Mata Iblis, merupakan sebuah kekuatan besar yang saat ini mulai berkuasa di seluruh daratan kekaisaran Tang. Mata Iblis pertama kali muncul lima tahun yang lalu, dan dalam waktu yang singkat telah menjelma menjadi sebuah kekuatan yang sangat ditakuti di seluruh daratan yang luas itu. Hal itu terjadi karena banyak jagoan tanpa sekte yang memilih bergabung dengan mereka, hingga mereka kini menjadi satu dari lima kekuatan besar di daratan kekaisaran Tang.Tetua Shishui, adalah pemimpin tertinggi dari Mata Iblis, dan hingga saat ini tidak ada yang tentang tingginya tingkatan dari lelaki berusia delapan puluh tahun itu. Mata Iblis telah membuka cabang hampir di tiap wilayah kekaisaran Tang, namun tidak ada yang tahu persis dimana markas utama dari Mata Iblis itu. ***Dua orang dengan pakaian hitam, berlari sangat cepat, dan mereka seperti dikejar oleh sesuatu yang membuat mereka berlari secepat mungkin. "Aku rasa kita bisa sembunyi di sebuah kelompok kuat di negeri ini!" "Kelompok ap
Kematian tetua Si, dan hancurnya sekte walet putih langsung jadi kabar hangat di dunia persilatan.Banyak yang menduga kalau hal itu dilakukan oleh Mata Iblis, namun tidak adanya saksi mata, membuat kabar itu hanya kabar burung yang samar-samar.Namun, hancurnya sekte walet putih, jelas jadi pukulan telak bagi golongan putih, karena meskipun hanya sekte kecil, sekte walet putih cukup aktif dalam melawan golongan hitam. Kabar itu merupakan kabar buruk bagi golongan putih, namun tidak bagi golongan hitam, kabar itu seolah jadi angin segar, karena itu membuat kekuatan golongan putih berkurang, meskipun itu hanya sedikit. Hingga akhirnya, kabar itu tidak di telinga tetua Shishui, ketua dari Mata Iblis, dan ia sungguh tak menduga akan ada orang yang akan berani melakukan hal itu. Yang tetua Shishui tahu, hanya Mata Iblis yang saat ini mampu melakukan hal itu, dan jika dilakukan oleh orang lain, maka itu pastinya adalah golongan hitam. "Tetua Ja Un!" teriak tetua Shishui.Tetua Ja Un me
Tetua Lu Bai dan tetua Tu Jui berjalan-jalan di sekitar kota itu, dan mereka terus berjalan hingga mereka sampai di ujung kota. "Keluarlah, sampai kapan kau akan sembunyi?" teriak tetua Lu Bai.Tidak hanya berteriak keras, tetua Lu Bai juga melepaskan aura membunuh dan itu cukup untuk memaksa orang yang awasi mereka keluar. "Hahaah, aku tak menduga kalau kalian masih mampu merasakan hawa keberadaan diriku!" kata orang itu dan keluar dari balik sebuah rumah. Whusssssssss!!Tetua Tu Jui langsung bergerak, dan berniat untuk menyerang orang yang awasi mereka itu. "Tahan tetua Tu Jui!" teriak tetua Lu Bai hingga serangan tetua Tu Jui tertahan tepat di hadapan orang itu. "Kenapa ketua menahan diriku?" tanya tetua Tu Jui."Aku penasaran alasan orang ini awasi kita, jika dia tak memberikan jawaban yang memuaskan, baru kau bunuh dia!" kata tetua Lu Bai.Namun, orang yang ada di hadapan mereka malah tersenyum, dan tak sedikit pun ragu pada kemampuan yang ia miliki, dia yakin mampu hadapi k
Tetua Lu Bai dan tetua Tu Jui berdiri saat ketua Mata Iblis muncul, orang yang tak adalah tetua Shishui.Tubuh tetua Lu Bai bergetar sata merasakan aura dari tubuh tetua Shishui, sungguh ia tak percaya kalau ada orang sekuat tetua Shishui di Kekaisaran Tang."Maaf sudah membuat kalian menunggu!" kata tetua Shishui dan menurunkan aura membunuh yang ia lepaskan. Tetua Lu Bai yang awalnya cukup yakin akan memiliki posisi yang penting di Mata Iblis, merasa kalau harapan itu mungkin akan gagal. "Aku sengaja mengundang kalian berdua untuk bicara denganku, aku yakin, tetua Ja Un tidak melakukan apapun pada kalian berdua, bukan?" kata tetua Shishui."Dia tak akan mampu melakukan apapun pada kami!" kata tetua Tu Jui."Hahahah, aku merasakan kekuatan kalian cukup tinggi, namun aku tak yakin kalau kalian akan mampu menyulitkan tetua Ja Un!" kata tetua Shishui."Kau meremehkan kekuatan kami!" kata tetua Tu Jui."Hahahah! Aku bukan merendahkan kekuatan kalian, namun itu kenyataan yang harus kali
