Dua tubuh berpisah ke dua arah yang berbeda, yang satu orang ke utara, dan satu ke arah selatan. Orang ke arah Utara, terus melesat cepat dan sampai di sebuah hutan yang luas, dan ia masuk ke dalam hutan itu."Tetua Er Ha, aku datang!" teriak orang itu.Dia berteriak sekalian ia mendarat di depan sebuah pondok di dalam hutan itu.Tidak berapa lama, satu tubuh tua keluar dari dalam pondok itu, dan wajahnya tak bagus saat melihat siapa yang baru datang itu. "Kaisar hitam, apa lagi yang kau inginkan?" tanya tetua Er Ha."Aku datang untuk meminta jawaban darimu? Apa kau bersedia untuk membantu diriku kuasai istana?" tanya kaisar hitam."Berapa kali harus aku katakan kaisar Hitam, aku sudah mengundurkan diri dari dunia persilatan!" kata tetua Er Ha."Guruku, Tetua Ren Sa, ingin bertemu denganmu!" kata kaisar hitam."Kau murid tetua Ren Sa?" "Iya, tetua Er Ha!" "Dasar bodoh, kenapa tidak kau katakan dari awal?" bentak tetua Er Ha dan masuk ke dalam pondok itu."Bagaimana jawabanmu tetu
"Tetua Dae, bawa tetua Raeki untuk temui putra da cucunya!" kata kaisar hitam."Baik, kaisar!" kata tetua Dae. Bersama dengan tetua Raeki, tetua Dae berjalan menuju ruangan bawah tanah markas dari ajaran Ba Ha itu, dan mempertemukan tetua Raeki dengan cucu dan putranya. "Cukup!" kata tetua Dae dan memisahkan keluarga itu. "Baik, mari kita temui kaisar hitam!" kata tetua Raeki.Setelah itu tetua Dae dan tetua Raeki kembali menemui kaisar hitam, dan disambut dengan senyum kemenangan bagi kaisar hitam."Aku sudah katakan, mereka baik-baik saja, tapi itu untuk saat ini. Apakah kau akan bantu kami atau tidak, itu akan memastikan hidup dan mati putramu dan cucumu, tetua Raeki," kata kaisar hitam."Bebaskan mereka, maka aku akan ikuti semua perintanmu!" kata tetua Raeki. "Benarkah itu?""Iya!" jawab tetua Raeki.Kaisar hitam tersenyum, dan ia menatap ke arah gurunya, tetua Song Ru. Dan guru kaisar hitam itu paham apa maksud dari tatapan muridnya itu. "Tetua Dae, bebaskan kedua tahanan k
Setelah mendapat informasi dari organisasi tengkorak hitam, Lin Jiang memutuskan untuk kembali ke kota Guantang.Lin Jiang sangat sadar kalau keadaan bisa saja berubah dengan sangat cepat, dan Lin Jiang tidak ingin keadaan buruk itu terjadi. Jika itu terjadi, bukan hanya istana yang kacau, namun seluruh wilayah kekaisaran Tang juga akan berada dalam kekacauan yang sangat besar."Untuk saat ini aku harus mendahulukan ini dari pada mencari pecahan pedang setan, keadaan ini tidak mungkin aku biarkan!" ucap Lin Jiang.Dengan mengerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, Lin Jiang pun tiba di kota Guantang, dan langsung menuju ke istana. "Aku ingin bertemu dengan kaisar," kata Lin Jiang."Kaisar sangat sibuk, aku yakin kau tahu apa masalah yang terjadi di istana!" "Aku sangat tahu, karena aku berada di saat masalah itu terjadi. Namun ini jauh lebih penting!" kata Lin Jiang."Sepenting itukah?""Iya, ini sangat penting," jawab Lin Jiang.Prajurit itu menatap ke arah Lin Jian
