แชร์

33 : AB - New Reality

ผู้เขียน: Eunmon
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2022-12-21 17:57:26

Sunday Bar, Manhattan, USA | 01.36 AM

Pencahayaan dengan keadaan tamaram dipadukan lampu yang menerangi area dance floor. Para pengunjung tak terhitung dari usia berapa mereka meliukkan tubuhnya dengan gaya yang bebas ketika sang penata musik atau sering disebut sebagai dj. Musik menghentak dengan keras, membuat siapa pun yang berada dalam satu ruangan harus berteriak untuk berbicara dengan orang di sekitarnya.

Jam setengah dua dini hari Sean enggan diajak untuk pulang. Laki-laki itu justru pindah dari ruangan vip langganan mereka. Tampak nyaman bersandar pada sofa panjang yang diapit oleh Julian dan Ken di sisi kanan dan kiri. Tidak membiarkan Sean hilang kendali ketika bersama perempuan.

Karena parahnya adalah laki-laki dewasa itu selalu menyamakan perempuan yang dilihatnya ketika mabuk adalah sosok Katherine. Sebuah lelucon yang selalu Julian tertawakan ketika menghadapi Sean yang tidak bisa diatur. Selain bekerja secara gila-gilaan dia juga memiliki kebiasaan baru dengan mabuk-ma
อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
บทที่ถูกล็อก

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   34 : AB - And New Life

    Amberlane Company, Madrid, Spain | 16.11 PMSudah tiga tahun berlalu dan sekembalinya Kate dari Manhattan dia sudah memutuskan dengan tekad yang bulat. Menjadi pemimpin baru di perusahaan keluarganya karena Gustavo sudah memilih untuk pensiun dua tahun yang lalu. Kehidupannya yang baru benar-benar berubah total. Jiwa Katherine yang dulu sudah hilang sepenuhnya dengan penampilan baru yang semakin dewasa dan matang. Kebiasaannya kini bukan lagi melukis, tetapi berkutat dibalik layar komputer yang menyala setiap harinya. Saking banyaknya perubahan yang terjadi selama tiga tahun ini, tapi percayalah Kate masih dapat mengingat dengan jelas sosok Sean Axel William. Permintaan maaf dan rasa penyesalan sering kali menggerogoti dirinya ketika menjelang malam. Kate tidak pernah sadar kalau selama ini dia mencintai Sean di sela-sela ketidakpeduliannya pada laki-laki itu. Terlepas dari Liam dia tidak menjalin hubungan dengan laki-laki lain serta Lauren sudah tidak lagi memaksanya untuk menikah

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-01-01
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   35 : A - Nevermind

    SJK Pictures, Manhattan, USA | 08.36 AMRapat bulanan para petinggi SJK Pictures sudah berlangsung selama tiga puluh menit. Dalam waktu dekat ini rumah produksinya akan meluncurkan sebuah film bertemakan action dilengkapi dengan romance. Julian sudah menyelesaikan bagiannya yaitu mendapatkan hak tayang sesuai dengan ketentuan negara yang berlaku. Laki-laki itu menjadi super sibuk setelah kembali dari Spanyol sore kemarin. Pemberangkatan Sean ke Korea Selatan berganti jam, karena paginya ada rapat dadakan seperti sekarang ini. Ternyata membangun bisnis sampingan seperti saat ini juga harus bisa membagi waktu, apalagi nama SJK Pictures sudah melambung tinggi di dunia produksi. Karena ada orang-orang hebat di balik berdirinya SJK Pictures. Sehingga bisa mencetak aktor dan aktris yang bermultitalenta dalam seri peran, juga setiap film atau series jebolan SJK Pictures selalu mendapat respon yang positif dari kalangan masyarakat. “Akhir bulan nanti sepertinya aku t

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-01-02
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   35 : B - Menata Ulang

    Mansion Amberlane, Madrid, Spain | 19.46 PMMalam hari, tepatnya pada pukul tujuh mendekati angka delapan Kate masih berkutat dengan pekerjaannya di ruang tamu. Berkas-berkas berserakan di atas meja, tidak ada yang menegurnya karena berserakan kertas. Banyak juga yang diremas-remas karena terdapat banyak kesalahan. Kedua orang tuanya tidak berada di rumah, mereka sedang menghadiri acara ulang tahun perusahaan rekan kerja yang seharusnya dihadiri olehnya. Dan Kate menolak, merasa kalau pekerjaan ini lebih penting dari pada acara itu.Harusnya akhir bulan ini dia berlibur untuk merehatkan isi kepala. Namun apa daya jika hari ke hari semakin banyak barang-barang yang harus di ekspor. Kate juga merasa jika dia bekerja sendirian di kantor, ternyata jadi seorang pimpinan itu tidak mudah. Jika berpikir kalian hanya duduk santai dan memantau karyawan kalian, maka kalian salah besar. Tangan Kate bergerak mengambil cangkir kopi yang mulai mendingin, meminumnya sedikit dan me

