Saat Sore hari, dan di saat orang-orang lagi ramai-ramainya di istana kekaisaran Wei, Lin Jiang tiba di kota itu. Dengan menahan rasa marahnya yang tak tertahan, Lin Jiang masuk ke dalam istana kekaisaran Wei, dan semua prajurit langsung merasakan amarah dari Lin Jiang."Dimana rumah menteri Lian?" tanya Lin Jiang."Ada di sisi kiri istana, tabib Lin!""Antarkan aku ke sana!" pinta Lin Jiang dengan mata yang tajam. "Baik, mari tabib Lin!" jawab prajurit itu. Tak tahu apa alasannya, namun yang jelas Prajurit istana itu tahu kalau Lin Jiang saat in isanhat marah dan mungkin amarah itu akan meledak jika sudah bertemu dengan Xhi Lian dan Jun Lian."Dimana rumahnya?" tanya Lin Jiang."Itu tabib Lin!" jawab Prajurit itu dan tunjuk satu rumah yang cukup besar di sisi kiri Istana itu. Dengan langkah yang cepat, Lin Jiang maju ke arah rumah itu, dan ia ditahan oleh prajurit penjaga rumah menteri Lian."Berikan aku jalan atau kau akan mati!" kata Lin Jiang.Tubuh Prajurit itu langsung bergi
Satu rombongan kecil berjalan dengan beberapa ekor kuda, dan di belakang mereka ada puluhan prajurit yang mengawal dari belakang.Puluhan orang itu terus berjalan hingga melewati sebuah hutan, dan mereka sampai di pinggiran hutan. "Dimana nona Bao Xun?" bentak Lin Jiang.Xhi Lian dan Jun Lian merinding karena bentakan Lin Jiang, mereka sangat takut sampai terkencing-kencing di celana. "Dia kami tinggalkan di dalam hutan itu!" kata Xhi Lian sambil menunjuk ke arah pohon besar. Di balik pepohonan itulah mereka merusak Bao Xun, dan setelah itu mereka tinggalkan gadis itu sendirian di hutan itu. Bammmmmmm!!Lin Jiang menendang dada Xhi Lian dan setelah itu berlari ke balik pohon itu. Namun satu pandangan tak mengenakkan langsung terlihat di mata Lin Jiang. Yang Lin Jiang lihat itu langsung membuat Lin Jiang lemas dan kehilangan tenaga, sungguh satu pandangan yang tak ingin Lin Jiang lihat. "Nona Bao Xun," ucap Lin Jiang pelan dan terduduk di tanah. ***Boa Xun merasakan seluruh bum
Kaisar Ruai Wei sungguh tak percaya akan kabar yang ia terima dan langsung lakukan sidang hari itu juga.Jun Lian dan ayahnya, menteri Lian diberikan hukuman yang sangat berat, yang mana Jun Lian dapatkan hukuman mati, dan menteri Lian diasingkan dan diusir dari kekaisaran Wei.Hukuman itu memang sangat berat, karena itulah banyak yang tak ingin melakukan pelanggaran yang berat itu. Tidak ada perbedaan, mau seorang menteri, putra menteri ataupun siapapun, hukuman itu berlaku dan menteri Lian tidak bisa menolak itu. Menteri Lian bahkan tidak menolak hukuman itu, karena ia salah satu menteri yang menandatangani perjanjian hukuman di masa lalu.Lin Jiang merasa puas dengan hukuman itu, namun tak henti-hentinya Lin Jiang menyalahkan dirinya sendiri. "Aku sungguh malu pada para tetua yang ada di sekte merpati putih," ucap Lin Jiang pada dirinya sendiri. "Jangan seperti itu, tabib Lin! Kau sudah berusaha namun takdir berkata lain!" kata tabib Sun datang dari belakang Lin Jiang. Lin Jia
"Nona Lily, aku hanya membela diri dan selamatkan gadis yang mereka culik!" kata Lin Jiang membela dirinya. Sretttttttt!!Tangan Lily Kai yang berada di bawah meja, mencabut pedangnya, dan mengayunkan itu dari bawah. Brakkkkkkk!!Meja yang jadi pemisah antara Lin Jiang dan nona Lily Kai langsung terbelah jadi dua, dan pedang di tangan gadis itu berjalan dari bawah. Huppppp!!Lin Jiang menarik tubuhnya ke belakang, dan serangan nona Lily Kai lewat tipis dari depan wajah Lin Jiang."Jangan harap kau akan aku ampuni, kau sudah membunuh dua saudaraku!" teriak Lily Kai.Huppppp!!Lin Jiang memilih untuk melompat ke luar dari rumah makan itu, karena ia tak ingin ada kerusakan lain di dalam rumah makan itu. "Jangan kabur!" teriak Lily Kai dan memburu Lin Jiang dengan serangan yang cukup ganas. Melihat serangan nona Lily Kai yang cukup berbahaya, Lin Jiang hanya mengindar dari setiap serangan Ylyang datang itu. Namun hal itu malah semakin membuat Lily Kai emosi karena ia merasa tak diha
