Museum Asterion, Manhattan, USA. | 13.57 PM“Bisakah kau mengecilkan suaramu, Li?” sahut Kate malas. Tidak pernah memperkirakan kalau Liam akan meneleponnya disaat seperti ini. “Kau di mana Kate? Kita harus bertemu sekarang,” kata Liam di seberang sana, suaranya turun satu oktaf saat berucap. Sean berdeham pelan. “Siapa yang menelepon Kate?” tanya Sean ingin tahu. Di seberang sana, di tempat yang berbeda dengan waktu yang sama Liam terpaku saat mendengar suara laki-laki lain. Itu bukan suara Bryan atau pun Samuel, bukan juga suara James pastinya, karena sepupu Kate yang berprofesi seorang dokter itu pasti sibuk. Emosi Liam yang hendak mereda kini kembali terpancing. “Kate, jawab aku kau sedang bersama siapa sekarang?” geramnya, “jawab Kate! Aku tidak menyuruhmu untuk diam seperti ini!” Teriakan itu kembali menyapa telinga Kate untuk kedua kalinya.Dengan lancang Sean menarik ponsel itu dari tangan Kate, mengabaikan Kate yang tampak syok. “Bicaralah yang sopan bung, jika pada perem
Penthouse William's, Manhattan, USA. | 01.21 AMSudah tiga tahun berlalu setelah kejadian tidak menyengangkan di hati itu. Perkara usaha mendapatkan yang berujung status persahabatan, menolak untuk kembali terlibat dengan rasa terhadap orang yang sama. Bukan karena tidak lagi mencintai, tapi lebih memilih untuk mengakhiri. Karena sedari dulu cintanya tidak dianggap ada, dan sakit hati sering jadi teman yang setia. Menemani setiap proses yang berlangsung selama tiga tahun terakhir. Luka itu masih memiliki bekas, masih terasa perih jika kembali teringat dengan kenangannya. Sean menjadi manusia yang benar-benar berubah. Bekerja secara gila-gilaan demi menghindari waktu untuk merenungkan diri, karena jika itu terjadi selalu dia gunakan untuk memikirkan orang yang sama. Katherine Margaretha, nama yang Sean hapus secara mati-matian dalam daftar hidupnya. Dia tidak membencinya, namun dia terlampau kecewa. Sehingga sering membentak siapa pun yang mengungkit Katherine di depan wajahnya. S
Penthouse Xaviendra’s, Manhattan, USA | 19.26 PM3 Tahun Sebelumnya...Pada sore menjelang malam hari Kate sengaja datang ke tempat Liam tanpa memberi tahu laki-laki itu lebih dulu. Ada beberapa hal yang harus dia pastikan sebelum mengambil keputusan yang paling tepat, setidaknya untuk dirinya. Lorong yang membawanya menuju kamar penthouse Liam cukup sepi, tidak seperti di lantai utama yang banyak orang berlalu lalang. Kate sudah beberapa kali ke tempat ini saat dia ikut bersama Liam. Kakinya berdiri sempurna dengan tubuh yang menghadap pintu masuk. Lantas merogoh sebuah kartu akses untuk masuk ke dalam, kartu yang diberikan secara terang-terangan oleh Liam. Harusnya dia datang layaknya seorang tamu namun dia tidak suka menunggu. Lagi pula Kate bersangsi kalau Liam sudah pulang dari kantor. Tidak lama kemudian pintu penthouse terbuka setelah itu Kate memasukan kembali kartunya ke dalam tas kecil yang tersampir dibahunya. Di dalam ruangan dengan pencahayaan yang remang-remang Kate m
Penthouse Xaviendra’s, Manhattan, USA | 20.06 PMLiam menunduk, perasaannya tidak tahu ke mana arahnya. Yang artinya campur aduk serta tidak pasti. Penyesalan menggerogoti dirinya saat ini, menghantui dengan segala hal yang berhubungan dengan sebuah perpisahan yang menyakitkan. Jika bisa dia ingin memutar kembali keadaan, dia akan menolak untuk mengenal Zara Mellano jika dia tahu akan seperti ini perjalanan hubungannya dengan Kate. Perempuan yang selalu Liam pastikan baik-baik saja meski tidak sedang bersamanya. Perempuan yang selalu Liam jaga hatinya meski ternyata dia sendiri yang menorehkan luka begitu besar secara tidak terhadap Kate, pujaan hatinya. Kali ini rasa bersalah menggerogoti hatinya. Dia sudah tidak lagi memiliki alasan untuk menahan Kate agar tetap bersamanya. Terlalu malu untuk mengemis kesempatan kedua karena dia tahu kalau Kate tidak akan memberinya itu. “Apa setelah ini kau akan merasa lega setelah melepasku Kate?” tanya Liam getir.Kate mendongak lantas menata
