol."Selamat menikmati," ucap Bayu dengan nada mengejek sembari melangkah keluar dari kamar mandi lalu menutup pintunya.Benar dugaan Arfa, Bayu memutar film dewasa lalu meletakkan alat penyadap yang masih aktif itu di samping laptopnya. Dapat di pastikan jika orang yang menyuruh memasang alat penyadap itu saat ini sedang mendengarkan suara desahan dan erangan orang yang sedang bercinta dari laptop Bayu."Ada seseorang yang ingin men

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-29
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Titik Terang

    Bayu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, melewati jalan setapak memasuki wilayah terpencil yang sangat asing bagi Arfa."Kau akan membawaku ke mana?" tanya Arfa, yang sejak tadi sudah menahan rasa penasarannya di dalam hati."Saya akan membawa Pak Arfa ke sebuah tempat rahasia yang sangat menyenangkan," jawab Bayu tersenyum lebar."Kau pikir aku sedang bercanda?"tukas Arfa serayak mendengus kesal."Tentu saja tidak, dan kali ini saya juga sedang tidak bercanda, Pak Arfa," sahut Bayu dengan wajah serius."Jangan membuatku bertanya dua kali," ujar Arfa dengan penuh penekanan. Mata elang itu menatap tajam ke arah Bayu yang sedang mengemudi di sampingnya.Bayu memutar lehernya ke samping, begitu pandangannya bertemu dengan Arfa, Bayu langsung tersenyum lebar sambil mengangguk hormat berulang kali, seperti calon menantu yang bertemu dengan calon bapak mertuanya saja."Kita akan bertemu dengan orang-orang yang mengetahui tentang kejadian yang menimpa Pak Arfa dan bu Alisya beberapa t

    Terakhir Diperbarui : 2023-03-30
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Antara Alisya dan Aleena

    Arfa melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Tidak perduli dengan umpatan pengemudi lain yang terpaksa menyingkir karena menghindarinya.Yang ada di benak Arfa saat ini adalah segera sampai di apartemen dan bertemu Aleena. Sedangkan Bayu ia tinggal begitu saja membereskan masalah dengan orang-orang yang sudah di tangkap dan di sekapnya di bangunan tua itu.Arfa berdiri di depan pintu apartemennya, menarik nafas panjang serayak memejamkan kedua matanya sebelum menekan pin untuk membuka pintu apartemennya.Pria itu melangkah pelan memasuki apartemennya, langkah kaki membawanya ke arah dapur di mana ia mendengar ada aktivitas di sana.Arfa mematung di tempatnya tatkala melihat sosok Aleena yang sedang berdiri memunggunginya di depan wastafel cuci piring.Pria itu terus memperhatikan sang istri yang belum menyadari kedatangannya."Siapa kau sesungguhnya, Aleena? Apakah kau adalah Alisya? Kau kah Alisya istriku? Lalu mengapa selama ini kau memilih diam dan menyembunyikan identitasmu?"

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-01
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Jangan Halangi Aku

    "Hal yang sama, yang mereka lakukan kepadaku membekap kakek dengan menggunakan bantal hingga kakek menghembuskan nafas terakhirnya," terang Aleena dengan mata berkaca-kaca.Tubuh Arfa luruh ke lantai. Pria itu meremas rambutnya dengan kedua tangan, air mata sudah tidak dapat di bendung lagi, mengalir begitu saja.Hatinya kali ini benar-benar hancur. Ia benar-benar tidak menyangka jika sosok mama tiri yang selama ini menyayanginya ternyata tidak lebih kejam dari pada iblis."Apa yang sebenarnya mama inginkan? Mengapa ia tega melakukan semua itu di belakangku," gumam Arfa masih tidak percaya dengan kenyataan yang ada.Bagaimanapun juga, hati kecilnya masih ingin menyangkal jika mama tirinya itu telah tega berbuat kejam. Itu sangat bertolak belakang dengan apa yang di lihatnya dan di rasakannya selama ini, selama nyonya Miranda menjadi ibu sambungnya."Wanita tua itu terlalu tamak dan serakah pada harta kekayaan, berharap ia akan menjadi penguasa tunggal di keluarga Pratama, namun nyatan

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-02
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Merasa Rapuh

