Share

28 : A - Kacau

Author: Eunmon
last update Last Updated: 2022-11-04 21:34:30

Xaviendra’s Penthouse, Manhattan, USA. | 23.09 PM

Badai kehidupan saat ini sedang menerjang Liam dengan telak. Satu persatu fakta yang dia tutupi selama ini akhirnya terkuak juga, ini bukan hanya masalah perasaan dan kisah asmaranya. Ini juga tentang pekerjaan yang membuatnya semakin pusing, sehingga menyiksanya secara perlahan.

Ini adalah konsekuensi yang dia dapatkan dari apa yang selama ini sudah dia perbuat. Membohongi Kate selama ini tidak berujung baik, Liam menjadi manusia yang bingung saat ini.

Jika hari-hari biasanya dia menjalani malamnya dengan tenang, tapi kali ini tidak demikian. Semua permasalahan yang menimpanya terkumpul dalam kepalanya yang bulat ini, isinya seakan merambat keluar karena tidak mampu menampung lebih banyak lagi daripada ini.

Sudah dua hari Liam tidak berkomunikasi dengan Zara yang sedang berada di Korea Selatan. Untuk saat ini dia tidak harus memikirkan Zara, karena yang dia pikirkan adalah Kate dan pekerjaannya.

“Kate, aku sungguh takut kau mengaja
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   28 : B - Amoda Park

    Amoda Park, Manhattan, USA. | 10.19 AMSelama roda menempuh tempat tujuan, tidak ada satu patah kata pun yang keluar dari bibir keduanya. Bungkam, hanya ada suara mesin kendaraan yang terdengar. Di antara satu atau keduanya tidak ada yang memulai sebuah perkacakapan.Jika bertanya apakah Sean senang dapat bersama dengan Kate? Ah jawabannya tentu saja Sean senang, tapi dia tidak ingin berbicara di perjalanan karena pembicaraan selama mobil melaju itu tidak akan fokus. Demi keselamatan bersama Sean hanya fokus menyetir meskipun sebenarnya dia bisa bersama sopir, tapi dia ingin berdua bersama Kate walaupun Kate tidak berharap demikian. Jujur saja, akhir-akhir ini Sean sering pesimis padahal dia belum mencobanya. Mobilnya kembali terparkir di sebuah taman dengan plang Amoda Park. Taman terbesar yang berada di kawasan ini, taman yang dekat dengan museum yang selalu Sean kunjungi. Dan saat ini dia kembali mengajak Kate untuk ke mari. Ke tempat di mana Sean mengklaim tempat ini sebagai te

    Last Updated : 2022-11-05
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   29 : AB - Why?

    Xaviendra’s Group, Manhattan, USA. | 11.47 AM Jari-jari bergerak di atas keyboard dengan tertib. Mencoba untuk fokus terhadap masalah pekerjaan lebih dulu, apalagi saat ini sedang ada kendala di bagian pemasaran sehingga mengharuskannya untuk terun tangan. Masalah dengan Kate juga tidak menemukan titik terang, dihubungi pun tidak ada balasan satu pun. Pesan dan panggilannya selalu diabaikan, yang bisa dia lakukan adalah berdiri di bawah gedung penthouse Kate, menunggunya keluar karena takut dengan penolakan jika memberanikan diri untuk naik ke unitnya. Jika berhubungan dengan Kate, Liam selalu lemah dan tampak tidak berdaya. Hatinya terus saja memikirkan rasa kecewa Kate padanya, perusahaannya sedang bermasalah ditambah dengan hubungannya juga bermasalah karena ulahnya. Komplit sudah penderitaan yang dia alami saat ini. Tidak lama kemudian pintu ruangannya diketuk dari luar awalnya Liam mengabaikan hal tersebut, namun setelah empat kali ketukan barulah Liam mempersilakan orang di

    Last Updated : 2022-11-07
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   30 : AB - Liam's Calling

