Pertarungan di bukit batu matahari masih berlanjut, dan puluhan mayat telah berserakan di sekitar kaki bukit itu. Hiatttttt!!Satu tusukan datang dari belakang Lin Jiang, namun Lin Jiang memutar Toya setan, dan serangan itu gagal untuk lukai tubuh Lin Jiang.Hiatttttt!!Belasan tusukan lain dari para pendekar juga datang, dan semua itu jelas tak mungkin bisa Lin Jiang hindari.Hiatttttt!!Lin Jiang melompat ke atas, dan berharap serangan dari belasan pendekar itu akan gagal. Bammmmmmm!!Tapi, satu hantaman keras mendorong tubuh Lin Jiang jatuh ke bawah, dan belasan pedang sudah siap menyambut tubuh Lin Jiang."Putaran toya setan!" teriak Lin Jiang.Trakkkkk!!Belasan pedang itu tertahan oleh Toya setan, dan sebelum mereka menyerang balik, Lin Jiang mengayunkan lagi Toya setan. Prakkkkk!!Tiga kepala pecah karena kekuatan dari ayunan Toya setan di Lin Jiang, dan hasilnya ketiganya tewas oleh serangan Lin Jiang."Pengecut!" teriak Lin Jiang pada tetua Hong, orang yang menyerang Lin
Amarah empat tetua lima jari pelindung organisasi mata iblis langsung meledak karena ucapan Lin Jiang yang mengakui kalau dia sudah membuat tetua Sun. "Keparat kau!" teriak tetua Kang. Tetua Sun salah satu sahabat mereka, dan mereka tak akan bisa terima kematian itu tanpa membalaskan kematian tetua Sun itu. Haaaaaaaaaaa!!Tetua Sun maju dengan serangan yang ganas, senjata pedang di tangnnya bergerak bak air dan mencecar di tiap tubuh vital Lin Jiang.Whutttt!!Lin Jiang memutar Toya setan, hingga Toya terlihat seperti kincir angin di tangan Lin Jiang, dengan putaran yang sangat cepat. Tranggggg!!Ujung pedang tetua kang yang menusuk ke dada Lin Jiang tertahan, dan tetua kang langsung merasakan tangannya bergetar karena pertahanan dari Lin Jiang."Jangan hanya diam, bunuh dia, balaskan kematian tetua Sun!" teriak tetua kang pada tiga rekannya yang baru masuk ke dalam area pertarungan itu. "Iya!"Sretttttttt!!Tetua Hong mencabut goloknya, tetua Pai mencabut pedang dan tetua Sa, me
Semua Pendekar menunggu hasil dari pukulan tetua Hong yang begitu telak di tubuh Lin Jiang.Sengai besar dari mereka yakin kalau Lin Jiang pasti akan alami luka dalam, meskipun tak parah, namun mereka yakin itu akan sedikit memperlambat pergerakan Lin Jiang dalam pertarungan.Untuk beberapa saat tidak ada pergerakan, dan semuanya masih menunggu.Mereka tak yakin Lin Jiang akan tewas karena serangan tetua Hong itu, dan masih waspada akan serangan tiba-tiba dari Lin Jiang."Apa mungkin dia tewas karena pukulanmu, tetua Hong?" tanya tetua Kang. "Aku tak yakin, dia sangat kuat!" kata tetua Hong. Namun jika Lin Jiang tewas, itu akan jadi satu kebanggaan bagi tetua Hong karena ia yang berhasil membunuh orang yang paling ingin dibunuh organisasi mata iblis.Brakkkkkkk!!Namun, tiba-tiba saja pijakan kaki semua pendekar itu bergerak dan bergetar sangat kuat, dan retakan yang panjang mulai membekas di wilayah bukit batu matahari itu. Bammmmmmm!!Jledaar!!Dan tiba-tiba saja, ledakan yang sa
Hening dan sepi, dan dan tak ada suara, semua yang masih tertinggal di area bukit batu matahari hanya bisa mundur ke belakang setelah kematian Cai Kai.Tidak terkecuali empat tetua dari lima jari pelindung organisasi mata iblis, mereka sama-sama mundur karena sadari kalau mereka semua sungguh tak mungkin menang melawan Lin Jiang."Toya setan!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Toya setan yang ada di dalam tanah, terbang dan datang ke tangan Lin Jiang, yang mana Lin Jiang langsung tangkap senjata andalannya itu. Semua mata melihat ada darah yang menetes dari ujung Toya setan, yang tandanya, apa yang dikatakan oleh Lin Jiang benar adanya, tuan muda Cai Kai telah tewas di ujung Toya setan itu. "Siapa yang berikutnya?" tanya Lin Jiang.Diam, kembali sepi dan hening. Mereka tak tahu harus berbuat apa lagi untuk mengalahkan Lin Jiang.Segala cara sudah mereka lakukan, namun jangankan untuk bunuh Lin Jiang, sedikit luka pun tak ada tergores di tubuh anak muda itu.Hening dan sepi, dan dan ta