    Lagi, Aleena kembali duduk bersimpuh di depan ruang ICU. Ruangan yang sama, yang dulu di gunakan untuk merawat Arfa saat pria itu terbaring koma.Tapi kali ini, Arfa koma bukan karena berusaha mengingat ingatannya yang hilang, tapi karena cedera berat di kepalanya oleh pukulan benda tumpul."Nona, bangunlah. Sudah sejak tadi anda duduk bersimpuh di depan pintu ini." Nora berusaha membujuk atasannya, yang sejak tadi duduk bersimpuh tanpa bergerak sama sekali.Raya tidak bergeming, hanya menoleh sekilas ke arah Nora, lalu kembali fokus menatap ke arah daun pintu di depannya."Tidak ada yang akan berubah dengan anda duduk berlama-lama di sini. Lebih baik kita cepat bergerak mencari siapa pelakunya dan meneruskan semua rencana kita," lanjut Nora yang terdengar tidak sabar.Aleena masih terdiam. Namun jauh di lubuk hatinya wanita itu membenarkan apa yang di katakan oleh Nora, asistennya.Wanita itu lalu bangkit, kemudian duduk di kursi tunggu pasien yang ada di depan ruangan tersebut."Min

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-03
  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Kedatangan Melviano

    Sebuah villa megah dengan gaya arsitektur klasik berdiri dengan kokoh di atas sebuah bukit. Pemandangan hutan yang masih alami terlihat tidak jauh dari villa tersebut.Villa tersebut di kelilingi pagar tembok setinggi tiga meter dengan kawat listrik di bagian atasnya. Terdapat dua gerbang masuk untuk sampai ke dalam halaman villa. Gerbang utama terletak di bagian paling depan yakni sebagai pintu masuk pertama. Sedang gerbang kedua terletak sedikit ke dalam berjarak sekitar 200 meter dari gerbang utama.Dan untuk sistem keamanan, jangan di tanya lagi bagaimana ketatnya. Seorang Melviano, mantan mafia yang tidak pernah di ketahui identitasnya oleh lawan, yang kini telah beralih profesi sebagai CEO B Company, tentu tidak akan sembarangan membentuk tim keamanan di sekitar tempat tinggalnya.Kicauan burung di pagi hari terdengar begitu merdu, menyambut hangatnya matahari pagi diiringi suara gemericik air sungai yang berada di belakang villa. Berbagai macam tanaman hias tumbuh dengan subu

    Terakhir Diperbarui : 2023-04-04

Bab terbaru

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Emir dan Ariz

    Tubuh Tuan Melviano langsung digotong ke atas brankas, dan di bawa keluar menuju unit gawat darurat.Pria itu jatuh pingsan sesaat setelah anak keduanya lahir. Dia pingsan bersamaan dengan istrinya. Sangat kompak, bukan?"Apa aku perlu menelpon dokter Anda, Tuan?" tanya Hangga setelah Tuan Melvin sadarkan diri.Melihat tuannya jatuh pingsan dengan wajah pucat, membuat Hangga langsung diliputi kecemasan."Tdak perlu, ini tidak ada hubungannya dengan penyakitku. Aku pingsan karena aku tidak kuat melihat penderitaan yang sedang dirasakan oleh istriku. Ia sampai bertaruh nyawa, demi melahirkan anak-anakku," sahut Tuan Melvin terdengar lemah.Pria itu perlahan bangkit, dan berniat turun dari atas tempat tidur. Ia sudah tidak sabar untuk melihat istrinya dan kedua bayi kembarnya."Tunggulah sebentar lagi, Tuan. Kau masih terlihat lemah, jika Nyonya melihatmu seperti ini, dia pasti akan berfikir yang tidak-tidak," ujar Hangga, mencoba mencegah niat tuannya yang akan pergi menemui istrinya.T

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Tidak jadi Surprise

    Tuan Melvin mengecup bahu istrinya yang terekspos. Mereka baru saja selesai mandi bersama dan saat ini sedang berdiri di depan sebuah cermin besar, yang memantulkan seluruh bagian tubuh mereka.Tuan Melvin berdiri di belakang Berlian, sambil memeluk tubuh wanita itu dari belakang. Tangannya sejak tadi tidak mau berhenti, mengusap dan membelai setiap bagian tubuh Berlian yang menonjol."Sebentar lagi kita akan menjadi orang tua, sayang. Aku sudah tidak sabar lagi menanti anak kita lahir ke dunia ini," ucap Tuan Melvin kembali mengecup bahu istrinya dengan lembut."Hanya tinggal menghitung hari, Tuan Melvin, semoga prediksi Dokter Rahayu tidak meleset," sahut Berlian, sambil membelai rahang kokoh suaminya.Usia kandungan Berlian sudah 9 bulan, dan prediksi Dokter Rahayu masa bersalinnya jatuh di bulan depan, yang hanya tinggal sepuluh hari lagi."Kau sungguh terlihat sangat seksi, sayang," ucap Tuan Melvin mengusap perut istrinya yang terlihat semakin membesar."Apa kau sedang menggodak

