Tanpa Lin Jiang sadari, selama ini biksu Wu Tong selalu awasi dirinya, dan tersenyum dengan semua pencapaian yang Lin Jiang dapatkan. "Baiklah, sudah saatnya ia keluar dari ruang tanpa waktu!" ucap biksu Wu Tong.Biksu Wu Tong membuka pintu ruang tanpa waktu, dan berjalan ke arah Lin Jiang yang juga sudah akhiri latihan yang ia lakukan. "Sudah cukup Lin Jiang!" teriak biksu Wu Tong.Lin Jiang tersenyum, dia memang sudah merasakan kehadiran biksu Wu Tong di Ruang Tanpa Waktu itu. Biksu Wu Tong memegang tangan Lin Jiang, dan seketika itu juga mereka sudah keluar dari ruang tanpa waktu dimana selama ini Lin Jiang berlatih. "Berapa lama aku disini, biksu?" tanya Lin Jiang."Dua tahun!""Lama juga, padahal kata biksu aku hanya harus satu tahun di sana!" "Tidak apa-apa, yang penting pencapaian yang kau miliki, Lin Jiang!" "Aku merasakan sepertinya sudah cukup tinggi, biksu!" kata Lin Jiang."Untuk saat ini kau memang sudah mencapai pendekar ilahi Lin Jiang, namun itu bukan pendekar il
Sebuah cahaya putih meluncur sangat deras dari gunung tinggi Tong, dan cahaya itu jatuh tepat di luar kota Dun Tang. Salah satu kota di kekaisaran Tang. Saat cahaya putih itu hilang, satu tubuh dengan pakaian hijau terlihat berdiri dan membuka matanya."Aku dimana?" tanya sosok anak muda yang masih berusia dua puluh dua tahun. Ia tak lain adalah Lin Jiang, dan ia baru saja menyelesaikan semua latihan di gunung tinggi Tong, di dalam ruang tanpa waktu.Lin Jiang segera arahkan pandangan ke depan, dan yakin kalau biksu Wu Tong tak mungkin asal melepaskan ia ke kota itu. "Pasti disini ada sesuatu yang harus aku lakukan!" kata Lin Jiang.Lin Jiang dengan langkah yang tenang, masuk ke dalam kota Dun Tang, dan menemukan kalau kota itu memiliki keanehan. "Aku merasa kota ini cukup suram!" ucap Lin Jiang dan terus masuk ke dalam kota itu.Baru belasan tombak ia masuk ke dalam kota itu, dua orang dengan pakaian hitam menghadang Lin Jiang."Ada apa ini?" tanya Lin Jiang."Apa kau orang baru
Lin Jiang tersenyum mendengar teriakan dua orang yang mengaku utusan dari sebuah ajaran yang menurut Lin Jiang sangat salah. "Ini kesempatan bagiku untuk mencoba kemampuan baru yang aku latih di gunung tinggi Tong," ucap Lin Jiang.Huppppp!!Ju Ru dan Su Ru sama-sama melompat ke diatas, lelaki tua itu menyerang Lin Jiang dengan kemampuan terbaik yang mereka berdua miliki.Serangan keduanya, dan kombinasi dari mereka mampu menekan Lin Jiang, tapi tak ada satu pun dari serangan mereka yang menyentuh kulit Lin Jiang. Hiatttttt!!Keduanya secara bersamaan mengayunkan tangan ke dada Lin Jiang, namun tiba-tiba saja tubuh Lin Jiang hilang dari hadapan mereka. "Bagaimana mungkin?" ucap keduanya dan mencari dimana Lin Jiang berada."Di belakang kalian!" kata Lin Jiang.Keduanya memutar tubuhnya, namun pada saat itulah Lin Jiang menyerang mereka.Bammmmmmm!Tangan kanan dan tangan kiri Lin Jiang hantam dada keduanya.Brakkkkkkk!!Hanya dengan satu serangan itu, dada dua utusan ajaran Ba Ha i
Sekte bunga persik, sekte yang mana diketuai oleh tetua Gua, tetua yang memiliki kemapuan hebat, dan sudah mencapai tingkat kemampuan pendekar kaisar tahap akhir. Jika saja dia mendapatkan terobosan sedikit saja, maka ia akan mencapai tahap pendekar dewa, tahap dambaan seorang pendekar."Tetua, pengungsi dari seluruh desa sudah berdatangan, dan semuanya sudah menuju ke ruang pemujaan!" kata salah satu murid sekte itu."Sampaikan pada mereka untuk menunggu, aku akan segera ke sana!" kata tetua Gau.Murid sekte itu angguk kepala, dan pergi untuk menyampaikan apa yang baru saja diperintahkan oleh tetua Gau. Tetua Gau memakai pakaian kebesaran dengan warna kuning, dan itu merupakan pakaian khusus bagi seorang biksu ajaran Ba Ha.Dia menarik napas, yang mana sebenarnya di dalam kepalanya ada pertentangan dengan ajaran baru yang terpaksa ia terima itu. Tetua Gau sebenarnya tahu kalau ajaran itu salah, hanya saja dia tak mampu melawan. Setiap ia mencoba melawan, maka rasa sakit yang tera
