Dari Herda, Lin Jiang mendapatkan cerita bagaimana buruknya Pulau seribu lelaki itu. Pulau itu merupakan pulau yang mana penduduk disana menyukai lelaki, dan karena itulah pulau itu dinamakan pulau yang sangat buruk. Di pulau itu hanya ada lelaki, meskipun ada perempuan, jumlahnya sangat sedikit dan tak dianggap manusia oleh para lelaki di pulau itu.Saat mereka bicara, seorang gadis datang dari dapur, dan membawa nampan berisi air minum untuk Lin Jiang dan Herda."Ini putriku, namanya Silla!" ucap Herda. Silla melirik ke arah Lin Jiang, dan ia tersipu malu karena Lin Jiang lelaki jantan yang pernah ia lihat di kota itu."Apa kau merasa nyaman di pulau ini, Silla?" tanya Lin Jiang."Nyaman tak nyaman, aku harus kemana? Hanya disini tempat yang bisa aku tinggali," jawab gadis itu. "Tuan Herda, bagaimana kalau kalian keluar dari pulau ini. Daratan Tiongkok sangatlah luas," kata Lin Jiang."Jiwaku sudah terikat di pulau ini, Lin Jiang. Tapi jika kau mau, tolong bawa Silla keluar dari
Lin Jiang merasakan getaran yang kuat saat mendengar suara dari dalam lorong di depan matanya. "Siapa kau?" teriak Lin Jiang.Namun, tidak ada jawaban untuk teriakan Lin Jiang itu, dan itu memaksa Lin Jiang untuk berjalan lebih masuk lagi ke dalam lorong di depan matanya. Semakin jauh Lin Jiang masuk ke dalam lorong itu, aura yang kuat semakin terasa menekan tubuh Lin Jiang."Apakah ini aura pedang Harimau emas?" tanya Lin Jiang yang masih terus berjalan mencari pemilik aura tekanan yang kuat itu. Hingga akhirnya, di kejauhan Lin Jiang melihat ada cahaya yang sangat terang, dan ke arah cahaya itulah Lin Jiang melangkah. Begitu ia sampai di depan cahaya itu, tak jauh dari pandangan mata Lin Jiang, ada sebuah pedang yang tertancap di atas sebuah batu, dan cahaya terang itu keluar dari bilah pedang itu."Inikah pedang harimau emas?" tanya Lin Jiang yang perlahan-lahan mendekat ke arah pedang itu. Lima langkah dari pedang yang bercahaya itu, tiba-tiba Lin Jiang kembali merasakan ada
Dengan toya setan di tangannya, Lin Jiang melompat dan menyambut serangan dari manusia harimau yang menggunakan pedang harimau emas."Jangan gunakan Toya setan, Lin Jiang!" teriak satu suara dari dalam tubuh Lin Jiang.Namun, peringatan itu sudah terlambat, karena toya setan dan pedang harimau emas telah beradu kuat dan beradu tajam. Tranggggg!!Jledaaarrrrrrr!!Aaaaaa!!Lin Jiang dan manusia harimau itu sama-sama terlempar dan tubuh mereka menabrak dinding ruangan tempat dimana mereka bertarung. "Apa yang terjadi?" tanya Lin Jiang dan buru-buru untuk bangkit. Lin Jiang merasakan dadanya sangat sesak karena adu kekuatan antara pedang harimau emas dengan toya setan.Hal yang sama juga dialami oleh manusia harimau itu, namun setelah itu ia lemparkan pedang harimau emas ke atas. Pedang itu melayang, dan kini ada di antara Lin Jiang dan manusia harimau itu. Tubuh manusia harimau itu juga berubah jadi hitam, dan kembali ke bentuk semula, yaitu warna bulu yang hitam. Mata manusia harim
Ribuan titik cahaya melayang di udara, dan cahaya itu menyebar ke seluruh pulau yang ada di sekitar pulau seribu lelaki.Tiap cahaya itu masuk ke satu tubuh tiap laki-laki yang ada di pulau itu, dan itu merupakan cahaya yang memutuskan kutukan pada semua lelaki itu. Setelah itu, Lin Jiang turun dari udara, dan mendarat di depan ratu Sembawa, dan tuan Herda."Kutukan di pulau ini sudah hilang, kalian semua sudah bebas," kata Lin Jiang.Ratu Sembawa merasakan ada sesuatu di tubuhnya, dan kesadaran pun merasuk ke jiwanya. "Kenapa aku gunakan pakaian perempuan?" kata ratu Sembawa dengan wajah yang merah. "Hahah, artinya kutukan itu sudah putus. Kalian sudah bebas," kata Lin Jiang dan menatap ke arah tuan Herda. "Kau benar Lin Jiang, kutukan itu memang sudah hilang, dan tak ada lagi yang mengikat mereka," kata tuan Herda."Artinya tugas dan tujuan di pulau ini telah selesai," ucap Lin Jiang.Ratu Sembawa yang mendengar itu angguk kepala, dan permisi untuk ganti pakaian perempuan yang