Menteri Jan Put tidak akan pernah lupa bagaimana Lin Jiang memukul dirinya tanpa ada ampunan, yang mana luka itu masih ada hingga saat ini."Jangan banyak bicara, duduk!" kata Lin Jiang dan mendorong bahu menteri Jan Put untuk duduk di kursi."Aku tidak suka dipaksa!" kata menteri Jan Put."Kalau kau tidak ingin dipaksa, jadi bicaralah jika aku bertanya!" kata Lin Jiang."Aku tidak tahu apa-apa!""Aku pun tak tahu apa-apa, namun aku yakin kau tahu tentang ajaran Ba Ha itu!" kata Lin Jiang.Wajah menteri Jan Put kembali pucat saat Lin Jiang mengatakan tentang ajaran Ba Ha, dan Lin Jiang yakin menteri Jan Put tahu tentang ajaran itu. "Sebaiknya kau jujur, apa kau memiliki hubungan dengan ajaran Ba Ha?" tanya Lin Jiang."Tidak!""Jawabanmu kurang meyakinkan," ucap Lin Jiang."Aku katakan dengan jelas, aku tidak memiliki hubungan dengan ajaran Ba Ha!" tegas menteri Jan Put."Hahah, apa kau pikir aku akan percaya. Aku yakin kau memiliki hubungan dengan ajaran itu. Kaisar mengatakan agar k
Tak terasa sudah setengah purnama lamanya Lin Jiang berada di istana, dan secara berangsur-angsur keadaan di istana juga sudah lebih baik. Belasan menteri yang diaudit, beberapa diantara mereka sudah diusir paksa dari istana, dan sebagian masuk ke dalam penjara karena kesalahan mereka. Berbeda dengan menteri Jan Put, dia masih tenang di istana, namun itu karena ia masih dibutuhkan oleh kaisar Yu Tang untuk mengetahui rencana sebenarnya dari ajaran Ba Ha.Tranggggg!!Sebuah suara yang jatuh terdengar di atap menteri Jan Put, dan itu sebuah tanda bagi menteri itu, dan hanya ia yang tahu akan hal itu.Menteri itu berjalan ke belakang kediamannya, dan sebuah bambu jatuh tepat di halaman belakang rumahnya.Menteri Jan Put jumput bambu itu, dan membuka sekalian ia mengeluarkan isinya, yang mana itu adalah sebuah surat yang ditujukan untuknya."Datang ke bukit udang, besok malam!" Itulah isi surat dalam bambu itu, dan itu cukup membuat tubuh menteri Jan Put bergetar."Ini akan awal dari h
Di kegelapan malam, dua tubuh dengan pakaian hitam berjalan di jalanan yang mana keduanya berjalan menuju ke arah hutan, hutan yang masih jauh dari ibu kota."Kenapa kita tidak gunakan kuda, menteri?" tanya Lin Jiang."Tidak boleh, itu salah satu larangan dari kaisar hitam," jawab menteri Jan Put.Keduanya memang tak lain adalah Lin Jiang dan menteri Jan Put. Mereka berjalan ke arah hutan untuk memenuhi undangan pertemuan dengan pemimpin ajaran Ba Ha, kaisar hitam."Apakah bukit udang itu jauh, menteri?" tanya Lin Jiang lagi. "Kita akan sampai tepat saat tengah malam," jawab menteri Jan Put."Cukup jauh, kenapa kita tidak gunakan ilmu meringankan tubuh saja?""Tidak boleh, itu akan membuat mereka dirinya. Lagian aku saat ini masih mencoba untuk bersikap tenang saat bicara dengan kaisar hitam, aku tidak ingin dia tahu kalau aku sudah berkhianat," kata menteri Jan Put.Lin Jiang tidak bicara lagi, dan memilih untuk hanya ikuti langkah menteri Jan Put yang membawa dirinya. Untuk saat i
Pertemuan dengan kaisar hitam telah membuat semuanya jelas, dan Lin Jiang memastikan dirinya untuk tinggal di istana hingga keadaan lebih tenang. Waktu terus berlalu, dan tiga hari menuju bulan purnama, yang mana di ibukota selalu diadakan pesta bulan purnama dengan kembang api yang besar. "Waktu semakin dekat," kata Lin Jiang pada kaisar Yu Tang."Iya, kau benar Lin Jiang, jika waktu penyerangan mereka benar-benar dilakukan di saat pesta bulan purnama, maka kita harus siap-siap," kata kaisar Yu Tang."Iya, Yang Mulia!""Tapi tenang saja, aku sudah tempatkan para panglima di beberapa tempat yang bisa awasi kedatangan mereka!" kata kaisar Yu Tang lagi."Bukan itu yang jadi masalah bagiku, Yang Mulia!""Jadi apa Lin Jiang?""Posisimu, Yang Mulia! Aku tak tahu apakah yang aku lakukan ini benar? Apa aku sungguh harus mendukung dirimu yang jelas-jelas bukan pewaris sah!" jawab Lin Jiang."Karena itulah aku ingin bertemu dengan Du Tang, Lin Jiang. Aku sungguh ingin bicara empat mata denga