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-01-03
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   36 : AB - Memories

    Bornhaus Art Gallery, London, Inggris | 09.12 AMBornhaus Art Gallery adalah tempat di adakannya pameran yang terjadi setiap dua kali dalam satu tahun. Terletak di kota London dengan bangunan mewah namun terlihat seperti bangunan pada zaman dahulu kala, tidak menghilangkan kesan kuno yang menjadi salah satu hal menarik.Ruangan dengan aula yang begitu luas dari penghujung ruangan. Di sudut-sudut ruangan ada banyak pigura berisi lukisan yang dipajang dengan cantik. Ada sebuah lorong yang menghubungkan ke ruangan berikutnya. Suasana tidak bising seperti di mall, karena memiliki aturan bagi galeri seni manapun yang dilarang untuk berisik. Jika mengobrol biasa tentu tidak jadi masalah, serta dilarang untuk menciptakan keributan. Pada akhirnya Luke ikut bersamanya hari ini dengan alasan tidak memiliki tempat untuk dikunjungi, jadinya Luke mengikuti langkah Sean.“Lukisan di tempat ini masih lekat dengan nilai sejarah zaman perjuangan, walaupun ada banyak yang memili

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-01-04
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   37 : A - A lot has Changed

    Mansion Amberlane, Madrid, Spain | 00.23 AMPencahayaan kamar bernuansa biru laut ini kini tidak terang, tamaram dengan alunan instrumen piano yang sengaja diputar melalui sound kecil yang diletakkan di atas nakas samping ranjang. Terjebak insomnia membuat Kate menghabiskan waktu untuk tidurnya dengan termenung. Menatap ke langit-langit kamar dengan pandangan yang lurus, kosong dan hampa. Sudah dua minggu berlalu, pertemuannya dengan Sean kala menghadiri undangan sebuah pameran di Bornhaus London tidak berakhir dengan menyenangkan. Yang ditemuinya waktu itu memang wujud Sean tapi versi baru. Banyak yang berubah, postur tubuh laki-laki itu sedikit mengurus. Tatapannya kini berubah tajam dengan ekspresi yang ketus. Jika dulu Sean lebih suka bertanya kini diam, seperti tidak tertarik untuk sekedar basa-basi saja. Ada apa dengan Sean? Mengapa Kate harus memikirkan alasan yang membuat Sean berubah? Bukankah itu ulahnya di masa lalu? Dia adalah penyebab patah hati Sean

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-01-05
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   37 : B - Kenneth Wedding

    Mansion Alfonso, Manhattan, USA | 10.26 AMKabar pernikahan seorang pewaris Alfonso Crop, atau sebut saja Kenneth Alfonso akan melangsungkan pernikahan akhir pekan. Menikah dengan seorang perempuan berdarah Spanyol. Kabar yang menurut Sean sangat mendadak, pasalnya dia diberi tahu ketika undangan sudah tersebar. “Kau memang paman yang keterlaluan, Ken,” dengkus Sean dengan lirikan tidak sukanya. Karena bisa-bisanya dia tidak diberitahu lebih dulu mengenai kabar ini. Mengapa harus jadi orang yang tahu paling akhir?Ken tertawa pelan menampilkan deretan giginya yang rapi. Mengambil duduk di hadapan Sean dengan tampang yang tengil. “Kau terlampau sibuk dengan urusanmu Sean. Sehingga aku memilih untuk menunda memberi tahumu.” Ken menjawab.“Kau bahkan tidak mengenalkan calon istrimu padaku,” sinis Sean. Rasa kesalnya terhadap Ken belum sepenuhnya hilang. Tawa jahil menguar dari mulut Ken. “Aku takut kau iri keponakan, aku hendak menikah sedangkan kau tidak mem

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-01-06
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   38 : A - Hot News