    Museum Asterion, Manhattan, USA. | 13.06 PMMereka berdua tidak pernah sadar kalau sudah sudah empat jam bersama. Kali ini sedang berkeliling di sebuah Museum yang tampak klasik dan kuno tapi terdapat unsur modern di dalamnya. Ini adalah kali pertama dia ke sebuah museum bersama laki-laki seperti Sean yang ternyata suka berbicara. Tadi mereka sempat makan di sebuah restoran sederhana yang letaknya tidak jauh dari kawasan taman. Di dalam museum mereka tidak banyak berbicara, seolah sedang menikmati waktu untuk melihat banyaknya pameran yang bisa dinikmati oleh pengungnjung. Jika di galeri seni milik Paman Rodrigo sudah tidak ada lagi pemandangan yang aneh menurut Kate, apalagi banyak lukisan dan mahakaryanya yang lain terpajang permanen di tempat itu. Sembari curi-curi pandang, Sean tidak pernah merasa bosan untuk menatap Kate yang tampak menikmati suasana museum yang tentram walaupun banyak pengunjung menjelang siang hari. Sean bisa saja mengosongkan tempat ini dengan kekuasaannya,

    Last Updated : 2022-11-12
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   31 : AB - Please Don't Go!

    Museum Asterion, Manhattan, USA. | 13.57 PM“Bisakah kau mengecilkan suaramu, Li?” sahut Kate malas. Tidak pernah memperkirakan kalau Liam akan meneleponnya disaat seperti ini. “Kau di mana Kate? Kita harus bertemu sekarang,” kata Liam di seberang sana, suaranya turun satu oktaf saat berucap. Sean berdeham pelan. “Siapa yang menelepon Kate?” tanya Sean ingin tahu. Di seberang sana, di tempat yang berbeda dengan waktu yang sama Liam terpaku saat mendengar suara laki-laki lain. Itu bukan suara Bryan atau pun Samuel, bukan juga suara James pastinya, karena sepupu Kate yang berprofesi seorang dokter itu pasti sibuk. Emosi Liam yang hendak mereda kini kembali terpancing. “Kate, jawab aku kau sedang bersama siapa sekarang?” geramnya, “jawab Kate! Aku tidak menyuruhmu untuk diam seperti ini!” Teriakan itu kembali menyapa telinga Kate untuk kedua kalinya.Dengan lancang Sean menarik ponsel itu dari tangan Kate, mengabaikan Kate yang tampak syok. “Bicaralah yang sopan bung, jika pada perem

    Last Updated : 2022-12-15
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   32 : A - Heartbreak

    Penthouse William's, Manhattan, USA. | 01.21 AMSudah tiga tahun berlalu setelah kejadian tidak menyengangkan di hati itu. Perkara usaha mendapatkan yang berujung status persahabatan, menolak untuk kembali terlibat dengan rasa terhadap orang yang sama. Bukan karena tidak lagi mencintai, tapi lebih memilih untuk mengakhiri. Karena sedari dulu cintanya tidak dianggap ada, dan sakit hati sering jadi teman yang setia. Menemani setiap proses yang berlangsung selama tiga tahun terakhir. Luka itu masih memiliki bekas, masih terasa perih jika kembali teringat dengan kenangannya. Sean menjadi manusia yang benar-benar berubah. Bekerja secara gila-gilaan demi menghindari waktu untuk merenungkan diri, karena jika itu terjadi selalu dia gunakan untuk memikirkan orang yang sama. Katherine Margaretha, nama yang Sean hapus secara mati-matian dalam daftar hidupnya. Dia tidak membencinya, namun dia terlampau kecewa. Sehingga sering membentak siapa pun yang mengungkit Katherine di depan wajahnya. S

    Last Updated : 2022-12-15
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   32 : B - Before

    Penthouse Xaviendra’s, Manhattan, USA | 19.26 PM3 Tahun Sebelumnya...Pada sore menjelang malam hari Kate sengaja datang ke tempat Liam tanpa memberi tahu laki-laki itu lebih dulu. Ada beberapa hal yang harus dia pastikan sebelum mengambil keputusan yang paling tepat, setidaknya untuk dirinya. Lorong yang membawanya menuju kamar penthouse Liam cukup sepi, tidak seperti di lantai utama yang banyak orang berlalu lalang. Kate sudah beberapa kali ke tempat ini saat dia ikut bersama Liam. Kakinya berdiri sempurna dengan tubuh yang menghadap pintu masuk. Lantas merogoh sebuah kartu akses untuk masuk ke dalam, kartu yang diberikan secara terang-terangan oleh Liam. Harusnya dia datang layaknya seorang tamu namun dia tidak suka menunggu. Lagi pula Kate bersangsi kalau Liam sudah pulang dari kantor. Tidak lama kemudian pintu penthouse terbuka setelah itu Kate memasukan kembali kartunya ke dalam tas kecil yang tersampir dibahunya. Di dalam ruangan dengan pencahayaan yang remang-remang Kate m