Amarah tetua Song Ru langsung memuncak saat tahu kalau Lin Jiang adalah orang yang ikut dalam pertemuan dengan menteri Jan Put."Ku bunuh kau!" teriak tetua Song Ru.Whusssssssss!!Tetua Song Ru melesat cepat, dan ayunkan pukulan yang ia yakini akan membunuh Lin Jiang.Bammmmmmm!!Tinju dia pendekar itu beradu kuat, dan ledakan itu membuat dinding istana retak karena gelombang kekuatan keduanya. Haaaaaaaaaaa!!Lin Jiang menekan tetua Song Ru setelah adu tenaga dalam antara mereka berdua, dan tubuh tetua Song Ru terdorong ke belakang. "Kuat!" kata tetua Song tidak percaya. Du Tang juga yang awalnya yakin kalau satu pukulan sudah cukup untuk membunuh Lin Jiang kaget bukan kepalang, dia tak percaya kalau Lin Jiang mampu menahan serangan gurunya. "Bagaimana mungkin?" kata Du Tang.Tetua Song Ru awasi Lin Jiang, dan menatap tubuh Lin Jiang dari atas sampai ke bawah."Du Tang, guru yang akan mengurus disini, kau ringkus salah kaisar Yu Tang!" kata tetua Song Ru."Tidak akan ada yang ak
Kedua Patriak yang melihat kuda Lin Jiang, memilih untuk mendekati ruangan terbuka dimana anak muda itu berada. "Lin Jiang!" kata Patriak Suhei tak percaya kalau yang berada di dalam ruangan terbuka itu memang adalah Lin Jiang."Patriak!" kata Lin Jiang dan tunjukkan rasa hormatnya pada lelaki itu. "Kenapa kau di sini?" "Aku sedang menunggu kedatanganmu, Patriak!""Kenapa kau tidak langsung masuk ke dalam Sekte?""Hahahaha! Aku bukan orang penting, jadi aku tidak bisa masuk!" jawab Lin Jiang.Wajah Patriak Suhei merah karena kata-kata Lin Jiang, dan itu jelas kata-kata yang cukup menyindir bagi ketua besar Sekte Matahari Emas itu. "Apakah mereka yang melarangmu untuk masuk, Lin Jiang?" tanya Patriak Suhei sambil menunjuk ke arah murid sekte yang berjaga di gerbang masuk. "Mereka hanya melakukan tugasnya, dan bukankah memang seperti itu cara kerja dunia persilatan?" kata Lin Jiang.Patriak Suhei hanya bisa menghal napas, dan pada akhirnya mengajak Lin Jiang untuk masuk ke dalam Se
Patriak Suhei hanya bisa menghela napas yang panjang saat Patriak Wang katakan tujuan dan juga sampaikan alasan dia ke Sekte Matahari Emas itu. "Bagaimana Patriak Suhei? Apakah kau bersedia membantu Sekte Pedang Tunggal?" tanya Patriak Wang."Bagaimana bisa aku menolak keinginan dan permintaanmu itu, Patriak Wang? Yang terjadi di Sekte Pedang Tunggal juga karena diriku! Jika aku tidak egois, mungkin Sekte Pedang Tunggal tidak akan sehancur seperti ini!" kata Patriak Suhei."Jika Patriak Suhei sungguh bersedia membantu, maka aku sungguh sangat berterima kasih!" kata Patriak Wang."Tunggulah beberapa hari di sini! Aku akan memutuskan hal ini, aku akan adakan rapat dengan semua petinggi Sekte ini, dan memastikan kalau akan ada yang akan ke Sekte Pedang Tunggal, termasuk diriku!" kata Patriak Suhei."Baik, aku akan tunggu sampai ada keputusan dari kalian!" kata Patriak Wang."Kalau begitu, ikuti aku! Akan bawa kau menuju kamarmu, dan selama kau berada di sini, murid sekte ini akan melaya