Meninggalkan kekaisaran Wei, Lin Jiang pun memasuki daerah yang baru, yaitu Kekaisaran Han, Kekaisaran yang merupakan negeri dari pemuda pilihan itu. "Aku sungguh ingin pulang, namun masih ada hal yang harus aku lakukan!" ucap Lin Jiang.Saat ini Lin Jiang masih harus menyerahkan surat yang diberikan oleh tetua Shu In padanya. Surat itu akan Lin Jiang berikan pada ketua sekte elang putih di kota Ru Han. Kota yang saat ini jadi tujuan Lin Jiang yang berikutnya.Kota Ru Han merupakan kota yang tak terlalu jauh dari perbatasan dua Kekaisaran. Kota itu akan jadi kota kedua yang dimasuki, namun jaraknya tetap membutuhkan waktu lima hari dengan naik kuda.Perjalanan baru Lin Jiang pun harus ia mulai, meskipun ia ingin pulang dan menemui ibunya, namun ia tak memiliki waktu untuk saat ini. Berjalan dengan tujuan yang pasti, Lin Jiang untuk saat ini tak inginkan ada masalah yang ia hadapi, karena itu sebisa mungkin dia ingin memanimalisir masalah yang datang padanya. Namun, manusia hanya b
Kota Ru Han, kota yang cukup besar, namun damai dibawah kepemimpinan dari gubernur Ma Rong.Gubernur itu sangat adil, dan bijaksana. Hingga membuat gubernur itu dicintai oleh hampur seluruh penduduk kota Ru Han.Namun, setengah purnama yang lalu, putri gubernur itu diculik tepat ditengah kota. Dua orang dengan pakaian hitam, dan menggunakan topeng penutup wajah, dengan berani menculik gadis berusia tiga belas tahun.Tidak Hanay menculik gadis cilik itu, mereka juga membunuh lima pengawal gadis itu dengan jarum beracun yang ujungnya menempel mawar dengan warna hitam. Mawar hutan itulah satu-satunya petunjuk yang bisa digunakan, namun hingga saat ini tidak ada yang tahu organisasi, sekte, atau kelompok apa yang memiliki simbol mawar hitam itu. Hal itu membuat gubernur Ma Rong kerahkan segala cara untuk temukan keberada putrinya yang hilang. Sudah banyak yang ditangkap karena dicurigai sebagai orang yang berhubungan dengan penculikan itu, namun hingga setengah matang berlalu, tetap t
Wajah Yu dan Pui masih pucat saat mereka menceritakan apa yang terjadi di dalam hutan saat mereka melihat gadis yang tak lain adalah putri dari gubernur Ma Rong, Sia Rong."Kenapa kalian tidak katakan ini dari awal?" tanya gubernur Ma Rong."Kami sangat takut pada mereka gubernur. Kemampuan dan kekuatan mereka sangat mengerikan," jawab Pui. Gubernur Ma Rong juga sadar kalau kekuatan orang yang culik putrinya pasti sangat kuat, karena itulah mereka berani datang ke kota Ru Han.Jika bukan karena percaya diri pada kemampuan mereka, jelas mereka tidak akan datang ke kota itu. "Kalau begitu aku sudah tidak ada urusan di sini. Aku masih ada urusan lain!" kata Lin Jiang."Terima kasih sudah bekerja sama, Lin Jiang!" kata komandan Dui. "Sama-sama, komandan!" kata Lin Jiang dan tinggalkan kediaman gubernur Ma Rong.Setelah Lin Jiang tinggalkan kediaman gubernur Ma Rong, Yu dan Pui pun dimasukkan ke dalam sebuah ruangan yang diberikan penjagaan yang ketat. Tidak hanya mereka berdua, namun
Dua hari lamanya, Lin Jiang tertahan di sekte elang putih, dan dia sungguh tak bisa kemana-mana, karena tetua Xhu Ga menahan dirinya untuk tetap bertahan di sekte itu. Dan, pada hari ketiga, Lin Jiang merasakan ada tiga aura kuat yang datang menuju ke arah sekte elang putih itu. Dan tak berapa lama kemudian, tiga orang dengan pakaian yang berbeda masuk ke dalam sekte itu. Namun, Lin Jiang melihat kalau ketiganya berpakaian layaknya pengemis, dan itu membingungkan bagi Lin Jiang.Saat ketiga orang itu datang, tetua Xhu Ga menyambut kedatangan ketiganya."Selamat datang, tetua senior!" ucap tetua Xhu Ga dan menundukkan kepala tanpa hormat pada tiga tetua yang baru tiba itu."Apa ada hal yang penting hingga kau memanggil kami kemari, Xhu Ga?" tanya satu tetua. "Iya, tetua Zhin, ada kabar dari tetua Shu In, dan ini kabar yang buruk!" jawab tetua Xhu Ga."Kabar apa itu?""Sebaiknya kita bicara di dalam, tetua senior!" kata tetua Xhu Ga.Tiga tetua itu masuk ikuti tetua Xhu Ga ke dalam
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.