Setelah mendapat persetujuan dari tetapi Gau, murid itu pun menemui Lin Jiang, dan membawa Lin Jiang untuk bertemu dengan ketua sekte bunga persik itu. "Itu ketua Gau, silahkan temui sendiri!" kata murid itu dan menunjuk tetua Gau yang sudah ganti pakaian dengan warna merah, sesuai dengan warna buah persik.Lin Jiang mendekati tetua Gau yang berdiri di bawah sebatang pohon besar, yang mana itu adalah pohon persik yang jadi ciri khas dari sekte itu. "Ketua!" kata Lin Jiang.Tetua Gau melirik ke arah Lin Jiang, dan ia tak merasa kalau Lin Jiang orang yang penting baginya. "Aku tidak memiliki banyak waktu untuk bicara denganmu, anak muda. Katakan apa yang kau inginkan?" tanya tetua Gau."Apa kita bisa bicara tanpa harus gunakan urat, tetua?" tanya Lin Jiang.Tetua Gau menarik napasnya, dan duduk di bawah pohon persik yang rindang, dan Lin Jiang ikuti tetua Gau dan duduk di samping ketua sekte itu. "Aku tidak mengenal siapa dirimu, apa yang kau inginkan hingga kau ingin bertemu dengan
Lin Jiang memegang lagi pergelangan tangan tetua Gau, dan setelah itu Lin Jiang menutup matanya, dan Lin Jiang tahu apa yang ada di dalam tubuh tetua Gau."Ada satu kekuatan misterius di dalam kepala tetua Gau, aku harus buang itu. Itulah yang selama ini menyiksa tetua Gau!" kata Lin Jiang."Kekuatan apa itu, anak muda?""Aku akan coba cari tahu!" kata Lin Jiang.Haaaaaaaaaaa!!Lin Jiang melepaskan penghalang di sekitar tubuhnya dan tetua Gau, yang mana penghalang itu mendorong semua orang untuk menjauh dari Lin Jiang.Setelah Lin Jiang pun alirkan tenaga dalam ke tubuh tetua Gau, dan tenaga dalam itu masuk ke dalam kepala tetua Gau."Kau belum mau keluar?" bentak Lin Jiang.Argggggg!!"Jangan ganggu aku, biarkan aku! Biarkan aku!" teriak tetua Gau."Sialan, kekuatan itu melawan untuk aku keluarkan!" kata Lin Jiang.Lin Jiang menutup matanya, dan mengeluarkan kekuatan bathin, setelah itu tubuh halus Lin Jiang keluar dari tubuhnya, dan masuk ke dalam kepala tetua Gau. Di dalam kepala t
Tak mau menunda waktu, Lin Jiang segera tinggalkan kota Run Tang, dan tujuan kali ini menuju ibu kota kekaisaran Tang, kota Guantang.Namun sebelum itu, Lin Jiang harus lebih dahulu melewati sebuah kota, yaitu kota Sen Tang. Kota yang menurut perkataan tetua Gau, juga sudah dikuasai oleh ajaran Ba Ha.Lin Jiang dengan memacu kuda yang diberikan oleh gubernur Ro, melesat cukup cepat. Jarak yang tempuh tak terlalu jauh, hanya satu malam, dan jika tidak ada halangan apapun, saat pagi ia akan sampai di kota itu. Whusssssssss!!Sesuatu melesat ke arah Lin Jiang, dan itu sangat cepat.Huppppp!!Lin Jiang melompat, dan sesuatu yang ternyata satu anak panah itu lewat dari bawah kaki Lin Jiang.Dengan ringan, Lin Jiang mendarat di permukaan tanah, dan melepaskan ilmu pendeteksi yang ia miliki. "Tidak ada gunanya sembunyi, aku tahu kalau kau berada di balik pohon. Katakan apa yang kau inginkan?" teriak Lin Jiang.Hening dan tak ada sambutan untuk Lin Jiang, hutan itu tidak ada yang sambut te
"Nona An, ketua masih istirahat di dalam kamarnya!" kata satu murid yang mendengar teriakan itu. "Ikuti aku!" kata Ae An pada Lin Jiang.Lin Jiang angguk kepala, dan masuk ke dalam bangunan sekte yang cukup luas itu. "Ayah, apa kau didalam?" teriak gadis itu.Pintu kamar terbuka, dan seorang lelaki yang sudah berumur keluar dari dalam ruangan itu. "Ae An, kau dari mana saja? Beberapa hari ini kau tidak pernah ikut lagi pemujaan!" kata lelaki itu kesal pada putrinya itu. Belum juga Ae An menjawab, mata tetua Sei melihat wajah Lin Jiang."Siapa dia?" tanya tetua Sei.Tukkkkkk!!Sebelum Ae An menjawab, Lin Jiang berikan totokan pada tubuh tetua Sei, dan mendorong ketua sekte tangan baja itu masuk ke dalam kamar. Dan, Lin Jiang tangkap tubuh tetua Sei sebelum ia jatuh ke lantai, dan barulah semua tenang. "Tutup pintu itu, nona An!" kata Lin Jiang. Ae An ikuti perintah Lin Jiang dan mereka masuk ke dalam kamar, dan kini kamar dengan rapatnya."Keparat, apa maksudnya ini?" bentak tet
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.