Sunday Bar, Manhattan, USA | 01.36 AMPencahayaan dengan keadaan tamaram dipadukan lampu yang menerangi area dance floor. Para pengunjung tak terhitung dari usia berapa mereka meliukkan tubuhnya dengan gaya yang bebas ketika sang penata musik atau sering disebut sebagai dj. Musik menghentak dengan keras, membuat siapa pun yang berada dalam satu ruangan harus berteriak untuk berbicara dengan orang di sekitarnya.Jam setengah dua dini hari Sean enggan diajak untuk pulang. Laki-laki itu justru pindah dari ruangan vip langganan mereka. Tampak nyaman bersandar pada sofa panjang yang diapit oleh Julian dan Ken di sisi kanan dan kiri. Tidak membiarkan Sean hilang kendali ketika bersama perempuan. Karena parahnya adalah laki-laki dewasa itu selalu menyamakan perempuan yang dilihatnya ketika mabuk adalah sosok Katherine. Sebuah lelucon yang selalu Julian tertawakan ketika menghadapi Sean yang tidak bisa diatur. Selain bekerja secara gila-gilaan dia juga memiliki kebiasaan baru dengan mabuk-ma
Amberlane Company, Madrid, Spain | 16.11 PMSudah tiga tahun berlalu dan sekembalinya Kate dari Manhattan dia sudah memutuskan dengan tekad yang bulat. Menjadi pemimpin baru di perusahaan keluarganya karena Gustavo sudah memilih untuk pensiun dua tahun yang lalu. Kehidupannya yang baru benar-benar berubah total. Jiwa Katherine yang dulu sudah hilang sepenuhnya dengan penampilan baru yang semakin dewasa dan matang. Kebiasaannya kini bukan lagi melukis, tetapi berkutat dibalik layar komputer yang menyala setiap harinya. Saking banyaknya perubahan yang terjadi selama tiga tahun ini, tapi percayalah Kate masih dapat mengingat dengan jelas sosok Sean Axel William. Permintaan maaf dan rasa penyesalan sering kali menggerogoti dirinya ketika menjelang malam. Kate tidak pernah sadar kalau selama ini dia mencintai Sean di sela-sela ketidakpeduliannya pada laki-laki itu. Terlepas dari Liam dia tidak menjalin hubungan dengan laki-laki lain serta Lauren sudah tidak lagi memaksanya untuk menikah
SJK Pictures, Manhattan, USA | 08.36 AMRapat bulanan para petinggi SJK Pictures sudah berlangsung selama tiga puluh menit. Dalam waktu dekat ini rumah produksinya akan meluncurkan sebuah film bertemakan action dilengkapi dengan romance. Julian sudah menyelesaikan bagiannya yaitu mendapatkan hak tayang sesuai dengan ketentuan negara yang berlaku. Laki-laki itu menjadi super sibuk setelah kembali dari Spanyol sore kemarin. Pemberangkatan Sean ke Korea Selatan berganti jam, karena paginya ada rapat dadakan seperti sekarang ini. Ternyata membangun bisnis sampingan seperti saat ini juga harus bisa membagi waktu, apalagi nama SJK Pictures sudah melambung tinggi di dunia produksi. Karena ada orang-orang hebat di balik berdirinya SJK Pictures. Sehingga bisa mencetak aktor dan aktris yang bermultitalenta dalam seri peran, juga setiap film atau series jebolan SJK Pictures selalu mendapat respon yang positif dari kalangan masyarakat. “Akhir bulan nanti sepertinya aku t
Mansion Amberlane, Madrid, Spain | 19.46 PMMalam hari, tepatnya pada pukul tujuh mendekati angka delapan Kate masih berkutat dengan pekerjaannya di ruang tamu. Berkas-berkas berserakan di atas meja, tidak ada yang menegurnya karena berserakan kertas. Banyak juga yang diremas-remas karena terdapat banyak kesalahan. Kedua orang tuanya tidak berada di rumah, mereka sedang menghadiri acara ulang tahun perusahaan rekan kerja yang seharusnya dihadiri olehnya. Dan Kate menolak, merasa kalau pekerjaan ini lebih penting dari pada acara itu.Harusnya akhir bulan ini dia berlibur untuk merehatkan isi kepala. Namun apa daya jika hari ke hari semakin banyak barang-barang yang harus di ekspor. Kate juga merasa jika dia bekerja sendirian di kantor, ternyata jadi seorang pimpinan itu tidak mudah. Jika berpikir kalian hanya duduk santai dan memantau karyawan kalian, maka kalian salah besar. Tangan Kate bergerak mengambil cangkir kopi yang mulai mendingin, meminumnya sedikit dan me