    Mansion Michaelson, Barcelona, Spain | 23.14 PMPesta pernikahan yang digelar oleh kedua keluarga sangat meriah. Angeline selaku wali bagi Ken menjadi manusia super sibuk demi mewujudkan pernikahan impian adik laki-lakinya. “Apa kau bahagia Ken?” tanya Angeline saat pergantian pasangan berdansa. Ken merengkuh kakak perempuan yang menjelma sebagai sosok ibu baginya. Memeluknya dan berbisik, “Aku sangat bahagia Kak, terima kasih karena sudah melakukan semua ini untukku. Untuk semua pejuanganmu selama ini, aku bingung harus membalasnya dengan cara apa.” Ucap Ken penuh haru. Angeline melepas pelukan mereka untuk menatap wajah Ken. Wajah yang hampir menyerupai dirinya, Ken seperti Angeline versi laki-laki. “Sudah menjadi kewajibanku sebagai saudaramu Ken. Berbahagialah bersama Laudi, jangan kecewakan dia.” Tangan Angeline menepuk bahu Ken pelan.Lalu pergantian pasangan mereka kembali ke semula. Ken merengkuh pinggang Laudi dan meletakkan dagunya di puncak kep

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-01-07
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   38 : B - Sean And Zara?

    SJK Pictures, Manhattan, USA | 13.09 PMSiang ini salah satu wartawan mewawancarai Sean dan Zara secara eksklusif mengenai berita yang beredar tiga hari yang lalu. Berita yang sempat menghebohkan dunia infotaiment adalah berita kebersamaan Sean dan Zara sebagai pasangan di acara pesta pernikahan Kenneth Alfonso. Bukankah sudah pernah Ken tebak sebelumnya? Namanya akan terseret dalam berita itu, dan sekarang Sean bersama Zara sedang mengonfirmasi berita tersebut. Nanti sore pasti akan masuk berita di televisi karena diterbitkan secara langsung oleh SJK Pictures. Yang otomatis akan mengalahkan berita pernikahannya. Sudahlah, Ken tidak begitu tertarik dengan popularitas. “Kau bukan aktor tapi popularitasmu luar biasa Sean,” cibir Ken. Sean mengibaskan telapak tangannya ke belakang dengan gerakan santai. “Pesona seorang William tidak pernah main-main Ken,” balas Sean beserta smirknya. Ken berdecih pelan. “Namun sayang tidak membuat perempuan yang itu tertarik pad

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-01-08

บทล่าสุด

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   Pelabuhan Akhir Sang Pewaris

    POV Katherine MargarethaHal yang tidak pernah aku bayangkan sebelumnya adalah menua bersama seseorang yang kau cintai dan kau kasihi dengan sepenuh hati, seseorang yang mampu mengubah hidupmu menjadi lebih indah dari sekadar angan-angan yang samar di ujung pikiran. Sean Axel William, pria yang kini menjadi suamiku, telah berhasil menjadikanku perempuan paling beruntung di dunia ini. Dengan kesabaran yang tak pernah goyah, usaha yang tulus dalam setiap langkahnya, dan cinta yang dia tunjukkan melalui tindakan-tindakan kecil yang penuh makna, dia mampu menyentuh diriku dari berbagai sudut yang bahkan aku sendiri tidak pernah sadari sebelumnya. Ada saat-saat ketika aku bertanya pada diriku sendiri, bagaimana mungkin seorang pria seperti Sean—dengan segala kelebihan yang dimilikinya, dengan ketegasan dan kelembutan yang berdampingan—memilih untuk mencurahkan hatinya sepenuhnya kepadaku? Namun, jawaban itu selalu sama: cinta sejati tidak memerlukan alasan yang rumit, hanya ketulusan untuk

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   57 : Gamaliel Nicholas William

    Hospital International, Manhattan, USA | 18.45 PMTiga bulan kemudian, di sebuah rumah sakit besar di pusat New York, suasana ruang bersalin dipenuhi ketegangan sekaligus harapan yang membumbung tinggi di antara dinding-dinding putih steril yang mencerminkan cahaya lampu neon terang. Ruangan itu luas namun terasa sesak oleh emosi yang bergolak, dengan aroma antiseptik yang tajam menusuk hidung, bercampur dengan suara monitor detak jantung bayi yang berdengung pelan di latar belakang. Ritme cepat dan teratur dari monitor itu menjadi pengingat bahwa kehidupan baru sedang berjuang untuk hadir ke dunia, sebuah suara yang sekaligus menenangkan dan menegangkan. Kate terbaring di ranjang rumah sakit, wajahnya pucat pasi namun penuh tekad, rambut cokelatnya yang basah oleh keringat menempel di dahi dan pipinya, membingkai wajahnya yang lelah. Kontraksi datang bertubi-tubi seperti gelombang yang tak kenal lelah, membuatnya menggenggam tangan Sean dengan kekuatan yang mengejutkan untuk tubuhnya