    Last Updated : 2022-12-19
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   32 : C - Before I Leave You

    Penthouse Xaviendra’s, Manhattan, USA | 20.06 PMLiam menunduk, perasaannya tidak tahu ke mana arahnya. Yang artinya campur aduk serta tidak pasti. Penyesalan menggerogoti dirinya saat ini, menghantui dengan segala hal yang berhubungan dengan sebuah perpisahan yang menyakitkan. Jika bisa dia ingin memutar kembali keadaan, dia akan menolak untuk mengenal Zara Mellano jika dia tahu akan seperti ini perjalanan hubungannya dengan Kate. Perempuan yang selalu Liam pastikan baik-baik saja meski tidak sedang bersamanya. Perempuan yang selalu Liam jaga hatinya meski ternyata dia sendiri yang menorehkan luka begitu besar secara tidak terhadap Kate, pujaan hatinya. Kali ini rasa bersalah menggerogoti hatinya. Dia sudah tidak lagi memiliki alasan untuk menahan Kate agar tetap bersamanya. Terlalu malu untuk mengemis kesempatan kedua karena dia tahu kalau Kate tidak akan memberinya itu. “Apa setelah ini kau akan merasa lega setelah melepasku Kate?” tanya Liam getir.Kate mendongak lantas menata

    Last Updated : 2022-12-20
  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   33 : AB - New Reality

    Sunday Bar, Manhattan, USA | 01.36 AMPencahayaan dengan keadaan tamaram dipadukan lampu yang menerangi area dance floor. Para pengunjung tak terhitung dari usia berapa mereka meliukkan tubuhnya dengan gaya yang bebas ketika sang penata musik atau sering disebut sebagai dj. Musik menghentak dengan keras, membuat siapa pun yang berada dalam satu ruangan harus berteriak untuk berbicara dengan orang di sekitarnya.Jam setengah dua dini hari Sean enggan diajak untuk pulang. Laki-laki itu justru pindah dari ruangan vip langganan mereka. Tampak nyaman bersandar pada sofa panjang yang diapit oleh Julian dan Ken di sisi kanan dan kiri. Tidak membiarkan Sean hilang kendali ketika bersama perempuan. Karena parahnya adalah laki-laki dewasa itu selalu menyamakan perempuan yang dilihatnya ketika mabuk adalah sosok Katherine. Sebuah lelucon yang selalu Julian tertawakan ketika menghadapi Sean yang tidak bisa diatur. Selain bekerja secara gila-gilaan dia juga memiliki kebiasaan baru dengan mabuk-ma

    Last Updated : 2022-12-21

Latest chapter

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   44 : A - Amberlane's Family

    Madrid, Spain | 09.16 AMDi hari weekend Sean masih berada di Madrid, tujuannya hari ini adalah mengunjungi orang tua Kate yang sudah dia janjikan kepada Kate. Sebelum pulang ke Manhattan Sean berencana untuk menemui orang tua Kate, bukan untuk melamar karena itu belum waktunya. Mungkin untuk sekadar mengopi sambil berbincang mengenai masa depan. Selama lima hari ini Sean menginap di hotel yang dekat dengan perusahaan Amberlane, saat jam kantor berakhir dia mengunjungi Kate untuk pergi ke berbagai tempat yang belum dia kunjungi di sini. “Aku baru tahu jika Sean menyukai hal berbau kebohongan semata, atau sebut saja settingan.” Kata-kata itu keluar dari mulut Ken saat ketiganya melakukan panggilan video untuk membahas pekerjaan yang diselangi dengan mengobrol singkat yang berujung panjang lebar. “Mungkin ini adalah cara Sean untuk berusaha mendapatkan pujaan hatinya yaitu dengan mempermainkan hati yang lain. Setelah berhasil, Zara didepak begitu saja seolah tidak pernah ada yang ter

