Lin Jiang tersadar dari semua rasa sakit yang membuatnya jatuh tak sadarkan diri, dan ia melihat guru barunya, tetua So Un menatap ke arahnya."Segera kau istirahat, besok kau akan mulai latihan!" kata tetua So Un."Latihan guru?""Iya!" kata tetua So Un.Lin Jiang tersenyum lebar, karena dia datang ke gunung tepi laut memang untuk berlatih, dan kini hari kapan ia akan mulai latihan sudah ditentukan oleh tetua So Un.Dengan langkah yang ringan, Lin Jiang tinggalkan tetua Shun dan tetua So Un yang juga tersenyum dengan semangat yang ditunjukkan oleh Lin Jiang."Dia sangat bersemangat!" ucap tetua Shun."Itulah mengapa aku menerima dia, bukan karena apa? Tapi karena aku melihat ada semangat besar di mata bocah itu!" kata tetua So Un."Kau mampu melihat potensi di mata seseorang, So Un!""Aku juga melihat kalau harapan besar ada di puncak bocah itu. Dia akan jadi orang besar yang akan menentukan masa depan tiga dunia!" kata tetua So Un.Tetua Shun tersenyum karena perkataan tetua So Un."
Sementara itu Lin Jiang yang menuruni gunung tepi laut tak sedikitpun ragu untuk sampai di kaki gunung.Sampai di kaki gunung Lin Jiang melihat begitu banyak batu yang berserak di kaki gunung itu. "Kata guru aku harus bawa yang paling besar, namun tak mungkin aku bawa batu sebesar bukit itu!" ucap Lin Jiang.Lin Jiang melihat semua batu, dan pilihan Lin Jiang akhirnya jatuh pada sebuah batu yang beratnya tak kurang dari lima puluh kilo."Akan aku coba!" ucap Lin Jiang. Bocah berusia sebelas tahun itu memegang erat batu besar itu, dan coba angkat batu berat itu. "Apa ini?" kata Lin Jiang.Sedikitpun Lin Jiang tak mampu mengangkat batu itu. Jangankan untuk angkat, menggeser saja Lin Jiang tak mampu."Sialan, batu ini sangat berat!" maki Lin Jiang. Namun Lin Jiang tidak mau menyerah, Lin Jiang masih berusaha untuk angkat batu besar itu. "Sungguh sangat berat!" ucap Lin Jiang. Merasa tak mungkin mampu angkat batu itu, Lin Jiang memilih untuk angkat batu lain, dan setelah itu pindah
Langkah demi langkah Lin Jiang telusuri, dan batu besar masih berada di pundaknya. Latihan di hari pertama itu, sungguh membuat Lin Jiang sangat kelelahan, dan hampir putus asa karena rasa sakit dan lelah di tubuhnya.Saat matahari sudah mendekati barat, Lin Jiang sudah tiga perempat perjalanan menuju puncak gunung, dan itu masih seperempat jalan lagi. "Aku masih mampu! Aku masih mampu!" ucap Lin Jiang menyemangati dirinya sendiri.Satu demi satu, kaki Lin Jiang melangkah, masih ada sisa tenaga dan semangat besar di dalam tubuh Lin Jiang.Hingga akhirnya, saat malam datang Lin Jiang tak melihat apapun lagi, matanya gelap karena gelapnya malam di gunung itu. Selain itu pandangan mata Lin Jiang juga sudah kabur, padahal masih jauh jarak yang akan Lin Jiang tempuh."Tubuhku tak mampu lagi!" ucap Lin Jiang.Bukkkk!!Batu itu jatuh dari pundak Lin Jiang, dan tubuhnya juga jatuh ke tanah. Lin Jiang pingsan karena rasa lelah yang teramat sangat.Huppppp!!Dua tubuh melompat dari sebatang p
Lin Jiang masih menunggu penjelasan akan kualitas tulang yang baru saja dikatkan oleh tetua So Un."Dengarkan penjelasan guru!" kata tetua Shun pada Lin Jiang."Baik, guru!"***Dunia persilatan, yang dipenuhi dengan para pendekar kuat, selalu memiliki banyak cara untuk menuju puncak di tangga dunia persilatan. Banyak pendekar yang memfokuskan diri hanya melatih jurus dan tingkatkan kesempurnaan jurus yang dibarengi dengan tenaga dalam yang tinggi. Selain itu banyak juga yang ahli dalam racun, obat dan juga sihir yang membuat para pendekar berada di puncak dunia persilatan.Namun, khususnya di dunia tengah, tak ada yang sadari kalau pondasi dari seorang pendekar terletak pada hal paling dasar, yaitu kualitas tulang.Di dunia tengah, tak pernah Lin Jiang dengar ada pembicaraan tentang kualitas tulang, dan baru di dunia bawahlah Lin Jiang tahu akan hal itu. Selain kualitas tulang, dantian yang bersih, Meridian yang disempurnakan, dan darah yang dimurnikan, itu akan jadi awal seorang