Tanpa ragu Lin Jiang menyeret tubuh tetua Pai hingga masuk ke dalam hutan, dan mendorong tubuh tetua Pai hingga menempel di salah satu pohon. "Aku sudah memeriksa tubuh tetua Xun, dan ada luka di tulang rusuknya!" kata Lin Jiang."Tidak mungkin!" kata tetua Pai. Prakkkkk!!Dan tiba-tiba saja, tangan Lin Jiang bergerak dan tulang iga tetua Pai langsung patah beberapa tulang. Argggggg!!Tetua Pai menjerit sangat keras, rasa sakit yang teramat dalam dan sangat sakit langsung menyebar ke seluruh tubuhnya."Tidak hanya tulang rusuk, namun tulang lutut kanan tetua Xun juga remuk!" kata Lin Jiang"Jangan lakukan itu padaku!" kata tetua Pai. Bammmmmmm!!Kaki Lin Jiang injak lutut tetua Pai, dan seketika itu juga lutut tetua Pai remuk karena injakkan penuh tenaga dalam yang Lin Jiang lakukan. Tetua Pai kembali menjerit sangat keras, dan ingin rasanya ia menangis karena rasa sakit yang ia derita. Haaaaaaaaaaa!!Tetua Pai melepaskan tenaga dalamnya, dan ingin melakukan segala cara untuk me
Tetua Chun Kai dan tetua Wa Lein sangat tak percaya kalau mereka akan menemui mayat Cai Kai tewas dalam kondisi yang sangat mengenaskan.Mayat itu terlihat dari permukaan tanah, dan mayat itu penuh darah dan kepala pecah karena tertusuk sesuatu benda yang keras."Tidak!" teriak Chun Kai.Bammmmmmm!!Dia segera hancurkan tanah, dan ambil mayat Cai Kai yang terbenam di dalam tanah dan tak percaya kalau putra pertama yang memiliki kemampuan di atas Run Kai pun tewas."Aku tidak bisa terima ini!" teriak tetua Chun Kai.Mayat putranya belum dikuburkan, dan masih terbaring di gunung Emei, namun kini dia juga harus melihat putranya tewas. Sungguh satu pukulan yang berat untuk hati Chun Kai."Aku tidak akan biarkan hal ini terjadi!" kata tetua Chun Kai."Tidak! Kau tidak akan lakukan apapun. Kau bawa mayat Cai Kai ke gunung Emei, dan tunggu aku di sana. Aku akan bawa kepala pemuda itu!" kata tetua Wa Lein."Aku juga akan balas dendam ayah mertua!""Aku tahu, namun harus ada yang bawa mayat cu
Saat Sore hari, dan di saat orang-orang lagi ramai-ramainya di istana kekaisaran Wei, Lin Jiang tiba di kota itu. Dengan menahan rasa marahnya yang tak tertahan, Lin Jiang masuk ke dalam istana kekaisaran Wei, dan semua prajurit langsung merasakan amarah dari Lin Jiang."Dimana rumah menteri Lian?" tanya Lin Jiang."Ada di sisi kiri istana, tabib Lin!""Antarkan aku ke sana!" pinta Lin Jiang dengan mata yang tajam. "Baik, mari tabib Lin!" jawab prajurit itu. Tak tahu apa alasannya, namun yang jelas Prajurit istana itu tahu kalau Lin Jiang saat in isanhat marah dan mungkin amarah itu akan meledak jika sudah bertemu dengan Xhi Lian dan Jun Lian."Dimana rumahnya?" tanya Lin Jiang."Itu tabib Lin!" jawab Prajurit itu dan tunjuk satu rumah yang cukup besar di sisi kiri Istana itu. Dengan langkah yang cepat, Lin Jiang maju ke arah rumah itu, dan ia ditahan oleh prajurit penjaga rumah menteri Lian."Berikan aku jalan atau kau akan mati!" kata Lin Jiang.Tubuh Prajurit itu langsung bergi
Satu rombongan kecil berjalan dengan beberapa ekor kuda, dan di belakang mereka ada puluhan prajurit yang mengawal dari belakang.Puluhan orang itu terus berjalan hingga melewati sebuah hutan, dan mereka sampai di pinggiran hutan. "Dimana nona Bao Xun?" bentak Lin Jiang.Xhi Lian dan Jun Lian merinding karena bentakan Lin Jiang, mereka sangat takut sampai terkencing-kencing di celana. "Dia kami tinggalkan di dalam hutan itu!" kata Xhi Lian sambil menunjuk ke arah pohon besar. Di balik pepohonan itulah mereka merusak Bao Xun, dan setelah itu mereka tinggalkan gadis itu sendirian di hutan itu. Bammmmmmm!!Lin Jiang menendang dada Xhi Lian dan setelah itu berlari ke balik pohon itu. Namun satu pandangan tak mengenakkan langsung terlihat di mata Lin Jiang. Yang Lin Jiang lihat itu langsung membuat Lin Jiang lemas dan kehilangan tenaga, sungguh satu pandangan yang tak ingin Lin Jiang lihat. "Nona Bao Xun," ucap Lin Jiang pelan dan terduduk di tanah. ***Boa Xun merasakan seluruh bum
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.