"Jangan halangi aku!" teriak tetua Tu Jui pada tetua Ja Un.Tetua Tu Jui bisa melihat kalau tetua Lu Bai tidak akan memiliki kesempatan untuk menang melawan tetua Shishui.Hal itu karena sudah belasan jurus berlalu, tetua Lu Bai tidak mampu menekan tetua Shishui, padahal tetua Lu Bai sudah gunakan pedang naga emas, senjata andalan miliknya."Biarkan saja tetua Shishui bersenang-senang, untuk apa kita ganggu mereka, sebaiknya hadapi saja diriku!" kata tetua Ja Un."Jika kau sungguh inginkan kematian, baik, akan aku berikan yang kau inginkan itu!" teriak tetua Tu Jui.Hiatttttt!!Bammmmmmm!!Tetua Tu Jui dan tetua Ja Un langsung beradu tenaga dalam, dan hasilnya, tetua Tu Jui terdorong ke belakang. "Kurang ajar!" maki tetua Tu Jui.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Tu Jui buru-buru menyerang, karena tidak terima kalah di tangan tetua Ja Un.Namun, sekuat apapun ia berusaha, tetua Ja Un mampu memprediksi semua serangan Tetua Tu Jui."Ayolah, apakah kau sungguh hanya memiliki kekuatan sebesar itu? Ak
Tetua Lu Bai melesat kabur, namun pada saat ia akan pergi semakin jauh, dia menyadari kalau tetua Tu Jui tidak ada di belakangnya. Tetua Lu Bai langsung hentikan langkahnya, dan balik badan melihat ke belakang. "Tetua Tu Jui!" kata tetua Lu Bai tidak percaya kalau tetua Tu Jui sudah tak mampu bergerak lagi. "Pergilah, ketua! Aku tidak apa-apa!" teriak tetua Tu Jui. Plakkkkkk!! Kaki tetua Ja Un tendang kepala tetua Tu Jui, hingga membuat tetua Tu Jui terlempar ke dinding markas Mata Iblis. "Pergilah, maka aku pastikan kalau rekanmu ini akan tewas di tanganku!" teriak tetua Shishui. Tetua Lu Bai menatap ke arah tetua Tu Jui, orang yang selama bertahun-tahun ini selalu setia mendampingi dirinya. "Pergilah ketua!" teriak tetua Tu Jui. Tetua Tu Jui melihat ada keraguan pada diri tetua Lu Bai, hingga ia ingin membuat keraguan itu hilang. "Menyerahlah, buang senjatamu! Jika tidak, maka pergilah!" kata tetua Shishui. Tetua Lu Bai membuang napas yang sangat dalam, dan
Meskipun hari telah mendekati malam, Lin Jiang tetap memilih untuk tinggalkan sekte pedang tunggal, karena ia sudah tak dianggap ada di sekte itu. "Kota ini sungguh besar," kata Lin Jiang memuji kota Wutang. Lin Jiang memegang tali kekang kudanya, dan berjalan-jalan di kota Wutang, dan akan mencari tempat menginap yang akan melepaskan rasa lelahnya setelah menempuh perjalanan yang cukup jauh. Hingga akhirnya, Lin Jiang menemukan sebuah penginapan yang cocok, dan ia langsung menyewa sebuah kamar. Tidak hanya itu, Lin Jiang juga meminta agar kudanya dijaga, dan diberikan makan, itu untuk menjaga agar kudanya tetap bugar, karena petualangan di kekaisaran Tang mungkin akan cukup panjang. "Tubuh ini butuh istirahat," kata Lin Jiang dan rebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.Rasanya sangat nyaman, dan Lin Jiang melepaskan napas lega, karena ia telah berhasil tiba di kekaisaran Tang. Cukup lama Lin Jiang berbaring dan melepaskan rasa lelahnya, pada akhirnya perut Lin Jiang meminta un
Lin Jiang cukup paham kalau sindiran tuan Dui tertuju pada dirinya, namun Lin Jiang tetua duduk dengan tenang. "Tetua Ding, katakan padanya dengan baik-baik," kata tuan Dui pada pengawalnya. "Baik, tuan Dui!" kata tetua Ding dan mendekat ke arah Lin Jiang. Tetua Ding berdiri di samping Lin Jiang, dan ia menujukkan sikap yang cukup hormat. "Kawan, apakah kau bisa pindah? Ada hal yang harus kami bicarakan!" kata tetua Ding dengan nada yang cukup sopan. Namun, cuma nada suara yang sopan, tapi jika dibawa ke sikap dan sopan santun, jelas itu sesuatu yang tak bisa diterima. "Aku sudah duduk di meja ini, kenapa aku harus pindah?" tanya Lin Jiang. "Ada hal yang harus kami bicarakan, dan ini cukup penting!" kata tetua Ding. "Hahah! Jika yang ingin kalian bicarakan sangat penting, kenapa kalian tidak mencari tempat yang sepi, dan aman? Kenapa harus di sini?" kata Lin Jiang. "Aku mohon kerendahan hati tuan!" kata tetua Ding. "Tidak, aku tidak akan pindah dari sini. Jika
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.