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Keputusan Arfa

    Sejak pertemuan itu, Arfa terus merenungi nasibnya. Ingin berpaling dari Alisya, namun nyatanya ia tak mampu.Nama wanita itu telah terpatri dalam hatinya, begitu juga cintanya.Semakin ia memaksa melupakan, bayang-bayang wajah Alisya semakin terlihat nyata hadir dalam mimpinya."Lama-lama aku bisa gila kalau terus begini. Apa yang harus aku lakukan, Alisya," gumam Arfa seraya membelai foto Berlian yang sedang tersenyum di layar ponselnya."Selama ini kau begitu sabar hidup dalam penderitaan bersamaku, tanpa pernah berkeluh kesah kepadaku. Tapi aku begitu bodoh, karena tidak bisa mempertahankanmu."Arfa mengusap air mata, yang tiba-tiba saja menetes dari pelupuk matanya. Menguatkan hati, pria itu akhirnya mengambil keputusan besar dalamnya.Keputusan yang tidak pernah terlintas sama sekali dalam hidupnya. Mengakhiri semuanya."Maafkan aku, sayang, aku terpaksa mengambil keputusan ini. Teruslah hidup bahagia, dan jangan pernah menyesal atas kepergianku."Arfa melangkah dengan gontai me

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Tidak Ada Ruang Untuk Cintamu

    Berlian menggeliat kecil, dengan rasa malas wanita itu perlahan membuka kedua matanya. Dan begitu ia membuka mata, seraut wajah tampan telah menyambutnya dengan senyum menawan.Senyum di wajah Berlian pun langsung terbit, manakala manik matanya bertemu dengan bola mata biru yang sedang menatapnya dengan penuh cinta."Apa tidurmu sangat nyenyak, sayang?" Tuan Melvin bertanya sambil merapikan hijab istrinya yang sedikit berantakan.Pria itu lalu membantu sang istri untuk duduk, kemudian menyerahkan sebotol air mineral yang telah di bukanya.Seperti orang kehausan, Berlian segera meminum air mineral itu hingga hanya menyisakan sedikit saja, dan sisa air yang sedikit itulah yang akhirnya di habiskan oleh Tuan Melvin."Tidurku sangat nyenyak, Tuan Melvin. Sampai rasanya aku malas untuk bangun, apalagi saat kau hadir dalam mimpiku, itu membuatku ingin terus tertidur," jawab Berlian tersenyum. Wanita itu lalu mengulurkan tangannya ke atas membelai rahang kokoh milik suaminya."Bahkan dalam

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Kenyataan Pahit

    Dari tempatnya berdiri, Arfa dapat melihat dengan jelas sosok wanita yang sedang duduk sambil bergelayut manja pada lelaki tampan nan gagah di sampingnya.Senyum bahagia terukir jelas di wajah wanita itu. Sesekali pria di sampingnya mendaratkan sebuah ciuman di puncak kepala wanita yang tersenyum bahagia.Rasa cemburu dan sakit hati telah menguasai hati Arfa. Ingin rasanya ia menghampiri wanita itu, dan mengungkapkan isi hatinya.Namun sayang, terlalu banyak pengawal yang berjaga di sekitar pasangan suami istri itu, bisa mati konyol kalau Arfa sampai nekat mendekat.Meskipun ia datang dengan menyamar sebagai karyawan hotel, tapi bukan berarti anak buah Hangga tidak bisa mengenalinya."Sebenarnya mereka sedang merayakan acara apa? Mengapa mereka justru mengundang anak-anak yatim piatu dan orang-orang yang kurang mampu?" batin Arfa heran."Mereka juga memberikan hadiah dan juga uang kepada para tamu," imbuhnya."Hei! Kau! Jangan hanya berdiri di sana! Bantu yang lain menyiapkan hidangan