Tiga hari dalam perjalanan, Qiau Yun dan Wan Suhei pun tiba di Sekte Matahari Emas, dan Patriak Wang langsung sambut kepulangan cucunya itu. "Lin Jiang sungguh penuhi janji yang dia katakan padaku!" kata Patriak Suhei."Tidak hanya itu kakek, Lin Jiang juga mengalahkan Ketua Bar Ha!" kata Wan Suhei."Benarkah itu? Sungguh pemuda yang luar biasa!" kata Patriak Suhei."Hhmmm! Seharusnya kita menjalin hubungan yang baik dengan dia, bukannya membuat masalah dengan dia!" kata Tetua Li."Masih ada waktu untuk memperbaiki semua ini, Tetua Li! Aku yakin, kita masih akan bertemu dengan pemuda itu!" kata Patriak Suhei.Saat mereka bicara, salah satu murid datang, dan melaporkan kedatangan seseorang ke Sekte itu, seseorang yang membuat wajah Patriak Suhei tak percaya. "Dia sungguh datang kemari?" kata Patriak Suhei."Iya, Patriak! Dan saat ini dia sudah menunggu di ruangan tunggu!""Aku akan segera temui dia!" kata Patriak Suhei.Patriak dari Sekte Matahari Emas itu buru-buru berjalan, untuk s
Satu hari berlalu, sejak penyerang Mata Iblis ke Sekte Pedang Tunggal, dan itu memang membuat Sekte itu kehilangan banyak anggotanya. Hal itu pastinya juga memberi pengaruh pada Sekte Pedang Tunggal, dan kedudukan mereka di dunia persilatan, pastinya akan jatuh. Mereka yang memiliki posisi tertinggi, dipastikan akan jatuh dan tak lagi memegang posisi di wilayah selatan kekaisaran Tang itu.Hal itu disadari dengan jelas oleh Patriak Wang, namun semuanya telah terjadi, dan dia tak bisa berbuat apa-apa lagi. "Mungkin satu-satunya cara agar Sekte ini bisa tetap bertahan hanya dengan menjalin hubungan baik dengan Sekte Matahari Emas, hanya itu satu-satunya cara!" kata Patriak Wang.Meskipun Patriak Wang sangat marah pada Patriak Suhei, namun ia tak memiliki cara lain, karena jika dia masih tetap bersikap seperti ini, maka Sekte yang dia pimpin itu akan berada di ambang kehancuran."Tidak ada cara lain!" ucap Patriak Wang dengan nada suara yang pelan. ***Sementara itu, Patriak Suhei ya
Pada akhirnya, pertarungan di Sekte Pedang Tunggal benar-benar berakhir, yang mana lebih dari tiga ratus anggota Mata Iblis itu tewas.Tidak hanya anggota mereka, namun ada beberapa Tetua Mata Iblis yang tewas, dan juga ketua dari Mata Iblis cabang selatan itu juga tewas karena dibunuh Lin Jiang.Namun, bukan berarti tidak ada korban dari pihak Sekte Pedang Tunggal, bahkan jumlah korban yang paling banyak berasal dari sekte itu. Hal itu karena, keterlambatan Lin Jiang datang, dan juga karena anggota mata iblis tidak memilih lawan untuk dibunuh. Hampir tiga perempat murid dan anggota Sekte Pedang Tunggal yang tewas, dan yang tersisa dari sekte itu tak kurang dari seratusan murid saja. Kedatangan Qiau Yun dan Wan Suhei tidak banyak membantu, karena memang kemampuan keduanya tidak terlalu kuat, meskipun demikian, kehadiran keduanya bersama Lin Jiang, itu membuat Patriak Wang hargai mereka. "Kalian berasal dari Sekte Matahari Emas, bukan?" kata Patriak Wang."Iya, kami memang berasal
"Harimau Emas!" teriak Lin Jiang.Whusssssssss!!Cahaya kuning emas keluar dari cincin ruang di tangan Lin Jiang, dan cahaya itu merupakan cahaya yang berasal dari pedah harimau emas. Hiatttttt!!Dengan satu ayunan yang cepat, Lin Jiang menebas pedang itu, dan satu serangan balik itu membunuh lima tetua Mata Iblis cabang selatan, dan tewas dengan tubuh yang terpotong jadi dua. Huppppp!!Dan setelah itu, Lin Jiang melompat, dan melesat memburu Ketua Bar Ha yang sudah meninggalkan Sekte Pedang Tunggal, untuk kabur karena sadar akan kemampuan Lin Jiang."Kau tidak akan bisa kemana-mana, ketua Bar Ha!" kata Lin Jiang setelah Lin Jiang memotong jalan Ketua Bar Ha."Tidak mungkin!" kata Ketua Bar Ha.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu sudah kerahkan ilmu meringankan tubuh terbaik yang ia miliki, hanya untuk kabur dari Sekte Pedang Tunggal, namun nyatanya Lin Jiang mampu mengejar dirinya. "Bukankah sudah aku katakan, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, maka kau akan mati!" kata