Daratan yang terlihat dari lautan itu, sesungguhnya bukan bagian dari negeri Tiongkok, namun tak terlalu jauh dari daratan itu. Wilayah itu tak lain wilayah dari kerajaan negeri sembilan, satu dari empat penguasa wilayah daratan Tiongkok.Daratan Tiongkok dikuasai tiga kekaisaran, yaitu Kekaisaran Tang, Kekaisaran Wei, dan Kekaisaran Han.Sementara wilayah pulau-pulau, berada dalam kekuasaan kerajaan negeri sembilan, dan itulah daratan yang Lin Jiang lihat itu.Dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh, Lin Jiang berlari di atas permukaan air laut, dan satu lompatan yang tinggi, Lin Jiang mendarat di daratan yang terlihat itu. Lin Jiang balik badan dan menatap belasan kapal yang antarkan dirinya kembali ke daratan."Semoga kalian selamat sampai tujuan!" ucap Lin Jiang dan langkahkan kakinya meninggalkan tepian pantai.Baru belasan tombak Lin Jiang meninggalkan tepian pantai itu, bau anyir darah dan bau busuk sudah tercium oleh hidung Lin Jiang."Bau busuk yang sangat menyengat," uc
Tujuh orang yang datang untuk membantu Lin Jiang masih tak percaya kalau Lin Jiang membunuh makhluk asing itu hanya dengan satu pukulan. Begitu tersadar dari ketermanguan serentak mereka bersorak riang, karena telah berhasil membunuh satu makhluk yang mereka takuti itu."Kau hebat anak muda!"Lin Jiang tidak menjawab, namun ia masih terus pandangi makhluk asing itu. "Makhluk apa mereka ini, paman?" tanya Lin Jiang."Sebelum kita bercerita, ada baiknya kau ikut dengan kami. Aku yakin kawanan makhluk itu datang, dan kita malah berada dalam bahaya," kata orang itu. "Baik, paman!" kata Lin Jiang.Mereka masuk ke dalam hutan, dan selama di perjalanan Lin Jiang mendapati kalau ia saat ini berada di salah satu pulau wilayah kerajaan negeri sembilan, pulau Susu, namanya.Orang yang bicara dengan Lin Jiang merupakan pemimpin pulau susu itu, dan ia bernama Darke.Darke membawa Lin Jiang masuk ke dalam sebuah gua, dan ternyata di dalam gua itu ada ratusan orang yang sembunyi dari makhluk besa
Lin yang baru tiba di pulau Susu langsung dihadapkan pada sebuah masalah yang cukup serius, masalah dimana pulau itu dikuasai oleh satu makhluk yang ganas, makhluk pemakan manusia, bangsa Davina.Dengan niat yang baik, Lin Jiang ajak penduduk pulau itu untuk melawan, namun ada keraguan pada pemimpin pulau itu, Darke."Seperti yang kau lihat, kami hanya penduduk biasa. Kami tak memiliki daya ataupun kemampuan untuk melawan makhluk itu, Lin Jiang," kata Darke. Lin Jiang menatap, Darke tak percaya. Karena jawaban itu sungguh tak ia sukai keluar dari mulut Darke."Aku tidak akan memaksakan kalian untuk ikut denganku," kata Lin Jiang dan keluar dari dalam gua itu. "Jangan gegabah Lin Jiang, ada baiknya kau tinggal bersama kami, kita akan hidup dengan aman jika kita bertahan di gua ini," kata Darke. "Sampai kapan kita akan disini? Setelah stok makanan habis, apa yang akan kita lakukan? Saling bunuh?" kata Lin Jiang.Ucapan itu cukup untuk membungkam mulut Darke, dia diam membisu karena
Lin berjalan tak tentu arah, namun di tiap area yang ia datangi selalu saja ia bertemu bangsa Davina yang mencari mangsa. Setiap yang bertemu dengan Lin Jiang bisa dipastikan akan tewas, dan itu sedikit mengurangi jumlah bangsa Davina di pulau Susu itu."Dimana pemimpin mereka?" tanya Lin Jiang bicara sendirian."Tuan Lin Jiang!" teriak satu suara. Lin Jiang menoleh dan ternyata itu adalah penduduk pulau susu yang mencari Lin Jiang."Ada apa ini?" tanya Lin Jiang."Kami akan membantu dirimu, tuan Lin Jiang!" kata mereka. "Benarkah itu?""Iya, tuan Lin Jiang. Kami akan membantu membasmi bangsa Davina itu," kata mereka. "Bagus, apa hanya kalian? Dimana tuan Darke?" tanya Lin Jiang."Dia hanya seorang manusia pengecut, dia tak layak jadi pemimpin kami," kata mereka. "Itu terserah pada kalian, aku tidak memiliki urusan soal pemerintahan di pulau ini. Aku hanya tak ingin kaluan terus berada dalam pelukan ketakutan," kata Lin Jiang."Yang pastinya kamu akan membantumu, tuan Lin Jiang!"
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.