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   56 : Pregnancy

    William’s Mansion, Manhattan, USA | 07.21 AMPagi itu, sinar matahari lembut menyelinap melalui celah-celah tirai beludru tebal yang menghiasi jendela besar kamar tidur utama di kediaman Sean dan Kate, sebuah rumah mewah bergaya modern yang berdiri di pusat kota dengan pemandangan taman hijau yang luas. Cahaya keemasan itu memantul di lantai marmer putih mengilap, menciptakan pola-pola halus yang menari-nari di sekitar ranjang besar berkanopi kayu mahoni tempat Kate duduk. Dia mengenakan gaun katun longgar berwarna putih yang lembut, kainnya mengalir lembut menutupi perutnya yang kini membuncit di usia kehamilan lima bulan. Beberapa bantal tambahan disusun di punggungnya, memberikan sedikit kenyamanan pada tubuhnya yang terasa semakin berat setiap hari. Udara pagi membawa aroma kopi yang baru diseduh oleh pelayan dari dapur di lantai bawah, bercampur dengan hembusan angin sejuk yang menyelinap melalui jendela yang sedikit terbuka, membawa serta wangi samar bunga mawar dari taman. Kate

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   55 : Family Reunion

    Mansion William’s, Manhattan, USA | 20.54 PMMalam itu, kediaman keluarga Sean di kawasan pinggiran kota dipenuhi kehangatan yang khas dari reuni keluarga. Rumah besar bergaya Victorian itu berdiri megah dengan dinding bata merah dan jendela-jendela lengkung yang dikelilingi taman kecil penuh bunga mawar. Ruang makan di dalamnya luas, dengan meja kayu mahoni panjang yang sudah berusia puluhan tahun, permukaannya dipoles hingga mengilap. Lampu gantung antik dari kuningan dan kristal bergoyang pelan di langit-langit, menyebarkan cahaya kuning keemasan yang lembut ke seluruh ruangan. Aroma daging panggang yang baru keluar dari oven bercampur dengan wangi kentang tumbuk dan sayuran segar, menciptakan suasana yang menggugah selera sekaligus nostalgia. Angeline sibuk mengatur hidangan di atas meja dan dibantu oleh beberapa pelayan. Wanita berusia lima puluh lima tahun itu mengenakan gaun biru tua yang sederhana namun elegan, rambutnya yang mulai memutih disanggul rapi. Mark duduk di ujung m

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   54 : Maria And James

    Manhattan, USA | 09.12 PMPagi itu, sebuah kafe kecil di pinggir kota menjadi saksi pertemuan Maria dan James. Bangunan sederhana dari kayu dengan jendela-jendela besar itu berdiri di tepi jalan yang sepi, dikelilingi pepohonan maple yang daunnya mulai menguning di awal musim gugur. Di dalam, aroma kopi panggang dan roti bakar mengisi udara, bercampur dengan suara mesin espresso yang berdengung pelan di belakang konter. Meja kayu kecil di sudut ruangan, tempat Maria dan James duduk berhadapan, tampak sederhana dengan dua cangkir kopi yang mulai mendingin dan beberapa remah roti di piring kecil. Cahaya pagi yang masuk melalui jendela menyinari wajah mereka, namun suasana di antara keduanya terasa jauh dari hangat. Maria duduk dengan tangan bertopang di dagu, matanya yang cokelat tua menatap James dengan campuran harap dan frustrasi yang sulit disembunyikan. Rambutnya yang hitam panjang tergerai di bahunya, sedikit berantakan karena dia berkali-kali mengusapnya dengan gelisah. Dia menge

