"Lin Jiang, jaga ucapanmu di hadapan, kaisar!" bentak menteri Su Ah lagi. "Kenapa? Apa ada yang salah di ucapanku itu?" kata Lin Jiang."Tidak, dia tidak salah menteri Su Ah!" kata kaisar Yu Tang.Setelah itu kaisar berdiri, dan berjalan keluar dari ruangan itu. "Yang Mulia!" panggil menteri Su Ah."Kalian bertiga tunggu disini!" kata kaisar Yu Tang.Kaisar itu berjalan hingga ke halaman istana. "Panglima Chai, panglima An!" panggil kaisar Yu Tang.Dua panglima itu datang dan memberikan hormat. "Panglima Chai, aku berikan kau tugas untuk menuju kota Sen Tang, sekarang juga bawa seluruh pasukan yang kau miliki ke kota itu!""Untuk apa kaisar? Maksudku tugas apa yang akan kami lakukan disana?" tanya panglima Chai."Kau bersama pasukanmu, jaga kota itu. Jangan sampai ajaran Ba Ha masuk lagi ke dalam kota itu!" jawab kaisar Yu Tang."Bagaimana denganku, Yang Mulia?" tanya panglima An."Kau menuju kota Run Tang, tugasmu sama dengan tugas panglima Chai, kau jaga kota itu dari ajaran Ba
Kabar tentang dikirimnya pasukan ke dua kota tanpa adanya rapat di istana, langsung menyebar ke seluruh istana, dan kabar itu disebarkan oleh menteri Jan Put lewat anak buahnya. Dia juga meminta pada para menteri untuk ikut bersamanya, dan meminta pada kaisar Yu Tang untuk adakan rapat dadakan, dan itu jelas sebuah hal yang aneh bagi orang-orang yang ada di istana itu.Itu sudah seperti pemberontakan, dan itu dipimpin oleh menteri Jan Put yang tak suka akan keputusan kaisar Yu Tang."Sejak kaisar sebelum ini, aku selalu mampu kendalikan istana ini. Tidak mungkin kali ini aku akan kalah darinya. Dia masih bocah," kata menteri Jan Put yang berada di dalam ruangannya.***Hingga malam hari, Lin Jiang masih berada bersama dengan kaisar Yu Tang, dan menteri Su Ah sudah kembali ke rumahnya yang memang berada di lingkungan istana itu. "Lin Jiang, apakah kau yakin ingin tahu tentang ajaran Ba Ha itu?" tanya kaisar Yu Tang."Iya, kaisar. Aku ingin memusnahkan ajaran itu hingga ke akar-akarny
Di sebuah ruangan yang ada di istana kekaisaran Tang, ruangan yang jadi ruangan pertemuan jika ada masalah yang akan diselesaikan di istana.Di ruangan itu, sudah ada puluhan orang dengan pakaian menteri kekaisaran dan semua orang itu adalah menteri yang ada di istana itu. Ruangan itu seolah jadi terbagi dua, yang mana menteri Jan Put dan para menteri yang mendukung dia berada di sebelah kiri. Sementara itu menteri Reika dan orang-orang yang percaya pada kaisar Yu Tang memilih untuk berada di sebelah kanan.Menteri Jan Put sangat yakin kalau hari ini akan jadi hari yang berubah, yang mana ia akan lebih berkuasa dari pada kaisar Yu Tang.Dia melihat ke belakang, dan disana para menteri yang mendukung dirinya menatap ke arahnya seolah memberikan semangat dan dukungan padanya. "Saat kaisar Yu Tang datang, pada saat itulah ia akan malu dan aku jatuhkan dihadapan para menteri ini," ucap menteri Jan Put dalam hatinya. Semua menteri menunggu kaisar Yu Tang yang hingga saat ini belum juga
"Kau benar-benar tidak pernah memberikan rasa hormat mu pada kaisar," kata Lin Jiang."Aku memang seperti ini, dari dahulu saat kaisar sebelum kaisar Yu Tang menjadi kaisar, aku sudah seperti ini!" bentak menteri Jan Put."Aku semakin yakin, kau memang tak pantas jadi seorang menteri!" ucap Lin Jiang."Bukan urusanmu, kau hanya orang luar dari istana ini!""Bagaimana denganmu? Apa perbedaan antara kita berdua?" kata Lin Jiang."Aku adalah menteri terhormat di istana ini!""Betul, tapi kau juga orang luar yang tak tahu diri. Sudah diberikan kepercayaan untuk tinggal di istana, namun kau malah merasa istana ini milikmu!" kata Lin Jiang."Kau!!"Bammm!Tidak ada keraguan, Lin Jiang hantam dada menteri Jan Put hingga terlempar jauh sampai ke pintu masuk ruangan pertemuan itu. "Jalan keluar sudah aku tunjukkan, pergi dari sini!" usir Lin Jiang. "Menteri Jan Put!" teriak para menteri pendukung menteri Jan Put."Sebelum kalian semua menuju menteri Jan Put, aku ada sebuah pengumuman!" teria