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   43 : AB - Refuse

    Manhattan, USA | 08.46 AM“Mari kita akhiri semua kebohongan ini.” Suara bariton itu terdengar jelas di telinga Zara, membuat perempuan itu memandang laki-laki di depannya dengan tatapan penuh protes. “Apa maksudmu Sean?” tanya Zara bingung. Sean menyandarkan tubuhnya menatap Zara dengan tatapan datarnya. “Aku akan membersihkan namamu atas scandal itu. Aku tahu kau yang paling dirugikan atas scandal itu, sedangkan Liam tampak acuh terkesan tidak peduli karena dia hanya menganggapmu sebagai yang kedua, tidak lebih.” Zara diam, menunduk dengan jari-jari tangan saling bertautan. Ini adalah bumerang yang dia dapatkan karena di masa lalu yang terlalu keras menahan Liam agar tidak pergi darinya, dan sejak hubungan Liam berakhir dengan Katherine. Ke esokan harinya Zara yang ditinggalkan oleh Liam. Miris memang.Dua tahun setelahnya Zara mendapat laporan tentang hubungan gelapnya bersama Liam yang tentunya akan mengguncang kariernya sebagai model. Dari situ Zara meminta bantuan kepada Sean

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   42 : AB - Deep Talk

    Katherine’s Penthouse, Manhattan, USA | 21.14 PM2 Minggu yang lalu...Suasana hening, dingin serta tidak ada yang memulai sebuah percakapan sampai roda kendaraan sampai tempat tujuan. Sean berdiri kaku di depan pintu masuk Penthouse Kate, menatap punggung perempuan itu dalam diam. Terlalu banyak kesalahpahaman yang terjadi antara mereka berdua, jika tidak segera diluruskan mereka tidak akan menemukan kata damai untuk hubungan keduanya. Laki-laki bernama Andreas memilih untuk pergi ke hotel, karena jelas Sean menolak tawaran Kate agar Andreas bermalam di tempat perempuan itu. Bagaimana mungkin ini akan terjadi disaat mereka hendak baikan dan meluruskan semuanya. Tentunya Sean butuh waktu untuk membahas ini. “Masuklah Sean,” ucap Kate sembari membuka pintu lebar-lebar. Sean mengangguk dan melangkahkan kakinya masuk ke dalam, ruangan ini masih sama seperti dulu. Dia masih mengingat beberapa hal yang ada pada ruangan ini, di atas meja ada sebuah figura foto beris

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   for you information

    Hi para pembaca Pelabuhan Akhir Sang Pewaris. Bagaimana nih kabarnya? Oh iya, ada informasi nih untuk season pertama sudah tamat pada bab 41 B ya. Season II akan dimulai dari bab 42-tamat, perkiraan diusahakan untuk tamat bulan ini. Namun masih perkiraan, tapi akan diusahakan. Jangan lupa untuk teman-teman bantu share jika menyukai cerita ini. Karena dukungan dari kalian sangat berarti bagi saya selaku penulis cerita, jangan sungkan untuk meninggalkan komentar. Ayo keluarkan apa yang kalian rasakan selama membaca cerita ini, apakah ada sukanya atau pun sedihnya juga. Sampai bertemu lagi di season II dengan suasana yang berbeda. Stay safe and stay healthy.

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   41 : B - Test the Struggle

    Katherine’s Penthouse, Manhattan, USA | 17.43 PMTempat pertama yang didatangi oleh Sean adalah tempat tinggal Kate yang lama, karena dia bersangsi Kate tidak mungkin menyewa tempat baru. Apalagi tidak mungkin Kate menetap di Manhattan dan meninggalkan pekerjaan perempuan itu. Namun nihil, sudah hampir lima belas menit dia berdiri di depan pintu sembari membunyikan bel. Pintu sama sekali tidak terbuka, membuat Sean memutar otak dengan cepat. Kakinya tidak berhenti mondar-mandir sembari mengacak rambutnya. “Mencari Nona Katherine?” tanya seorang laki-laki paruh baya yang tidak Sean ketahui siapa dia. “Benar, apa anda melihatnya, sir?” tanya Sean berbalik menatap laki-laki di hadapannya. “Nona Katherine tadi menghubungi saya, beliau kembali ke Madrid. Oh iya saya petugas kebersihan yang disewa Nona Katherine,” jawab laki-laki itu sembari tersenyum kecil. “Thank you for information sir,” kata Sean tersenyum lalu berpamitan langsung berlari keluar menuju mob