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   53 : Meeting

    William Group’s, Manhattan, USA | 08.00 AMPagi itu, pukul delapan tepat, sinar matahari pagi menyelinap melalui jendela-jendela besar ruang rapat di lantai dua puluh gedung William Group, perkantoran modern yang menjulang di pusat kota. Cahaya keemasan itu memantul di permukaan kaca tempered yang menjadi dinding ruangan, menciptakan kilau lembut yang kontras dengan suasana tegang di dalam. Meja konferensi panjang dari kayu walnut mengilap mendominasi ruang, dikelilingi kursi-kursi kulit hitam yang ergonomis, tempat duduk para karyawan senior perusahaan. Aroma kopi yang baru diseduh menguar dari mesin espresso di sudut, bercampur dengan suara lembut kertas-kertas yang dibolak-balik dan ketukan pelan jari di tablet digital. Sean, direktur operasional berusia tiga puluh empat tahun yang baru menikah tiga bulan lalu, duduk di ujung meja, posisinya mencerminkan otoritas yang telah dia bangun selama bertahun-tahun di perusahaan ini. Sean mengenakan setelan abu-abu gelap dengan potongan sem

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   52 : Liam Xaviendra Side

    Xaviendra’ Penthouse, Brooklyn, USA | 01.45 AM Malam itu, setelah meninggalkan pesta pernikahan megah Sean Axel William dan Katherine Margaretha, Liam Xaviendra kembali ke penthouse barunya di Brooklyn. Ruangan itu terasa dingin dan sepi, hanya diterangi lampu meja kecil di sudut yang memancarkan cahaya kuning redup. Liam duduk di sofa tua kesayangannya, setelan abu-abu yang dia kenakan di pesta masih melekat di tubuhnya, namun dasinya telah dilepaskan, tergeletak sembarangan di lantai. Di tangannya, dia memegang segelas wiski, memutar-mutar cairan itu sambil menatap kosong ke arah jendela. Pemandangan kota New York yang biasanya memukau kini terasa hampa baginya. Bayangan Kate dalam gaun pengantin putih terus menghantui pikirannya. Senyum bahagia Kate saat menari dengan Sean, tatapan penuh cinta yang dia berikan pada suaminya, semua itu menusuk hati Liam seperti pisau. Dia tahu, dia tak punya hak atas apa pun lagi. Dua tahun lalu, dia menghancurkan hubungan mereka dengan perselingkuh

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   51 : I Love You More

    Mature content!William’s Mansion, Manhattan, USA | 01.02 AM Malam setelah pesta pernikahan megah, Sean Axel William dan Katherine Margaretha, kini suami-istri, tiba di mansion mewah Sean di Upper East Side, New York, pada pukul satu dini hari. Bangunan bergaya klasik itu telah disulap menjadi tempat istimewa untuk malam pertama mereka. Lampu-lampu redup menerangi fasad luar, sementara di dalam, kelopak mawar merah bertebaran di lantai kayu mengilap, membentuk jalur menuju kamar tidur utama. Lilin-lilin kecil berkelip di sepanjang lorong, memancarkan cahaya hangat yang berpadu dengan aroma lavender dan vanila, menciptakan suasana intim yang memabukkan. Jendela besar di kamar memperlihatkan gemerlap kota New York, menjadi latar sempurna untuk malam yang penuh cinta. Sean membuka pintu depan, tangannya menggenggam tangan Kate dengan erat. Kate, yang telah berganti dari gaun pengantinnya ke gaun satin putih sederhana, melangkah masuk, matanya membelalak kagum. Kelopak mawar membentuk jal

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   50 : Wedding Party

    Malam ini dalam sebuah gedung megah di kota metropolitan Manhattan, New York City berkilau di bawah lampu kota yang tak pernah padam, saat pesta pernikahan Sean Axel William dan Katherine Margaretha berlangsung megah di ballroom The Plaza Hotel. Ruangan itu bagaikan istana modern, dengan chandelier kristal raksasa menggantung di langit-langit, memantulkan cahaya ke meja-meja berbalut linen putih yang dihiasi rangkaian mawar putih, peony, dan aksen emas. Sean, pewaris William Group, tampak gagah dalam tuksedo hitam beraksen emas. Sementara Kate memukau dalam gaun pengantin berenda halus yang dirancang khusus, memancarkan aura anggun dan memikat. Di luar, media massa berdesakan, kamera berkedip tanpa henti, mencatat momen dengan tagline malam itu: "Sang Pewaris William Group Menemukan Cinta Sejatinya." Ballroom dipenuhi ratusan tamu dari kalangan elit, suara gelas sampanye berdenting bercampur dengan tawa dan obrolan ringan. Orkestra klasik memainkan melodi lembut di sudut ruangan, seme

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status