Tak terasa sudah enam purnama Lin Jiang berlatih dibawah pengawasan dua guru terbaik yang ada di Dubai bawah.Selama latihan itu, Lin Jiang mengalami peningkatan yang sangat signifikan, dari segi tingkat kependekaran dan juga kualitas tulang Lin Jiang.Dari kualitas tulang, tulang Lin Jiang yang awalnya berada di tahap tulang serigala putih, kini telah mencapai tulang serigala emas. Naik dua tingkat. Selain kualitas tulang, Lin Jiang juga meningkat di tingkatan kependekaran, dia yang awalnya berada di tingkat alam langit tahap satu, kini telah mencapai tingkat alam langit tahap ke empat. Dari tiap perubahan itu, Lin Jiang smwkaij bersemangat untuk berlatih lebih keras lagi, dan hasilnya tubuh dan otot Lin semakin berubah. Di usianya yang ke dua belas tahun, Lin Jiang sudah terlihat seperti pemuda berusia enam belas tahun."Lin Jiang, apa kau ingat perkataan tetua Phi An, agar kau datang ke kota Shun?" tanya tetua So Un."Iya, aku ingat guru!""Mungkin sudah saatnya kau berlatih jur
"Apa saja yang dilakukan bocah itu?" kata tetua Shun kesal dengan wajah yang marah. "Aku pun bingung apa yang ia pikirkan?" sambut tetua So Un.Itu jelas membuat dua guru Lin Jiang itu kesal, karena sudah setengah purnama berlalu, Lin Jiang masih bertahan di pinggiran hutan Siluman, dan hanya berlatih jurus pedang tengkorak. Dari setengah purnana itu, Lin Jiang menyempurnakan semua jurus yang ia pelajari dari tetua Phi An, dan itulah yang tak diketahui oleh dua gurunya itu.Haaaaaaaaaaa!!Lin Jiang mengalirkan lagi tenaga salam ke pedang api putih, dan setelah itu Lin Jiang gunakan jurus yang baru. Jurus itu merupakan jurus lanjutan dari jurus sebelas tusukan kematian. Lima langkah tengkorak.Jurus merupakan jurus yang cukup sulit, karena dalam sembilan langkah, jurus itu sudah harus membunuh ataupun kalahkan musuh. Gerakan demi gerakan Lin Jiang pelajari, namun tak semudah yang ia duga. Angkat sulit bagi Lin Jiang."Sangat sulit!" ucap Lin Jiang.Lin Jiang awalnya akan masuk ke d
Kikkkkkkk!Siluman yang masih bertahan berteriak keras lagi, dan itu bagi Lin Jiang sebuah tanda bahaya untuknya.Brakkkk!!Dan tahu-tahu pohon yang ada di hadapan Lin Jiang tumbang, dan muncullah satu kelinci yang cukup besar, dengan tanduk yang mengeluarkan api. "Apakah ini raja Siluman dari makhluk ini?" gumam Lin Jiang.Satu Siluman kelinci bertanduk itu mendekati dan mereka bicara dalam bahasa yang tak bisa dipahami oleh Lin Jiang.Setelah tahu apa yang terjadi, pemimpin siluman itu menatap Lin Jiang dengan tatapan penuh amarah. Apalagi saat ia anggotanya yang terkapar, itu membuat amarah di mata raja Siluman kelinci itu tak tertaha. Api di tanduknya menyala semakin besar, dan mengeluarkan hawa panas di area pinggiran hutan siluman itu.Kikkkkk!!Raja Siluman kelinci itu berteriak keras, dan arahkan kepalanya kepada Lin Jiang, dan api yang besar muncul dan mengejar ke arah Lin Jiang."Sial!" teriak Lin Jiang dan membuang tubuhnya ke samping. Bammmmmmm!!Area itu langsung bera
Pandangan Lin Jiang tajam ke arah semua siluman kelinci bertanduk yang masih hidup, yang juga menatap ke arah Lin Jiang dengan tatapan amarah."Ayo maju!" teriak Lin Jiang.Lin Jiang menunjukkan sisa tenaga dalam yang ia miliki, namun itu sudah cukup untuk menakuti siluman kelinci bertanduk yang tersisa. Kikkkk!!Dan satu demi satu siluman kelinci bertanduk itu melarikan diri. Mereka memilih pergi dari pada jadi korban untuk Lin Jiang. "Akhirnya mereka pergi!" ucap Lin Jiang dan terduduk karena kelelahan. Lin Jiang gunakan sisa tenaga dalam yang ia miliki untuk mengancam sisa dari silkkan kelinci bertanduk, dan untungnya itu berhasil.Namun saat Lin Jiang terduduk, belasan cahaya biru muncul dari semua siluman kelinci yang tewas, dan cahaya biru itu masuk ke tubuh Lin Jiang, dan itu memberikan tenaga baru untuk Lin Jiang."Terulang lagi?" ucap Lin Jiang bingung. Meskipun kekuatan dari siluman kelinci itu tak ganti semua tenaga dalam Lin Jiang, namun itu sudah lebih dari cukup untu
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.