"Tidak! Ini tidak mungkin! Tidak ada pendekar semuda dia yang mencapai tingkatan itu!" kata Ketua Bar Ha tak percaya akan kemampuan Lin Jiang.Ketua Bar Ha bahkan sampai menjambak rambutnya yang karena tak percaya akan kemampuan Lin Jiang."Seperti kataku tadi, saat aku tunjukkan kemampuan yang aku miliki, saat itu pula kau akan mati!" kata Lin Jiang. "Tidak! Ini tidak benar!" kata Ketua Bar.Ketua Mata Iblis cabang selatan itu awalnya menduga kalau semuanya akan mudah. Apa lagi saat Patriak Suhei sudah tidak ada di kota Wutang, maka sudah tidak akan ada yang bisa melawan dirinya, namun nyatanya ada satu pemuda yang memiliki kekuatan seperti monster dan ia tak mungkin memiliki kesempatan untuk menang melawan monster itu. "Tetua Ma! Bantu aku!" teriak Ketua Bar Ha.Tetua Ma yang bertarung dengan beberapa guru Sekte Pedang Tunggal kaget karena teriakan dari ketua Bar Ha.Haaaaaaaaaaa!!Tetua Ma melepaskan tenaga dalamnya, dan setelah itu melesat ke arah Ketua Bar Ha."Siapa yang memb
Ketua Bar Ha memandang sinis pada Lin Jiang, bahkan tatapan ketua cabang selatan Mata Iblis itu jelas merendahkan kemampuan Lin Jiang."Bocah, jangan sia-siakan kekuatan yang kau miliki dengan melawanku, sebaiknya kau bunuh diri saja! Karena jika aku yang membunuhmu, maka kau pasti akan mati dengan cara yang paling menyakitkan!" kata Ketua Bar Ha."Hahaha! Semenyakitkan apa mati di tanganmu?" kata Lin Jiang masih dengan sangat tenang. "Kalau begitu, aku akan tunjukkan padamu!"Hiatttttt!!Ketua Bar Ha maju dengan cepat, dan arahkan satu pukulan kuat, bak sebuah pukulan godam ke kepala Lin Jiang."Aku tahan!" teriak Lin Jiang.Bammmmmmm!!Pukulan keduanya beradu kuat, dan Ketua Bar Ha sungguh kaget karena Lin Jiang mampu bertahan dari serangan dia lepaskan. "Menarik! Sangat menarik! Aku tak menyangka di usia muda kau sudah mencapai pendekar surgawi!" kata Ketua Bar Ha."Benarkah kau tertarik?" kata Lin Jiang.Ketua Bar Ha masih tersenyum karena ia masih yakin kalau Lin Jiang tidak mu
"Ayo cepatlah, keadaan di kota Wirang sepertinya sangat buruk!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei yang berjalan di dekatnya. "Aap maksudmu, tuan Lin Jiang?" tanya Wan Suhei."Tidak usah banyak tanya! Percepat langkah kakimu!" kata Lin Jiang.Wan Suhei tidak memiliki pilihan, dan ikuti langkah cepat Lin Jiang untuk secepatnya tiba di kota Wutang.Hingga saat siang hari, barulah mereka tiba di kota Wutang, dan Lin Jiang merasakan firasat yang buruk karna hal itu. Asap terlihat membumbung tinggi dari tengah kota itu, dan itu yang membuat Lin Jiang merasa kalau sudah terjadi pertarungan, dan itu yang tak diinginkan oleh Lin Jiang."Cepatlah!" kata Lin Jiang pada Wan Suhei.Lin Jiang membawa pemuda itu ke rumah makan, dan segera temui Qiau Yun. "Tuan muda Suhei!" kata Qiau Yun sambut kedatangan kedua orang itu. "Tidak ada waktu lagi, kalian tetap di sini! Aku ada urusan!" kata Lin Jiang.Namun, tangan Qiau Yun menangkap pergelangan tangan Lin Jiang, dan itu menahan gerakan anak muda itu.