Lin Jiang ikuti kaisar Yu Tang dan masuk kembali ke dalam ruangan pribadi dari keluarga istana kekaisaran Tang itu."Terima kasih, Lin Jiang! Karena pukulan yang kau berikan pada menteri Jan Put, itu memberikan keberanian padaku," kata kaisar Yu Tang."Dia memang pantas untuk dapatkan itu, kaisar. Dia adalah orang yang tak pantas ada di istana ini!" kata Lin Jiang."Dari dahulu ia yang mengendalikan istana ini, tapi mulai hari ini, aku pastikan tidak akan ada menteri seperti dia di lingkungan istana ini!" tegas kaisar Yu Tang."Aku harap kaisar tidak berubah lagi, kaisar harus tetap seperti ini!" kata Lin Jiang."Itu pasti. Aku sudah memulai perubahan, dan aku akan pegang perubahan itu," kata kaisar Yu Tang."Baiklah, Yang Mulia! Aku rasa kita sudah bisa bicara tentang alasan kedatanganku ke istana ini, bukan?" tanya Lin Jiang."Iya, aku akan membuka semuanya padamu, Lin Jiang!" kata kaisar Yu Tang.Tanpa bicara, kaisar Yu Tang keluar dari dalam ruangan itu, dan kembali datang dengan
Penyapu halaman markas organisasi tengkorak hitam itu menyambut Lin Jiang. Padahal jelas-jelas ia tak kenal pada Lin Jiang.Itu sudah membuktikan kalau organisasi itu menerima siapa saja yang ingin berkunjung, meskipun tak tahu apa tujuan setiap tamu yang datang."Kalau begitu kapan aku bisa bertemu dengan tetua Awo?" tanya Lin Jiang."Saat ini tetua Awo, sedang melakukan pertemuan dengan anggota inti dari organisasi tengkorak hitam, dan tak bisa diganggu.""Sampai kapan?""Aku tidak tahu, aku hanya diperintahkan untuk katakan itu pada tamu yang datang ke markas organisasi ini!" kata penyapu itu."Aku akan menunggu!" kata Lin Jiang."Terserah padamu anak muda, tapi jika kau ingin menunggu, ada baiknya kau tunggu di pendopo itu. Itu pendopo khusus untuk para tamu yang ingin bertemu dengan tetua Awo!" kata penyapu halaman itu."Terima kasih, kakek!" kata Lin Jiang dan masuk ke memilih untuk istirahat di pendopo yang ditunjuk oleh penyapu halaman markas organisasi tengkorak hitam itu."A
Dua tubuh berpisah ke dua arah yang berbeda, yang satu orang ke utara, dan satu ke arah selatan. Orang ke arah Utara, terus melesat cepat dan sampai di sebuah hutan yang luas, dan ia masuk ke dalam hutan itu."Tetua Er Ha, aku datang!" teriak orang itu.Dia berteriak sekalian ia mendarat di depan sebuah pondok di dalam hutan itu.Tidak berapa lama, satu tubuh tua keluar dari dalam pondok itu, dan wajahnya tak bagus saat melihat siapa yang baru datang itu. "Kaisar hitam, apa lagi yang kau inginkan?" tanya tetua Er Ha."Aku datang untuk meminta jawaban darimu? Apa kau bersedia untuk membantu diriku kuasai istana?" tanya kaisar hitam."Berapa kali harus aku katakan kaisar Hitam, aku sudah mengundurkan diri dari dunia persilatan!" kata tetua Er Ha."Guruku, Tetua Ren Sa, ingin bertemu denganmu!" kata kaisar hitam."Kau murid tetua Ren Sa?" "Iya, tetua Er Ha!" "Dasar bodoh, kenapa tidak kau katakan dari awal?" bentak tetua Er Ha dan masuk ke dalam pondok itu."Bagaimana jawabanmu tetu
"Tetua Dae, bawa tetua Raeki untuk temui putra da cucunya!" kata kaisar hitam."Baik, kaisar!" kata tetua Dae. Bersama dengan tetua Raeki, tetua Dae berjalan menuju ruangan bawah tanah markas dari ajaran Ba Ha itu, dan mempertemukan tetua Raeki dengan cucu dan putranya. "Cukup!" kata tetua Dae dan memisahkan keluarga itu. "Baik, mari kita temui kaisar hitam!" kata tetua Raeki.Setelah itu tetua Dae dan tetua Raeki kembali menemui kaisar hitam, dan disambut dengan senyum kemenangan bagi kaisar hitam."Aku sudah katakan, mereka baik-baik saja, tapi itu untuk saat ini. Apakah kau akan bantu kami atau tidak, itu akan memastikan hidup dan mati putramu dan cucumu, tetua Raeki," kata kaisar hitam."Bebaskan mereka, maka aku akan ikuti semua perintanmu!" kata tetua Raeki. "Benarkah itu?""Iya!" jawab tetua Raeki.Kaisar hitam tersenyum, dan ia menatap ke arah gurunya, tetua Song Ru. Dan guru kaisar hitam itu paham apa maksud dari tatapan muridnya itu. "Tetua Dae, bebaskan kedua tahanan k
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.