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   41 : A - We're Over

    Manhattan, USA | 15.41 PMKate melirik sekeliling di mana para pelayan mengantarkan pesanan karena menjelang sore cofee shop ini cukup ramai. Cofee shop yang tidak jauh dari lokasi kantor William Group, sejak tiba di sini Kate dan Julian belum memulai percakapan.Usahanya untuk mendapatkan kesempatan kedua dari Sean tidak semudah perkiraannya. Sikap Sean yang semakin hari semakin dingin dan semakin sulit untuk dia raih. Pekerjaannya di Madrid masih berjalan lancar meski kerap kali dia tidak hadir, dan selalu melakukan meeting bersama karyawan secara daring. Dia akan tetap di Manhattan sampai tahu jika usahanya benar-benar tidak dihargai. Julian mengetikkan pesan kepada Sean bersama satu foto Katherine yang sedang melirik sekeliling. Kate terlihat menemukan hal yang menarik di sekitar mereka. Julian Antonio : Sean, apakah kau bisa menebak aku sedang apa bersama Katherine saat ini?“Kau tunggu saja beberapa menit, dan selagi menunggu pesanlah lebih dulu.” Ju

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   40 : AB - Timbal Balik

    Mansion William, Manhattan, USA | 21.27 PMDi mansion William baru saja ada tamu Angeline, berbagai macam makanan keluar semua membuat ruangan tamu sedikit berantakan. Para pelayan membersihkan ruangan sehingga banyak yang berjalan hilir mudik. Kadang Sean merasa sedikit heran, acara apakah yang Ibunya adakan di sini? Biasanya juga selalu di luar, jarang sekali membawa teman-teman sosialitanya ke rumah. Mungkin karena Mark sedang ada pekerjaan di luar, jadi Angeline mendapat izin untuk mengadakan acara di mansion.Saat Sean berjalan menuju ruangan keluarga dia melihat Ibunya sedang bersantai sembari memerhatikan tayangan televisi. Lalu mendongak menatapnya.“Oh c’mon, lihatlah William yang satu ini.” Angeline berdecak dengan tawanya saat melihat ekspresi senang yang ditampilkan oleh Sean. “Kau mengalami hal senang macam apa son?” tanya Angeline ingin tahu. Sean membuka jasnya dan ikut bergabung bersama Ibunya. Menahan kepala dengan sebelah tangannya dan menatap Angeline dari samping.

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   39 : AB - Don't want to back dawn

    Mandiley’s Restaurant, Manhattan, USA | 19.13 PMMalam ini Kate sudah duduk di restoran, tempat dulu dia sering menghabiskan waktu bersama Liam. Tapi kali ini dia meminta tolong kepada Ken agar menyuruh Sean datang ke tempat ini, dan Kate sudah lima belas menit menunggu namun Sean belum juga datang. “Kau datanglah lebih dulu, aku pastikan Sean pun akan menyusul.” Itu adalah perkataan Ken tadi siang. Kate menghembuskan napasnya pelan, tangannya mengaduk matcha tea pesanannya, dia mulai menimbang-nimbang tentang keberaniannya saat ini. Kabar berita mengenai hubungan Sean dan Zara cukup memukulnya untuk mundur dan menjauh dari radar Sean. Tapi Kate harus memastikan satu hal lebih dulu, akankah perasaan Sean masih sama kepadanya seperti tiga tahun yang lalu? Seketika logikanya berpikir dengan logis. Sean tidak akan memilih untuk bersama Zara kalau laki-laki itu masih mencintainya. Sudahlah, berperang dengan isi kepala tidak akan ada habisnya. Semakin diperdebatka

  • Pelabuhan Akhir Sang Pewaris   38 : B - Sean And Zara?

    SJK Pictures, Manhattan, USA | 13.09 PMSiang ini salah satu wartawan mewawancarai Sean dan Zara secara eksklusif mengenai berita yang beredar tiga hari yang lalu. Berita yang sempat menghebohkan dunia infotaiment adalah berita kebersamaan Sean dan Zara sebagai pasangan di acara pesta pernikahan Kenneth Alfonso. Bukankah sudah pernah Ken tebak sebelumnya? Namanya akan terseret dalam berita itu, dan sekarang Sean bersama Zara sedang mengonfirmasi berita tersebut. Nanti sore pasti akan masuk berita di televisi karena diterbitkan secara langsung oleh SJK Pictures. Yang otomatis akan mengalahkan berita pernikahannya. Sudahlah, Ken tidak begitu tertarik dengan popularitas. “Kau bukan aktor tapi popularitasmu luar biasa Sean,” cibir Ken. Sean mengibaskan telapak tangannya ke belakang dengan gerakan santai. “Pesona seorang William tidak pernah main-main Ken,” balas Sean beserta smirknya. Ken berdecih pelan. “Namun sayang tidak membuat perempuan yang itu tertarik pad

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status