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Hadiah Terindah

    Tuan Melvin menangis haru, bibirnya tanpa henti mengucap syukur.Pria itu masih terus mendekap tubuh istrinya yang duduk di atas pangkuannya, tidak ingin melepaskannya meskipun sebentar saja."Terima kasih, sayang ... terima kasih," lirih Tuan Melvin penuh haru."Kita akan menjadi orang tua, Mas," lirih Berlian dengan berurai air mata bahagia."Iya, sayang, sebentar lagi kita akan menjadi orang tua," sahut Tuan Melvin seraya mendaratkan sebuah ciuman lembut di kening istrinya.Saking tidak percayanya , Dokter Vina sampai berulang kali melakukan pemeriksaan untuk memastikan kehamilan Berlian, dan ia terlalu bahagia mengetahui kebenarannya, sampai jadi gugup saat hendak menyampaikan kabar gembira itu.Brak!Pintu kamar terbuka dengan kasar, membuat Tuan Melvin dan Berlian langsung menoleh bersamaan.Hangga dan Bima masuk dengan tergesa, di ikuti oleh semua pelayan di belakang mereka.Tuan Melvin buru-buru meraih selimut, lalu menutupi kepala istrinya yang tidak memakai hijab dengan seli

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Ada Apa Dengan Berlian?

    "Apa pertemuan ini sangat penting, Tuan Melvin? Bukankah kau bisa menyuruh Alex untuk menjadi wakilmu?"Tuan Melvin menghela nafas dalam-dalam, sudah ketiga kalinya sang istri menanyakan hal yang sama, pun di jawab olehnya dengan jawaban yang sama, tapi Berlian seperti menderita amnesia akut, wanita itu kembali mengulang pertanyaannya, lagi dan lagi."Jika hanya bertemu dengan rekan bisnis yang sama-sama sudah manula, mengapa harus berpakaian terlalu rapi seperti ini? Seperti mau ketemu mantan saja!" oceh Berlian menatap tidak suka penampilan suaminya mulai dari atas sampai ke bawah.Tuan Melvin meringis, nyaris seperti orang yang sedang menahan mules di perut. Pria itu berulang kali menggaruk kepalanya yang tidak gatal, tidak tau bagaimana cara mengekspresikan kebingungannya."Sayang ... pertemuan ini benar-benar sangat penting, dan Alex tidak bisa mewakilinya karna memang harus aku yang langsung turun tangan," ujar Tuan Melvin dengan sangat berhati-hati. Salah bicara sedikit saja, b

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Menyewa Mata-Mata

    Sebelah tangan dan kakinya di pakaikan gips, sementara wajahnya sudah mirip seperti alien, biru biru dan banyak terdapat benjol seperti habis disengat ribuan lebah. Arfa mendelik ke arah Alex, namun sayang ekspresinya itu semakin menambah kelucuan di wajahnya menurut kacamata Alex, yang semakin membuat pria itu tertawa terbahak.Arfa mendengus kesal, melihat Alex sampai membungkuk bungkuk memegangi perutnya karna keasyikan tertawa."Kau sepertinya sangat bahagia sekali melihat keadaanku seperti ini," ujar Arfa dengan bersusah payah menggerakkan mulut, sambil menahan sakit di sekitar wajah dan bibirnya."Aku? Bahagia?" gumam Alex memasang wajah polos seperti tidak mengerti apa-apa."Cih!" Arfa berdecak kesal seraya memalingkan wajahnya."Aku bukannya bahagia, sejak melihatmu aku langsung membayangkan bagaimana Hangga mengamuk sampai membuatmu babak belur seperti ini, hingga membuatku tidak bisa berhenti tertawa," ujar Alex kembali tertawa."Teman tidak punya ahlak!" gerutu Arfa menaha

  • Pelakor Kesayangan Tuan CEO   Lihat Aku, Alisya

    Sebuah helikopter mendarat di atas atap rumah sakit swasta terbesar yang ada di ibukota.Seorang pria tampan turun terlebih dahulu dari helikopter. Pria itu kemudian merentangkan kedua tangannya, menyambut sang istri yang sudah bersiap untuk turun. "Uuhg! Ternyata Berlian-ku semakin bertambah berat badannya," kata Tuan Melvin sembari menggendong sang istri turun dari helikopter."Kau terus saja menyusu setiap malam, bagaimana nafsu makanku tidak bertambah banyak dan berat badanku tidak ikut naik, hem," sahut Berlian dengan berbisik, membuat Tuan Melvin langsung tertawa mendengarnya.Sebelum menurunkan tubuh sang istri, Tuan Melvin lebih dulu meremas bokong Berlian dengan begitu gemas hingga membuat wanita itu terpekik tertahan.Beberapa pengawal yang mendengar pekikan Berlian, seketika langsung menoleh. Namun, mereka buru-buru berpaling saat menyadari apa yang sedang terjadi di antara Tuan dan Nyonya mereka."Kondisikan tanganmu, Tuan Melvin!" ujar Berlian dengan bibir mengerucut, la

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status